Wednesday 8 September 2010

Polisi Tembak Mati Pelaku Kriminal

Rabu, 8 September 2010
BENGKULU (Suara Karya): Momentum menjelang Lebaran Idul Fitri 1431 Hijriah dimanfaatkan penjahat untuk melakukan aksi nekat. Namun, Polisi sigap dalam memberantas tindak kriminalitas, khususnya menyangkut keamanan pemudik.

Kesigapan polisi diperlihatkan aparat Tim Patroli Polres Kapahiyang, Bengkulu, kemarin. Mereka menembak tiga dari empat pelaku perampasan motor seorang pemudik. Dua orang ditembak pada bagian kaki, sementara seorang pelaku lagi tertembak mati. Ketiganya ditembak karena berusaha melarikan diri saat dilakukan upaya penangkapan, namun seorang pelaku lain berhasil melarikan diri.

Kapolres Kapahiyang AKBP Max Maruem mengatakan, pelaku diduga sudah berulang kali menjalankan aksi perampokan di wilayah hukum Polres Kapahiyang.

"Pelaku sudah menjadi target kami, karena sudah berkali-kali melakukan kasus serupa. Namun saat ditangkap, mereka melakukan perlawanan sehingga mereka ditembak," katanya. Max tidak menyebutkan identitas perampok yang ditembak itu.

Sementara itu, kawanan perampok yang beraksi di pabrik kayu PT Binea Kayone Lestari, pinggiran Jalan Raya Ciawi, Kecamatan Indhiangang, Kota Tasikmalaya, Jabar, Selasa (7/9) dini hari, membawa kabur uang tunjangan hari raya (THR) karyawan senilai Rp 1,8 miliar.

Pimpinan PT Binea Kayone Lestari Boy Dedi Wijaya mengatakan, perampok membawa uang yang disimpan di dalam dua brankas di suatu ruang dalam pabrik. "Uang itu untuk THR dan operasional pabrik selama tiga hari," katanya.

Selain menggondol uang THR, sejumlah uang dan telepon seluler milik karyawan yang disekap juga dijarah pelaku yang berjumlah lebih dari 10 orang itu. Salah seorang karyawan, Ujang, mengatakan, telepon genggam berikut uang di saku tiap karyawan direbut perampok.

Manajer pabrik, Muhammad Dani, mengaku tidak mengetahui persis total kerugian akibat perampokan itu. Dia, yang saat kejadian kebetulan tidak berada di lokasi pabrik, mengatakan, aksi perampokan itu berlangsung saat pabrik sedang beroperasi malam hari.

Karyawan yang bekerja malam itu sebanyak 26 orang, termasuk petugas satpam. Mereka semua disekap kawanan perampok di belakang pabrik.

Kapolresta Tasikmalaya AKBP Moh Hendra Suhartiyono mengatakan, petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. "Kami masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi serta pemilik atau orang yang bertanggung jawab di pabrik ini," ujarnya.

Menurut informasi, perampok itu menyekap puluhan karyawan dan membawa uang sekitar Rp 1,8 miliar plus sejumlah telepon genggang milik karyawan. Salah seorang korban, Mudihin, mengatakan, pelaku diduga sekitar 10 orang. Mereka membawa senjata tajam dan beraksi sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa kemarin.

Datang tiba-tiba dari arah belakang pabrik, mereka langsung menodongkan golok kepada seluruh karyawan hingga mereka tidak berani melakukan perlawanan. Selanjutnya, mereka disekap di belakang pabrik.

Sementara itu, Senin petang (6/9), seorang pengemudi truk diduga menjadi korban perampokan oleh dua pelaku bersepeda motor di jalur mudik Wonosari-Yogyakarta. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Gunung Kidul, DI Yogyakarta, AKP Widy Saputra mengaku telah menerima laporan terkait korban perampokan ini.

Pelaku perampokan ini dua orang berkendara sepeda motor Yamaha Jupiter warna merah. Mereka beraksi di ruas jalan Wonosari-Yogyakarta, tepatnya di Dusun Putat Wetan, Desa Putat, Kecamatan Pathuk, Gunung Kidul, sekitar pukul 18.10 WIB.

Korban kemudian melapor di Pos Polisi Sambi. Petugas pun bergerak cepat melakukan penyelidikan ke TKP.

Menurut keterangan korban kepada polisi, uang yang dirampok itu sedianya untuk melunasi pembayaran truk miliknya senilai Rp 11 juta.

Terkait laporan itu, Widy mengatakan, pihaknya akan melakukan pendalaman untuk mengetahui modus aksi kriminal tersebut, apakah termasuk pencurian dengan kekerasan ataukah perampokan. Dia tidak menutup kemungkinan ada motif lain di belakang kejadian itu.

Widy mengimbau masyarakat, khususnya pemudik, agar meningkatkan kewaspadaan. Dia menyarankan jangan beristirahat di tempat sepi. "Beristirahat sebaiknya di tempat ramai atau di pos pengamanan jalur mudik," katanya.

Sementara itu, korban perampokan bernama Rubiyanto mengaku merasa dibuntuti orang bersepeda motor sejak dari simpang tiga Gading, Playen. "Pengendara sepeda motor yang berboncengan itu menguntit terus. Mereka menyalip, kemudian berjalan pelan mengiringi truk yang saya kendarai. Sesampai di Putat, ketika saya berhenti, mereka menabrak bagian belakang truk dan terjadilah perampokan itu," katanya. (Antara/Yon Parjiyono)

No comments:

Post a Comment