- Penulis :
- Sabrina Asril
- Senin, 10 Juni 2013 | 18:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta publik untuk tidak menghakimi aksi pemberantasan terorisme yang dilakukan Tim Densus 88 Antiteror. Ketua BNPT Ansyaad Mbai menilai aksi itu seharusnya didukung semua lapisan masyarakat.
"Sekarang semua kelompok teroris tujuan mau buat negara, mengubah konstitusi. Sekarang bangsa kita maunya gimana? Mau diapain orang-orang seperti ini?" ujar Ansyaad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Ansyaad meminta agar langkah Densus dicermati terlebih dulu. Saat menangkap teroris, Ansyaad menjelaskan hal ini bukan berarti mengindikasikan semakin banyak kelompok teroris yang ada di Indonesia. "Sama seperti dokter dan orang sakit. Jadi bukan berarti kita tangkap teroris, jadi kesannya kok semakin banyak," ucap Ansyaad.
Lebih lanjut, Ansyaad juga menyoroti aksi bom bunuh diri di Mapolsek Poso, Sulawesi Tengah. Ansyaad mengaku bersyukur aksi teror ini tak menimbulkan korban sipil lain. "Bomnya cuman bikin mati sendiri, biarin aja. Satu teroris mati ya syukurin aja," kata Ansyaad.
Sebelumnya, tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris Fatih alias Umar Farouk (25) di Makassar, Sulawesi Selatan dan Mus'ab alias Amir alias Umar alias Madinah (27) di Poso, Sulawesi Tengah. Keduanya diduga terkait aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso beberapa waktu lalu.
BNPT mensinyalir bahwa kedua terduga teroris itu terkait dengan jaringan Santoso dan Autatrawa. Santoso dan Autatrawa merupakan otak kelompok teroris yang pernah berlatih di Filipina. Keduanya kemudian membentuk jaringan teror di Poso.
http://nasional.kompas.com/read/2013/06/10/18303420/BNPT.Satu.Teroris.Mati..ya.Kita.Syukuri
No comments:
Post a Comment