BENGKULU - Sementara itu, lokasi penembakan
terhadap 6 tersangka yang menurut polisi melibatkan Kasat Reskrim Novel
Baswedan yang kala itu masih berpangkat Iptu bersama anak buahnya, ternyata
memang sering dijadikan polisi sebagai tempat interogasi dan eksekusi
penembakan terhadap penjahat yang ditangkap.
Lokasinya terletak di kawasan
pantai pasir putih atau Pantai Panjang ujung. Jika memasukki kawasan ini di
gerbang pintu masuk terdapat gapura dengan tulisan "Selamat Datang di
Taman Wisata Alam Pantai Panjang Bengkulu" yang menandakan tempat tersebut
merupakan salah satu objek wisata indah yang berada di tengah-tengah Kota
Bengkulu.
Kawasan ini termasuk dalam
Taman Wisata Alam (TWA) yang dilindungi hukum berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor 420/ Kpts II/ 1999 tanggal 15 Juni 1999
tentang Penunjukkan Langsung Kawasan di Provinsi Bengkulu.
Selain itu, informasi yang
berhasil diperoleh RB, di lokasi tersebut juga sering dijadikan tempat mesum,
selain tempat penembakan terhadap para tersangka yang sudah ditangkap pihak
kepolisian.
Salah seorang warga Lempuing,
Hi mengaku secara tidak sengaja pernah melihat orang-orang ramai di pinggir
pantai. Beberapa orang tersebut memegang pistol, dan beberapa orang lagi
disuruh jongkok oleh orang yang memegang senjata api tersebut. "Saat saya
pulang mancing kebetulan melihat orang ramai. Setelah saya dekati langsung
disuruh pergi. Kejadiannya sudah cukup lama," kata Hi.
Namun dipastikan Hi, kejadian
yang dilihatnya itu bukan saat dilakukan oleh Iptu Novel dan anak buahnya kala
itu. Sebab, peristiwa itu dilihatnya sekitar dalam setahun belakangan ini.
Diungkapkan Hi, aksi penembakan tersebut memang sudah tidak asing lagi bagi
warga yang biasa beraktivitas pada malam hari di sekitar lokasi itu khusunya
bagi warga yang sering mancing di sekitar muara.
"Biasanya penembakan
terjadi di pinggir pantai atau di bawah pohon, karena kalau di dekat muara
banyak yang mancing," ungkap Hi saat ditemui RB tengah memancing di lokasi
tersebut.
Sementara itu, mantan Ketua RW
1 Kelurahan Lempuing yang saat ini menjabat sebagai Ketua Adat Kelurahan
Lempuing mengatakan, saat dirinya menjabat sebagai Ketua RW 1 ia tidak pernah
mengetahui jika hutan wisata yang di bawah pengawasan langsung Badan Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) tersebut sering menjadi tempat penembakan para tersangka
yang ditangkap polisi.
Menurutnya, masyarakat sekitar
pun tidak pernah melaporkan hal tersebut. "Jika kasus mesum sering melapor
karena minta diselesaikan," terang Syamsul saat ditemui di
kediamannya, kemarin (7/10).
Menariknya, seorang warga
Lempuing yang enggan menyebutkan namanya mengaku terus menyaksikan pemberitaan
baik media lokal maupun media nasional yang memberitakan Polri Vs Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, ia
mengenal Kompol Novel Baswedan karena saat bertugas menjadi Kasat Reskrim
Polres Bengkulu, seorang anaknya yang anggota polisi pernah menjadi anak buah
dari Kompol Novel Baswedan. "Dia (Novel, red) memang baik, dia juga alim
dan akrab dengan bawahan, selain itu terkenal juga karena kecerdasannya,"
tuturnya.(zie)
No comments:
Post a Comment