"Kalau dari lihat lukanya memang korban ditembak menggunakan senjata api tajam, bukan peluru karet," kata Dokter yang tidak mau disebutkan namanya dengan alasan profesi.
Menurutnya, hasil rontgen nantinya akan lebih memastikan apakah korban tertembak dengan senjata api tajam atau tidak. Saat ini, tim medis yang menangani Farel akan melakukan operasi kecil untuk mengangkat proyektil yang berada di betis kaki kiri Farel (sebelumnya disebutkan kaki kanan).
Ditemui di ruang perawatan, Farel mengatakan dirinya merasa sudah diincar oleh seorang polisi. "Kayaknya polisi sudah mengincar kak. Polisi juga kayaknya sengaja nembak saya," katanya.
Menurut Farel, saat itu ia sedang berusaha untuk menarik temannya yang ditangkap oleh polisi dan dibawa menuju truk. "Saya cuma berusaha agar sebisa mungkin teman saya gimana caranya tidak masuk truk tahanan, jadi saya tarik," ujar Farel.
Tidak lama setelah teman Farel ditahan di dalam truk, kericuhan pun tidak dapat terhindarkan. Mahasiswa melempari mobil polisi dengan batu dan botol. Hingga akhirnya polisi pun mengeluarkan tembakan peringatan berkali-kali. "Semua teman-teman pada kabur, saya belakangan, pas mau lari, polisi langsung tembak kaki saya," cerita Farrel.
Saat ini, Farel sedang menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru. Seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Kepolisian Resor Jakarta Pusat.
http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2010/10/20/brk,20101020-286078,id.html
No comments:
Post a Comment