Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Daerah Sulawesi Tengah mengaku bingung dengan Polri yang memobilisasi pasukan keamanan ke Buol, padahal situasi keamanan di daerah bagian utara provinsi itu perlahan sudah kondusif.
"Heran! Kenapa ada mobilisasi pasukan lagi ke sini hanya karena alasan keamanan," kata Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sulteng, Dedi Askari di Buol, Jumat malam (3/9).
Dedi mengatakan, skenario yang mau dibangun di Buol saat ini mestinya lebih pada pembangunan komunikasi kepada keluarga korban, lintas tokoh masyarakat, agama, pemuda, Polri, TNI dan semua elemen yang terkait dalam membangun situasi kondusif.
Menurut Dedi mobilisasi pasukan keamanan bisa saja ditanggapi lain masyarakat bahkan rawan terjadi gesekan.
Hingga Jumat malam, Komnas HAM masih mengunjungi kediaman korban tewas penembakan, salah satunya adalah Saktipan Kapuung yang pada 1 Oktober nanti berusia 38 tahun.
Saktipan kena tembak setelah kembali dari rumah sakit mengantar temannya yang juga kena tembakan pada Rabu (1 September dini hari). Menurut pihak keluarga, korban ditembak sekitar 400 meter dari konsentrasi massa di Polsek Biau.
"Makanya kami menduga penembak tidak saja dari Polsek tetapi di luar itu juga ada penembak," kata Abdi Turunku, saudara ipar korban.
Hasil sementara investigasi Komnas HAM menyebutkan diduga kuat terjadi pelanggaran HAM serius yang dilakukan oknum anggota polri dalam tragedi berdarah di Buol.
"Untuk menentukan apakah nanti ada pelanggaran HAM berat atau pelanggaran HAM ringan nanti ditentukan rapat komisioner," jelas Dedi.
Dia mengatakan, Peraturan Kapolri dengan tegas diatur bahwa tidak boleh menghilangkan nyawa seseorang termasuk warga sipil.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Muhammad Amin Saleh mengatakan, mobilisasi pasukan tersebut hanya bersifat pergantian pasukan saja. Pasukan yang sudah bertugas di Buol ditarik diganti pasukan yang lain.
Jumlah pasukan dari satuan Brimob Kelapa Dua yang akan tiba di Buol sebanyak 170 orang. Saat ini mereka dalam perjalan ke Buol. Hingga pukul 23.00 waktu setempat pasukan tersebut belum juga tiba.
"Sebanyak 68 personel yang pergi 170 orang pasukan yang datang," kata Kapolda. [TMA, Ant]
"Heran! Kenapa ada mobilisasi pasukan lagi ke sini hanya karena alasan keamanan," kata Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sulteng, Dedi Askari di Buol, Jumat malam (3/9).
Dedi mengatakan, skenario yang mau dibangun di Buol saat ini mestinya lebih pada pembangunan komunikasi kepada keluarga korban, lintas tokoh masyarakat, agama, pemuda, Polri, TNI dan semua elemen yang terkait dalam membangun situasi kondusif.
Menurut Dedi mobilisasi pasukan keamanan bisa saja ditanggapi lain masyarakat bahkan rawan terjadi gesekan.
Hingga Jumat malam, Komnas HAM masih mengunjungi kediaman korban tewas penembakan, salah satunya adalah Saktipan Kapuung yang pada 1 Oktober nanti berusia 38 tahun.
Saktipan kena tembak setelah kembali dari rumah sakit mengantar temannya yang juga kena tembakan pada Rabu (1 September dini hari). Menurut pihak keluarga, korban ditembak sekitar 400 meter dari konsentrasi massa di Polsek Biau.
"Makanya kami menduga penembak tidak saja dari Polsek tetapi di luar itu juga ada penembak," kata Abdi Turunku, saudara ipar korban.
Hasil sementara investigasi Komnas HAM menyebutkan diduga kuat terjadi pelanggaran HAM serius yang dilakukan oknum anggota polri dalam tragedi berdarah di Buol.
"Untuk menentukan apakah nanti ada pelanggaran HAM berat atau pelanggaran HAM ringan nanti ditentukan rapat komisioner," jelas Dedi.
Dia mengatakan, Peraturan Kapolri dengan tegas diatur bahwa tidak boleh menghilangkan nyawa seseorang termasuk warga sipil.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Muhammad Amin Saleh mengatakan, mobilisasi pasukan tersebut hanya bersifat pergantian pasukan saja. Pasukan yang sudah bertugas di Buol ditarik diganti pasukan yang lain.
Jumlah pasukan dari satuan Brimob Kelapa Dua yang akan tiba di Buol sebanyak 170 orang. Saat ini mereka dalam perjalan ke Buol. Hingga pukul 23.00 waktu setempat pasukan tersebut belum juga tiba.
"Sebanyak 68 personel yang pergi 170 orang pasukan yang datang," kata Kapolda. [TMA, Ant]
http://www.gatra.com/2010-09-04/versi_cetak.php?id=141223
No comments:
Post a Comment