SENIN, 16 JANUARI 2012 | 13:29 WIB
Komnas HAM menemukan tiga korban tewas dalam pembubaran paksa masyarakat yang memblokir pelabuhan Sape itu. Dua korban, Arif Rahman, 18 tahun, dan Syaiful, 17 tahun, ditemukan 700 meter dari Pelabuhan Sape.
Menurut Ifdhal, hingga kini Komnas HAM belum bisa mengidentifikasi jenis peluru yang menembus tubuh Arif Rahman dan Syaiful. Namun, kepolisian sudah menyatakan bahwa keduanya tewas bukan dari tembakan polisi. "Menurut polisi, itu bukan peluru yang dimiliki Brimob dan reserse," ujarnya.
Berdasarkan fakta itu, Komnas HAM meminta kepolisian memaparkan secara terbuka hasil otopsi yang dilakukan tim forensik terhadap kedua korban. "Kami minta polisi memastikan siapa penembaknya," ujar Ifdhal.
Hingga kini Komnas mengaku belum menemukan selongsong peluru di lokasi kejadian karena setelah penembakan polisi langsung memunguti selongsong yang bertaburan pelabuhan.
Aksi blokir Pelabuhan Sape bermula dari penolakan warga terhadap Surat Keputusan Bupati Nomor 188/45/357/004/2010 tentang izin eksplorasi PT Sumber Mineral Nusantara. Warga meminta Bupati mencabut izin tersebut karena dikhawatirkan membahayakan perekonomian masyarakat.
Pemblokiran yang dilakukan sejak 19 Desember itu dibubarkan paksa polisi pada 24 Desember. Semula pembubaran berlangsung damai, namun akhirnya polisi bertindak represif. Akibatnya tiga orang tewas, 30-an warga luka tembak, dan 10 luka-luka karena kekerasan oleh polisi.
IRA GUSLINA
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/16/063377611/Dua-Korban-Bentrok-Bima-Belum-Jelas-Penembaknya
No comments:
Post a Comment