PADANG--Tim gabungan Brimob, Densus 88 Polda Sumbar, dan Polresta Bukittinggi terus memburu dua perampok tiga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Kampus I Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, ke dalam hutan lereng Gunung Singgalang.
Dua perampok yang diketahui bernama Iwan dan Rahman ini, memang membuat cemas. Keduanya membawa tujuh pucuk senjata --tiga pistol jenis Baretta, empat laras panjang. Sementara itu, dari enam perampok yang dibekuk setelah kontak senjata di Nangguak Batu, Kenagarian Pakan Sinayang, Kecamatan Banuhampu, Agam, Sabtu (25/9) siang, hanya tersisa hidup dua orang.
Selebihnya tewas. Dua ditembak mati di tempat penangkapan, lainnya meninggal di perjalanan dari Agam ke Padang dan di Rumah Sakit Bhayangkara. Mereka yang ditembak mati bernama Pak De, asal Lampung, dan Bento asal Pariaman. Sudirman, dan Hendra, keduanya asal Jambi, tewas dalam perjalanan, dan saat dirawat. Salah seorang perampok, M Ihsan Gapar kemarin mulai membaik. Luka tembaknya tidak begitu parah.
Sedangkan Khairil, asal Pekanbaru, Riau masih menjalani perawatan. "Empat pelaku perampokan yang tewas belum dijemput keluarganya. Masih ada ruang mayat Rumah Sakit Bhayangkara Padang," kata Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko. Polisi, kata Wisnu juga agak kesulitan menelisik alamat pelaku. Sebab di tubuh para perampok memang ada sejumlah identitas. Tapi, polisi masih meragukan keasliannya.
"Belum ada yang dikembalikan kepada keluarganya, kita masih mencari alamat keluarga pelaku yang meninggal," jelas Wisnu Handoko. Hasil pemeriksaan jaringan perampok ATM di Padang menunjukkan tidak ada kaitan dengan kelompok teroris. Perampok yang berhasil dilumpuhkan personel Polda Sumatera Barat itu adalah penjahat kambuhan dan sindikat pembobol ATM yang sudah bertahun-tahun beroperasi.
"Pemeriksaan tersangka mereka ini memang sindikat ATM dan sementara tidak ada keterkaitan (terorisme)," ujar Kapolda Sumatera Barat Brigjen Andayono saat dihubungi kemarin (26/9). Salah seorang tersangka yang bernama Rahmat mengakui mereka telah melakukan berbagai aksi pembobolan ATM sejak tahun 2009.
Menurut mantan Wakapolda Kepulauan Riau itu, kelompok Rahmat ini pernah melakukan pembobolan ATM tahun 2009 sebanyak tiga kali dan dua kali pada tahun 2010.
"Mereka ini ada yang dari Jambi, ada juga yang dari Lampung, ini pengakuan tersangka," kata Andayono. Hingga tadi malam, menurut Kapolda, pengejaran terhadap dua orang tersangka yang lari di pegunungan Singgalang masih dilakukan. "Mereka ini membawa senjata api tujuh pucuk," kata Andayono. Mantan Kapolwil Bogor itu menjelaskan, dalam pengejaran tim Polda Sumatera Barat dan Polres Bukit Tinggi berhasil menemukan satu pucuk senjata api jenis FN buatan pabrikan di Belgia. "Ada pelurunya lima butir," kata polisi yang dikenal ramah ini.
Andayono menambahkan, selain senjata ada juga baju dan celana yang tercecer di semak-semak. "Mereka berusaha mengganti penampilan agar tersamar. Tapi, anggota sudah mengepung, untuk lolos sulit," katanya. Berapa sebenarnya jumlah kawanan bandit at mini? Andayono belum bisa menyebut jumlah pasti. "Dari pengakuan tiga satpam yang disekap dan dua warga yang sedang mengambil uang mereka hanya melihat belasan orang. Belasan itu berapa, masih kita pastikan," katanya.
Andayono juga memerintahkan jajarannya menutup akses ke Pekanbaru, Riau dengan melakukan blokade secara ketat. "Tapi yang jelas alat transportasi mereka sudah kita sita, yakni dua mobil," jelasnya. Secara terpisah, sumber di lingkungan anti teror Polri menyebut kelompok ini sama sekali berbeda dengan teroris Medan yang merampok CIMB Niaga. "Sudah dicek anggota, bukan kelompok Tholut," katanya saat dihubungi. Menurut perwira menengah itu, kelompok Rahmat yang merampok ATM di Padang ini juga tak berfaham radikal.
"Mereka memang nekad, berani menggasak ATM saat seluruh Polda waspada. Istilahnya kena batunya sendiri," katanya. Dari sisi mental, kelompok ini kalah jauh dengan teroris Medan. "Mereka memang punya senjata tapi lemah dalam penguasaan. Mereka juga takut mati dan gemetar saat diperiksa," katanya. Ini berbeda dengan kelompok teroris di bawah jaringan Tholut. Alih-alih takut polisi Mereka justru mencari mati dengan menyerang pos polisi. Bagi kelompok ini, mati dalam aksi imbalannya surga.
Terpisah, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan juga menyebut indikasi perampokan ATM di Sumatera Barat adalah kriminal murni sangat kuat. "Memang laporan awal dari lapangan seperti itu," katanya. Mantan Kapolda Bangka Belitung itu berjanji akan memberikan penjelasan yang lebih detail hari ini, Senin (27/9). "Kita masih kumpulkan informasinya supaya tidak sepotong-sepotong," katanya.(rdl/jpnn)
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=39516
No comments:
Post a Comment