Wednesday, 30 November 2011

Tersangka Pemerkosa Tewas, 9 Polisi Diperiksa


RABU, 30 NOVEMBER 2011, 16:51 WIB


VIVAnews - Polda Jawa Timur kembali menjadi sorotan. Dua peristiwa sebelumnya yakni, salah tembak oknum Satuan Reskrim Polres Sumenep yang menewaskan Wakil Ketua DPD Partai Golkar, Sumenep M. Ridwan.
Kemudian di Sidoarjo, seorang guru ngaji, Riyadus Sholikin, juga tewas ditembak oknum polisi.

Kini publik kembali menyorot tewasnya terperiksa kasus perkosaan, Dedy Ersan (35). Dedy yang berstatus tersangka pemerkosaan itu tengah menjalani pemeriksaan di Polsek Raas, Sumenep, Madura.
Warga Desa Gowa Gowa itu ditangkap polisi di Pelabuhan Brakas pada Senin 28 November 2011 pagi. Dedy dibekuk atas dutaan perkosaan Zn (30). Kabar tewasnya Dedy diterima keluarga malam harinya sekitar pukul 22.30 WIB.

Dedy juga merupakan pengurus LSM Lembaga Investigasi Kebijakan dan Pembangunan (Libas) di Madura. Menyikapi insiden itu, Polda Jatim membentuk tim gabungan dari Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) serta Direktorat Reserse Kriminal Umum. Tim ini dipimpin Kepala Bidang Propam Komisaris Besar, Polisi Tomsi Tohir.

"Tim gabungan saat ini berada di Sumenep untuk melakukan langkah-langkah investigasi dan penyelidikan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Rachmad Mulyana, Rabu 30 November 2011.

Rachmad menambahkan, saat ini tim sudah memeriksa sekitar 9 orang anggota polsek. "Sekitar 7 sampai 9 anggota polsek dimintai keterangan oleh tim. Rencananya juga akan dilakukan rekonstruksi agar ada titik terang dalam kasus itu," kata Rachmad.

Terkait itu, polisi berharap semua elemen masyarakat di Sumenep, Madura dapat menjaga situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Menurut dia, Polda Jawa Timur akan bertindak profesional dan proporsional dalam mengungkap terjadinya peristiwa itu.

"Kita tunggu hasil investigasi dan penyelidikannya. Prinsipnya, yang salah akan dikatakan salah yang benar akan dikatakan benar sesuai dengan fakta hukum. Polda akan transparan, profesional dan proporsional," kata Rachmat.

Polisi belum mengetahui hasil otopsi dan visum penyebab kematian. Saat ini, tim dokter masih terus bekerja.

Laporan : Tudji Martudji | Surabaya
• VIVAnews

http://us.nasional.vivanews.com/news/read/268539-tersangka-pemerkosa-tewas--9-polisi-diperiksa

Tuesday, 29 November 2011

Pencuri Sepeda Motor Ditembak Polisi


27/11/2011 20:51 | Pencurian
Liputan6.com, Bandar Lampung: Dua pencuri sepeda motor tewas akibat ditembus peluru polisi di kawasan tempat hiburan malam di Jalan Yos Sudarso, Bandar Lampung, Lampung, Jumat (25/11). Sebelumnya, kedua buronan itu, Salim bin Sari dan Syukur bin Kasih, terlibat baku tembak dengan polisi.

Saat digerebek, Salim dan Syukur sedang berkumpul bersama lima kawannya. Sementara kelima kawannya kabur, Salim dan Syukur terus melakukan perlawanan. “Kelompok Salim dan Syukur sedikitnya sudah beraksi di sepuluh lokasi di wilayah Bandar Lampung,” kata Wakapolresta Bandar Lampung AKBP Budi Wibowo.

Dari tempat kejadian, polisi menyita satu pucuk senjata api otomastis jenis revolver beserta lima butir peluru, kunci leter T, senjata tajam jenis badik, serta tiga unit sepeda motor hasil kejahatan para tersangka.(SHA)

http://buser.liputan6.com/read/364638/pencuri-sepeda-motor-ditembak-polisi

Pencuri Emas Ditembak


 Padang Ekspres • Berita Kriminal • Selasa, 29/11/2011 12:28 WIB • Fajar Rillah Vesky • 19 klik

Limapuluh Kota, Padek—Rudi Cino, 42, satu dari tiga buronan dalam kasus pencurian uang dan emas senilai Rp300 juta di kediaman Haji Salmi Datuak Garang, warga Nagari Kubang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, bulan Ramadhan lalu, akhirnya ditembak polisi.

Rudi yang keturunan etnis Tionghoa ditembak polisi di Pekanbaru, Riau, Minggu (27/11) malam. Rudi ditembak karena masih berniat  kabur dari kejaran tim Buser Polres Limapuluh Kota yang dipimpin Bripka Mansyurdin Nduru.

Kapolres Limapuluh Kota AKBP Partomo Iriananto melalui Kasat Reskrim AKP Rusirwan kepada Padang Ekspres mengatakan, Rudi Cino ditetapkan sebagai buronan dalam kasus pencurian emas di Kubang, setelah 7 orang yang terlibat dalam pencurian itu berhasil ditangkap.

”Rudi Cino menjadi buronan bersama 2 tersangka lain yakni Umar Jaya dan Eri Susan. Kita sudah memburu mereka selama hampir 2 bulan. Namun, baru Rudi Cino yang diketahui keberadaannya," ujar AKP Rusirwan didampingi Kasubag Humas Iptu B Datuak Maradjo.

Rudi Cino diketahui polisi berada di Pekanbaru, Riau, sejak Sabtu lalu. Agar tidak kehilangan jejaknya, polisi langsung berangkat ke negeri Lancang Kuning. Minggu malam, polisi menemukan Rudi di Simpang Arengka, Pekanbaru.

Waktu diamankan, Rudi mencoba kabur. Khawatir Rudi lolos lagi, tim buru sergap terpaksa menembak betis sebelah kanan Rudi. Tembakan itu membuat Rudi yang residivis kasus narkoba dan pencopet tangguh di Kota Padang, menyerah.
”Sumpah Pak, saya baru sekali itu ikut pencurian. Sebelumnya, saya hanya mencopet di Kota Padang. Waktu mencuri di Kubang, saya diajak Umar Jaya. Saya memang bertugas sebagai tukang gambar. Tapi saya hanya dapat pembagian Rp9,5 juta," ujar Rudi, kemarin siang.

Rudi yang  memiliki dua istri, satu orang wanita etnis Tionghoa yang sudah ditinggal cerai dan satu lagi wanita Melayu, Medan, juga mengaku, jataj uang pencurian sebesar Rp9,5 juta untuk dirinya, sudah habis buat keperluan Lebaran.

”Saya Muslim Pak, Lebaran tahun lalu, saya pulang ke kampung istri di Medan. Setelah uang habis, saya sempat mencari Umar Jaya dan Eri Susan yang masih menyimpan emas hasil pencurian di Kubang. Tapi saya ditipu, handphone mereka tak pernah aktif,” tutur Rudi.

Tapi, polisi tidak serta-merta yakin dengan keterangan Rudi. ”Dia ini pemain lama, kita tak bisa percaya begitu saja. Nanti, akan kembali dimintai keterangan. Sekarang kan baru keterangan kepada wartawan,” ujar AKP Rusirwan yang akrab dipanggil Ayah.

Terpisah, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Partomo Iriananto mengatakan, penyidikan kasus pencurian emas dan uang senilai Rp300 juta di Kubang, belum berakhir. ”Dua orang buronan, Umar Jaya dan Eri Susan, masih dikejar,” tegasnya. (*)

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=17905

Residivis Curanmor Tewas Ditembak


Pontianak – Gunawan alias Gugun bin Rusdin, 27, residivis curanmor dan jambret tewas diterjang peluru karena melakukan perlawanan ketika akan ditangkap polisi di Jalan Trans Kalimantan, Sungai Ambawang, Minggu (27/11) malam.
Gugun nekat melukai polisi yang akan menangkapnya menggunakan senjata tajam. Kemudian mencoba kabur dari sergapan petugas menggunakan sepeda motor curian. Tak mau buruannya kabur, petugas reserse dan kriminal Polresta Pontianak melepaskan tembakan ke arah Gugun. Warga Tanjung Raya I Pontianak Timur ini meregang nyawa ketika terjatuh dari kendaraan setelah tertembus peluru.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Puji Prayitno SIK mengatakan peristiwa itu terjadi ketika beberapa anggota polresta sedang memburu Gugun atas kasus curanmor di daerah Ambawang. “Tersangka ditembak karena melakukan perlawanan, sehingga anggota kita terpaksa mengeluarkan tembakan,” ungkap Puji.
Dikatakan Puji, pihaknya mendapatkan informasi telah terjadi curanmor di Jalan Trans Kalimantan, Desa Ambawang Kuala Kecamatan Sungai Ambawang. Gugun mencuri Yamaha Jupiter Z, warna merah maron KB 5226 SF. “Setelah mendapatkan laporan, anggota melakukan penyisiran di daerah Ambawang. Saat melakukan penyisiran, anggota melihat pelaku mengendarai sepeda motor curian yang masih menggunakan plat aslinya,” katanya.
Petugas yang curiga melihat gelagat pelaku langsung melakukan pengejaran. Tak sadar dikejar polisi, Gugun menghentikan kendaraannya di pinggir jalan dan buang air kecil. Ketika disergap polisi, pria tersebut langsung berusaha kabur menggunakan sepeda motornya. Kecurigaan polisi semakin kuat. Tak ingin kehilangan buruannya, petugas melakukan pengejaran. Gugun mengeluarkan pisau mengancam dan menyerang polisi.
Polisi melakukan tembakan peringatan. Tetapi pelaku tidak menggubrisnya, bahkan berupaya melukai petugas. Anggota Reskrim Polresta Pontianak yang merasa terancam, mengeluarkan tembakan dan mengenai punggung Gugun. Pria tersebut langsung roboh. “Penangkapan ini berdasarkan LP 4876/XI/2011/KALBAR/RESTA PTK/SEK AMBAWANG TGL 27 NOV 2011,” tegas Puji.
Saat berita ini diturunkan, jenazah pelaku masih disemayamkan di RS Bayangkara Polda Kalbar, sebelum diantar ke rumah duka di Jalan Tanjung Raya I Pontianak Timur. (sul)

Monday, 28 November 2011

Dua Sekawan Tumbang Ditembak Polisi


Posted by: Herson Paendong | 29-11-2011 - 9:41 WITA
MANADO – Fikri (41), warga Desa Laikit Minut dan Fiky (28), warga Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea, roboh ditembak aparat Timsus Polda Sulut. Keduanya ditembak di Mapanget karena melarikan diri dari penggerebekan polisi terkait kasus pencurian.
Fikri sendiri diketahui sebagai narapidana kasus cabul di Lembaga Permasyarakatan (LP) Tuminting. Fikri bebas berkeliaran karena sedang menjalankan cuti menjelang bebas.
Kedua tersangka ini diburu aparat Polda Sulut sebagai pencuri laptop dan ponsel yang biasa melakukan pembobolan rumah di siang bolong.
Penembakan keduanya terjadi pada hari Sabtu (26/11) dini hari lalu di Koka Mapanget.
Awalnya, petugas mendapatkan informasi bahwa Fikri dan Fiky –yang memang sudah menjadi target buruan aparat–, bersembunyi di salah satu rumah di Koka Mapanget setelah beraksi.
Dari informasi tersebut, aparat segera meluncur ke lokasi yang diberitahukan dan menemukan kedua orang ini sedang membagi uang hasil penjualan barang curian di salah satu rumah di daerah tersebut.
Begitu digerebek petugas, keduanya bukannya menyerahkan diri, malah kabur. Aparat beberapa kali memberikan tembakan peringatan ke udara, namun tetap tak digubris oleh keduanya.
Petugas pun terpaksa melumpuhkan kedua tersangka dengan tembakan di bagian kaki.
Fikri, meski telah terkena timah panas, masih tetap tak menyerah. Ia terus melarikan diri hingga akhirnya jatuh ke selokan dan mengalami patah kaki.
Kepada penyidik, Fikri mengaku bahwa uang yang didapat dari penjualan hasil curian akan digunakan untuk membayar surat cuti di Lembaga Permasyarakatan. Dari pengakuannya, ia mencuri karena harus membayar Surat Cuti Menjelang Bebas (SMB) sebesar Rp. 500 ribu.
Saat ini status Fikri masih resmi sebagai narapidana di Lembaga Permasyarakatan Tuminting dengan masa hukuman 6 tahun karena kasus cabul.
Fiky, yang berprofesi sebagai buruh, mengaku mau diajak mencuri karena gaji buruh tidak mencukupi untuk kehidupan bersama istri dan anaknya yang berusia 7 bulan.
Kombes Vicktor J Lasut, Direskrimsus Polda Sulut, mengatakan bahwa pihaknya telah banyak menerima laporan dari masyarakat mengenai kedua tersangka yang diduga kuat sebagai pelaku pembobolan rumah di siang bolong dengan target barang-barang mewah dan elektronik seperti laptop atau ponsel.
Dalam dua minggu terakhir, dua sekawan ini telah sukses beraksi membobol delapan buah rumah.

http://www.palakat.com/6152386-dua-sekawan-tumbang-ditembak-polisi/8336

Perampok Jalur Lintas Sumatera Ditembak


Sindikasi - Minggu, 27 November 2011 | 23:20 WIB



INILAH.COM, Lubuklinggau -Pertualangan di dunia hitam untuk sementara terhenti. Satu peluru cukup membuat perampok ini tersungkur.
Satu dari tiga kawanan spesialis perampokan sepeda motor di ruas Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum), Berry (23), warga Desa Maur Lama, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musirawasberhasil diringkus polisi.
Pelaku terpaksa mencium tanah setelah kaki kanannya ditembus pelor petugas karena melarikan diri ketika hendak ditangkap. Sementara, dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran petugas.
Kini, tersangka bersama barang bukti satu unit sepeda motor Yamaha Vega R warna biru yang digunakan para tersangka melakukan perampokan sudah diamankan.
Sementara sepeda motor Supra X 125 nopol BH 5580 MQ milik korban Darmadi (40), warga Prabu Siliwangi, Kelurahan Tanjung Sari, RT. 24, Kecamatan Jambi Timur, Provinsi Jambi dibawa kabur dua pelaku lain.
Menurut penuturan korban, peristiwa perampokan itu terjadi sekira pukul 15.00, Minggu (26/11).
Pada saat itu dia hendak pulang menuju Jambi usai menghadiri pernikahan saudaranya di Kabupaten Lahat.
Akan tetapi, setiba di tempat kejadian perkara, persisnya di Jalinsum, Desa Bingin Rupit, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Mura tiba-tiba motor korban dipepet dari belakang oleh motor ketiga pelaku.
”Mereka memaksa saya menyerahkan motor sambil mengarahkan golok ke badan saya. Karena takut dilukai, akhirnya saya serahkan motor, dan mereka langsung kabur,” katanya.
Beruntung, ketika korban dalam kondisi kebingungan menyusuri jalan datang mobil Avanza berisi anggota Polsek Muara Rupit yang sedang melakukan patroli.
Tanpa banyak bicara, polisi bersama korban langsung mengejar pelaku. ”Kami terpaksa menabrak motor pelaku karena tidak mau berhenti ketika dilakukan pengejaran,” ujar Kapolres Kabupaten Mura AKBP Rizal Syahmanradi melalui Kasat Reskrim AKP Suryadi didampingi Kapolsek Muara Rupit, AKP Armansyah dan Kabag humas.

Kendati sudah jatuh dari atas motor, tersangka Berry tetap berusaha melarikan diri. Di saat itulah polisi terpaksa mengambil tindakan tegas dengan memuntahkan timah panas di bagian kaki kanannya.
Kemudian, pelaku dilarikan ke Rumah Sakit Dr Sobirin untuk mendapatkan perawatan medis.
”Para pelaku diduga sering melakukan tindak kejahatan terhadap pengguna Jalinsum,” katanya. [mor]
http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1801223/perampok-jalur-lintas-sumatera-ditembak

Dua Penjahat Nangis Ditembak Polisi


TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tak ada ampun bagi penjahat. Tim khusus Reserse Mobile Polda Sulut berhasil meringkus gembong pembobol rumah di Politeknik, di wilayah Koha Mapanget, Jumat (25/11/2011) tengah malam.
Dua tersangka Fikry Rumondor (41) dan Fiky Suareka (25) dilumpuhkan dengan empat timah panas.
Gembong penjahat tersebut diringkus di Koka Mapanget, Kota Manado. Kedua spesialis pembobol rumah itu, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk menjalani perawatan.
Dua pria itu tak mampu menahan sakit.
ketika tim medis berusaha mengangkat peluru dari kaki mereka.
Fikry yang tercatat sebagai residivis, sampai menangis. Ia tak mampu menahan sakit akibat luka tembak. "Aduh dokter sakit, oh Tuhan, sakit sekali," rintih Fikry.
Darah pria itu berceceran di lantai. Baju putihnya pun dipenuhi darah. Di tengah perawatan, Fikry meminta minum, ia kehausan "Dok, haus minta minum," tutur Fikry. Ia pun diberi air mineral.
Warga Laikit itu mengaku kapok. Itu pengalaman pertamanya ditembak polisi. Fikry mengaku sudah berulang kali melakukan pencurian.
Dari catatan polisi ada empat lokasi rumah dibobol, selang dua minggu bebas dari penjara. Fikry merupakan residivis kasus pencabulan gadis belia.
Kata Fikry, ia terpaksa mencuri untuk menghidupi keluarganya, sekaligus menafkahi tiga anaknya. "Anak saya tiga, tinggal di rumah ibu saya," ujarnya.
Rekan Fikry pun mengalami nasib serupa. Peluru-peluru menerjang kaki kiri pria bertato itu. Pria asal Tingkulu ini pun meringis kesakitan, hingga tubuhnya bergetar menggigil.
Fiky meringis kesakitan, ia merasa tulangnya seperti disayat-sayat "Rasa kram," tuturnya sembari menutup mata.
Fiky mengaku, ia terpaksa mencuri untuk biaya operasi anaknya yang berusia 7 bulan. Bayi itu mengidap sakit paru-paru. Ia sementara belum punya uang cukup, barang hasil curian seperti laptop, dan ponsel pun belum laku terjual.
"Anak saya sakit paru-paru, perlu uang untuk biaya operasi," kata dia.
Fiky pun mengaku, dalam dua minggu sudah menyatroni delapan rumah, belakangan ia meralat ada enam rumah yang ia sambangi.
Komisaris Besar Jefry Lasut, Direktur Reskrim Umum Polda Sulut menjelaskan, polisi terpaksa melumpuhkan dua tersangka pencurian dengan peluru karena mereka melawan dan berusaha kabur saat hendak ditangkap.
Keduanya merupakan kelompok pembobol rumah dengan berbagai modus kejahatan.
"Sasarannya barang elektronik, ada juga barang berharga lain. Mereka ini biasa beraksi tak tentu, bisa malam bisa juga siang. Modusnya ada yang merusak kunci, ada juga melakukan pengalih perhatian, mengajak tuan rumah mengobrol, lalu yang lain masuk ke rumah, ada juga modus pinjam toilet, lalu masuk ke kamar," ujar Lasut.

Editor: Anwar Sadat Guna  |  Sumber: Tribun Manado
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Pelaku Curanmor Ditembak Polisi




Senin, 28 November 2011


SUKABUMI,(GM)-
Satu dari tiga orang pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor), terpaksa ditembak petugas Polresta Sukabumi, karena berusaha melakukan perlawanan. Tersangka yang ambruk ditembak petugas, yakni Ar (32), warga Kp. Pasar Saptu, Kel./Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi. Sedangkan dua orang tersangka lainnya, Jam dan Rem diamankan secara terpisah di bilangan Karamat, Kel./Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Informasi yang dihimpun "GM", Minggu (27/11) menyebutkan, terungkapnya ketiga resedivis kambuhan spesialias pencurian kendaraan roda dua yang beraksi di wilayah Kota Sukabumi ini, bermula dari laporan sejumlah korban kepada petugas, Sabtu (26/11) lalu. Berbekal laporan itu, petugas kemudian melakukan pengembangan ke lapangan.

Petugas yang sudah mengantongi ciri-ciri para tersangka, selanjutnya meringkus satu per satu tersangka di beberapa tempat terpisah di Kota Sukabumi. Tanpa kesulitan berarti, petugas meringkus Ar di kawasan Pasar Saptu, Kel./Kec. Lembursitu, Kota Sukabumi.

Tidak lama setelah meringkus tersangka Ar, petugas kemudian meringkus dua orang tersangka lainnya, yakni Jam dan Rem di rumahnya masing-masing di kawasan Karamat, Kec. Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, ketiga tersangka kini meringkuk di ruangan tahanan Polresta Sukabumi.

Jam ketika dimintai keterangan petugas di Mapolresta Sukabumi mengakui, selama beberapa bulan beraksi di beberapa tempat di Kota Sukabumi dirinya telah melakukan 18 kali curanmor.

"Selama ini, kita selalu melakukan aksi curanmor secara bersama-sama dengan tersangka lainnya. Aksi dilakukan setiap menjelang malam hari, yakni sekitar pukul 21.00 WIB hingga larut malam," katanya.

Sasaran aksi, diakuinya, selain tempat parkir di pusat perbelanjaan atau pasar, juga halaman parkir rumah. Alat yang biasa digunakan beraksi berupa gunting besi, golok, dan senjata tajam (sajam) lainnya. "Sasaran operasi kendaraan roda dua bermacam jenis dan merek," ucapnya.

Kepada petugas, ia mengakui uang hasil penjualan motor curian dibagi rata. Satu unit motor hasil curian dijual seharga Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta.

"Uang hasil penjualan motor curian dibagi secara merata dengan rekan-rekan lainnya. Uang hasil pembagian penjualan motor dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari," tukasnya.

Sementara itu, Kapolresta Sukabumi, AKBP. Witnu Urip Laksana didampingi Kasat Reskrim, AKP Engkus Kuswaha ketika ditemui "GM" usai memimpin penangkapan terhadap para tersangka mengungkapkan, ketiga tersangka sudah lama menjadi incaran petugas. (B.118)**



http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20111128103321&idkolom=nasionaldaerah

Dua Begal Motor Mati Dibedil Polisi

LAMPUNG (Pos Kota) – Usai membegal pengendara motor, dua warga Lampung Timur, Salim ,20, dan Sukur ,26, tewas ditembak Unit Ranmor Polresta Bandar Lampung saat berusaha kaburdari segrapan polisi. Seorang lolos dengan menceburkan diri ke sungai IB, Jumat (25/11) sekitar pukul 01.00 WIB.
Keduanya ditembak saat merampas motor Antoni Yusaili ,44, di Jalan Pahlawan, Surabaya Kedaton, Bandarlampung.
Menurut Wakapolresta Bandar Lampung, AKBP. Budi Wibowo, tewasnya kedua tersangka berawal dari perampasan yang dilakukan ketiga pelaku terhadap korban.
“Dinihari itu, korban hendak keluar rumah membeli sesuatu. Berpapasan dengan tiga tersangka. Tersangka kemudian menodongkan senjata api dan pisau ke arah wajah korban,” Ucap Budi.
Saking takutnya, korban merelakan motornya Honda Supra X 125 Hitam BE-3667-YQ dibawa kabur tersangka. Saat itu Buser Polresta Bandarlampung yang melihat langsung mengejar pelaku.
“Tersangka dan anggota Buser sempat terjadi baku tembak di Jalan Yos Sudarso, Panjang, Bandarlampung. Salim dan Sukur tertembak dan tewas di tempat. Sedangkan rekan IB kabur dengan cara nyemplung ke sungai di daerah Yos Sudarso,” lanjut Budi.
Dia menjelaskan, dari pelaku petugas menyita barang bukti diantaranya, dua unit sepeda motor digunakan saat beraksi, Suzuki Satria 150 GU Putih, Nomor Polisi B-6363-CCQ dan Honda Beat Biru Nomor Polisi BE-6905-PQ, satu senjata api rakitan jenis revolver beserta lima butir amunisi. (Koesma/b)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/11/25/dua-begal-motor-mati-dibedil-polisi

Friday, 25 November 2011

Polri Bantah Gunakan Peluru Tajam Saat Rusuh Batam,

Jumat, 25 November 2011 15:51 WIB     






JAKARTA--MICOM: Polri menegaskan tiga buruh yang tertembak saat kerusuhan di depan kantor Wali Kota Batam, Kepulauan Riau terkena peluru karet. Polisi menyangkal menggunakan peluru tajam untuk menenangkan massa yang membakar dan merusak fasilitas umum. 

Hal itu ditegaskan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11). "Tidak ada peluru tajam," lanjutnya. 

Sementara, ada 12 orang terluka dalam kerusuhan yang berawal dari demonstrasi menuntut kenaikan upah layak regional menjadi Rp1,76 juta itu. Dua orang luka dari Satpol PP, tiga korban dari Brimob, seorang korban adalah warga sipil, dan enam luka bagian dari pendemo. 

Sebelumnya, sekitar 20 ribu buruh dari berbagai perusahaan di Batam melanjutkan aksi demonstrasi menuntut kenaikan UMK. Namun, aksi tersebut berakhir dengan beringas. 

Mereka merusak 11 mobil antara lain milik Satpol PP dan Dinas Perhubungan Batam. Kendaraan milik Dinas Perhubungan Batam, seperti sebuah mobil pick-up dan sepeda motor. (Bob/OL-04) 



http://www.mediaindonesia.com/read/2011/11/25/279174/284/1/Polri-Bantah-Gunakan-Peluru-Tajam-Saat-Rusuh-Batam

Alay Terpaksa Ditembak Polisi



Jumat, 25 November 2011 - 8:53 WIB


JAKARTA (Pos Kota)- Tersangka Alay, terpaksa ditembak polisi karena melarikan diri saat hendak ditangkap. Lelaki berusia 35 tahun ini disinyalir jadi bandar narkoba yang meresahkan warga Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Menurut Humas Polda Metro Jaya, petugas dari Polsek Metro Sawah Besar terpaksa menembak betis kaki kiri Alay saat penggerebekan di satuh rumah kost di Jalan Pintu Air V Rt. 03/02 Kelurahan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (24/11) malam.
Penggerebekan dilakukan setelah polisi mendapat laporan warga bahwa di lokasi sering terjadi tindak penyalahgunaan narkoba. Informasi selanjutnya ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan observasi. Informasi ternyata benar, sekira pukul 21:00 WIB, tersangka Alay, sedang menggunakan narkotika jenis shabu.
Dengan dibantu pengelola rumah kost, petugas menggerebek tersangka. Namun tersangka rupanya telah mengetahui jika ada polisi yang akan menangkapnya. Tersangka berusaha kabur. Tidak mau buruannya kabur, polisi kemudian melepaskan tembakan peringatan ke udara. Tersangka tidak menghiraukannya sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan menembak kaki kiri tersangka.
Saat digeledah di kamar kost tersangka, petugas menemukan barang bukti sebungkus kecil narkoba jenis shabu, sebungkus kecil ganja, satu buah bong (alat hisap) dan sebuah korek api.
Tersangka berikut barang bukti selanjutnya digelandang ke Polsek Metro Sawah Besar untuk penyidikan lebih lanjut. (B)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/11/25/alay-terpaksa-ditembak-polisi

Polisi Diserang, Darius Ditembak


 Jumat, 25 November 2011

Upaya persuasif penegakan hukum dari kepolisian mendapat sambutan kurang baik. Kepala dusun menggerakkan massa. Pokok masalah konflik dengan perusahaan sudah diuraikan. Apa solusi terbaik?
SEKADAU – Sembilan warga Dusun Pakan, Balai Sepuak, Kecamatan Belitang Hulu berurusan dengan hukum akibat merusak truk pengangkut material proyek Pemkab Sekadau, Sabtu malam (11/11). Seorang warga, Darius, 32, ditembak polisi, Selasa (22/11) karena menyerang menggunakan mandau.
“Peristiwa penembakan terhadap Darius terjadi saat 36 personel gabungan Polres Sekadau bersama temenggung dan tokoh adat setempat datang ke Dusun Pakan,” kata AKBP Andreas Widi Handoko SH, Kapolres Sekadau, kepada Equator, Kamis (24/11).
Kedatangan rombongan itu untuk meminta kesembilan orang pelaku perusakan mobil agar menyerahkan diri ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sesaat setelah polisi datang ke dusun tersebut, Kepala Dusun (Kadus) Pakan Tomi, yang termasuk salah satu pelaku perusakan memukul pentungan dan mengumpulkan warga. Sebagian di antara mereka bahkan mengacungkan mandau ke arah polisi.
“Melihat gelagat seperti ini, kita memilih mundur. Tapi saat kita hendak mundur, tiba-tiba Darius datang dan hendak menebas salah seorang anggota kita menggunakan mandau,” kata Widi.
Tebasan mandau tersebut mampu ditangkis anggota polisi itu. Akibatnya Darius jatuh terpeleset. “Tapi saat jatuh itu dia berusaha merebut senjata laras panjang yang dibawa anggota bersangkutan. Tangan kanannya mengayunkan mandau ke anggota kita,” ucapnya.
Merasa ada perlawanan, kata Widi, pihaknya mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali. “Sementara Darius kita lumpuhkan dengan tembakan yang kena di bagian kakinya,” ucap Widi.
Menurutnya, kasus perusakan mobil pengangkut material itu bermula dari permasalahan antara Kadus Pakan Tomi dengan mandor I PT GUM, salah satu perusahaan perkebunan yang beroperasi di Dusun Pakan. Sejak tahun 2010 silam, Kadus Pakan menuduh sang mandor yang tidak disebutkan namanya tersebut melakukan kecurangan.
Pihak PT GUM yang mendapatkan laporan dari kadus itu melakukan audit terhadap pekerjaan sang mandor. “Setelah diaudit, ternyata tidak ada kecurangan,” ucap Widi.
Meski tidak ada kecurangan, namun Kepala Dusun Pakan tetap berseberangan dengan sang mandor itu. Namun permintaan itu ditolak perusahaan.
Karena penolakan itu, kata Widi, sang kadus meradang. Ia menggerakkan masa memagar lahan milik perusahaan, Sabtu (11/11) lalu. “Tanggal 12 November truk pengangkut material yang sedang membangun jalan untuk proyek pemda itu melintas. Oleh sembilan warga yang dipimpin kadus, truk itu dirusak. Saat perusakan itu, perut sopir, Yusni, sempat terkena tebasan mandau,” cerita Widi.
Tak terima dengan perusakan itu, Yusni yang didampingi petinggi adat dari daerah mereka melapor ke polisi dan menuntut pelaku perusakan. Tanggal 17 November dilakukan pertemuan di antara kedua belah pihak yang bersengketa di Balai Sepuak yang difasilitasi oleh pihak kepolisian, camat, dan petinggi adat kedua belah pihak yang berseteru.
Dalam pertemuan itu, kadus dan delapan rekannya yang melakukan perusakan mengakui telah melakukan perusakan dan menyatakan siap bertanggung jawab secara hukum. Mereka juga mengaku siap mengadakan pertemuan lanjutan sekaligus memberikan keterangan polisi di Polres Sekadau hari Senin (21/11).
“Tapi hari itu mereka tidak datang. Makanya kita putuskan untuk melakukan penjemputan ke Dusun Pakan. Sembilan orang ini sudah kita tetapkan sebagai tersangka perusakan,” ucap Widi.
Istri Kepala Dusun Pakan yang tidak mau menyebutkan namanya mengakui adanya penembakan terhadap Darius. “Kejadian sore hari Selasa. Kami terkejut setelah datang rombongan kepolisian empat mobil,” tuturnya kepada wartawan ketika mendampingi suaminya menjalani pemeriksaan di Mapolres Sekadau, kemarin.
Kadus Pakan Tomi menceritakan buntut hingga sampai terjadinya penembakan Darius memang di luar dugaan mereka. Awalnya dia akui memang warga Pakan sempat memiliki masalah dengan pihak manajemen PT GUM, perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit hampir lima tahun beroperasi di daerah itu.
Dia mengakui warga sekitar menuntut pihak perusahaan berlaku adil kepada masyarakat, dengan memberdayakan penduduk lokal sebagai tenaga kerja, termasuk kejelasan pembagian lahan perkebunan sawit milik warga di Dusun Pakan karena memasuki umur kebun sawit produktif sekarang sudah berumur lebih dari empat tahun. Namun selama dua tahun warga merasa tidak ada kejelasan dari pihak manajemen perusahaan akan tuntutan masyarakat di Dusun Pakan.
“Tuntutan kami meminta kepada perusahaan GUM untuk berbuat adil kepada masyarakat, kami minta semua warga yang memiliki SDM cukup untuk dipakailah menjadi karyawan dan jangan tebang pilih. Masalah lain selama enam bulan buah sawit sudah dipanen namun yang kami heran sampai sekarang belum disosialisasikan kepada masyarakat di sana. Ini yang menurut kami tidak adil,” jelas Tomi. (bdu)
http://www.equator-news.com/utama/20111125/polisi-diserang-darius-ditembak