Jakarta - Misteri penembakan Hasanuddin yang mengaku ditembak pengemudi sedan di Pondok Ungu, Bekasi, mulai terkuak. Ternyata Hasanuddin masuk dalam target operasi (TO) dalam kasus pencurian kendaraan bermotor (ranmor) di Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Hasanudin mengaku ditembak setelah terlibat serempetan dengan pengendara sedan di lokasi itu. "Kasusnya sekarang diambil alih Polda Metro Jaya," kata Kapolsek Medan Satria, Bekasi, Kompol Triyono kepada detikcom, Kamis (12/1/2012) pukul 10.00 WIB.
Triyono mengatakan, setelah diselidiki ternyata Hasanuddin adalah buruan polisi. "Dia masuk dalam target operasi (TO) ranmor Polda," katanya.
Triyono tidak mengetahui persis kondisi Hasanudin saat ini. Namun Hasanuddin masih dirawat di RS Polri Kramatjati.
Saat ditanya apakah saat tertembak Hasanudin hendak melakukan perampokan, Triyono mengaku belum bisa menyimpulkannya. "Itu belum bisa kita simpulkan," katanya.
Beberapa kejanggalan terlihat dalam kasus penembakan yang terjadi pada Rabu (4/1) sekitar pukul 02.00 WIB tersebut. Awalnya Hasanudin menyatakan penembakan itu terjadi sekitar proyek BKT. Namun dia kemudian meralatnya, dia menyatakan penembakan ini terjadi di lampu merah Pondok Ungu.
"Lokasi itu ramai, banyak tukang ojek yang beroperasi 24 jam di lokasi itu tapi tidak ada yang melihat ada penembakan," kata Triyono kepada detikcom, Jumat (6/1).
Kejanggalan kedua, telihat pada kaburnya saksi kunci dalam peristiwa itu. Hasanudin sedang membonceng salah seorang rekannya berinisial R. Namun R langsung kabur setelah mengantar Hasanudin ke rumah sakit. Hal ini menyulitkan petugas untuk mengetahui lokasi dan juga kronologi peristiwa itu.
Kejanggalan ketiga, rumah sakit (RS) tempat Hasanudin dibawa oleh R. Sebelum dirawat di RS Kramatjati, Hasanudin dibawa ke RS Hermina Bekasi yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi penembakan. Padahal di kawasan Pondok Ungu terdapat banyak rumah sakit.
Kejanggalan keempat adalah mengenai identitas R. Keterangan Hasanudin mengenai R berubah-ubah. Awalnya dia menyatakan rekannya itu berinisial R, namun setelah isterinya datang Hasanudin menyatakan inisialnya S.
"Katanya dia sopir angkot di Tangerang, tapi begitu kita cek di trayeknya tidak ada yang kenal dengan R," katanya.
Kasus ini terkuak berkat laporan dari RS Hermina Bekasi, tempat Hasanuddin pertama kali dibawa, ke polisi. RS itu lalu merujuk Hasanuddin ke RSUD Bekasi, lalu dirujuk lagi ke RS Polri Sukanto di Kramatjati.
(nal/nrl)
Sebelumnya, Hasanudin mengaku ditembak setelah terlibat serempetan dengan pengendara sedan di lokasi itu. "Kasusnya sekarang diambil alih Polda Metro Jaya," kata Kapolsek Medan Satria, Bekasi, Kompol Triyono kepada detikcom, Kamis (12/1/2012) pukul 10.00 WIB.
Triyono mengatakan, setelah diselidiki ternyata Hasanuddin adalah buruan polisi. "Dia masuk dalam target operasi (TO) ranmor Polda," katanya.
Triyono tidak mengetahui persis kondisi Hasanudin saat ini. Namun Hasanuddin masih dirawat di RS Polri Kramatjati.
Saat ditanya apakah saat tertembak Hasanudin hendak melakukan perampokan, Triyono mengaku belum bisa menyimpulkannya. "Itu belum bisa kita simpulkan," katanya.
Beberapa kejanggalan terlihat dalam kasus penembakan yang terjadi pada Rabu (4/1) sekitar pukul 02.00 WIB tersebut. Awalnya Hasanudin menyatakan penembakan itu terjadi sekitar proyek BKT. Namun dia kemudian meralatnya, dia menyatakan penembakan ini terjadi di lampu merah Pondok Ungu.
"Lokasi itu ramai, banyak tukang ojek yang beroperasi 24 jam di lokasi itu tapi tidak ada yang melihat ada penembakan," kata Triyono kepada detikcom, Jumat (6/1).
Kejanggalan kedua, telihat pada kaburnya saksi kunci dalam peristiwa itu. Hasanudin sedang membonceng salah seorang rekannya berinisial R. Namun R langsung kabur setelah mengantar Hasanudin ke rumah sakit. Hal ini menyulitkan petugas untuk mengetahui lokasi dan juga kronologi peristiwa itu.
Kejanggalan ketiga, rumah sakit (RS) tempat Hasanudin dibawa oleh R. Sebelum dirawat di RS Kramatjati, Hasanudin dibawa ke RS Hermina Bekasi yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi penembakan. Padahal di kawasan Pondok Ungu terdapat banyak rumah sakit.
Kejanggalan keempat adalah mengenai identitas R. Keterangan Hasanudin mengenai R berubah-ubah. Awalnya dia menyatakan rekannya itu berinisial R, namun setelah isterinya datang Hasanudin menyatakan inisialnya S.
"Katanya dia sopir angkot di Tangerang, tapi begitu kita cek di trayeknya tidak ada yang kenal dengan R," katanya.
Kasus ini terkuak berkat laporan dari RS Hermina Bekasi, tempat Hasanuddin pertama kali dibawa, ke polisi. RS itu lalu merujuk Hasanuddin ke RSUD Bekasi, lalu dirujuk lagi ke RS Polri Sukanto di Kramatjati.
(nal/nrl)
http://www.tribunnews.com/2012/01/11/dua-hari-tak-pulang-azen-ditemukan-tergantung
No comments:
Post a Comment