Sunday, 21 April 2013

Dua Perampok Ditembak Mati



Petugas merapikan barang bukti alat-alat yang dipergunakan 10 pelaku perampokan dalam gelar perkara di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, kemarin. Dua perampok tewas ditembak petugas ketika dilakukan pengembangan di Pondok Gede, Kota Bekasi.

JAKARTA – Empat dari 10 pelaku perampokan antarprovinsi ditembak petugas Polda Metro Jaya kemarin. Dua pelaku Andrianus dan Nazar pimpinan kelompok ini tewas ditembak petugas karena melakukan perlawanan.

Selain dua pelaku yang ditembak mati, petugas juga menembak kaki Sapri dan Zaenuri yang berupaya kabur saat akan ditangkap. Enam pelaku lainnya yakni Rudi Hidayat, Abdul Rahman Zubir, Andika, Edi Jon, Arifin, dan Dulman dengan mudah diringkus petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

“Pelaku yang ditembak mati merupakan pimpinan kelompok perampok yang telah beraksi sejak 2011. Mereka merekrut anggotanya saat menjalani penahanan di lembaga pemasyarakat (lapas),” ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno kemarin. Andrianus dan Nazar merupakan residivis kasus serupa yang sempat menjalani penahanan di Lapas Cirebon, Jawa Barat dan Lapas Salemba, Jakarta Pusat. Penangkapan terhadap komplotan perampok ini bermula dari penyidikan petugas terkait kasus perampokan di Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi, pada 15 April lalu dengan kerugian Rp38 juta.

Setelah dilakukan penyelidikan, diperoleh informasi bahwa pelaku perampokan ialah komplotan Andrianus dan Nazar. Tak itu saja, petugas juga mendapatkan informasi bahwa komplotan ini hendak menjalankan aksinya di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (18/4) lalu. Tak menunggu lama, petugas pun menangkap para pelaku saat beraksi di Sawah Besar. Menurut Putut, setelah penangkapan itu petugas membawa para pelaku untuk pengembangan dan penangkapan dua pelaku lain berinisial KAR dan DUT di Pondok Gede, Kota Bekasi, yang kini masih dalam pengejaran.

Namun, ketika diminta menunjukkan lokasi persembunyian dua pelaku itu, Andrianus, Nazar, Sapri, dan Zaenuri justru melawan dan berupaya melarikan diri. Tindakan tegas pun dilakukan petugas, Sapri dan Zaenuri ditembak pada bagian kaki. Adapun pimpinan kelompok ini ditembak petugas di bagian tubuh. Keduanya tewas saat dalam perjalanan menuju RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. “Komplotan ini telah beraksi belasan kali di Jakarta dan kotakota di Jawa Barat. Mereka terkenal sadis dan selalu mempersenjatai diri menggunakan pistol jenis FN,” ujar Putut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Toni Harmanto menambahkan, berdasarkan keterangan para pelaku yang kini menjalani penahanan di Polda Metro Jaya diketahui, setelah beraksi di Jatisampurna, sehari kemudian mereka beraksi di gudang beras di Cianjur, Jawa Barat, dengan kerugian jutaan rupiah. Catatan polisi, komplotan inilah yang beraksi di sebuah SMA di Jakarta Selatan, November 2012. Toni menuturkan, komplotan ini sangat ahli dalam membobol brankas dan selalu beraksi dengan sasaran pabrik, minimarket, gudang, dan sekolah.

Dalam beraksi mereka terlebih dahulu mempelajari situasi tempat yang akan disasarnya selama beberapa hari. Setelah itu mereka beraksi dengan menggunting gembok pagar, menodongkan pistol, dan mengikat korbannya. “Komplotan ini sangat matang dalam beraksi. Mereka memantau terlebih dahulu selama beberapa hari. Setiap pelaku pun telah memiliki peran masing-masing,” tutur Toni Harmanto. Sejumlah barang bukti berupa dua unit mobil, dua pucuk senjata api jenis FN, satu jenis senjata api jenis CIS, linggis, obeng, gunting besar, serta kamera CCTV telah disita penyidik.

Delapan pelaku yang ditahan saat ini akan dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara dan Pasal 1 Undang-Undang Darurat No 12/1951 dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. helmi syarif
Senin 22 April 2013
http://m.koran-sindo.com/node/309510

No comments:

Post a Comment