Thursday 17 November 2011

Komnas HAM: 8 Warga Papua Tewas Ditembak


RABU, 16 NOVEMBER 2011, 15:42 WIB

VIVAnews - Komnas HAM Papua mengklaim ada delapan warga suku Mee di Kabupaten Paniai, Papua tewas ditembak oleh aparat Brimob. Mereka diberondong peluru saat melakukan aktivitas penambangan emas di kawasan Degewo pada Minggu 13 November 2011.

''Ini adalah pelanggaran HAM berat, dan negara harus bertanggung jawab,'' kata Wakil Komnas HAM Papua, Matius Murib di Papua, Rabu 16 November 2011.

Sesuai data Komnas HAM,  8 orang tewas akibat ditembak mati adalah Matias Tenouye (30), Simon Adii (35), Petrus Gobai (40), Yoel Ogetai (30), Benyamin Gobai (25), Marius Madai (35), Matias Anoka (40), Yus Pigome (50).

Menurut Murib, hingga kini belum diketahui secara jelas. ''Laporan warga, Brimob tiba-tiba menembak kedelapan pendulang tanpa alasan yang jelas,'' ucapnya.

Hingga saat ini, kedelapan warga sipil yang ditembak mati masih berada di lokasi, karena akses menuju dan keluar dari lokasi hanya bisa dengan helikopter. ''Korban masih berada di lokasi dan saat ini sedang diupayakan untuk bisa dievakuasi,'' kata dia.

Matius mengatakan telah mendapatkan laporan tentang peristiwa itu. Komnas HAM Papua juga mengklaim memiliki sejumlah bukti. ''Kami juga segera melakukan identifikasi langsung ke lapangan,'' ujarnya.

''Komnas HAM sangat mengutuk keras penembakan terhadap delapan warga sipil di lokasi tambang Paniai, karena tanpa alasan yang jelas serta tidak sesuai prosedur hukum yang berlaku.''

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Wachyono membantah klaim itu. Justru, anggota polisi yang ditembak oleh kelompok bersenjata di Papua.

“Laporan yang masuk ke saya, korban hanya seorang dari kelompok sipil bersenjata,” kata Wachyono.

Menurut dia, memang pada Sabtu 12 November 2011 terjadi tembak menembak antara polisi dengan kelompok bersenjata pimpinan Salmon Magai Yogi. Saat itu, para polisi tengah memberi pengamanan kepada para penambang emas. "Mereka menembak dari tebing, maka terjadilah tembak menembak," kata dia.

"Masak kita ditembaki diam saja, kita kan membela diri dan memberi perlindungan kepada masyarakat yang lain. Kalau diam saja kita bisa habis."

Menurut dia, pengamanan diberikan kepada masyarakat karena kelompok Salmon Yogi ini mengedarkan surat kepada masyarakat. Isinya, mereka meminta uang kepada para pengusaha tambang. "Surat itu kemudian diteruskan para pengusaha tambang itu ke Polsek daan Polres," kata Wachyono.

"Makanya kita bangun pos pengamanan di sekitar penambangan dengan dibantu Brimob. Kehadiran polisi di sana kan memberi keamanan masyarakat." (eh)

Baca kronologi tembak menembak versi polisi di sini.

Laporan: banjir Ambarita l Papua
• VIVAnews
 
Rating
KOMENTAR
piss
17/11/2011
trus aparat yang gugur sama opm atau separatis bersenjata itu gimana??? mereka juga manusia,bung!! emangnya kalo aparat yang mati sama penghianat bangsa urusan jadi biasa2 aja ya... mana pembelaanmu untuk aparat yang gugur sama opm atau separatis lainnya
• Balas   • Laporkan
lebay
16/11/2011
kemana densus 88?..
• Balas   • Laporkan

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/264759-komnas-ham--8-warga-papua-tewas-ditembak

No comments:

Post a Comment