Sindikasi - Rabu, 8 Februari 2012 | 04:20 WIB
INILAH.COM, Batam - Tiga kawanan perampok rumah milik Masril di Perumahan Anggrek Mas 2 Blok C2 Nomor 12, Batam Centre ditangkap polisi di Melcem, Batuampar, Senin (6/2).
Otak pelaku sindikat adalah Dedi (38), Ketua LSM Peduli Nusantara yang juga pemilik Koran Peduli Korupsi (KPK). Dua rekan lainnya, Rusli dan Bambang ditembak karena berusaha melawan saat hendak ditangkap.
Dari tangan tersangka polisi menyita barang bukti yang disembunyikan di Sekretarit LSM Peduli Nusantara, Melcem, Batuampar yakni satu cincin berlian, kalung emas, dua gelang, dua cincin dan satu Ipad.
Selain itu empat HP, satu kamera, mobil Avanza BP 2461 QQ, lima jam tangan mewah dan uang tunai dalam bentuk rupiah dan ringgit Malaysia. Diperkirakan hasil kejahatan mencapai Rp500 juta.
Polisi pertama menangkap tersangka Dedi, Ketua LSM Peduli Nusantara di ruas jalan Batuampar saat mengendarai mobil Avanza sekitar pukul 20.30 WIB.
Dari hasil interogasi, polisi lalu menangkap Bambang dan Rusli di kawasan rumah liar (ruli) Melcem, Batuampar, Selasa (7/2) sekitar pukul 01.30 WIB. Saat hendak ditangkap kedua tersangka berusaha kabur dan memberikan perlawanan sehingga polisi terpaksa menghentikannya dengan menembak betis kanannya.
Aparat Polresta Barelang terus melakukan pengembangan untuk mengejar tersangka lainnya. Namun satu tersangka berinisial, S berhasil melarikan diri dari sergapan polisi.
"Secara estafet pelaku kita ringkus satu per satu, dimulai dari Dedi, Bambang dan Rusli. Ketiganya sekongkol merampok di Perumahan Anggrek Mas," ujar Kanit VI Jatanras Reskrim Polresta Barelang, Iptu Chrisman Panjaitan.
Kanit menceritakan, penangkapan tersangka berawal dari laporan korban Masril yang mengaku rumahnya di Perumahan Anggrek Mas 2 Blok C2 Nomor 12, Batam Centre dibobol, Senin (6/2) sekitar pukul 14.00 WIB. Kasus itu dilaporkan korban sekitar pukul 15.30 WIB. Polisi lalu melakukan penyelidikan di lapangan.
Dengan mencocokan beberapa kejadian kejahatan di Batam, polisi menduga aksi kejahatan itu dilakukan oleh komplotan penjahat yang sama. Polisi kemudian melakukan pengintaian dengan menelusuri beberapa titik yang dijadikan tempat persembunyian para pelaku.
"Tempat kumpulnya para penjahat sudah kita kantongi, pada momen ini kita baru meyakininya. Maka anggota kita kerahkan ke persembunyian yang dituju di kawasan ruli Melcem hingga tersangka diciduk," kata Kanit.
Ia mengatakan, barang bukti yang disita itu baru satu tempat. Dari penyidikan sementara, para pelaku telah melakukan tindak kejahatan di rumah-rumah mewah sebanyak 10 TKP.
Modus pelaku sebelum beroperasi, melakukan pengintaian dulu. Setelah diketahui rumah mewah tersebut sepi, baru mereka membobol rumah tersebut.
"Targetnya rumah mewah, saat penghuninya tidak ada, para pelaku langsung beraksi kemudian menguras harta korban," katanya.
Para pelaku ini juga terlibat perampokan di Perumahan Casablanca, Baloi. Kawanan ini berhasil membawa kabur brankas berisi uang Rp1,8 miliar. "Dari pengakuan para tersangka, komplotan ini yang melakukannya," ujarnya.
Kini para tersangka mendekam di tahanan Polresta Barelang. Atas perbuatannya, mereka dijerat dengan pasal 365 KUH-Pidana tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman pidana sembilan tahun penjara.
Sementara tersangka Dedi, Ketua LSM Peduli Nusantara mengaku, hanya ikut-ikutan saja. Dia membantah disebut sebagai otak dari kejahatan. "Saya cuma ikut-ikutan saja. Saya juga tak tahu kalau mereka itu mencuri di rumah-rumah mewah," bantahnya.
Terkait cincin berlian yang dikenakannya, dia mengaku diberi oleh para pelaku. "Cincin ini diberi mereka, dan tak tahu dari mana dapatnya," katanya.
Sementara seorang anggota polisi mengatakan, cincin yang dipakai Dedi adalah, salah satu barang bukti milik korban. "Itu juga cincin korban, dari cincin tersebut satu persatu barang bukti perampokan di Anggrek Mas 2 ditemukan," tandasnya.
Sementara tersangka lainnya Bambang mengaku hanya sekali membobol rumah mewah. Dia juga membantah berkali-kali membobol rumah mewah di Batam. "Baru sekali ini mencuri, dan tertangkap. Jadi tak benar membobol di 10 TKP," bantahnya
Para pelaku terpaksa melakukan tindak kejahatan karena butuh uang untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.
"Saya terpaksa mencuri rumah kosong karena tak ada kerja. Saya butuh uang untuk makan dan bayar sewa rumah," kata Rusdi sambil menahan sakit akibat muntahan timah panas di betis kanannya. [mor]
http://sindikasi.inilah.com/read/detail/1827706/ketua-lsm-otaki-perampokan-dua-ditembak-polisi
No comments:
Post a Comment