Tuesday 28 September 2010

Berusaha Kabur, Tersangka Pembobol Rumah Ditembak

28/09/2010 21:13 | Pencurian
Liputan6.com, Lumajang: Seorang anggota kawanan pembobol rumah ditembak tim Reskrim Kepolisian Resor Lumajang, Jawa Timur, belum lama berselang. Polisi terpaksa menembak kaki Husen karena berusaha melarikan diri saat akan ditangkap. Saat dirawat warga Desa Taman Paiton, Probolinggo ini selalu menangis.

Tersangka ditangkap karena terlibat sejumlah aksi kriminal di wilayah hukum Polres Lumajang. Ia ditangkap saat berada di salah satu tempat pelacuran di Probolinggo. Ketika itu polisi menjebaknya dengan seorang wanita penghibur dan meringkusnya saat sedang bermesraan.

Dari tangan tersangka polisi menemukan barang bukti berupa tiga buah telepon seluler. Sementara barang bukti sepeda motor dan peralatan elektronik lainnya masih dicari.

Tersangka kini masih mendekam di Mapolres Lumajang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia terancam pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.(IAN)





http://buser.liputan6.com/berita/201009/298652/Berusaha.Kabur.Tersangka.Pembobol.Rumah.Ditembak

Perampokan yang Semakin Nekat

Senin, 27 September 2010 19:23 WIB

BELUM lagi habis kekagetan kita dengan perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan, kita melihat kembali perampokan bersenjata di Padang Pariaman. Kali ini anjungan tunai mandiri Bank BNI yang digasak perampok bersenjata.

Perampokan di siang hari bolong kali ini segera diketahui polisi. Para perampok akhirnya masuk ke sekitar hutan dan kemudian terpaksa dikepung oleh polisi. Para perampok ternyata tidak mau menyerah sehingga terjadilah kontak senjata.

Beberapa perampok akhirnya berhasil ditembak mati oleh polisi. Beberapa pelaku yang lain mencoba untuk bertahan, namun terus dikejar oleh polisi. Polisi tidak membiarkan para perampok itu bisa lepas membawa hasil rampokannya.

Perampokan di Padang Pariaman bukan hanya semakin membuka mata kita akan semakin nekatnya pelaku kejahatan. Tetapi yang lebih memrihatinkan, mengapa bisa begitu banyak senjata api yang ada di tangan masyarakat.

Setelah perampokan di Bank CIMB Niaga Medan serta penyerangan terhadap Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Sumatera Utara, Presiden meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk memeriksa senjata yang ada pada setiap kesatuan di bawah mereka. Presiden meminta apakah semua senjata dan amunisi yang dimiliki polisi dan TNI masih lengkap dan tidak ada satu pun yang hilang dari tempat penyimpanan.

Melihat jenis persenjataan yang dipakai para perampok yang sebagian kemudian diidentifikasi sebagai kelompok teroris sama dengan senjata organik yang dimiliki polisi dan TNI. Mereka menggunakan senjata jenis AK-47 yang biasa dipakai polisi dan juga M-16 yang biasa dipakai TNI.

Pantaslah jika Presiden menduga ada senjata organik polisi dan TNI yang hilang dari kesatuan. Atau kalau bukan berasal dari senjata organik polisi maupun TNI, berarti ada aliran senjata api yang masuk secara ilegal ke Indonesia.

Kalau yang kedua itu yang terjadi, darimana pasokan senjata itu berasal? Bagaimana senjata itu bisa masuk ke Indonesia tanpa bisa diketahui oleh aparat keamanan? Bagaimana lalu pengawasan yang dilakukan selama ini?

Ketika Aceh masih bergejolak, memang senjata-senjata seperti itu dipegang oleh orang-orang Gerakan Aceh Merdeka. Senjata itu masuk ke Indonesia melalui jalur Malaysia. Penjualan senjata gelap memang terjadi di dunia dan bukan sesuatu yang sulit.

Hanya saja tetap menjadi pertanyaan, kalau senjata-senjata itu bisa masuk sampai Sumut dan Sumbar. Kedua daerah itu tidak seperti Aceh yang dulu agak tertutup, sehingga memudahkan perdagangan senjata gelap. Sumut dan Sumbar adalah daerah yang terbuka dan selama ini bukan daerah penjualan senjata gelap.

Inilah yang tentunya harus bisa dilacak oleh polisi dan juga TNI. Dari mana senjata-senjata itu masuk ke Sumut dan Sumbar, serta bagaimana bisa jatuh ke tangan-tangan para perampok seperti itu.

Pelacakan itu penting untuk diketahui karena keadaan sekarang ini sudah meresahkan masyarakat. Para perampok tidak lagi menggunakan pistol, tetapi senjata laras panjang yang sangat mematikan.

Jangan biarkan negara kita menjadi negara yang tidak aman. Kita tidak boleh membiarkan senjata laras panjang seperti itu bisa bebas ada di tangan masyarakat dan kemudian dipakai untuk tindak kejahatan. Kita bahkan harus membuat aturan untuk tidak boleh ada satu pun senjata api yang berada di tangan masyarakat biasa.

Aturan yang ada tidak mengizinkan masyarakat umum untuk memiliki senjata api. Kita bahkan sepantasnya untuk mengkaji ulang pemberian izin terbatas kepada orang-orang tertentu untuk bisa memiliki senjata api. Kita harus melarang adanya senjata api di masyarakat dan biarkan tugas menjaga keamanan sepenuhnya ada di tangan petugas keamanan.

Penguasaan senjata api oleh masyarakat pasti lebih banyak memberikan mudaratnya daripada manfaatnya. Pemberian izin terbatas sekali pun akan membuka peluang terjadinya kebocoran. Dan ketika yang bocor adalah kepemilikan senjata api, akibatnya bisa fatal seperti yang marak terjadi akhir-akhir ini.

http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/tajuk/2010/09/27/530/Perampokan-yang-Semakin-Nekat/tajuk

Bookmark and Share

Monday 27 September 2010

KontraS Tuding Densus 88 Langgar HAM

Senin, 27 September 2010 , 04:04:00

MEDAN -
Sepak terjang anggota Detasemen Khusus 88/Anti Teror ketika menyergap orang-orang yang diduga teroris, memantik keprihatinan banyak pihak. Selain Komisi III DPR RI, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) juga mengecam tindakan Densus 88/AT yang dituding kerap bertindak melanggar hak azasi manusia (HAM).

Ketua Ketua Badan Pengawas KontraS, Usman Hamid, mengingatkan Densus 88 agar memperhatikan kaidah-kaidah kemanusiaan dalam setiap penggerebekan. ”Orang-orang yang ditembak tersebut mempunyai keluarga, anak juga sanak saudara. Kalau dilakukan dengan cara tidak manusiawi akan menimbulkan kemarahan, kekecewaan dan rasa ingin membalas. Akhirnya yang terkena imbasnya adalah polisi yang tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah,” kata Usman saat ditemui Sumut Pos (grup JPNN) di Hamparan Perak, Minggu (26/9).

Usman Hamid mengunjungi Mapolsek Hamparan Perak guna meninjau lokasi penyerangan sejumlah pria yang diduga teroris, Minggu (26/9) lalu. Usman Hamid mengatakan, pihaknya turut berduka cita atas peristiwa yang menewaskan tiga anggota Polsek Hamparan Perak tersebut. Karenanya KontraS juga mendukung penuh upaya Polri membongkar kasus ini.

Meski demikian mantan Koordinator KontraS itu tetap meminta Densus 88/AT memperhatikan hak-hak kemanusiaan dalam setiap penggerebekan. Menurutnya, Densus 88 sebenarnya bisa melakukan pendekatan yang lebih humanis. ”Jangan sampai ada darah dalam melakukan aksinya. Jangan membati buta, lebih baik dilumpuhkan saja,” ujarnya.

Lebih lanjut Usman mengatakan, tersangka juga memiliki hak hukum untuk dibawa ke pengadilan. ”Biarlah hukum yang memproses dan tidak ada satupun masyarakat yang mendukung teroris,” ujarnya seraya meminta jenazah korban Densus 88 dikembalikan kepada pihak keluarga.
(mag-11/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2010/09/27/73111/KontraS-Tuding-Densus-88-Langgar-HAM

Sunday 26 September 2010

Dua Tewas Ditembak

26 September 2010

JAKARTA (Pos Kota) – Kelompok teroris baku tembak dengan puluhan polisi yang mengepung mereka usai beraksi merampok tiga ATM berisi Rp 370 juta di daerah Pariaman, Padang, Sumatera Barat, Sabtu subuh.

Delapan anggota komplotan teroris sangat berbahaya, diduga ada jaringan dengan perampokan Bank Niaga di Medan, yang kini diburu Densus 88 dan pasukan khusus TNI di wilayah Sumatera Utara, sekitar pukul 04:00 merusak tiga mesin ATM Bank Bukopin, Bank BNI, dan Bank Nagari. Mereka memberondong kuncinya dengan tembakan kemudian menguras isinya.

Menurut Kepala Penerangan Umum Polri Kombes Pol Marwoto, komplotan perampok yang diduga teroris itu menggunakan dua mobil minibus Avanza dan Suzuki APV. Bahkan, sebagian uang yang dikuras sempat tercecer di jalan. Polisi juga menyita uang tunai Rp 30 juta hasil rampokan dari satu kantong plastik milik perampok.

Dalam aksinya, pelaku menyekap seorang satpam dan dua orang warga setempat. Perampokan di pagi buta itu mendorong polisi bergerak cepat. Puluhan polisi langsung mengejar.

Dalam pengejaran, komplotan perampok masuk ke lereng Gunung Singgalang. Puluhan polisi gabungan Polda Sumbar dan Polresta
Bukitinggi mengepung mereka, sehingga terjadi baku tembak. Dua perampok berhasil ditembak mati. Sedang dua lainnya mengalami luka tembak. Tiga ditangkap. Dari mereka disita sepucuk senjata FN.

“Komplotan perampok ini masih kami kembangkan. Senjata api milik perampok sudah kita identifikasi,” kata Marwoto.

Kapolda Sumatera Barat Brigjen Andayono mengatakan, personelnya masih memburu pelaku lainnya hingga ke hutan di Kecamatan Malala, Kab.Agam. Polisi belum bisa memastikan apakah perampok itu berkaitan dengan teroris di Medan. Kapolda menambahkan, perampok yang tewas dan yang luka diamankan di RS Bhayangkara, Padang, Sumbar.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Ito Sumardi, mengaku belum menemukan indikasi adanya keterkaitan perampok tiga ATM di Padang, Sumatera Barat, dengan aksi terorisme di Medan.”Kami masih mendalaminya,” kata Ito kepada wartawan.

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/09/26/dua-tewas-ditembak

Diburu Densus 88 dan tentara

September 26th, 2010

* 3 Penebar Maut Berkeliaran

Jakarta (SIB)
Meski telah menjalani hukuman, Polri tetap memantau mantan teroris militan karena dikhawatirkan mereka akan kembali beraksi dengan kelompoknya. Untuk mengantisipasi balas dendam, seluruh kantor polisi di Indonesia kini menerapkan status Siaga I.
„Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menyampaikan hal itu di Mabes Polri, Jumat (24/9) siang. Menurutnya, sejak 2000, 44 teroris tewas ditembak mati, 10 pelaku bunuh diri, 471 ditahan dan 563 teroris ditangkap. “Itu menjadi gambaran teroris telah menjadi musuh bersama sejak lama,” ujarnya.
Jenderal bintang empat ini mengatakan tercatat 245 teroris sudah menjalani hukuman. “Saat ini, 55 di antaranya ditangkap dari hasil penggerebekan Densus 88 Antiteror Mabes Polri, termasuk Abu Bakar Baasyir. “Pergerekan mereka terus dipantau.Termasuk teroris militan yang telah bebas dari hukuman karena bisa saja mereka beraksi lagi dengan kelompoknya,” katanya.
ABUTHOLUT
“Mengenai aksi terorisme di Medan, Sumut, polisi menetapkan Abu Tholut,48, alias Mustofa sebagai daftar pencarian orang (DPO) teroris berbahaya sekaligus otak gerakan terorisme itu. Dalam catatan Mabes Polri, Abu Tholut pernah ditangkap pada 2003 lalu dihukum 8 tahun. Belakangan, ia dapat remisi 4 tahun sehingga bebas pada 2007.
Menurut Kapolri, Abu Tholut memiliki kemampuan khusus karena pernah menjadi pelatih Jamaah Islamiyah dan alumni pelatihan di Afghanistan. Belakangan, dia mendirikan markas pelatihan di Filipina juga di Aceh.
DPO lainnya, adalah Taufik Hidayat, otak perampokan CIMB Niaga. “Catatan kami, Taufik yang membunuh Brigadir Manuel Simanjuntak dan pernah merampas M 16 milik Brimob,” ungkap Kapolri. Selain itu, Jefri alias Kamal yang ikut dalam perampokan CIMB Niaga.
Ia juga telah menjalani pelatihan di Aceh dan terlibat dalam pembuatan bom di Cimanggis serta menjadi murid Oman Abdurahman yang menjadi pelaku peledakan bom Cimanggis. DPO keempat adalah Alex Cecep Gunawan yang juga veteran Poso serta ikut dalam kelompok radikal di Solo, Jawa Tengah.
“Yang memprihatinkan mereka beranggapan merampok sebagai pekerjaan halal karena harta yang dirampok itu milik kafir. Mereka bertujuan mendirikan daulah islamiyah atau negara Islam,” katanya. “Teroris ingin terus membuat kekacauan hingga wibawa perintah tidak mendapat kepercayaan masyarakat.”
Selanjutnya, teroris juga merekrut anggota baru. Mereka berencana merekrut mujahid dari Afganistan dan Irak. Akibatnya, perampokan dilakukan dimana-mana di antaranya perampokan uang milik warga sebesar Rp57 juta di Medan, juga uang Rp600 juta milik pedagang valuta asing yang baru diambil dari Bank Sumut.
Mereka juga sudah berencana melakukan perampokan di Tanjung Balai dan merampok rumah salah seorang calon Walikota Medan terpilih. Semua hasil kejahatan akan digunakan untuk biaya pelatihan dan membeli senjata api dari sindikat di Lampung.
GANDENG TNI
Untuk memperkuat negara dalam memberantas terorisme, Polri akan menggandeng TNI untuk memeranginya. Sikap ini dilakukan Polri mengingat teroris adalah musuh bersama.
“Kita akan menggabungkan kekuatan dengan TNI yang terdiri dari Den Bravo (pasukan khusus TNI AU), Den Jaka (Detasemen Jalamangkara pasukan khusus AL), dan Gultor (Kopasus),” kata Kapolri.
Sejak penyerangan kantor polisi di Sumut, seluruh Polda meningkat kewaspadaannya. Termasuk Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Drs Boy Rafly mengatakan polisi terus meningkatkan kewaspadaan pada satuan tertentu menggunakan laras panjang dan senjata laras pendek. “Kewaspadaan dilakukan mulai dari Pos polisi sampai Polda Metro Jaya namun kami tak menambah anggota,” katanya, (PK/c)


http://hariansib.com/?p=142742

Thursday 23 September 2010

Keluarga Berharap Pelaku Ditembak Mati

[ Kamis, 23 September 2010 ]

KEDATANGAN
jenazah Aiptu Baek Sinulingga, 45, salah seorang korban yang tewas dalam insiden penyerangan Polsek Hamparan Perak kemarin dini hari (22/9), disambut tangisan histeris keluarga. Anak tunggal Baek, Ardiles Sinulingga, 17, bahkan sampai pingsan.

Iring-iringan yang membawa jasad Baek datang kemarin, sekitar pukul 12.30. Begitu tiba di rumah duka, di Jalan Pemasyarakatan, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, jerit tangis keluarga langsung terdengar. Istri korban, Tabitha Ginting, 41, bahkan terkulai begitu melihat dari dekat peti mati yang berisi jenazah suaminya.

"Kenapa kau pergi, Pak? Lihat anakmu ini, Pak! Siapa lagi kawan aku cerita-cerita, Bapak sayang? Kenapa kau tinggalkan kami, Pak?" kata Tabitha sambil menangis keras dan memeluk jenazah suaminya.

Saat itulah Ardiles pingsan, setelah peti mati bapaknya dibuka. Saat sadar, pemuda tersebut menangis sambil berteriak-teriak. "Pak, jangan kau tinggalkan aku. Tidak ada lagi yang memarahi aku, Pak. Pak, sama siapa lagi aku tertawa dan cerita?" ucap Ardiles.

Menurut warga yang mengenal Baek, sosok ayah Ardiles itu baik dan ramah. Dia baru dua tahun tinggal di Jalan Pemasyarakatan tersebut. Amir, 38, warga sekitar yang juga pengelola Warnet Davica Net, mengatakan bahwa Baek sering main ke warnet miliknya. Dia menuturkan, Baik selalu suka bercerita de ngannya. Amir menambahkan, nama almarhum sesuai dengan sikap dan kelakuannya.

"Nama beliau sesuai dengan kelakuannya setiap hari dalam bertetangga dan bermasyarakat. Bukan hanya itu, dia juga tidak kelihatan seperti polisi walaupun polisi," ucap Amir.

Hal senada dikatakan oleh J. Sinuraya SH MH, yang juga pengurus gereja dan famili Tabitha. Ditambahkan Sinuraya, keponakannya dari pasangan mendiang Baek dan Tabitha hanya Ardiles. "Mereka hanya dikaruniai seorang anak laki-laki, yaitu Ardiles Sinulingga, pelajar kelas tiga SMU Negeri 16 Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan," terang dia.

Thomas Ginting (40), adik ipar Aiptu Baek mengatakan, kakaknya sudah 20 tahun bertugas di Polsekta Hamparan Perak. Pihak keluarga, kata dia berencana memakamkan Baek ke pemakaman keluarga di Namotating, Desa Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

Thomas menuturkan, Aiptu Baek merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara. Thomas menambahkan, bahwa kakak iparnya itu terkena peluru sebanyak 4 butir jenis senjata laras panjang SS.

Thomas berharap, pelaku penembakan abang iparnya itu segera ditangkap dan ditembak mati karena sudah membuat abang iparnya meninggal dunia. "Harapan saya agar pelakunya segera dibekuk dan ditembak mati saja karena perbuatan mereka itu tidak manusiawi," ucap Thomas.

Sementara itu, polisi tewas lainnya yang menjadi korban penyerangan Mapolsek Hamparan Perak adalah Aiptu Deto Sutejo. Ketika jenazahnya tiba di rumah duka di Jl Perkutut, Kompleks Perumahan Pemda Langkat, kemarin (22/9), sanak keluarga menyambut dengan isak tangis dan jerit histeris.

Istri korban, Rosmawati, nyaris pingsan saat melihat peti jenazah di mobil jenazah dari RS Bhayangkara. Bahkan, dia tak kuasa berdiri ketika peti jenazah dibawa masuk ke rumah duka. Dia terpaksa dipapah untuk masuk ke rumah. Demikian pula anak tertuanya, Bima Pratama Sutejo, 14. Dia histeris melihat jasad ayahnya.

Setelah setengah jam disemayamkan di rumah duka, jasad Deto kembali dikafani dan dimasukkan ke dalam peti. Setelah dilakukan serah terima dari pihak keluarga kepada kepolisian, jenazah dimakamkan dengan upacara polisi yang dipimpin Kapolres Langkat. (jon/jpnn/c11/kum)

http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=156644

Dijarah, Diserbu, dan Ditembak

Kepala Polda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Oegroseno meninjau Polsek Hamparan Perak yang diserang kelompok bersenjata laras panjang dan jenis pistol. Para pelaku menembak mati tiga personel polsek, Rabu (22/9) dinihari. TEMPO/Soetana Monang Hasibuan

TEMPO Interaktif, Jakarta -

Serangan kelompok bersenjata yang diduga teroris terhadap instalasi kepolisian dan anggota polisi bukan tanpa preseden. Serangan sudah terjadi setidaknya sejak 2000 di berbagai tempat. Berikut ini catatanTempo.


2000
Arman Kristianto alias Abdullah Sunata, pemimpin Komite Aksi Penanggulangan Krisis (Kompak) di Ambon, mengkomando massa untuk menyabot gudang senjata Brimob Polri di Tantui, Ambon. Ia ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, pada 23 Juni 2010.

23 Oktober 2001
Ratusan orang Kelompok Putih dari Desa Mapane, Kecamatan Poso Pesisir, Sulawesi Tengah, membakar puluhan pos polisi karena 42 rekan mereka diperiksa di kantor Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.

19 November 2003
Belasan orang bersenjata menyerang pos penjagaan aparat di Dusun Taripa, Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir.

24 Januari 2004
Aparat Kepolisian Resor Poso, Bharada Azis, mengalami luka tembak di betis
kiri karena diberondong tiga orang bercadar di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

Mei 2005
Kelompok Asep Jaja menyerang pos Brimob Polri di Seram, Maluku. Lima anggota Brimob tewas.

12 Oktober 2005
Enal Tao menembak Brigadir Satu Agus Sulaeman, anggota Polres Poso. Enal terlibat banyak kejahatan di Poso pada 2005 dan 2006, termasuk mutilasi tiga siswi SMU Kristen Poso.

25 Januari 2006
Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Rudy Sufahriadi selamat dari tembakan Enal Tao. Rudi ditembak dari jarak dekat sepulang salat subuh berjemaah di Masjid Raya Poso. Pada April 2010, Enal Tao tewas ditembak di Aceh Besar dalam pengejaran terhadap kelompok pelatihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho.

8 Mei 2006
Selepas subuh, empat anggota Densus 88 diserang sekelompok orang di Poso. Dua sepeda motor aparat dibakar, petugas lolos dari amuk massa. Kala itu anggota Densus 88 hendak menangkap Taufik Bulaga alias Upik Lawanga, warga Kelurahan Lawanga, Kecamatan Poso Kota.

April 2010
Dua polisi tewas ditembak saat berjaga di pos Kentengrejo, Purworejo, Jawa Tengah. Tersangka pelaku, Yuli Sartono, tewas ditembak pada 23 Juni 2010 dalam penggerebekan oleh Densus 88 di Cungkrungan, Blangwetan, Klaten, Jawa Tengah. Yuli adalah desertir Pusdishub TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir prajurit dua.

22 September 2010
Tiga polisi tewas diberondong di kantor Polsek Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pukul 00.00-00.30 WIB. Pelaku setidaknya berjumlah 10 orang, bersenjata laras panjang.

Evan | Jobpie S | Berbagai Sumber


http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/09/23/brk,20100923-279875,id.html

Polisi Tembak Residivis Perampok Laptop

TEMPO Interaktif, Makassar - Kepolisian Sektor Kota Tallo, Makassar menembak resedivis perampok laptop dan barang elektornik lainnya. Sebelum ditembak, polisi dan tersangka sempat kejar-kejaran di sepanjang Jalan Galangan Kapal.

Tersangka bernama Agus alias Golla, 30 tahun, ditangkap di Jalan Galangan Kapal malam ini sekitar pukul 20.30 wita. Untuk melumpuhkannya, polisi terpaksa melesatkan sebutir timah panas tepat di kaki kanannya. Sebelumnya tersangka berusaha melawan polisi saat akan tepergok melintas dengan kendaraan roda dua.

Personel Polsekta Tallo, Brigadir Suwandi bersama rekannya sempat kejar-kejaran dengan tersangka. "Kami sempat berkelahi yang mengakibatkan dua tangan saya luka," kata Suwandi sambil memperlihatkan dua tangannya yang luka-luka.

Untuk pengembangan kasus atas penangkapan tersangka, polisi menggerebek rumahnya di Jalan Rappokalling II, Makassar. Polisi menyita barang bukti berupa empat unit telepon seluler, satu unit laptop, dan satu keyboard elekton.

Informasi yang diperoleh, tersangka kerap beraksi di beberapa kecamatan seperti Panakkukang, Rappocini, Makassar, dan Bontoala. Dalam aksinya, Agus bersama rekannya bernama Ismail yang sudah terlebih dahulu menghuni Rumah Tahanan Kelas I Makassar. Lelaki berbadan besar dan dipenuhi tato itu telah masuk daftar pencarian orang selama dua bulan terakhir ini.

"Ponsel biasanya dirampas di jalanan. Sedangkan laptop saya ambil di warkop dan rumah-rumah warga," ujar Agus saat ditemui di RS Bhayangkara Makassar yang menjalani perawatan.

Kepala Kepolisian Sektor Kota Tallo, Ajun Komisaris Ahmad Maryadi mengatakan, tersangka kerap lihai ketika beraksi dan berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi.

Dia mengaku menerima beberapa laporan perampokan barang elektronik di wilayah hukumnya. "Kita masih dalami keterlibatan tersangka dalam serangkaian perampokan laptop di warkop. Sebelumnya tersangka sudah pernah ditahan dengan kasus serupa," kata Ahmad.

ABDUL RAHMAN

http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/09/22/brk,20100922-279834,id.html

Wednesday 22 September 2010

Polri Seluruh Indonesia Waspada

RABU, 22 SEPTEMBER 2010 | 18:54 WIB

Jakarta, POS KUPANG.Com - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Iskandar Hasan mengatakan bahwa mulai hari ini anggota Polri di seluruh Indonesia meningkatkan kewaspadaan pasca penyerangan Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Kapolri melalui Deputi Operasional (Deops) memerintahkan seluruh Polsek, Polres dan Polda di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga, dengan melakukan tindakan preventif refresif," katanya di Jakarta, Rabu.

Iskandar mengatakan Polda pada masing-masing daerah tetap melakukan koordinasi dengan TNI, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Penyerangan yang terjadi di Mapolsek Hamparan Perak, kita tidak nyatakan itu kecolongan, tapi kalah cepat karena mereka (pelaku penyerangan, red) yang lebih terlatih," katanya.

Selain itu, daerah Sumatera Utara bukan merupakan daerah konflik tetapi merupakan daerah untuk mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, kata Iskandar.

"Sebelum melakukan aksinya, para pelaku mengambar dulu dan melihat situasi tempat yang akan diserang," katanya.

Kadiv Humas mengatakan para teroris melakukan tiga jenis pelatihan pertama adalah bagaimana menyerang orang asing, menyerang institusi keuangan dan menmyerang institusi polri yang dianggap menghalangi terorisme di Indonesia.

"Rata-rata pelaku teroris yang direkrut pendidikan rendah, karena ini permasalahan bangsa yakni kebodohan dan kemiskinan," kata Iskandar.

Mapolsek Hamparan Perak diserang kelompok tak dikenal dengan menggunakan senjata api pada Rabu dinihari sekitar pukul 00.30 WIB, mengakibatkan tiga personel polisi di Mapolsek tersebut tewas tertembak, masing-masing Aiptu Baik Sinulingga (48), Kepala Sentra Pengamanan Kepolisian (SPK), Aiptu Deto Sutejo (38) dan Bripka Riswandi (38).

Polri sudah mengetahui senjata yang digunakan para pelaku penyerangan Markas Polisi Sektor Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang menyebabkan tewasnya tiga personelnya.

"Kita sudah mengetahui jenis senjata yang digunakan para pelaku penyerangan di Mapolsek Hamparan Perak berdasarkan olah tempat kejadian ditemukan 20 butir selongsong peluru diduga jenis AK 47, M 16 dan SS 1," katanya.(ant)

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/52982/polri-seluruh-indonesia-waspada

Tiga Anggota Polisi Tewas Ditembak

JAKARTA (Suara Karya): Sukses menangkap hidup 16 tersangka dan menembak mati tiga tersangka lain terkait aksi terorisme dan perampokan Bank CIMB Niaga, tidak bisa membuat polisi menarik napas lega. Bahkan sebaliknya, aksi Densus 88 Antiteror itu langsung dibalas dengan penyerbuan oleh gerombolan bersenjata api lengkap ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (22/9) dini hari. Akibat penyerbuan gerombolan yang diyakini terkait teroris itu, tiga anggota polisi di sana tewas.

Menurut informasi yang dihimpun Suara Karya, gerombolan penyerang itu sekitar pukul 00.30 hingga 01.00 WIB masuk Mapolsek dan memberondong kan tembakan. Pelakunya diperkirakan lebih dari 10 orang. Mereka menggunakan 4 sepeda motor dan 1 mobil Kijang. Semua mengenakan tutup muka dan helm.

Setelah melakukan tembakan shock terapy, 4 orang bersenjata masuk ke pekarangan, lalu masuk ke dalam dan melakukan penembakan terhadap 3 anggota yang tengah bertugas. Setelah itu para penyerang bersenjata tersebut keluar, lalu melemparkan bom molotov ke arah Polsek dan mobil patroli di depan hingga terbakar.

Tiga personel polisi yang ditembak semua tewas. Mereka adalah Aiptu Baik Sinulingga (48), Kepala Sentra Pengamanan Kepolisian (SPK), Aiptu Deto Sutejo (38) dan Bripka Riswandi (38). Baik Sinulingga tewas dengan empat luka tembak di dada, lengan dan pinggang. Deto Sutejo mengalami luka tembak telak di bagian dada, sedangkan Riswandi mengalami sembilan luka tembak di bagian dada, dan satu tembakan di bagian kepala.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Iskandar Hasan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (22/9), mengemukakan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan 20 butir selongsong peluru senjata api dari jenis SS1, M16, pistol dan AK47.

"Saat ini sedang dilakukan uji balistik untuk mengecek apakah ada kaitannya barang bukti tersebut dengan kasus perampokan di Bank CIMB Niaga di Medan," kata Iskandar.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil analisis di lapangan dan keterangan para saksi termasuk tahanan yang ada di Mapolsek Hamparan Perak, diketahui bahwa para pelaku melakukan aksinya tanpa ada suara, mirip saat dilakukan perampokan Bank CIMB Niaga.

Untuk memburu penyerang bersenjata itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno mengerahkan 200 personel Satuan Brimob untuk mengamankan seluruh polsek di Medan dan sejumlah wilayah perbatasan, di samping juga mengerahkan tim untuk mengejar kelompok penyerang yang menewaskan tiga personel Polsek Hamparan Perak.

Terkait penyerangan ini, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri memerintahkan seluruh polsek, polres, dan polda seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga dengan melakukan tindakan preventif refresif. Bahkan, lanjut dia, setiap polda untuk melakukan koordinasi dengan TNI guna mengantisipasi berbagai kemungkinan.

Kapolri juga memastikan, penyerangan Mapolsek Hamparan Perak terkait dengan upaya Polri mengungkap dan menangkap aksi terorisme. Bahkan, Kapolri mensinyalir adanya rencana untuk menggunakan kekerasan terhadap aparat, pejabat tertentu, dan pos-pos penjagaan TNI di daerah terpencil.

"Saya rasa tidak aksi balas dendam. Yang pasti, mereka memang sudah punya konsep assassination dengan menggunakan kekerasan terhadap aparat, khususnya pejabat tertentu dan juga anggota-anggota Polri. Juga pos-pos TNI tertentu yang terpencil menjadi sasaran mereka," kata Kapolri.

Ditanya soal kaitan jaringan kelompok bersenjata ini dengan jaringan lain, Kapolri memaparkan, jaringan ini ada kaitannya dengan pelatihan di Aceh, dan kegiatan mereka tidak terputus dari rangkaian kegiatan di Bandung dan Sumatera Utara.

"Jadi kegiatan mereka tidak terputus dari rangkaian kegiatan pelatihan, kemudian Bandung, Sumatera Utara menyiapkan anggaran pembelian senjata, aktivitas-aktivitas tertentu, kegiatan dengan persiapan kegiatan mereka berikutnya," ujar Kapolri.

Sementara itu, Iskandar Hasan menambahkan, ada beberapa indikasi yang perlu diwaspada oleh masyarakat dari kelompok radikal ini. Polri meminta masyarakat melaporkan keberadaan mereka untuk mengeliminasi dan membatasi ruang gerak mereka.

Menurut Iskandar, dari pola mereka selama ini, mereka selalu tinggal di satu tempat, menyewa atau kos. Namun, mereka kurang bersosialisasi dengan tetangga dan lingkungan sekitar.

"Pada umumnya, mereka berkedok jualan keliling. Mereka umumnya pergi pagi pulang malam. Jika keluar-masuk rumah, mereka pake helm untuk menutup wajah. Biasanya mereka melakukan kegiatan tertutup dan tidak melibatkan warga sekitar. Kalau tahu ini, segera lapor ke petugas," kata Iskandar.

Polri, menurut Iskandar, sejauh ini belum menyimpulkan aksi penyerangan mapolsek tersebut sebagai upaya balas dendam. Namun, dia mengakui bahwa aksi itu ingin menunjukkan eksistensi mereka.

Iskandar juga menolak penyerangan itu sebagai kecolongan. Menurut dia, aksi penyerangan semacam itu memang dilakukan oleh orang-orang yang terlatih dan dilakukan di daerah aman, bukan daerah konflik.

Tak Beradad

Kesal atas aksi para teroris ini, Kapolda Sumut Inspektur Jenderal Oegroseno berang. Dia menyebut para penyerang itu sebagai tak beradab dan tidak beragama.

"Ini teroris-teroris yang tidak beragama. Tidak beragama dan tidak bermoral. Tulis saja seperti itu," kata Oegroseno saat menghadiri pemakaman Bripka Riswandi di Plumpang, Hamparan Perak, Deli Serdang. Terkaitan keterlibatan Jemaah Ashorut Tauhid (JAT), Ketua Departemen Dakwan dan Publikasi JAT Abdurrochim Ba'asyir menolak JAT dikaitkan dengan kasus perampokan Bank CIMB Medan atau terlibat jaringan Al-Qaida. JAT juga menolak bila dari 18 tersangka yang ditangkap ada jemaah JAT.

Putra Abu Bakar Ba'asyir itu juga menolak upaya mengait-kaitkan Ustad Abu Bakar Ba'asyir dengan kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Sebab, saat terjadi perampokan, Ustad Ba'asyir sedang menjalani penahanan di tahanan Mabes Polri.

Dia juga menjelaskan, kegiatan JAT bersifat terbuka dan terang-terangan, tidak ada kegiatan bersifat rahasia, dan tidak pernah merencanakan kegiatan yang mengindikasikan adanya muatan atau unsur-unsur yang terkait dengan kriminalitas apalagi terorisme.

"Upaya-upaya yang selalu mengaitkan institusi JAT dengan tersangka pelaku kriminal maupun dugaan pelaku tindak terorisme yang dilakukan seseorang, jelas merupakan upaya rekayasa pemaksaan kasus seperti pada zaman Orde Baru yang selalu menjadikan Islam dan kaum Muslimin menjadi pesakitan," kata dia.

JAT, tandas dia, menolak keras berbagai upaya rekayasa terorisasi maupun kriminalisasi terhadap berbagai kasus yang menimpa aktivis atau ulama Islam.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin menyatakan, aksi terorisme yang terjadi di wilayahnya itu bermaksud mengacaukan keamanan dan rasa aman masyarakat setempat. Sedangkan soal tewasnya tiga petugas kepolisian Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, diyakini sebagai aksi balas dendam kelompok terorisme setelah penangkapan sejumlah tersangka perampokan CIMB Niaga, beberapa waktu lalu.

"Sudah ada empat aparat negara yang meninggal. Ini sangat mengganggu rasa aman masyarakat," kata Syamsul. (Hanif/ Tampubolon/Endang K/B Sugiharto)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=262426

Tuesday 21 September 2010

Curi Motor di Semolowaru, Dikeroyok Massa, Ditembak Polisi


Curi Motor di Semolowaru, Dikeroyok Massa, Ditembak Polisi
SURABAYA – M Sodikin (27), warga Kemayoran, Jumat (17/9), ditembak anggota Polsek Sukolilo, karena mencoba melarikan diri saat dikeler. Ternyata, pemuda itu residivis empat kali pencurian motor (Ramnor). Polisi mengamankan barang bukti sepeda motor Tiger warna hitam nopol L 4288 DT, yang hendak dicuri.

“Tersangka kita tahan untuk menjalani pemeriksaan,” kata Kapolsek Sukolilo AKP Meity Jannymanus di Mapolsek. Penangkapan pelaku ini saat anggota 821 Polsek Sukolilo patroli di perumahan Semolowaru Utara. Sekitar pukul 11.00 lewat Orari dilaporkan ada pencurian kendaraan bermotor. Petugas yang dekat dengan tempat kejadian langsung meluncur. Sampai di sana, polisi mengamankan M Sodikin yang sehari-hari sebagai kuli bangunan.

Pria nekat mencuri kendaraan bermotor milik Slamet Hariono, warga Semolowaru Utara I. Saat itu kendaraannya diparkir di garasi. Sedangkan harmoninya terbuka sedikit. Melihat ada kesempatan, pelaku langsung masuk rumah korban. Sedangkan temannya yang sekarang DPO (Daftar Pencarian Orang) Polsek menunggu di luar dengan menggunakan sepeda motor Mio L 6557 PR.

Berhasil mengeluarkan Tiger, pelaku langsung membawa kabur. Kebetulan kunci motor masih menancap di tempatnya. Sekali distater nyala, tapi ketika dimasukkan gigi selalu mati. Begitu berulang-ulang.

Petugas perumahan curiga, melihat gelagat kedua pelaku ketika didekati semakin jauh akhirnya diteriaki maling. Saat itu Sodikin membawa motor Tiger, sedangkan temannya membawa Mio langsung tancap gas. Sodikin yang tertangkap mass langsung dihajar ramai-ramai. Namun, tak lama kemudian diamankan petugas. Tapi tersangka satu ini nekat melarikan diri, akhirnya ditembak kakinya sebelah kanan.

Saat diperiksa di Mapolsek tersangka mengaku terakhir kali mencuri motor pada Juli lalu. Waktu itu dapat Vega-R dan dijual kepada penadah bernama Marjui (45), warga Kemayoran dengan harga Rp 1,3 juta. Saat mengambil Vega R ini dia pinjam kunci T dari Marjui. “Kita masih mengembangkan kasus ini, karena ada satu tersangka lainnya yang masih DPO,” tutur Kapolsek.

Sementara itu, hasil Analisa dan Evaluasi (Anev) selama 10 Agustus-9 September 2010 tercatat 42 kasus. Kasus curanmor mendominasi dengan 21 kejadian. Kemudian, kasus pencurian dengan pemberatan (curat) 9 dan 7 kasus pencurian dengan kekerasan (curas), 2 kasus pencurian, 2 kasus penganiayaan dan 1 kasus pembunuhan.

"Jika dibandingkan tahun 2009 selama puasa, tindak kriminal yang terjadi mencapai 352 kasus yang didominasi kasus curat sebanyak 121 kasus," kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Setyaningsih.

http://surabayapagi.com/index.php?p=...erita&id=55955

http://www.kaskus.us/showthread.php?s=c5b395354ef2672188e91f3243ee966a&p=281426757#post281426757

Polisi Tembak Warga Gowa

SENIN, 20 SEPTEMBER 2010 | 06:50 WITA

Makassar, Tribun -- Wawan (22), warga Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, terpaksa dilumpuhkan dengan didor di bagian kaki kirinya, Minggu (19/9) dini hari. Ia ditembak di Jl HM Patompo (eks Jl Metro) Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Wawan terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas aparat Polsekta Tamalate saat mencoba melawan polisi yang hendak menangkapnya. Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Kanit Reskrim) Polsekta Tamalate Iptu Ahmad Canggih nyaris ditikam tersangka.
Wawan adalah orang yang kerap memeras sejumlah pasangan muda-mudi yang sedang bermesraan di Tanjung Bunga.
Dari tangan Wawan, polisi mengamankan satu unit badik dan penutup wajah serta dua unit ponsel hasil rampasan pelaku. Satu unit motor matic jenis Honda Beat yang digunakan pelaku memeras juga ikut dibawa ke Mapolsekta Tamalate.
"Aparat kami terpaksa menembaknya karena tersangka melawan. Tersangka dan pak Ahmad Canggih sempat terlibat duel dan berguling di tanah layaknya film laga," jelas Kepala Kepolisian Sektor Kota Tamalate AKP Suaib Madjid di kantornya, Jl Sultan Alauddin,
Makassar, kemarin.
Suaib menambahkan, pihaknya juga sedang mengejar terhadap tersangka lainnya yang juga rekan Wawan. Saat kejadian, rekan Wawan yang membawa memboncengnya
lolos dari penangkapan polisi.
"Wawan ini kerap mengancam pasangan muda-mudi dengan badik dan merampas perhiasan korbannya. Dia juga selalu memeras," ujar Suaib. (ali)

Kerap Terjadi Tindak Kriminal
DALAM catatan kepolisian, Jalan HM Patompo (eks Jalan Metro), Tanjung Bunga,
Makassar, adalah lokasi rawan tindak kriminal. Selain kasus pemerasan dan penjambretan, beberapa warga kota ini pernah kena anak panah di jalan tersebut.
Salah seorang korbannya adalah Yun (15). Gadis belia ini terkena anak panah saat sedang bersama pacarnya dengan nongkrong di tepi jalan tersebut, 22 Maret 2009 lalu. Korban masih bisa diselamatkan setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Stella Maris.
Beberapa waktu lalu juga pernah seorang pengendara terkena anak panah saat melintas di jalan tersebut. Mengherankan, hingga kemarin, polisi belum pernah menangkap pemanah misterius tersebut. (ali)

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/128640/Polisi-Tembak-Warga-Gowa

spesialis pembobol toko surabaya ditembak polri

20 September 2010

SURABAYA I SURYA Online - Penjahat spesialis pembobol toko material bangunan di Surabaya dan luar Surabaya, Mat Sakeh alias Kasdi alias Mbah Ndut, 57, menyerah. Ini setelah kaki kanannya ditembus pelor panas anggota Satpidum Reskrim Polrestabes Surabaya, Minggu (19/9/2010) malam.

Informasi yang diperoleh Surya, Senin (20/9), warga Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, itu diringkus Kasubnit Idik I, Ipda Suhartono, bersama anak buahnya di traffic light Jl Raya Candi, Sidoarjo. Polisi sewaktu menangkap Mbah Ndut menemukan dua karung goni, yang diduga akan dipakai membawa barang hasil jarahan dari toko material.

Pascapenangkapan Mbah Ndut, polisi juga menangkap Haryanto alias Sugeng, 24, warga Kupang Gunung Jaya. Dua tersangka itu diduga terlibat pencurian dua ponsel dan puluhan voucher pulsa di toko milik Ari Sugiantoro, warga Simo Kalangan, Januari lalu. Kerugian diperkirakan sekitar Rp 5 juta. Pria paro baya itu dilumpuhkan karena saat ditangkap berusaha melarikan diri.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo, didampingi Kanit Idik I, AKP Arbaridi Jumhur, menuturkan, dalam perkembangan penyidikan Mbah Ndut diduga terlibat serangkaian kejahatan pembobolan toko material di Surabaya dan daerah lain. “Ada ratusan toko material yang dibobol Mbah Ndut,” kata AKP Arbaridi Jumhur, Senin (20/9), di Surabaya.

Mantan kiper Persija Junior ini menambahkan, sesuai pengakuan Mbah Ndut, toko bangunan di Surabaya yang dijarah dalam kurun dua bulan (periode Agustus-September) ada 24 buah. Di antaranya, di Kenjeran dua kali, di Rungkut dua kali, di Tidar dua kali, di Petemon dua kali, dan di sejumlah tempat satu kali.

Saking banyaknya toko yang dibobol, Mbah Ndut sampai lupa di mana saja tempatnya,” tutur AKP Jumhur.

Wilayah luar kota yang dijarah tersangka bersama komplotannya —berjumlah enam orang— antara lain Mojokerto, Jombang, Madiun, dan Sragen (Jateng). Ketika beraksi, tersangka menggunakan motor. “Kami mencari lima teman Mbah Ndut yang masih berkeliaran di luar,” paparnya.

Mudah Dijual

Dia menjelaskan, sasaran pencurian komplotan Mbah Ndut adalah barang apa saja yang ada di toko material. Seperti cat tembok, aquaprof, pintu aluminium dan besi. “Sasaran barang yang dijarah adalah yang mudah dijual ke orang lain,” ucap AKP Jumhur.

Dia mencontohkan, cat tembok dan aquaprof berharga di atas Rp 300.000, dijual kepada orang antara Rp 200.000 sampai Rp 250.000. Lembaran atau pintu dari aluminium, yang harganya Rp 600.000, dijual Rp 400.000.

“Tiap hari mereka ‘bekerja’. Kalau tidak ada teman yang mau diajak membobol, Mbah Ndut mengajak menantunya. Gila orang itu,” tegas AKP Jumhur.

Tersangka saat beraksi di sebuah toko bangunan di Rungkut sempat dibuntuti polisi. Namun di tengah jalan, tersangka yang dibonceng temannya —membawa cat tembok curian— menghilang di tengah jalan karena arus lalu lintas yang padat. “Mereka naik motor kencang, dan jalannya zig zag,” tuturnya.

Saat diperiksa penyidik, Mbah Ndut mengaku uang hasil jarahan sebagian untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan foya-foya. “Kapok pak, nanti setelah keluar akan tobat,” kilahnya.

Adapun Haryanto alias Sugeng yang diperiksa penyidik mengaku baru satu kali diajak Mbah Ndut membobol toko. “Waktu minum di makam Jarak saya ketemu Mbah Ndut lalu diajak,” ujar Haryanto. mif

http://www.surya.co.id/2010/09/20/polisi-tembak-spesialias-pembobol-toko-surabaya.html

Perampok Emas Satu Kilogram Itu Didor

Senin, 20 September 2010 | 21:17 WIB
MAKASSAR, KOMPAS.com -
Wawan (20), satu dari delapan tersangka perampok emas sebanyak satu kilogram masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Bhayangkara Makassar setelah polisi menembak betis kanannya sebanyak dua kali.

Kapolsekta Tamalate AKP Suaeb A Madjid, Senin (20/9/2010) mengungkapkan, Wawan yang ditembak ketika melakukan penodongan di Jalan HM Daeng Patompo Makassar pada Sabtu malam (18/9), merupakan perampok emas.

Hal itu diketahui setelah dirinya melakukan koordinasi dengan pihak Polresta Gowa dan Polda Sulselbar untuk mencari laporan polisi (LP) kejahatan yang pernah dilakukan oleh pelaku.

"Kita sudah koordinasi sama Polda dan Polresta Gowa dan hasilnya, pelaku merupakan satu dari delapan perampok emas satu kilogram yang pernah beraksi di Kabupaten Gowa pada 2008," ujarnya.

Polresta Gowa sudah lama menjadikan tersangka sebagai daftar pencarian orang (DPO), sedangkan untuk Polsekta Tamalate sendiri juga sudah menjadikan pelaku sebagai DPO kasus pencurian dan penodongan.

Menurut dia, setelah tertangkapnya pelaku, berarti sudah sekitar lima orang pelaku perampokan emas yang sudah dilumpuhkan dan dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan. Satu dari rekannya tewas ditembak polisi setelah terlibat perkelahian saat akan diringkus.

"Beberapa rekannya sudah ada yang diringkus, bahkan sudah ada yang tewas tertembak. Karena itu, kita akan memroses dulu kasus pencurian dan penodongannya, dan setelah itu menyerahkannya ke Polresta Gowa untuk diproses masalah perampokan emasnya," ucapnya.
http://regional.kompas.com/read/2010/09/20/21174697/Perampok.Emas.Satu.Kilogram.Itu.Didor

Polisi Ringkus Lima Perampok Toko Kue

Liputan6.com, Malang: Tim Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (21/9), meringkus lima orang yang diduga terlibat perampokan di sebuah toko kue. Seorang pramuniaga toko bernama Fitri Aizah tewas dalam peristiwa tersebut.

Tiga dari lima tersangka terpaksa ditembak polisi karena berupaya kabur saat disergap. Kelima perampok diidentifikasi sebagai Yanto, Agus, Khodir, Sony, dan Irwan. Polisi berhasil mengungkap kasus ini berkat keterangan salah satu tersangka yang sebelumnya dipecat dari toko kue yang dirampok.

Selain menangkap para tersangka, petugas juga menyita sejumlah barang bukti dan barang pribadi korban. Hingga kini polisi masih menyelidiki motif di balik kasus itu.(WIL/ANS)

http://buser.liputan6.com/berita/201009/297473/Polisi.Ringkus.Lima.Perampok.Toko.Kue

Tersangka Pembunuh Polisi Ditembak Mati

Selasa, 21 September 2010 | 05:34 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Yunianto (40), tersangka pembunuh anggota Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Barat, Briptu Novika Hidayat, tewas ditembak aparat kepolisian dalam suatu penyergapan, Minggu (19/9/2010). Ia terkena satu tembakan di paha kanan dan dua tembakan di bagian kepala.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat, Ajun Komisaris Besar Agus B Kawedar, Senin (20/9/2010) mengatakan, Yunianto ditembak di wilayah Kelurahan Limau Manih, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Alasannya, ia melawan dengan senjata tajam. Sebelumnya polisi mengikuti tersangka yang menggunakan sepeda motor itu dari pusat kota.

”Penangkapan dilakukan oleh enam petugas yang terdiri dari anggota Resmob Polda Sumbar dan anggota satuan reserse. Dari enam petugas yang mengejar, dua luka-luka terkena senjata tajam dan lebam oleh pukulan Yunianto,” tambah Kawedar.

Yunianto, menurut Kawedar, terpaksa dilumpuhkan karena melawan. ”Meski sudah ditembak, dia masih bertindak kalap terhadap petugas yang hendak menangkapnya,” katanya.

Yunianto dilumpuhkan sehari setelah kematian Novika Hidayat.

Sebagaimana diberitakan, Novika dibunuh di rumahnya di Perumahan Bumi Lareh Permai Blok C-3, Kota Padang. Ia mengalami luka bacokan dan tusukan di sekujur badannya. Istri Novika, Vina Anggraini (33), juga mengalami luka-luka akibat turut melawan serangan tersangka.

Menurut Kawedar, kasus ini dilatarbelakangi persoalan utang-piutang. Yunianto berutang sekitar Rp 10 juta kepada Novika. ”Mungkin tersinggung karena ditagih, Yunianto kemudian mendatangi Novika,” paparnya.

Koordinator Divisi Pembaharuan Hukum dan Peradilan LBH Padang Roni Saputra mengatakan, pihaknya meminta polisi mengusut tuntas kasus penembakan Yunianto.

”Tindakan (penembakan) ini tidak bisa dibenarkan. Ini merupakan pelanggaran Peraturan Kapolri Nomor 8/2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam penyelenggaraan tugas kepolisian,” ujarnya.

Secara terpisah, Koordinator Eksekutif The West Sumatera Police Watch Nanda Oetama menekankan, penembakan terhadap tersangka harus didahului prosedur tiga kali tembakan peringatan yang dilanjutkan dengan bidikan pada anggota tubuh yang tidak mematikan jika ancaman tetap berlanjut.

http://regional.kompas.com/read/2010/09/21/05344957/Tersangka.Pembunuh.Polisi.Ditembak.Mati