"Modusnya adalah korban tidak akan dilepas sebelum barang jarahan dijual ke penadahnya," kata Iptu Solikhin Ferry.
Kanit Jatanum Polrestabes Surabaya itu mengatakan, dalam laporan kasusnya, korban yang biasanya sopir truk tidak langsung dibuang. Minimal korban dibuang satu hari setelah kejadian. Itu dilakukan agar korban tak langsung melapor polisi sebelum barang jarahan terjual.
"Jika modusnya seperti itu diduga penadahanya ya itu itu saja," tambah Ferry.
Jika penadahnya orang yang sama, duga Ferry, maka bisa saja truk yang dicuri adalah pesanan dari sang penadah. Truk itu biasanya sudah digambar sebelum dibajak.
"Dari 3 pelaku yang ditembak mati, kami menduga Tajudin adalah otaknya," terka Ferry.
Dugaan Ferry sangat beralasan karena Tajudin merupakan seorang residivis yang pernah ditangkap 2 kali oleh Polda Jatim dan masing-masing sekali oleh Polres Mojokerto dan Jombang.
Ferry menerangkan, selain di tol, komplotan tersebut juga beraksi di jalan-jalan bebas hambatan seperti di bypass. Dalam beraksi, mereka biasanya menerapkan sistem cabutan yang berarti mereka mengambil anggota dari kelompok lain yang mau ikut beraksi.
"Dari plat nopol yang teridentifikasi, kami mengerucut pada 2 mobil. Kami agak susah mengidentifikasinya karena huruf bagian belakang pada plat nopol itu tak teridentifikasi," tandas Ferry.
Seperti diberitakan sebelumnya, 3 pelaku bajing loncat (balon) dikirim ke akhirat oleh polisi. 3 balon tersebut tewas ditembak saat melakukan pembajakan truk di tol Perak - Waru km 13.
3 Balon tersebut adalah Judin (53), warga Kedungsari, Kesamben, Jombang; Fuad Dedy Setiawan (27), warga Kedundun, Magersari, Mojokerto dan Sunarto (38), warga Tanah Tinggi, Tangerang.
(iwd/iwd)
http://surabaya.detik.com/read/2013/01/07/161611/2135306/466/polisi-duga-aksi-bajing-loncat-adalah-pesanan-penadah
No comments:
Post a Comment