Thursday, 23 September 2010

Keluarga Berharap Pelaku Ditembak Mati

[ Kamis, 23 September 2010 ]

KEDATANGAN
jenazah Aiptu Baek Sinulingga, 45, salah seorang korban yang tewas dalam insiden penyerangan Polsek Hamparan Perak kemarin dini hari (22/9), disambut tangisan histeris keluarga. Anak tunggal Baek, Ardiles Sinulingga, 17, bahkan sampai pingsan.

Iring-iringan yang membawa jasad Baek datang kemarin, sekitar pukul 12.30. Begitu tiba di rumah duka, di Jalan Pemasyarakatan, Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, jerit tangis keluarga langsung terdengar. Istri korban, Tabitha Ginting, 41, bahkan terkulai begitu melihat dari dekat peti mati yang berisi jenazah suaminya.

"Kenapa kau pergi, Pak? Lihat anakmu ini, Pak! Siapa lagi kawan aku cerita-cerita, Bapak sayang? Kenapa kau tinggalkan kami, Pak?" kata Tabitha sambil menangis keras dan memeluk jenazah suaminya.

Saat itulah Ardiles pingsan, setelah peti mati bapaknya dibuka. Saat sadar, pemuda tersebut menangis sambil berteriak-teriak. "Pak, jangan kau tinggalkan aku. Tidak ada lagi yang memarahi aku, Pak. Pak, sama siapa lagi aku tertawa dan cerita?" ucap Ardiles.

Menurut warga yang mengenal Baek, sosok ayah Ardiles itu baik dan ramah. Dia baru dua tahun tinggal di Jalan Pemasyarakatan tersebut. Amir, 38, warga sekitar yang juga pengelola Warnet Davica Net, mengatakan bahwa Baek sering main ke warnet miliknya. Dia menuturkan, Baik selalu suka bercerita de ngannya. Amir menambahkan, nama almarhum sesuai dengan sikap dan kelakuannya.

"Nama beliau sesuai dengan kelakuannya setiap hari dalam bertetangga dan bermasyarakat. Bukan hanya itu, dia juga tidak kelihatan seperti polisi walaupun polisi," ucap Amir.

Hal senada dikatakan oleh J. Sinuraya SH MH, yang juga pengurus gereja dan famili Tabitha. Ditambahkan Sinuraya, keponakannya dari pasangan mendiang Baek dan Tabitha hanya Ardiles. "Mereka hanya dikaruniai seorang anak laki-laki, yaitu Ardiles Sinulingga, pelajar kelas tiga SMU Negeri 16 Terjun, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan," terang dia.

Thomas Ginting (40), adik ipar Aiptu Baek mengatakan, kakaknya sudah 20 tahun bertugas di Polsekta Hamparan Perak. Pihak keluarga, kata dia berencana memakamkan Baek ke pemakaman keluarga di Namotating, Desa Sei Bingai, Kabupaten Langkat.

Thomas menuturkan, Aiptu Baek merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara. Thomas menambahkan, bahwa kakak iparnya itu terkena peluru sebanyak 4 butir jenis senjata laras panjang SS.

Thomas berharap, pelaku penembakan abang iparnya itu segera ditangkap dan ditembak mati karena sudah membuat abang iparnya meninggal dunia. "Harapan saya agar pelakunya segera dibekuk dan ditembak mati saja karena perbuatan mereka itu tidak manusiawi," ucap Thomas.

Sementara itu, polisi tewas lainnya yang menjadi korban penyerangan Mapolsek Hamparan Perak adalah Aiptu Deto Sutejo. Ketika jenazahnya tiba di rumah duka di Jl Perkutut, Kompleks Perumahan Pemda Langkat, kemarin (22/9), sanak keluarga menyambut dengan isak tangis dan jerit histeris.

Istri korban, Rosmawati, nyaris pingsan saat melihat peti jenazah di mobil jenazah dari RS Bhayangkara. Bahkan, dia tak kuasa berdiri ketika peti jenazah dibawa masuk ke rumah duka. Dia terpaksa dipapah untuk masuk ke rumah. Demikian pula anak tertuanya, Bima Pratama Sutejo, 14. Dia histeris melihat jasad ayahnya.

Setelah setengah jam disemayamkan di rumah duka, jasad Deto kembali dikafani dan dimasukkan ke dalam peti. Setelah dilakukan serah terima dari pihak keluarga kepada kepolisian, jenazah dimakamkan dengan upacara polisi yang dipimpin Kapolres Langkat. (jon/jpnn/c11/kum)

http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=156644

No comments:

Post a Comment