Jum'at, 14 September 2012 14:18 wib wib
YOGYAKARTA - Tujuh penjahat yang dikenal sadis dalam beraksi, berhasil diamankan petugas Polda DIY. Mereka mengincar gedung maupun instansi pemerintah swasta.
"Empat dari tujuh tersangka terpaksa dilumpuhkan karena pada saat penangkapan melawan dan ada yang berusaha kabur," tegas Kapolda DIY, Brigjen Pol Sabar Rahardjo, dalam keterangan pers, Jumat (14/9/2012).
Empat pelaku yang ditembak ialah DR alias Ujang, UG alias Iwan, KSN alias Catur, dan AN alias Pitik. Sedangkan tiga lainnya adalah MC alias Amir, YL alias Ucuk, dan RT alias Rus.
"Mereka semua bukan orang Yogyakarta, tinggalnya juga tidak di Yogya. Ada orang Sukabumi, Pandegelang, Banten, Jakarta, dan Sumatera," imbuh Direktur Reserse Kriminan Umum, Kombes Pol Kris Erlangga.
Polisi masih mengembangkan kasus ini. Sebab, dari keterangan tujuh tersangka, masih banyak orang yang terlibat dalam komplotan tersebut.
"Mereka memiliki peran masing-masing. Tersangka KSN alias Catur sebagai penggambar sekaligus kapten dan eksekutor. AN alias Pitik sebagai penyedia alat dan kendaraan sekaligus sebagai sopir. Sedangkan lainnya menjadi eksekutor," jelasnya.
Di Yogyakarta, mereka melakukan kejahatan di enam lokasi. Sedangkan di wilayah lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan, Bangka Belitung, dan Bali, masih dikembangkan polisi.
Enam lokasi di Yogyakarta itu di antaranya Kantor Disnakertrans di Depok dengan kerugian Rp15 juta, kantor PT Askes Kotagede dengan kerugian Rp8.5 juta, UMY Kasihan Bantun dengan kerugian Rp133 Juta, kantor ATK Sewon Bantul dengan kerugian Rp350 juta, Kantor BBPPKS Kalasan dengan kerugian Rp81 juta, dan Padang Golf Cangkringan dengan kerugian Rp6 juta.
Barang bukti yang berhasil diamankan berupa satu unit mobil Avanza bernopol F 1526 UI, lima parang, dua golok, satu celurit, satu brankas kecil, satu borgol, satu gunting besi, empat obeng besar, empat linggis besar, empat linggis kecil, dua lakban hitam, dua gulung rafia besar, 10 handphone berbagai merk, uang Rp638 ribu, dan tali pramuka.
"Mereka selalu menyekap satpam atau petugas jaga malam jika dalam aksinya. Modusnya berpura-pura menanyakan sesuatu, tetapi langsung menodongkan senjata tajam," jelas Kris.
(ris)"Empat dari tujuh tersangka terpaksa dilumpuhkan karena pada saat penangkapan melawan dan ada yang berusaha kabur," tegas Kapolda DIY, Brigjen Pol Sabar Rahardjo, dalam keterangan pers, Jumat (14/9/2012).
Empat pelaku yang ditembak ialah DR alias Ujang, UG alias Iwan, KSN alias Catur, dan AN alias Pitik. Sedangkan tiga lainnya adalah MC alias Amir, YL alias Ucuk, dan RT alias Rus.
"Mereka semua bukan orang Yogyakarta, tinggalnya juga tidak di Yogya. Ada orang Sukabumi, Pandegelang, Banten, Jakarta, dan Sumatera," imbuh Direktur Reserse Kriminan Umum, Kombes Pol Kris Erlangga.
Polisi masih mengembangkan kasus ini. Sebab, dari keterangan tujuh tersangka, masih banyak orang yang terlibat dalam komplotan tersebut.
"Mereka memiliki peran masing-masing. Tersangka KSN alias Catur sebagai penggambar sekaligus kapten dan eksekutor. AN alias Pitik sebagai penyedia alat dan kendaraan sekaligus sebagai sopir. Sedangkan lainnya menjadi eksekutor," jelasnya.
Di Yogyakarta, mereka melakukan kejahatan di enam lokasi. Sedangkan di wilayah lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan, Bangka Belitung, dan Bali, masih dikembangkan polisi.
Enam lokasi di Yogyakarta itu di antaranya Kantor Disnakertrans di Depok dengan kerugian Rp15 juta, kantor PT Askes Kotagede dengan kerugian Rp8.5 juta, UMY Kasihan Bantun dengan kerugian Rp133 Juta, kantor ATK Sewon Bantul dengan kerugian Rp350 juta, Kantor BBPPKS Kalasan dengan kerugian Rp81 juta, dan Padang Golf Cangkringan dengan kerugian Rp6 juta.
Barang bukti yang berhasil diamankan berupa satu unit mobil Avanza bernopol F 1526 UI, lima parang, dua golok, satu celurit, satu brankas kecil, satu borgol, satu gunting besi, empat obeng besar, empat linggis besar, empat linggis kecil, dua lakban hitam, dua gulung rafia besar, 10 handphone berbagai merk, uang Rp638 ribu, dan tali pramuka.
"Mereka selalu menyekap satpam atau petugas jaga malam jika dalam aksinya. Modusnya berpura-pura menanyakan sesuatu, tetapi langsung menodongkan senjata tajam," jelas Kris.
http://jogja.okezone.com/read/2012/09/14/510/689889/penjahat-spesialis-pembobol-gedung-ditembak-polisi?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
No comments:
Post a Comment