Friday, 10 May 2013

Amnesty: Selidiki Tewasnya Aktivis Papua Merdeka


Amnesty Internasinal mendesak Indonesia menyelidiki kematian tiga aktivis Papua merdeka yang ditembak mati saat menggelar protes 50 tahun kontrol Indonesia atas wilayah bergolak itu.
Dua laki-laki terbunuh pekan lalu dalam sebuah demonstrasi anti pemerintah di Sorong, sebelah barat Papua, dan seorang perempuan mati di rumah sakit pada Selasa lalu akibat luka tembakan, demikian menurut saksi dari organisasi hak asasi manusia Amnesty Internasional.
Mereka yang ada di lokasi mengatakan bahwa kepolisian Indonesia melepaskan tembakan ke arah demonstrasi damai. Tapi, polisi membantah telah menembak para aktivis dan mengatakan bahwa mereka hanya menembakkan senjata di atas kepala para demonstran sebagai pembalasan karena diserang.
Demonstrasi Damai
Otoritas Indonesia harus melakukan penyelidikan yang komprehensif dan independen atas tuduhan penggunaan senjata api yang tidak perlu yang dilakukan pasukan keamanan dalam aksi protes tersebut,“ kata Isabelle Arradon, wakil direktur Amnesty untuk kawasan Asia-Pasifik.
“Kegagalan mengambil langkah akan mengirimkan pesan bahwa pasukan keamanan di Papua beroperasi di atas hukum,“ demikian dia menambahkan dalam pernyataan tersebut. Kepala HAM PBB Navi Pillay juga mengungkapkan keprihatinan atas kematian tersebut.
Penembakan itu terjadi pada 30 April, saat para demonstran berkumpul menandai 50 tahun Papua berada di bawah wilayah Indonesia. Isak Klaibin, saudara laki-laki dari korban perempuan bernama Salomina Klaibin, 37 tahun, yang juga ada lokasi demonstrasi, mengatakan bahwa para pemrotes sedang berkumpul dengan damai saat polisi mulai melepaskan tembakan.
Ia menambahkan, aksi protes itu ”tidak akan menaikkan bendera Papua Merdeka, maupun pembacaan dokumen gerakan“. Ia bercerita lebih lanjut, “Tapi saat kami berkumpul, kami terkejut karena tiba-tiba terdengar bunyi senjata.” Abner Malagawak, 22 tahun dan Thomas Blesia, 28 tahun, tewas di tempat.
Bantahan Polisi
Tapi, juru bicara kepolisian Papua Gede Sumerta Jaya membantah bahwa polisi telah menembak para aktivis, sambil mengatakan, “Tembakan itu diarahkan ke atas, dan itu adalah upaya bela diri karena (kami-red) diserang.”
Jaya mengatakan bahwa Salomina Klaibin adalah seorang Letnan di Organisasi Papua Merdeka OPM, dan saudara laki-lakinya adalah anggota gerakan separatis. Ia mengatakan bahwa polisi menyita senapan dan amunisi dari lokasi demonstrasi.
ab/ml (afp/dpa/ap)

http://www.dw.de/amnesty-selidiki-tewasnya-aktivis-papua-merdeka/a-16802772

No comments:

Post a Comment