Kawanan perampok yang kerap membikin korban takut, Pasalnya, telah ditembak mati pihak Kepolisian Resort Kota Surabaya. Jasad keempat kawanan perampok ini terbaring di kamar jenazah RSUD dr Soetomo.
Sebelum menembak empat pelaku itu, petugas mendapatkan perlawanan ketika pelaku habis menguras isi rumah di Gunung Sari. Dan ketika pelaku yang menggunakan mobil Avanza hitam bernopol W 1745 AQ, salah satu penumpangnya menodongkan senjata api ke mobil anggota polisi.
Sehingga terjadi kejar-kejaran dan pelaku bisa dilumpuhkan ketika peluru petugas menembus kaca depan Avanza hitam ke arah sopir.
Ketika mobil Avanza berhenti dan petugas akan mendekati, ketiga rekan pelaku keluar sambil mengacungkan pisau penghabisan ke petugas. Melihat hal tersebut, petugas langsung menembak dada pelaku.
Dari data yang dihimpun, kawanan pelaku ini sudah puluhan kali melakukan perampokan, sedikitnya adakasus perampokan yang tengah ditangani polisi dengan tersangka kawanan tersebut, diantaranya di Gayungan, Tegalsari, Darmahusada, Rungkut dan Gubeng.
Empat pelaku yang mati di tangan polisi adalah Mansur asal Lamongan; Supriyadi asal desa Banyu Tengah, Panceng, Gresik; Stefanus dan Ferdiansyah asal Sumatara Utara.
Supriyadi adalah DPO Polres Gresik, yang dalam catatatan kepolisian pelaku ini beraksi di wilayah lain di antaranya di Gresik, Mojokerto dan Malang.
Menurut Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Coki Manurung, keempat pelaku ini merupakan perampok spesialis toko emas. Apalagi saat melakukan aksinya dan diketahui korbannya, tidak segan-segan kawanan perampok ini melukai korbannya. "Jadi kelompok ini terkenal sadis," kata Coki Manurung.
Dari tangan pelaku, petugas mengamankan barang bukit berupa senpi jenis revolver, TV LCD 24 inc, 2 tipe compo, laptop, perhiasan dan sejumlah peluru yang selalu digunakan saat melakukan perampokan. Dalam waktu 3 bulan, sudah 13 kali merampok emas terjadi di beberapa kota di Jawa Timur, di antaranya di Gresik, Lamongan, Surabaya, Malang, dan Mojokerto.
Informasi yang didapatkan menyebutkan, pelaku tersebut juga punya base camp di rumah Supriadi. Modus yang dilakukan empat pelaku biasanya menggunakan sarana tranportasi untuk keliling. Ketika melihat rumah korbannya sepi, salah satu pelaku mendekati pintu kemudian membunyikan gembok.
"Waktu gembok dibunyikan dan tidak ada yang keluar, maka rumah itu sepi dan mereka langsung motong gembok. Setelah itu mobil dimasukkan agar tak dicurigai orang lain," ujar Kanit Jatanum Polrestabes Surabaya, Iptu Yunus Saputra.[beritajatim/lal]
http://nasional.inilah.com/read/detail/1587222/empat-spesialis-perampok-emas-ditembak-mati
No comments:
Post a Comment