Thursday, 25 April 2013

“Kenapa Anakku Harus Ditembak Mati?”

PIHAK keluarga dan kerabat masih tidak menyangka Ramadhan Poda Ke suma, 26, alias R tewas di tem - bak dan dituduh sebagai bandar narkoba. Kesedihan keluarga ma - kin mendalam karena sampai sore tadi belum mendapatkan kon fir - masi dari pihak kepolisian.

“Kenapa anakku harus di tembak mati? Saya yakin dia bukan gem bong narkoba seperti yang di tuduh kan. Kalau masih diduga, ke napa anakku harus ditembak mati?.” kata Suprapti, 57, ibu korban sambil me nangis kepada KORAN SINDO MEDAN, Rabu (24/4). Suprapti yang tak kuasa menahan tangis sampai membuat ma tanya bengkak. Dia me yakin kan anaknya bukanlah gembong narkoba seperti yang di tuduhkan polisi.

Apalagi anaknya yang masih status mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), masih tergolong anak yang manja. “Dia anak manja, keluarga dan teman-temannya tahu. Dia masih minta uang jajan sama saya. Asal saya suruh pulang melalui pesan singkat, dia langsung pulang,” kenang Suprapti. Dia mengingat kenangan terakhir tentang anaknya itu.

Pada Selasa (23/4) sekitar pukul 9.00 WIB, anaknya minta dibuatkan sarapan lontong. “Seusai sarapan lontong dia permisi karena harus bekerja dapat proyek dari abangnya. Baru kali ini dia bekerja, maksud kami mengajari dia supaya mandiri,” tuturnya Suprapti. Cecep, abang kandung korban, membenarkan bahwa dirinya sengaja memberi proyek pengerjaan kaca bangunan kepada adiknya agar bisa mandiri.

Selama ini adiknya dikenal manja dan masih bergantung pada keluarga. Sementara itu, Sulaiman, 56, mengakui dirinya bersama R berangkat mengerjakan proyek pengerjaan kaca dan meubel di salah satu perusahaan yang terletak di Jalan Bunga Raya Kecamatan Medan Sunggal. Sementara itu, Vensi Ruri Aritonang, 25, kekasih R, terlihat angat shockdan tak kuasa menahan kesedihan mengetahui kabar pujaan hati tewas ditembak.

Vensi mengaku terakhir kontak dengan kekasihnya melalui Blackberry Messanger (BBM). “Kami sudah janjian mau nonton bioskop. Kami saling memberi kabar lewat BBM sejak siang sekitar pukul 12.00 WIB. Saya yang juga bekerja minta jemput di kantor untuk pergi bareng nonton. Dia bilang sedang bekerja jadi belum bisa jemput. Setelah pukul 14.00 lewat saya BBM lagi tidak dapat tanggapan,” ujar Vensi.

Vensi yang terlihat matanya membengkak dan tidak sanggup berjalan karena shock menambahkan, dirinya sangat tidak yakin kekasihnya adalah bagian dari gembong narkoba seperti yang dituduhkan. “Saya kenal betul sama dia, tak mungkin dia bisnis narkoba,” tegasnya. Pihak keluarga mencurigai bahwa tewasnya R adalah permainan. Korban sengaja dijebak dan dituduh sebagai gembong narkoba.

Pihak keluarga yang harus membayar Rp1.190.000 saat membawa jenazah dari Rumah Sakit Bhayangkara menjelaskan bahwa ada bekas luka di pergelengan tangan korban yang diduga bekas borgol. “Begitu saya lihat almarhum, saya lihat sekujur badannya. Ada tiga bekas tembak di badannya. Tapi yang saya pikirkan sampai sekarang, ada bekas borgol di bekas tangannya.

Berarti adeksaya sudah disergap dan diborgol, tapi kenapa kalau sudah diborgol harus ditembak mati juga?” kata Cecep. Sementara itu, Selly Satria Aprianto, 26, yang juga tewas ditembak pada penggerebekan tim Direktorat IV Narkoba Badan Reserse Kriminal Mabes Polri di Komplek Bukit Hijau Regency No 66, Kecamatan Medan Selayang, membuat keluarga dan rekannya tak percaya. Melihat jasad pria yang akrab disapa Kiki itu, mereka seakan mimpi di siang bolong.

Lelaki yang dikenal supel itu sudah terbujur kaku dalam balutan kain kafan di rumah duka Jalan Banten Lingkungan 2, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, Rabu (24/4). Oleh rekan-rekannya, Kiki dikenal bukanlah perokok aktif, terlebih pemadat. Hal itu membuat mereka sulit percaya, jika Kiki terlibat dalam jaringan pengedar narkotika internasional.

Tragisnya Kiki tewas ditembak sebanyak tujuh kali. Diyakini Kiki ditembak dari arah belakang di bagian leher, perut bagian samping, dan punggung. Kiki diketahui baru menikah Desember lalu. Dia mempersunting istrinya, Eka, yang dikenal sejak duduk di bangku SMA Amir Hamzah Medan. 

FAUZI ABDULLAH
Medan  


http://www.koran-sindo.com/node/310828

No comments:

Post a Comment