Tuesday, 28 September 2010

Perampokan yang Semakin Nekat

Senin, 27 September 2010 19:23 WIB

BELUM lagi habis kekagetan kita dengan perampokan bersenjata di Bank CIMB Niaga Medan, kita melihat kembali perampokan bersenjata di Padang Pariaman. Kali ini anjungan tunai mandiri Bank BNI yang digasak perampok bersenjata.

Perampokan di siang hari bolong kali ini segera diketahui polisi. Para perampok akhirnya masuk ke sekitar hutan dan kemudian terpaksa dikepung oleh polisi. Para perampok ternyata tidak mau menyerah sehingga terjadilah kontak senjata.

Beberapa perampok akhirnya berhasil ditembak mati oleh polisi. Beberapa pelaku yang lain mencoba untuk bertahan, namun terus dikejar oleh polisi. Polisi tidak membiarkan para perampok itu bisa lepas membawa hasil rampokannya.

Perampokan di Padang Pariaman bukan hanya semakin membuka mata kita akan semakin nekatnya pelaku kejahatan. Tetapi yang lebih memrihatinkan, mengapa bisa begitu banyak senjata api yang ada di tangan masyarakat.

Setelah perampokan di Bank CIMB Niaga Medan serta penyerangan terhadap Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Sumatera Utara, Presiden meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk memeriksa senjata yang ada pada setiap kesatuan di bawah mereka. Presiden meminta apakah semua senjata dan amunisi yang dimiliki polisi dan TNI masih lengkap dan tidak ada satu pun yang hilang dari tempat penyimpanan.

Melihat jenis persenjataan yang dipakai para perampok yang sebagian kemudian diidentifikasi sebagai kelompok teroris sama dengan senjata organik yang dimiliki polisi dan TNI. Mereka menggunakan senjata jenis AK-47 yang biasa dipakai polisi dan juga M-16 yang biasa dipakai TNI.

Pantaslah jika Presiden menduga ada senjata organik polisi dan TNI yang hilang dari kesatuan. Atau kalau bukan berasal dari senjata organik polisi maupun TNI, berarti ada aliran senjata api yang masuk secara ilegal ke Indonesia.

Kalau yang kedua itu yang terjadi, darimana pasokan senjata itu berasal? Bagaimana senjata itu bisa masuk ke Indonesia tanpa bisa diketahui oleh aparat keamanan? Bagaimana lalu pengawasan yang dilakukan selama ini?

Ketika Aceh masih bergejolak, memang senjata-senjata seperti itu dipegang oleh orang-orang Gerakan Aceh Merdeka. Senjata itu masuk ke Indonesia melalui jalur Malaysia. Penjualan senjata gelap memang terjadi di dunia dan bukan sesuatu yang sulit.

Hanya saja tetap menjadi pertanyaan, kalau senjata-senjata itu bisa masuk sampai Sumut dan Sumbar. Kedua daerah itu tidak seperti Aceh yang dulu agak tertutup, sehingga memudahkan perdagangan senjata gelap. Sumut dan Sumbar adalah daerah yang terbuka dan selama ini bukan daerah penjualan senjata gelap.

Inilah yang tentunya harus bisa dilacak oleh polisi dan juga TNI. Dari mana senjata-senjata itu masuk ke Sumut dan Sumbar, serta bagaimana bisa jatuh ke tangan-tangan para perampok seperti itu.

Pelacakan itu penting untuk diketahui karena keadaan sekarang ini sudah meresahkan masyarakat. Para perampok tidak lagi menggunakan pistol, tetapi senjata laras panjang yang sangat mematikan.

Jangan biarkan negara kita menjadi negara yang tidak aman. Kita tidak boleh membiarkan senjata laras panjang seperti itu bisa bebas ada di tangan masyarakat dan kemudian dipakai untuk tindak kejahatan. Kita bahkan harus membuat aturan untuk tidak boleh ada satu pun senjata api yang berada di tangan masyarakat biasa.

Aturan yang ada tidak mengizinkan masyarakat umum untuk memiliki senjata api. Kita bahkan sepantasnya untuk mengkaji ulang pemberian izin terbatas kepada orang-orang tertentu untuk bisa memiliki senjata api. Kita harus melarang adanya senjata api di masyarakat dan biarkan tugas menjaga keamanan sepenuhnya ada di tangan petugas keamanan.

Penguasaan senjata api oleh masyarakat pasti lebih banyak memberikan mudaratnya daripada manfaatnya. Pemberian izin terbatas sekali pun akan membuka peluang terjadinya kebocoran. Dan ketika yang bocor adalah kepemilikan senjata api, akibatnya bisa fatal seperti yang marak terjadi akhir-akhir ini.

http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/tajuk/2010/09/27/530/Perampokan-yang-Semakin-Nekat/tajuk

Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment