Tuesday, 21 September 2010

spesialis pembobol toko surabaya ditembak polri

20 September 2010

SURABAYA I SURYA Online - Penjahat spesialis pembobol toko material bangunan di Surabaya dan luar Surabaya, Mat Sakeh alias Kasdi alias Mbah Ndut, 57, menyerah. Ini setelah kaki kanannya ditembus pelor panas anggota Satpidum Reskrim Polrestabes Surabaya, Minggu (19/9/2010) malam.

Informasi yang diperoleh Surya, Senin (20/9), warga Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, itu diringkus Kasubnit Idik I, Ipda Suhartono, bersama anak buahnya di traffic light Jl Raya Candi, Sidoarjo. Polisi sewaktu menangkap Mbah Ndut menemukan dua karung goni, yang diduga akan dipakai membawa barang hasil jarahan dari toko material.

Pascapenangkapan Mbah Ndut, polisi juga menangkap Haryanto alias Sugeng, 24, warga Kupang Gunung Jaya. Dua tersangka itu diduga terlibat pencurian dua ponsel dan puluhan voucher pulsa di toko milik Ari Sugiantoro, warga Simo Kalangan, Januari lalu. Kerugian diperkirakan sekitar Rp 5 juta. Pria paro baya itu dilumpuhkan karena saat ditangkap berusaha melarikan diri.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo, didampingi Kanit Idik I, AKP Arbaridi Jumhur, menuturkan, dalam perkembangan penyidikan Mbah Ndut diduga terlibat serangkaian kejahatan pembobolan toko material di Surabaya dan daerah lain. “Ada ratusan toko material yang dibobol Mbah Ndut,” kata AKP Arbaridi Jumhur, Senin (20/9), di Surabaya.

Mantan kiper Persija Junior ini menambahkan, sesuai pengakuan Mbah Ndut, toko bangunan di Surabaya yang dijarah dalam kurun dua bulan (periode Agustus-September) ada 24 buah. Di antaranya, di Kenjeran dua kali, di Rungkut dua kali, di Tidar dua kali, di Petemon dua kali, dan di sejumlah tempat satu kali.

Saking banyaknya toko yang dibobol, Mbah Ndut sampai lupa di mana saja tempatnya,” tutur AKP Jumhur.

Wilayah luar kota yang dijarah tersangka bersama komplotannya —berjumlah enam orang— antara lain Mojokerto, Jombang, Madiun, dan Sragen (Jateng). Ketika beraksi, tersangka menggunakan motor. “Kami mencari lima teman Mbah Ndut yang masih berkeliaran di luar,” paparnya.

Mudah Dijual

Dia menjelaskan, sasaran pencurian komplotan Mbah Ndut adalah barang apa saja yang ada di toko material. Seperti cat tembok, aquaprof, pintu aluminium dan besi. “Sasaran barang yang dijarah adalah yang mudah dijual ke orang lain,” ucap AKP Jumhur.

Dia mencontohkan, cat tembok dan aquaprof berharga di atas Rp 300.000, dijual kepada orang antara Rp 200.000 sampai Rp 250.000. Lembaran atau pintu dari aluminium, yang harganya Rp 600.000, dijual Rp 400.000.

“Tiap hari mereka ‘bekerja’. Kalau tidak ada teman yang mau diajak membobol, Mbah Ndut mengajak menantunya. Gila orang itu,” tegas AKP Jumhur.

Tersangka saat beraksi di sebuah toko bangunan di Rungkut sempat dibuntuti polisi. Namun di tengah jalan, tersangka yang dibonceng temannya —membawa cat tembok curian— menghilang di tengah jalan karena arus lalu lintas yang padat. “Mereka naik motor kencang, dan jalannya zig zag,” tuturnya.

Saat diperiksa penyidik, Mbah Ndut mengaku uang hasil jarahan sebagian untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan foya-foya. “Kapok pak, nanti setelah keluar akan tobat,” kilahnya.

Adapun Haryanto alias Sugeng yang diperiksa penyidik mengaku baru satu kali diajak Mbah Ndut membobol toko. “Waktu minum di makam Jarak saya ketemu Mbah Ndut lalu diajak,” ujar Haryanto. mif

http://www.surya.co.id/2010/09/20/polisi-tembak-spesialias-pembobol-toko-surabaya.html

No comments:

Post a Comment