Monday, 25 March 2013

10 Warga Palas Ditembak Polisi


PADANGLAWAS– Sepuluh warga Desa Aek Buaton, Kecamatan Aeknabara Barumun, Kabupaten Padanglawas, terluka setelah ditembak oleh aparat Polsek Binanga, Sabtu (23/3). Sementara empat polisi juga turut terluka karena diserang warga. 

Para korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Gunung Tua. Namun karena kondisinya yang cukup parah dan tidak bisa ditangani petugas rumah sakit tersebut, sembilan warga dirujuk ke RSUD Padangsidimpuan. Seorang di antaranya, Kahar,54, masih kritis karena peluru yang bersarang di dadanya. Seorang korban lainnya, Murni Siregar,52, dirujuk ke rumah sakit di Kota Medan karena luka tembak di tangan dan rusuk kirinya. 

Penembakan ini dilakukan setelah ratusan warga dari empat desa di Kecamatan Aeknabara Barumun mendatangi Kantor Polsek Binanga dengan membawa parang, kayu, dan batu. Mereka menuntut pembebasan tiga warga desa setempat yang ditahan dini hari kemarin, tanpa alasan jelas. 
Kapolsek Binanga AKP H Sahnur Siregar mengatakan, warga menyerang Kantor Polsek Binanga sekitar pukul 07.00 WIB kemarin. Ratusan warga bersenjata tajam dan batu datang dengan mengendarai mobil L 300 dan 39 sepeda motor. “Ratusan warga memenuhi halaman polsek sambil berteriak-teriak membuat keributan,” katanya kepada KORAN SINDO MEDAN, kemarin. 

Sahnur yang kebetulan berada di rumah dinas, lalu keluar menemui massa. Permintaan itu tidak bisa dituruti Sahnur karena penangkapan ketiga warga dilakukan petugas Polres Palas. Tidak terima, massa memaksa sembari melempari Kantor Polsek Binanga dan memukuli Sahnur. Bahkan, dia mengaku sempat diseret-seret hingga ke badan jalan. 

Aksi ini membuat personel polisi yang sudah siaga melepaskan tembakan ke udara. Tembakan ini malah membuat massa semakin berani dan anarkis melempari petugas kepolisian dan Kantor Polsek Binanga hingga sejumlah polisi terluka, sementara ruangan dan kaca hancur berantakan. Petugas pun kembali melepaskan tembakan untuk mengingatkan warga. 
Sementara salah seorang korban penembakan, Hualah Pulungan,18, yang ditemui di RSUD Padangsidimpuan mengatakan, warga sebenarnya tidak ingin bentrok dengan polisi. Namun, karena polisi lebih dulu menyerang mereka dengan langsung menembak warga saat baru sampai di depan Kantor Polsek Binanga, warga pun berusaha melindungi diri. 

“Kalau orang itu tidak menyerang dan menembak kami, kami juga tidak akan menyerang mereka. Tapi mereka terlebih dahulu menembak dan kami terpaksa melindungi diri kami,” ujar pria yang mengalami luka tembak di paha kirinya ini. 

Di tempat terpisah, Kepala Desa Aek Buaton Hosni Mubarak Nasution yang dikonfirmasi KORAN SINDO MEDAN menuturkan, ratusan massa yang mendatangi Polsek Binanga berasal dari empat desa yaitu, Aek Buaton, Hutabargot, Sidongdong dan Batu Dundung. Warga bergabung untuk mendesak polisi melepaskan tiga rekan mereka yang ditangkap dini hari kemarin yakni, Banua,43; Zul Abdi Nasution,26, dan Tongku Nasution,19. 

”Ketiganya ditangkap pukul 04.00 WIB ketika sedang duduk-duduk di warung. Tak jelas mengapa mereka ditangkap. Makanya warga mendesak agar mereka dibebaskan,” ungkap Hosni. Hosni mengaku tidak mengetahui pasti penyebab bentrokan antara polisi dan warga keempat desa karena tidak melihat awal terjadinya peristiwa itu. 

Namun dia mengaku, saat ini warga berselisih dengan oknum anggota DPRD berinisial AH, berawal dari sengketa lahan seluas 5.500 hektare (ha) yang diklaim warga sebagai tanah adat. Sejak tahun 1996, areal ini dikuasai oleh AH. Bahkan, 1.000 ha di antaranya sudah dilego ke perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). 

“Jadi yang dikuasai oknum itu ada 250 ha dan yang lainnya dikuasai oleh HH, salah seorang pengusaha lokal. Tapi, warga tetap menggarap lahan tersebut dan sejak itulah perselisihan kerap terjadi. Tapi tidak ada sa-lahnya kalau warga juga menggarap karena itu tanah adat. Siapa saja boleh menguasainya,” ujarnya. 

Soal penangkapan ketiga warga desa oleh kepolisian setempat, Hosni tidak tahu apakah terkait dengan kasus itu. “Saya sendiri bingung mengapa mereka ditahan. Kalau ada pesanan dalam kasus ini, saya tidak mengerti,” ujarnya. 

Dia memaparkan, dari data yang dikumpulkannya, ada sepuluh warga yang terluka karena terkena tembakan polisi. Dua di antaranya ibu rumah tangga yang mencari keadilan karena menilai ketiga warga desa ditangkap dan ditahan tanpa alasan yang jelas. “Semuanya ditembak di halaman Kantor Polsek,” kata Hosni. 

Sementara itu, delapan warga lainnya ditangkap ketika kepolisian melakukan penyisiran dibantu petugas dari Kepolisian Resor (Polres) Tapanuli Selatan (Tapsel). Warga tersebut yakni, Ridho Nasution,63, warga Desa Aek Buaton; Saunan, warga Desa Batu Sundung; Ahmad Za-juli, 28, warga Desa Aek Buaton; Mangaraja, 65, warga Desa Aek Buaton; Maradoli,45, warga Desa Aek Buaton; Pamdina, Desa Aek Buaton; Masdah,40, warga Aek Buaton, dan sopir Hosni sendiri bernama Armadi, warga Desa Sibontar. “Saya kecewa karena seusai bentrokan, saya sempat diperiksa saat mobil saya melintas di depan Kantor Polsek Binanga. Sementara sopir saya, Armadi, ditahan polisi,” tuturnya. 

Kondisi Korban Memprihatinkan 


Sementara berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN di RSUD Kota Padangsidimpuan, kondisi warga Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padanglawas, yang menjadi korban penembakan polisi, masih memprihatinkan. Bagian badan warga yang terkena tembakan berbeda-beda, ada yang di dada, punggung, tangan, paha, kaki, dan ada yang terkena pukulan senjata di kepala. 

Salah seorang korban, Tengku Kahar Barunggam Harahap, tampak terbaring lemas di ruang Tulip II rumah sakit karena peluru yang bersarang di dadanya belum berhasil dikeluarkan. Istri korban, Piaguna, yang tengah menjenguk suaminya mengaku kejadian itu membuatnya trauma. Apalagi, perempuan itu menyaksikan sendiri suaminya tersungkur ke tanah setelah ditembak polisi ketika menuntut pembebasan tiga warga yang ditangkap. 

“Kami datang ke Polsek Binanga untuk menuntut agar polisi membebaskan warga desa yang ditahan. Soalnya penangkapan itu sepihak dan tidak jelas permasalahannya,” kata Piaguna. palapa harahap, zia ul haq nasution 

http://www.koran-sindo.com/node/301991

No comments:

Post a Comment