Kamis, 12/05/2011 15:18 WIB
Surabaya - Pelaku pencurian spesialis di dalam kereta api, Imam alias Puput (41) terpaksa ditembak mati, karena seringkali melakukan aksinya. Petugas mencatat pelaku sudah 16 kali melakukan aksi. Bahkan pelaku tega mendorong korbannya keluar dari KA hingga tewas."Pelaku ini tergolong sadis, saat melakukan aksi tidak pernah menutupi wajahnya. Ada satu korbannya yang didorong keluar dari kereta sampai saat ini identitasnya masih belum teridentifikasi," jelas Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Coki Manurung kepada wartawan di Mapolrestabes Surabaya, Jalan Taman Sikatan, Kamis (12/5/2011).
Bahkan ada juga seorang korbannya yang dipukul kepalanya menggunakan paving. "Kalau yang dipukul kepalanya, karena korban penumpang kereta tujuan Banyuwangi itu menolak menyerahkan uangnya sebesar Rp 9 juta," imbuhnya.
Coki menjelaskan, pelaku selalu mengincar penumpang kereta tujuan lokal Jawa Timur. Dia menduga kuat jika pelaku dalam melakukan aksinya selalu sendirin.
"Modusnya, berpura-pura menjadi penumpang, lalu mengicar korban. Setelah kereta jalan dan tidak jauh dari stasiun, pelaku langsung beraksi dan melarikan diri dengan melompat dari kereta," tutur Coki.
Sampai saat ini, pihaknya masih mencari keluarga pelaku dengan harapan petugas menemukan barang hasil kejahatan dan kemungkinan menemukan identitas korban yang hingga kini belum teridentifikasi.
Selain menembak mati pelaku, petugas juga mengamankan barang milik pelaku yang dijadikan barang bukti. Diantaranya sebilah pisau penghabisan, 1 tas milik korban, dompet pelaku berisi KTP, SIM C, uang Rp 10 ribu, 1 Hp dan 1 STNK sepeda motor Yamaha Jupiter nopol W TTBF PN atas nama Budhy Tjhayo Purnomo warga Trosobo Utama III.
Sebelumnya, petugas Remob Polrestabes Surabaya menembak mati Imam alias Puput (41) pelaku spesialis pencurian dengan kekerasan dalam kereta. Pelaku ditembak petugas karena berusaha melawan. Putut ditembak dua kali di dada.
(ze/fat)
http://us.surabaya.detik.com/read/2011/05/12/151821/1638298/466/pelaku-pencurian-dalam-ka-yang-ditembak-mati-tergolong-sadis
No comments:
Post a Comment