Minggu, 18
Desember 2011 , 12:28:00
JAKARTA--Indonesian Police Watch (IPW) mencatat
sejumlah peristiwa korban berjatuhan akibat "aksi koboi" polisi
selama 2011. Dimulai pada 12 Januari, Sofyan, dosen Universitas Al-Asyariah
Mandar, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tewas ditembak polisi dalam eksekusi
lahan yang berakhir bentrok di kampus tersebut.
"Sofyan
tewas setelah lehernya tertembus peluru. Kontak senjata dan hujan batu
antarpolisi dan mahasiswa terjadi tiga jam," kata Ketua Presidium IPW Neta
S. Pane, Minggu (18/12).
Bulan
berikutnya atau 22 Februari, Kamaruddin, tewas akibat tembakan di dada
dan kaki setelah sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Jantho, Aceh
Besar. "Selain itu Suheri (15) juga korban salah tembak saat penumpasan
latihan militer di Gunung Jalin," katanya.
Lalu, pada
24 April, diduga cemburu Aiptu Endang Budi tembak istrinya, Aidah (32).
Korban terbaring lemas di ruang ICU RSUD Tasikmalaya. Suara letusan pistol
terdengar setelah Aidah dan Endang terlibat adu mulut. "Aidah sendiri
kerap ditodong pistol jika ribut dengan suaminya," ungkapnya.
Pada 8
Mei, Kartini Indah Hajrah, istri anggota Polsek Passimarunnu, Kepulauan
Selayar, Sulawesi Selatan, tewas tertembak di bagian kepala. Diduga korban
dibunuh suaminya, Brigadir Dedy Arsandi. "Sebelum Kartini tewas, suami-istri
itu terlibat pertengkaran. Lalu terdengar tembakan," katanya.
Berlanjut
pada 29 Mei, seorang perempuan berusia 19 tahun ditembak polisi dalam aksi
unjuk rasa menolak beroperasinya PT Sorik Mas Mining (SMM).
"Penembakan di Mandailing Natal itu bermula saat ratusan masyarakat
mendemo rencana penambangan PT SMM di kawasan hutan Taman Nasional Batang
Gadis, Sumut," bebernya.
Pada 2
Juni, tiga orang ditembak polisi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Satu
tewas dan dua luka. Ketiganya ditembak polisi saat sedang menghadiri resepsi
pernikahan. Talla (45) tewas dgn luka di kepala. Baso luka tembak di tangan dan
paha. Paco luka tembak di tangan. "Akibatnya ribuan orang menyerbu dan
merusak Polsek Uluere," ungkap dia lagi.
Kemudian,
pada 3 Juni, maksud hati membantu mengejar pencuri, Edi Suhaedi pegawai
Kecamatan Mekarbaru, Tangerang, tertembak anggota Polsek Kronjo. "Dada
kirinya pun luka tembak," imbuhnya.
Tidak
hanya sampai disitu saja, pada 31 Juni, Muhammad Dermawan tewas tertembak
Briptu Vico Panjaitan, anggota Satuan Pengaman Objek Vital Polresta Medan, saat
membersihkan sepeda motor di basemen Kanwil BRI Sumut. "Saat itu pelaku
bercanda dengan senjata laras panjangnya yang diarahkan ke korban, tiba-tiba
senjata meletus. Peluru mengenai punggung hingga tembus ke dada korban,"
ujarnya.
Berikutnya,
pada 22 Agustus, polisi menembaki kapal yang ditumpangi demonstran yang
menuntut PT Medco memenuhi hak-hak warga atas pengeboran minyak di Pulau Tiaka.
"Akibat penembakan ini, dua warga tewas, yakni Ateng dan Turifin. Satu
luka tembak di dada kanan," ungkap dia.
Pada 6
Oktober, Takmir Masjid Agung Sumenep, RB Moh Ridwan (37) tewas akibat peluru
nyasar polisi. Saat itu polisi hendak menangkap pencuri sepeda motor di
alun-alun kota Sumenep. "Korban yang juga Wakil Ketua Partai Golkar
Sumenep ditembak di kepala bagian kanan," paparnya.
Berikutnya
lagi pada 10 Oktober, bentrokan antara karyawan PT Freeport dengan polisi
menewaskan satu karyawan, Petrus Ayamseba. Bentrokan terjadi saat buruh demo
dan mogok kerja. "Enam lainnya luka terkena peluru," tegasnya.
Pada 28
Oktober, Kartono (31), warga Kampung Awi Mekar Purwakarta, Jawa Barat, tewas
akibat ditembak polisi. Saat itu, korban sedang berada di lokasi judi sabung
ayam. "Tapi, korban bukan pelaku perjudian, melainkan sekedar menonton
sabung ayam," jelas Neta.
Pada 10
Nopember, enam luka tembak dan satu tewas ditembak polisi dalam konflik tanah
antara petani Desa Sritanjung, Mesuji Lampung dengan PT Barat Selatan Makmur
Investindo (BSMI).
Dan, pada 27
Nopember, dua warga sipil asal Nanga Boyan, Kapuas Hulu, yakni Rajemah dan
Totong, yang sedang berada di dalam mobil ditembak anggota Reskrim Polsek
Parindu, Kalimantan Barat. "Rajemah luka di telinga kiri dan Totong kena
di telinga kanan," papar Neta. (boy/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2011/12/18/111552/Inilah-Korban-Aksi-Koboi-Polisi-
No comments:
Post a Comment