Tribun Timur - Kamis, 16 Juni 2011 16:14 WITA
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM -- Komisi untuk orang hilang dan korban tindak Kekerasan (Kontras) Sulawesi menggelar Konferesi pers di kantor Kontras yang berada di Jl Damar, Kecamatan Panakkukang, (6/6/2011) siang. Konferensi tersebut terkait penembakan warga sipil oleh pihak Kepolisian yang terjadi di Kabupaten Jeneponto.
Penembakan yang terjadi pada tanggal 2 juni 2011 lalu dilakukan oleh pihak Kepolisian sektor Kelara kepada warga asal Kampung Beru, Desa Loka, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. Ketika itu pihak Kepolisian mencari daftar pencaran orang yang diduga pelaku kendaraan bermotor dan ternak.
Pada insiden tersebut, Talla warga Kampung Beru meninggal dan melukai tiga orang, Baso terkena tembakan pada lengan lengannya, Umar terkena tembakan pada bagian kanan kepalanya, dan Pacu terkena tembakan pada paha kanannya. Pada saat itu pihak Kepolisian mengamankan lima orang tapi setelah diperiksa mereka dilepas karena tidak terbukti.
Menurut Andi Suaib, dari data yang dihimpun Kontras, pada tahun 2011 telah terjadi tujuh kali penembakan yang dilakukan pihak Kepolisian kepada warga sipil, seperti yang terjadi di sejumlah Kabupaten di Sulsel, seperti yang terjadi di Makassar (kasus penembakan pemuda yang ditembak oleh pihak Anti Narkoba Polrestabes Makassar), Maros (kasus penembakan warga yang mengamuk hingga menewaskan salah satu anggota Polisi) , Pangkep (Kasus penembakan anggota TNI AD), Bulukumba (kasus penembakan pemuda yang diduga pencuri karet) dan Selayar (kasus penembakan istri anggota Polisi).
" Kepolisian harus melakukan evaluasi peraturan kepemilikan senjata dan prosedur operasi, " kata Suaib.
Suaib Menekankan bahwa pihak Kepolisian harus melakukan pengawasan dan transparansi dalam setiap penyelidikan dan memastikan pelaku sehingga tidak salah tangkap. " Kapolda bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan terhadap korban penembakan seperti yang terjadi di Kabupaten Jeneponto, " jelas Suaib.
Penembakan yang terjadi pada tanggal 2 juni 2011 lalu dilakukan oleh pihak Kepolisian sektor Kelara kepada warga asal Kampung Beru, Desa Loka, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto. Ketika itu pihak Kepolisian mencari daftar pencaran orang yang diduga pelaku kendaraan bermotor dan ternak.
Pada insiden tersebut, Talla warga Kampung Beru meninggal dan melukai tiga orang, Baso terkena tembakan pada lengan lengannya, Umar terkena tembakan pada bagian kanan kepalanya, dan Pacu terkena tembakan pada paha kanannya. Pada saat itu pihak Kepolisian mengamankan lima orang tapi setelah diperiksa mereka dilepas karena tidak terbukti.
Menurut Andi Suaib, dari data yang dihimpun Kontras, pada tahun 2011 telah terjadi tujuh kali penembakan yang dilakukan pihak Kepolisian kepada warga sipil, seperti yang terjadi di sejumlah Kabupaten di Sulsel, seperti yang terjadi di Makassar (kasus penembakan pemuda yang ditembak oleh pihak Anti Narkoba Polrestabes Makassar), Maros (kasus penembakan warga yang mengamuk hingga menewaskan salah satu anggota Polisi) , Pangkep (Kasus penembakan anggota TNI AD), Bulukumba (kasus penembakan pemuda yang diduga pencuri karet) dan Selayar (kasus penembakan istri anggota Polisi).
" Kepolisian harus melakukan evaluasi peraturan kepemilikan senjata dan prosedur operasi, " kata Suaib.
Suaib Menekankan bahwa pihak Kepolisian harus melakukan pengawasan dan transparansi dalam setiap penyelidikan dan memastikan pelaku sehingga tidak salah tangkap. " Kapolda bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan terhadap korban penembakan seperti yang terjadi di Kabupaten Jeneponto, " jelas Suaib.
Penulis : Mahyuddin
Editor : Ina Maharani
http://makassar.tribunnews.com/2011/06/16/sepanjang-2011-sudah-7-warga-sipil-ditembak-polisi
No comments:
Post a Comment