JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Daerah Papua telah memeriksa tujuh anggota brimob terkait kericuhan di Manokwari, Papua. Namun, kepolisian belum dapat meminta keterangan dari pihak warga lantaran situasi yang belum memungkinkan.
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Marwoto Soeto di Mabes Polri, Jumat ( 17/9/2010 ), terkait kericuhan yang mengakibatkan dua orang tewas dan dua orang lainnya menderita luka.
Marwoto mengatakan, kericuhan akibat kesalahpahaman warga setempat terkait kecelakaan lalu lintas yang terjadi di dekat Markas Brimob Detasemen C Manokwari. Kecelakaan itu melukai warga setempat. Saat itu, beberapa anggota brimob datang dengan maksud menolong. Namun, warga mengira mereka adalah para penabrak.
"Anggota brimob diteriaki seolah yang nabrak. Warga makin banyak yang datang. Mereka ada yang bawa senjata tajam, panah. Anggota mencoba bertahan dengan keluarin tembakan ke atas," kata Marwoto.
Tembakan itu, ucapnya, melukai kaki salah satu warga, yakni Naftali Kwan (30), yang juga korban kecelakaan. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit TNI AL. Setelah sempat dirawat, pihak rumah sakit memperbolehkan korban dibawa polisi untuk dimintai keterangan terkait kecelakaan itu. "Rupanya dia masih belum sehat. Belum sempet diperiksa, dia dibawa lagi ke RSUD. Di sana dia meninggal," paparnya.
Sedangkan korban tewas lain, Septinus Kwan (28), tambah Marwoto, tewas akibat jatuh ke jurang. "Di sana informasinya dekat jurang. Pada saat bentrok ada warga yang ketakutan seolah-olah mau ditangkap polisi. Kemungkinan jatuh ke jurang," ujarnya.
http://regional.kompas.com/read/2010/09/17/13343918/Polda.Papua.Periksa.7.Brimob
No comments:
Post a Comment