Sunday, 31 October 2010

2 Pencuri Motor di Bekasi Ditembak

Minggu, 31/10/2010 17:06 WIB

Jakarta
- Aparat Polresta Bekasi Kota menangkap 2 pelaku pencurian motor yang kerap membuat warga resah. Kedua tersangka ditembak polisi karena berusaha melarikan diri.

"Dua tersangka kami tangkap pada Sabtu (30/10)," kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Ade Ary Syam Indradi saat dihubungi, Minggu (31/10/2010).

Dua tersangka masing-masing bernama Opick bin Tahur dan M Bustomi alias Dede. Keduanya mengalami luka tembak di kaki kanan.

"Mereka berusaha melarikan diri saat akan dilakukan pengembangan ke lokasi dan tempat menyimpan barang bukti," kata Ade.

Ade menjelaskan, dua tersangka ini kerap beraksi bersama dua tersangka lainnya yang masih buron. Para pelaku sendiri berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.

"Kelompoknya 4 orang. Dua yang masih buron yaitu Dede dan Marwan," katanya.

Diaungkapkan Ade, masing-masing pelaku memiliki peran yang berbeda-beda. Sebelum beraksi, kelompok ini melakukan survei lebih dulu ke rumah-rumah warga.

"Tersangka Opick pada siang harinya mencari dan menentukan sasaran dengan cara menawarkan kain gorden ke rumah-rumah," jelas Ade.

Setelah diketahui di rumah sasaran memiliki motor, komplotan ini melancarkan aksinya pada dini hari. Para pelaku dalam aksinya menggunakan motor.

"Setelah tiba di TKP, mereka berbagi peran," ujarnya.

Tersangka Opick mendapat peran untuk memasuki rumah sasaran dengan cara merusak kunci motor menggunakan kunci letter T. Sementara tersangka lain bertugas mengawasi situasi di sekitar lokasi.

Setelah motor curian berhasil dirusak kuncinya, motor kemudian dibawa ke luar rumah korban. "Tersangka Marwan turut ambil motor kalau di rumah sasaran ada dua motor," ujarnya.

Motor hasil jarahan itu kemudian dibawa ke Jampang, Sukabumi, Jawa Barat untuk dijual. Satu unit motor dihargai sebesar Rp 1,7-4 juta.

"Dijualnya ke Uus," katanya.

Dari keterangan tersangka diketahui, jika mereka pernah mencuri di 10 TKP di wilayah Bekasi dan Jakarta. Dari tersangka, polisi mengamankan 3 motor merk Yamaha Vixion warna hitam, Yamaha Vega warna putih dan 1 motor Honda Vario warna putih serta 5 kunci letter T dan 1 tas kulit warna hitam.

(mei/fay)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

http://us.detiknews.com/read/2010/10/31/170639/1480821/10/2-pencuri-motor-di-bekasi-ditembak

Kaing Tertembak dalam Posisi Duduk


Pos Kupang/Kanis Lina Bana
DIRAWAT--Yohanes Kaing terbaring dalam perawatan di Ruangan Dahlia RSUD Ruteng. Seorang perawat sedang membetulkan infus Yohanes Kaing, Jumat (29/10/2010).
SABTU, 30 OKTOBER 2010 | 18:54 WIB

RUTENG, POS KUPANG. com --Yohanes Kaing (33) mengaku tertembak pistol oknum polisi Briptu Mikael Jaik saat masih posisi duduk dan dipaksa berdiri.

"Tiba-tiba saya mendengar tembakan peringatan. Saya masih duduk. Oknum polisi Briptu Mikael Jaik datang mengarahkan pistol ke perut dan memeluk saya serta dengan kasar memaksa saya untuk berdiri. Pada saat itu terjadi ledakan," ungkap Yohanes Kaing (33), saat ditemui wartawan di Ruangan Dahlia RSUD Ruteng, Jumat (29/10/2010).

Kaing mengatakan, ia dan teman-temannya tahu digerebek polisi berdasarkan tembakan peringatan. Sebab, pada saat itu ia bersama dua teman sedang bermain judi bola guling. "Saya dipeluk seolah diremuk dengan paksa," katanya, sambil memperlihatkan luka goresan pada salah satu lengan tangannya.

Dia menjelaskan, kejadian begitu singkat karena setelah melepaskan tembakan peringatan yang dilakukan oleh oknum polisi Bripol Mikael Jaik, langsung menangkapnya.Dua orang teman judinya melarikan diri.

Kaing mengaku tidak melarikan diri ketika didatangi anggota polisi Mikael Jaik. Saat itu, lanjutnya, Mikael Jaik memeluk dan memaksanya berdiri, lalu mengarahkan pistol pada bagian perutnya.

Ditanya apakah ketika digerebek polisi ia melakukan perlawanan sehingga harus dilumpuhkan dengan tima panas? Kaing mengaku tidak memberikan perlawanan apapun. "Saya kenal oknum polisi Mikael Jaik. Ketika saya ditangkap sambil ditodong pistol dan dengan kasar memaksa saya untuk berdiri," kata Kaing.

Ditanya lagi berdasarkan penjelasan polisi bahwa ia ditembak karena melarikan diri, Kaing membantahkan keras. "Saya tidak melarikan diri. Saya masih dalam posisi duduk. Saya ditodong dan ditembak," ungkapnya.

Ditanya sikapnya dan keluarganya terhadap tindakan oknum polisi Mikael Jaik, Kaing mengaku belum berpikir ke arah itu. Sebab, saat ini ia dan keluarganya tercurah pada kondisi tubuhnya yang sedang sakit. "Saya belum ada pikiran. Yang diharapkan nyawa saya bisa selamat," katanya.

Direktur RSUD Ruteng, drg. Dupe Nababan, yang ditanya melalui telepon selulernya, menjelaskan, selama dua hari melakukan pengamatan terhadap perkembangan luka Yohanes Kaing.

Apabila harus dioperasi, kata Dupe, maka tim medis segera melakukan tindakan medis. "Masih dalam pengamatan, kita lihat perkembangan dua hari ke depan. Semula kita pikir peluru masih bersarang dalam tubuh korban, ternyata tembus bagian punggung belakang," ujarnya.

Sebelumnya Kapolres Manggarai, AKBP Hambali, menjelaskan, Yohanes Kaing (33) dilumpuhkan tembakan pistol karena pada saat hendak ditangkap ia melarikan diri. Lima pelaku lainnya berhasil diamankan berikut barang bukti uang 500.000 dan tiga unit meja bola guling.

Hambali mengatakan, anggota polisi yang menembak Kaing sedang dalam proses penyelidikan, apakah sesuai prosedur atau tidak. Jika tidak sesuai prosedur akan diproses disiplin dan kode etik Polri. "Kita tangan kasus judi dan kasus polisi yang tembak korban. Kita proses sesuai prosedur hukum," kata Hambali, Kamis (28/10/2010) malam.

Direktur Lembaga Pengkajian Penelitian Demokrasi Masyarakat (PPDM) Manggarai, Marsel N Ahang, menilai tindakan yang dilakukan oknum polisi Briptu Mikael Jaik merupakan pelanggaran HAM berat. Karena itu, harus diproses hukum.

Ahang menyampaikan hal itu ketika dimintai komentarnya di Ruteng, Jumat (29/10/2010). Menurut dia, tindakan melumpuhkan pelaku dengan tima panas harus berdasarkan protap dan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan korban. Namun, sesuai berita di koran, kata Ahang, korban tidak melakukan perlawanan.

Ahang mengatakan, jika polisi menembak karena korban melakukan perlawanan dan mengancam nyawa polisi atau tindakan kriminalnya sangat besar, bisa ditoleri asal sesuai protap.

Diberitakan sebelumnya, perut Yohanes Kaing (33), warga Dusun Manus, Desa Rana Mbeling, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, tertembus peluru pistol oknum polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Komba, Mikael Jaik di pasar Desa Rana Mbeling, Kamis (28/10/2010) pagi.

Demikian informasi yang diperoleh Pos Kupang dari Kepala Desa (Kades) Rana Mbeling, Marsi Warsa, dan beberapa warga desa itu melalui hand-phone (HP) dari Rana Mbeling ke Kupang, Kamis (28/10/2010) siang.

Marsi menjelaskan, pada hari Kamis tiga anggota Polsek Kota Komba mendatangi pasar di Desa Rana Mbeling untuk merazia perjudian. Tiga anggota polisi itu, yakni Mikael Jaik, Wens Adu, dan Otmar Kasesok. Setiba di pasar, tiga anggota polisi tersebut menuju kerumunan sekelompok orang yang sedang bermain judi bola guling.

Beberapa warga yang menghubungi Pos Kupang dari Rana Mbeling, Kamis siang mengungkapkan, ketika itu oknum polisi Mikael Jaik melakukan dua kali tembakan peringatan. Setelah itu ia mendekati Yohanes Kaing memegang lengan kirinya, dan saat itulah peluru pistol menembus perut bagian kiri Yohanes Kaing. Tetapi, warga yang ada di pasar saat itu tidak mengetahui pasti apakah perut bagian kiri hingga belakang korban yang tertembus peluru itu tertembak atau ditembak oleh oknum polisi tersebut.

Mereka menyebutkan, saat itu ada enam orang yang bermain bola guling di pasar. Diantaranya Yohanes Kaing, Melkior Masak, Kodam Benjuang, dan Adri jelatu.
(lyn)

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/54626/regionalntt/floresa/2010/10/30/kaing-tertembak-dalam-posisi-duduk

Friday, 29 October 2010

13:01 Mau Merampok, Dua Pemuda Ditembak Polisi

Kamis, 28 Oktober 2010 12:57

PORTALKRIMINAL.COM - JAKARTA : Mau merampok, dua perampok ditembak aparat kepolisian Polsek Metro Cibitung Bekasi Kabupaten di depan sebuah warung, di Kampung Jarakosta, Desa Danau Indah, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu (27/10/2010) malam. Tersangka Ag, 30 tahun, dan Nu, 28 tahun, tersungkur setelah timah panas bersarang di kakinya karena berupaya kabur.

Tertangkapnya kedua perampok tersebut bermula ketika petugas Satuan Reskrim Polsek Metro Cibitung mencurigai dua lelaki berboncengan sepeda motor berada di depan sebuah warung, di Kampung Jarakosta, Desa Danau Indah, Cibitung, Kabupaten Bekasi.

Karena curiga , Petugas Polsek Metro Cibitung menghampirinya dengan memepetkan kendaraan sepeda motor. Saat ditegur kedua lelaki ini kabur. Yang satu kabur pakai motor Mio, sementara yang lainnya berlari. Tiga kali tembakan dilepaskan petugas dua diantaranya mengenai kedua kaki lelaki itu dan roboh.

Tersangka Ag, 30 tahun, dan dan Nu, 28 tahun, tersungkur setelah kedua kakinya ditembus timah panas petugas. Diduga keduanya akan melakukan aksi kejahatan. Kedua tersangka selanjutnya dilarikan ke RS. Cibitung Bekasi.

Kini, terhadap kedua tersangka tengah dilakukan proses penyidikan di Mapolsek Metro Cibitung.
(han)

http://portalkriminal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9362

Buronan Curamnor Terpaksa di Dor

Sriwijaya Post - Kamis, 28 Oktober 2010 16:53 WIB

KAYUAGUNG – Abas Soleh bin Manan (26), tersangka pencurian kendaraan terpaksa ditembak polisi karena berusaha melarikan diri saat dikejar polisi, Rabu (27/10).

Kapolres OKI AKBP Slamet Widodo SIk didampingi Kasat Reskrim AKP Doni Satria Sembiring SH SIk dan Kapolsek Kayuagung AKP Heri Lawata SH mengatakan tersangka Abas sudah lama merupakan target pihak kepolisian di Sumatera Selatan. Tersangka masuk katagori sindikat curanmor antar provinsi dan kabupaten/kota. Selain di Polres OKI, tiga Polres lagi seperti, Polres Pramulih, Polresta Palembang dan Polres Sekayu.

"Tersangka merupakan target operasi (TO) dari empat polres tersebut,” kata Kapolres OKI AKBP Slamet Widodo SIk didampingi Kasat Reskrim AKP Doni Satria Sembiring SH SIk dan Kapolsek Kayuagung AKP Heri Lawata SH.

http://www.sripoku.com/view/50672/buronan_curamnor_terpaksa_di_dor

Polisi Menembak Warga

Jumat, 29 Oktober 2010 | 8:00

[KUPANG] Tiga oknum polisi menembak warga saat merazia perjudian di Pasar Rana Mbeling, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ke-3 anggota polisi itu kemudian melarikan diri.

Korbannya adalah Yohanes Kaing (33), warga dusun Manus tertembak pistol polisi pada bagian kiri perutnya tembus ke belakang. Korban kemudian dilarikan warga setempat ke Puskesmas Mukun di Golo Geni untuk ditangani secara medis.

Kapolres Manggarai AKBP Hambali ketika dikonfirmasi per telepon genggamnya di Ruteng, Jumat (29/10) pagi membenarkan peristiwa itu. Korban ditembak karena melarikan diri saat hendak ditangkap. Sebelumnya, petugas polisi sudah dua kali mengeluarkan tembakan peringatan, tetapi korban tetap berusaha kabur dari kejaran polisi. Sehingga terpaksa korban ditembak.

“Fokus utama kita saat ini adalah berupaya menyelamatkan nyawa korban penembakan dan mengecek kondisinya. Untuk perawatan medis, korban dirujuk ke rumah sakit di Ruteng,” tegasnya.

Wakapolres Manggarai Kompol M Erwin dan Kasat Reskrim Aiptu Okto Wadu Ere, sudah menjenguk korban di Puskesmas Mukun dan melihat langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) di pasar Rana Mbeling. Selanjutnya korban dirujuk ke RSU Ruteng karena fasilitas peralatan di Puskesmas yang belum memadai. Seluruh biaya ditanggung Polres Manggarai.

Anggota DPD asal NTT Sarah Lery Mboeik yang dihubungi secara terpisah di Kupang mengatakan, pihaknya segera melakukan investigasi tentang kasus penembakan warga tersebut karena penjelasan resmi Kapolres Manggarai Hambali, tidak dapat diterima begitu saja. Saat ini, pihaknya masih berpikir positif terhadap kepolisian sesuai azas praduga tak bersalah.

Bila hasil investigasinya ternyata tidak ada alasan bagi polisi untuk melakukan penembakan, tentunya polisi harus bertanggung jawab. Bukan sekedar memberikan kompensasi materil bagi korban, tetapi juga tindakan hukum. [120]


http://www.suarapembaruan.com/home/polisi-menembak-warga/664


Monday, 25 October 2010

Dua Tersangka Pencuri Sepeda Motor Didor

25/10/2010 15:12 | Pencurian
Liputan6.com, Pacitan: Dua tersangka pencurian kendaraan bermotor yang sering beroperasi di wilayah Pacitan dan sekitarnya, Ahmad David dan Sobirin, ditembak petugas kepolisian, Senin (25/10). Dua tersangka ini kepergok saat hendak mencuri dua sepeda motor di Desa Tulakan Kabupaten Pacitan.

Pelaku langsung kabur ketika diminta polisi untuk menyerahkan diri. Tidak ingin kehilangan buruannya, polisi pun mengarahkan moncong pistol ke kaki
tersangka. Usai timah panas bersarang di kaki masing-masing tersangka, keduanya langsung dibawa ke rumah sakit. Kepada polisi, pelaku mengaku jika aksi ini baru pertama kali mereka lakukan. (CHR/YUS)

http://buser.liputan6.com/berita/201010/303136/Dua.Tersangka.Pencuri.Sepeda.Motor.Didor

Friday, 22 October 2010

Kontras Minta TPF Juga Libatkan Kompolnas dan Komnas HAM

Jum'at, 22 Oktober 2010 , 14:13:00 WIB

RMOL.
Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) meminta Tim Pencari Fakta penembakan mahasiswa Universitas Bung Karno saat terjadi aksi unjuk rasa 20 Oktober kemarin turut melibatkan unsur Kompolnas, Komnas HAM, dan elemen masyarakat selain anggota kepolisian yang ada di lapangan.

Hal tersebut dikatakan Koordinator Kontras, Harry Azhar terkait penilaian bahwa mekanisme kontrol dan koordinasi institusi Polri di tidak berjalan.

Kontras melihat apa yang terjadi pada peristiwa kemarin itu sebenarnya tidak sesuai dengan prosedur pengamanan yang berlaku.

Harry mencontohkan, saat aksi unjuk rasa terjadi ada provost kepolisian yang bertugas mencegah anggotanya malah ikut menembaki mahasiswa. Ini menunjukkan bahwa polisi belum profesional dalam menghadapi demontrasi termasuk dalam penggunakan senjata api. Padahal senjata api hanya boleh digunakan jika kepolisian terancam jiwanya dan tidak ada pilihan lain.

"Kalau peristawa di Jalan Diponegoro kemarin, saat polisi dilempari batu, masih sangat mungkin polisi menjauh dari jarak lempar dan membuat zona aman. Sehingga ada waktu bagi komandan untuk bernegoisasai dengan para mahasiswa," terang dia saat jumpa pers di kantor Kontras, Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, siang ini (Jumat, 22/10).

Penggunaaan prosedur tetap Kapolri 1/X/2010 tentang Penanggulangan Anarkisme Massa juga dipandang tidak tepat bila diberlakukan terhadap aksi unjuk rasa mahasisawa UBK kemarin.

Sementara masih di tempat yang sama, Ktua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia, Hendrik Sirait menambahkan, kasus penembakan mahasiswa pada 20 Oktober kemarin tidak cukup diselesaikan dengan pemberian sanksi secara administratif atau kode etik terhadap pelaku. Menurut dia, pelaku bisa dikenakan pidana atas perbuatannya itu.

"UU yang tepat untuk menjerat adalah pasal 360 KUHP soal kealpaan yang menyebabkan seseorang terluka dan itu dapat diterapkan dalam pengusutan," tukas Hendrik.
[wid]

http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=7286

Thursday, 21 October 2010

Sebelum Ditembak, Farel Restu Sudah Merasa Diincar Polisi

"Kalau dari lihat lukanya memang korban ditembak menggunakan senjata api tajam, bukan peluru karet," kata Dokter yang tidak mau disebutkan namanya dengan alasan profesi.

Menurutnya, hasil rontgen nantinya akan lebih memastikan apakah korban tertembak dengan senjata api tajam atau tidak. Saat ini, tim medis yang menangani Farel akan melakukan operasi kecil untuk mengangkat proyektil yang berada di betis kaki kiri Farel (sebelumnya disebutkan kaki kanan).

Ditemui di ruang perawatan, Farel mengatakan dirinya merasa sudah diincar oleh seorang polisi. "Kayaknya polisi sudah mengincar kak. Polisi juga kayaknya sengaja nembak saya," katanya.

Menurut Farel, saat itu ia sedang berusaha untuk menarik temannya yang ditangkap oleh polisi dan dibawa menuju truk. "Saya cuma berusaha agar sebisa mungkin teman saya gimana caranya tidak masuk truk tahanan, jadi saya tarik," ujar Farel.

Tidak lama setelah teman Farel ditahan di dalam truk, kericuhan pun tidak dapat terhindarkan. Mahasiswa melempari mobil polisi dengan batu dan botol. Hingga akhirnya polisi pun mengeluarkan tembakan peringatan berkali-kali. "Semua teman-teman pada kabur, saya belakangan, pas mau lari, polisi langsung tembak kaki saya," cerita Farrel.

Saat ini, Farel sedang menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru. Seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Kepolisian Resor Jakarta Pusat.

http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2010/10/20/brk,20101020-286078,id.html

Pencuri Tewas Ditembak

KAMIS, 21 OKTOBER 2010 | 06:05 WITA

Watampone, Tribun - Seorang pria yang diduga pencuri di Kabupaten Bone dilarikan ke Rumah Sakit Umum Tenriawaru Bone, Selasa (19/10) malam untuk mendapat perawatan. Pasalnya, pria berinisial AL (20) tersebut ditembak oleh aparat kepolisian dari Unit Reskrim Polsek Patimpeng dan mengenai pinggangnya.

Peluru itu tembus di bagian perut korban. Penembakan tersebut terjadi saat polisi melakukan pengejaran terhadapnya.
Namun nahas bagi Adi, di tengah perjalanan menuju rumah sakit, nyawanya tidak dapat tertolong.
Penembakan AL berawal dari penggerebekan yang dilakukan polisi di Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Bone, pada Selasa (19/10) siang sekitar pukul 14.00 wita.
Polisi melakukan upaya penangkapan, setelah AL dilaporkan telah melakukan pencurian telepon seluler (ponsel) milik salah seorang warga berdasarkan laporan polisi LP/25/x/2010/Sulsel Res Bone Patimpeng.
Saat digerebek, pria ini langsung kabur karena mengetahui kedatangan polisi. Polisi pun langsung mengejar tersangka. Informasi yang dihimpun, polisi sempat memberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali namun tidak diindahkan.
Sehingga pada saat AL melompat, polisi langsung menembak dan yang mengenai pinggang dan peluru tembus di perut bagian bawah sebelah kiri.
Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Trihanto Nugroho, kepada wartawan, kemarin, mengatakan, anggota komplotan pelaku pencurian ini terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas, karena melarikan diri ketika akan ditangkap.
Trihanto juga mengatakan, sekalipun AL bukan residivis, namun diduga telah beberapa kali melakukan tindak pidana.
Setelah ditembak, korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bone dan meninggal dunia dalam perjalanan. Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Bone untuk divisum. Usai divisum, jenazahnya langsung dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Pelleng-Pellengnge, Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, yang berjarak sekitar delapan puluh kilometer dari Kota Watampone. (ans)

Patimpeng Kondusif

UNTUK menjaga situasi kamtibmas pascapenembakan di Dusun Pelleng-Pellengnge, Desa Paccing, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, Kapolres Bone AKBP Zarialdi dan Kasat Reskrim Polres Bone AKP Trihanto Nugroho langsung ke lokasi kejadian dan bertemu keluarga AL (20), pria yang tewas ditembak oleh anggota Unit Reskrim Polsek Patimpeng, Selasa (19/10).

Kapolres dan Kasat Reskrim berada di lokasi kejadian pada Selasa malam hingga Rabu (20/10) kemarin.
Unit Patmor Polres Bone juga dikerahkan ke lokasi kejadian untuk melakukan penjagaan. Kanit Patmor Polres Bone, Ipda Supiadi, via ponsel dengan wartawan menjelaskan, situasi di Patimpeng kondusif.
AL diketahui sebelumnya pernah dua kali digerebek, namun selalu berhasil meloloskan diri. (ans)

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/133676/Pencuri-Tewas-Ditembak

Satu dari 9 Perampok Emas Ditembak

Kamis, 21 Oktober 2010 | 07:04 WIB

TANJUNG, KOMPAS.com - Pengejaran terhadap komplotan perampok emas yang berhasil menggasak 1,5 kilogram emas milik H Yusran, pedagang emas di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, membuahkan hasil.

Seorang tersangka perampok, Hamidi alias Andi Bungas (34), berhasil ditangkap tim gabungan dari Satreskrim Polres Tabalong dan Unit Resmob Polda Kalsel di Desa Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala, Selasa (19/10/2010).

"Dari hasil penyelidikan, pelakunya ada sembilan orang. Dua orang sudah kami tangkap, sedangkan tujuh orang lagi masih dalam pengejaran. Identitas mereka sudah kami kantongi," kata Direktur Reserse dan Kriminal Polda Kalsel, Kombes Pol Mas Guntur Laupe, Rabu (20/10).

Sebelum berhasil diringkus, Andi sempat melawan dan mencoba kabur. Berdalih menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, polisi mengaku terpaksa menembak Andi. Dua timah panas pun bersarang di kedua paha Andi.

Untuk mengobati lukanya, polisi membawa Andi, warga Jalan Gerilya Kompleks H Suriadi, RT19, Tanjung Pagar, Banjarmasin Selatan, ke RS Bhayangkara Banjarmasin. Usai diobati, Andi langsung dibawa ke Tanjung untuk diproses lebih lanjut.

Tak lama setelah Andi tertangkap, petugas juga menangkap Mariani (30) di kawasan Tanjung. Mariani ikut diduga sebagai pemberi informasi jalan yang akan dilalui oleh korban.

Guntur mengatakan, para pelaku merupakan sindikat perampok lintas provinsi. Mereka sudah berkali-kali beraksi di wilayah Kalsel, Kaltim dan Kalteng.

"Para pelaku berasal dari tiga daerah tersebut. Mereka saling mengundang jika akan beraksi," ujar Guntur.

Untuk meringkus para pelaku yang masih buron, kata Guntur, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Polda Kaltim. "Tidak menutup kemungkinan mereka kabur ke Pulau Jawa. Kami akan terus melakukan pengejaran dengan berkoordinasi dengan kepolisian setempat," ujar Guntur.

Keterangan Andi, kata Guntur, hasil rampokan sudah habis dibagi-bagi. "Tapi itu masih keterangan pelaku dan kami masih akan mendalami. Pelaku yang sudah tertangkap mengaku mendapat bagian Rp 27 juta," ujar Guntur.

Dalam penyergapan Andi itu, petugas berhasil menyita barang bukti berupa uang Rp 300.000 dan baju serta celana yang digunakan Andi saat beraksi.

Sekadar mengingatkan, perampokan ini terjadi ketika putri korban, Desi Damayanti (23) dan sepupunya Maulida (18) hendak pulang dari toko, Kamis (16/9/2010) sekitar pukul 12.15 Wita.
(mdn/ncl/coi)

Di tengah perjalanan atau sekitar 250 meter sebelum sampai rumah, sepeda motor Honda Vario warna silver yang dikendarai korban tiba-tiba diadang kawanan perampok menggunakan tiga buah sepeda motor di Jalan Belimbing Raya.

Warga yang melihat kejadian itu tidak bisa berbuat banyak karena diantara kawanan pelaku itu dalam aksinya diduga menggunakan senjata api jenis pistol.

Setelah berhasil mengambil kantong plastik warna putih yang berisikan emas 1,5 kilogeram, berlian dan uang Rp 20 juta itu dalam jok kendaraan, kawanan pelaku tersebut langsung kabur kearah keluar Murung Pudak.

http://regional.kompas.com/read/2010/10/21/07040026/Satu.dari.9.Perampok.Emas.Ditembak

Demonstran Ditembak, Bukti Pemerintah Paranoid

21 Oktober
JAKARTA
- Wakil Ketua DPR Anis Matta meminta polisi mengusut tuntas terjadinya penembakan terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, kemarin.

Anis berpendapat, tindakan represif aparat itu menunjukkan rasa kekhawatiran berlebihan dari pemerintah menanggapi aksi unjuk rasa memperingati setahun SBY-Boediono.

“Penembakan tidak boleh, tetapi prosedur (pengamanan) kan sudah ada di kepolisian. Ini hanya masalah aksi dan respons, ini lebih berkaitan karena ada semacam sikap paranoid pemerintah, responsnya agak berlebihan,” ujar Anis di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, (21/10/2010).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mendukung sepenuhnya proses hukum yang dilakukan Polda Metro Jaya untuk mengusut penembakan mahasiswa siang kemarin. Dia berpendapat tindakan represif personel polisi itu hanya respons dari tindakan mahasiswa yang mulai anarkis. “Secara hukum diproses saja,” katanya.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Boy Rafli Amar memastikan peluru yang bersarang di kaki kiri Farel Restu mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) berasal dari senjata revolver.

“Hasil visum yang bersangkutan kena luka tembak senjata jenis revolver. Kaliber belum tahu,” kata Rafli di Mapolda Metro Jaya.
(lsi)

http://news.okezone.com/read/2010/10/21/338/384927/demonstran-ditembak-bukti-pemerintah-paranoid

Marwoto: Penembakan Kaki Pendemo Tidak Disengaja

Marwoto: Penembakan Kaki Pendemo Tidak Disengaja
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Mahasiswa yang tertembak polisi dalam demonstrasi di Jl Diponegoro, Rabu (20/10/2010).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vanroy Pakpahan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Mabes Polri menegaskan jajarannya tak dapat mengelakkan keluarnya tembakan peringatan dalam pengamanan aksi demo memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono di Jalan Diponegoro. Menurut Polri, tembakan peringatan terpaksa dilakukan karena massa tak menghiraukan imbauan dan peringatan Polri untuk beraksi secara damai dan mentaati prosedur yang berlaku.

"Yang jelas kan bukan polisi yang mulai. Itu kan polisi nembak masih ada alasannya. Mungkin sudah dilarang, diperingatkan tapi tetap nggak dihiraukan dan terus membahayakan masyarakat dan polisi, ya sudah (keluar tembakan)," ujar Kabid Penum Polri Kombes Marwoto Soeto di Mabes Polri Jakarta, Rabu (20/10/2010).

Menurut Marwoto, dalam menembak di lapangan mengantisipasi kerusuhan atau bentrok, polisi juga tak pernah mengarahkannya langsung ke tubuh massa. Oleh karenanya Marwoto menepis tudingan bahwa Polri memang sengaja menembak Farel Restu, mahasiswa Universitas Bung Karno angkatan 2008. "Kan nembaknya ke atas. Coba dilihat. Kalau tahunya kena kaki, ya kita nggak tahu. Itu nggak disengaja," ungkapnya.

Namun demikian, Marwoto memastikan Polri akan mendalami kasus tertembaknya Farel itu lebih jauh guna mencari tahu penyebab sebenarnya Restu tertembak. Marwoto mengatakan, Polri juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tugas anggotanya dalam pengamanan aksi itu.(*)


http://www.tribunnews.com/2010/10/20/marwoto-penembakan-kaki-pendemo-tidak-disengaja

Mabes Polri: Penembakan bukan bentuk protap

Oleh: A.Azis Faradi

JAKARTA: Mabes Polri menegaskan penembakan yang dilakukan di Jalan Diponegoro, Menteng, oleh aparat kepolisian terhadap massa yang menyebabkan satu mahasiswa luka bukan sebagai bentuk penerapan prosedur tetap (protap) No. 1/X/2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarkisme.

"Gak lah, kan ada tahapan-tahapan yang dilalui dulu sebelum menerapkanpProtap [No.1/X/2010] tersebut," kata Kadiv Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol. Marwoto Soeto kepada Bisnis sore ini.

Senada dengan Marwoto, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol. Sutarman menegaskan tembakan yang dilepaskan petugas saat pengamanan unjuk rasa di Jalan Diponegoro ataupun di depan Istana Merdeka, Jalan Merdeka Utara, merupakan tembakan peringatan semata.

"Tembakan itu cuma ke atas kok, bukan untuk melukai pendemo. Yang tadi [tembakan ke pendemo di depan Istana Merdeka] sebagai pembelajaran saja supaya tak anarkis," ujarnya kepada Bisnis saat memantau di depan Istana Negara.

Menurut dia, jumlah personel yang diturunkan pada peringatan 1 tahun pemerintah sebanyak 10.665 orang yang tersebar di 10 lokasi vital seperti di Jl. Diponegoro, Istana Merdeka, bundaran Hotel Indonesia, dan lokasi lainnya.

Aksi demo di depan Istana Merdeka memanas akibat aksi 20 orang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Raya yang menarik pagar berduri, sehingga setelah itu aparat kepolisian yang berjaga mulai menggunakan pelengkap pengamanan seperti baju huru hara, tameng, dan tongkat.

Saat massa dari berbagai elemen mahasiswa dan aktivis LSM berdatangan, suasana kembali memanas pada pukul 15.50 WIB, bahkan aparat yang tak sabaran menyemprot massa HMI tersebut.

Perlawanan dari organisasi mahasiswa tertua itu juga melemparkan botol minuman mineral ke arah petugas yang berjaga di halaman Istana Merdeka.

Tembakan gas air mata pun terdengar beberapa kali sehingga menjadikan suasana menegang dan dua orang mengalami luka, serta tiga orang yang menggunakan peci kebesaran HMI ditarik dan di bawa ke pos penjagaan.

Adapun, massa dari BEM se-Jabodetabek berlarian ketika terjadi tembakan peringatan. Adapun, massa lainnya, yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah, Serikat Mahasiswa Indonesia, Federasi Perjuangan Buruh se-Jabodetabek, Persatuan Perjuangan Indonesia, dan organisasi buruh lainnya yang bergabung menjadi satu mulai terkepung oleh aparat.

Setelah melalui negosiasi, massa gabungan itu dipebolehkan untuk meninggalkan Istana, sedangkan massa dari HMI masih dikepung petugas.(jha)

    http://web.bisnis.com/umum/1id215903.html

We Will Open Fire on ‘Anarchic Demonstrators:’ Jakarta Police Chief

Bilhuda Haryanto & Antara | October 20, 2010

Jakarta.
New Jakarta Police Chief Insp. Gen. Sutarman has sent an ominous warning to demonstrators taking part in today’s antigovernment protests — police will shoot to immobilize if they believed it is justified.

Outgoing National Police Chief Gen. Bambang Hendarso Danuri recently signed regulation number 1/X/2010, which allows police officers to used live bullets to handle rioters when they become uncooperative and start attacking officers. Officers are only allowed to shoot to immobilize, not to kill.

Sutarman, speaking today, said: “The new regulation will be exercised against anarchic demonstrators.”

He defined anarchic situations as those where public order was under threat and any attacks on security officers or members of the public with any weapon, including blunt or sharp objects or firearms.

“Demonstrations are part of freedom of expression protected by the law, therefore [protests] must be conducted according to the law, peacefully,” he said.

He said the police would undertake preventative measures, which included checking demonstrators for weapons.

“We hope the rally will be peaceful, with no violence at all,” Sutarman said.

A number of protests are currently taking part in the central city, involving students and a number of nongovernmental organizations, including Indonesian Corruption Watch and the Commission for the Disappeared and Victims of Violence (Kontras).

The protests have only attracted a few hundred demonstrators.

Ironically, Kontras’ campaign theme is “anti-amnesia,” which implores President Susilo Bambang Yudhoyono’s government to address outstanding human rights abuses, including the shooting of unarmed student demonstrators in 1998, which led to the downfall of former dictator Suharto.

http://www.thejakartaglobe.com/home/we-will-open-fire-on-anarchic-demonstrators-jakarta-police-chief/402299

Propam Mabes Polri Selidiki Kasus Penembakan Mahasiswa

Hukum & Kriminal / Kamis, 21 Oktober 2010 14:34 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Tim Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri sudah diturunkan untuk menyelidiki kasus penembakan dengan korban mahasiswa Universitas Bung Karno, Farel Restu, yang terluka tembak di kaki sebelah kanan.

"Tim Propam Profesi dan Pengamanan Mabes Polri sudah diturunkan untuk menyelidiki apakah ada anggota yang melakukan itu. Jika terbukti akan dilakukan proses hukum," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Iskandar Hasan di Jakarta, Kamis (21/10).

Hasil penyelidikan sementara belum ditemukan proyektil dan dicek. Kalau hasil visum dari kedokteran itu luka tembak, maka akan dicari peluru dan selongsongnya. "Kita baru dapat mengetahui bila sudah ada peluru dan selongsongnya, karena petugas yang bawa senjata atau tidak kita bisa tahu," kata Iskandar.

Saat unjuk rasa yang terjadi pada beberapa daerah, Rabu (20/10) kemarin, terkait setahun kinerja pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, Polri tidak menggunakan Prosedur Ketetapan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarkis, tapi Protap Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Massa, katanya. "Ada waktunya kapan boleh menembak, kita semua mengacu dan menghormati pada aturan Hak Asasi Manusia (HAM)," kata Iskandar.

Sementara itu, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyesalkan terjadinya bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang mengakibatkan seorang Mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) terluka tembak di kaki sebelah kanan.(Ant/DOR)

http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/10/21/32057/Propam-Mabes-Polri-Selidiki-Kasus-Penembakan-Mahasiswa

Wednesday, 20 October 2010

Pencuri Telepon Genggam Ditembak Mati

Nusantara / Rabu, 20 Oktober 2010 00:03 WIB

Metrotvnews.com, Bone: Andi Adi, pencuri telepon genggam di Bone, Sulawesi Selatan, ditembak mati polisi, Selasa (19/10). Lelaki itu didor karena berusaha kabur ketika akan ditangkap.

Andi diburu polisi setelah membawa kabur handphone milik warga Desa Paccing, Patimpeng. Pria beristri dua itu meregang nyawa setelah timah panas bersarang di bagian pinggang lalu tembus ke perut.

Kasat Reskrim Polres Bone Ajun Komisaris Polisi Rianto Nugroho mengatakan, Andi sudah lama diburu. Andi dikenal sebagai penjahat yang sadis. Dia, menurut Rianto, tak segan-segan melukai korban dengan senjata tajam.(ICH/Bahtiar Parenrengi)

http://www.metrotvnews.com/metromain/news/2010/10/20/31923/Pencuri-Telepon-Genggam-Ditembak-Mati/

Tidak Langsung Ditembak Mati

Rabu, 20 Oktober 2010 , 07:06:00

LAMPUNG -- Isu demo besar-besaran memperingati satu tahun pemerintahan SBY-Boediono hari ini (20/10) ditanggapi serius Polda Lampung. Sebagai langkah antisipasi, polda akan mengerahkan 400 personel untuk mengamankan aksi massa yang menilai gagalnya kepemimpinan SBY-Boediono itu.

Sekitar 250 personel berasal dari Satbrimobda Lampung. Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 150 personel, berasal dari Dalmas Dirsamapta Polda Lampung. Hal ini diungkapkan Karo Ops Polda Lampung Rahyono W.S. usai apel pasukan di Markas Satbrimobda Polda Lampung kemarin (19/10).

Apel tersebut, menurutnya, dilakukan untuk memastikan kesiapan personel. Dikatakan, pihaknya menjamin penyampaian pendapat di muka umum sesuai UU No. 9 Tahun 1999 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum, selama aksi itu tidak anarkis.

Tetapi bila anarkis, pihaknya akan berpegang pada Protap Kapolri No. 1 Tahun 2010. ’’Dalam protap itu diatur soal tembak di tempat bagi pendemo anarkis. Tetapi tentu tidak serta-merta ditembak mati. Ada aturan, mulai tembakan peringatan, tembakan hampa, serta apabila dinilai membahayakan jiwa dan raga petugas atau masyarakat baru diperbolehkan melumpuhkan sampai mengeluarkan tembakan mematikan,” terang Rahyono.
(kyd/c1/fik)

http://www.jpnn.com/read/2010/10/20/74966/Tidak-Langsung-Ditembak-Mati-

Tuesday, 19 October 2010

Gerebeg Perjudian, Dua Warga Kena Tembak Polisi

Selasa, 19 Oktober 2010 - 16:02 WIB

LAMPUNG – Gerebek lokasi perjudian, anggota salah tembak sehingga mengenai dua warga yang tidak terlibat dalam perjudian tersebut, Selasa (19/10) sekitar pukul 00.30 WIB.

Saat kejadian, korban Edison, 25, dan Arsyad, 45, keduanya sedang berkumpul pesta di tempat pernikahan tetangganya Dusun Induk, Muaraputih, Natar, Lampung Selatan.

Kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSU DAM). Edison mengalami luka tembak di bagian dada kanan, sedangkan Arsyad di bagian lengan kanan. Keduanya diduga menjadi korban salah tembak yang dilakukan oknum petugas Polsek Natar saat menggerebek judi koprok (judi dadu) di dusun setempat.

Menurut pengakuan Hari ,27, kedua korban tidak memiliki hubungan dengan kasus perjudian itu. Ketika kejadian, keduanya sedang berkumpul di rumah Een warga setempat yang melaksanakan pernikahan. ’

’Saat ribut-ribut, korban langsung lari disangka ada maling yang tertangkap,” ungkap Hari.

Ketika itulah beberapa aparat berpakaian preman melepaskan belasan kali tembakan. Dua peluru di antaranya mengenai kedua korban. Tiba-tiba saya terdengar bunyi tembakan dengan jumlah banyak hingga belasan kali.

Bunyi tembakan baru berhenti ketika keduanya mengaduh dengan bersimbah darah. Kedua korban langsung dilarikan ke klinik pengobatan terdekat. Namun, karena luka yang diderita cukup parah, korban dirujuk ke RSU DAM.

Ironisnya, karena alasan tidak ada dokter, keduanya lalu dialihkan ke RS Advent. Edison hingga kini masih dalam kondisi kritis

Orang tua edison, Harun, 57, mengaku mengetahui anaknya tertembak setelah diberitahu seorang kerabatnya.”Kami meminta anak kami kembali normal. Jika terjadi apa-apa pada Edison, akan saya tuntut polisi yang menembaknya,” ungkap Harun.

Berawal dari penggerebekan dilakukan oleh aparat Polsek Natar. Ketika itu, petugas berpakaian preman. Dua oknum aparat yang berhasil diidentifikasi adalah Hr dan Fb.

Korban Edison masih dalam kondisi kritis, dijadwalkan menjalani operasi untuk mengambil proyektil yang masih bersarang di dadanya. Sedangkan Arsyad, meski terlihat masih shock.

Sekitar pukul 02.30 WIB dini hari , Kapolres Lampung Selatan, AKBP Bahagia Dachi langsung mendatangi Polsek Natar. Sebelumnya juga, Kabid Propam Polda Lampung, AKBP. As’jimain juga terlihat hadir.

Sebelumnya, lima anggota Polsek Tanjungbintang dengan persenjataan lengkap juga datang. Kedatangan mereka untuk mengantisipasi aksi anarkisme warga. Terlihat juga delapan anggota Satbrimobda Natar bersenjata lengkap.

Sekitar pukul 02.00 WIB, tampak pula Dirintel Polda Lampung, Kombespol. Budiono Sandi. Kedatangannya hampir bersamaan dengan Dirreskrim Polda Lampung, Kombespol. Joko Hartanto.

Sementara itu, dua oknum pelaku penembakan kedua warga yang salah tembak ini masih menjalani pemeriksaan intensif Propam Polda Lampung.(Koesma/dms)

http://www.poskota.co.id/kriminal/2010/10/19/gerebeg-perjudian-dua-warga-kena-tembak-polisi