Sejumlah anggota kepolisian dan tentara membersihkan ceceran darah tersangka teroris yang tewas ditembak di Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah, (14/5). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Nur Iman, tewas diduga akibat peluru nyasar saat terjadi tembak-menembak antara terduga teroris dan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Adik ipar Nur, Muhono, memastikan kakak iparnya tidak terlibat dalam kegiatan terorisme.
“Dia tidak pernah ikut-ikutan laskar ataupun organisasi massa lainnya. Orangnya tidak banyak bertingkah,” ujarnya kepada wartawan di rumah Nur, RT 2 RW 3, Kelurahan Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Sabtu, 14 Mei 2011 siang. Menurutnya, Nur bernasib malang karena terkena peluru nyasar.
Dia juga membantah jika dikatakan saat peristiwa penyergapan terjadi, Nur berusaha mencari tahu dengan mendekati lokasi. Menurutnya, saat itu Nur sedang berjualan angkringan seperti biasanya.
“Buktinya ditemukan ceceran darah di sekitar gerobak. Selain itu ada lubang bekas peluru di bungkus minuman yang dijual,” katanya. Tempat Nur berjualan berjarak sekitar 100 meter di sebelah selatan dari lokasi penyergapan.
Saat mendengar suara tembakan pertama kali pada pukul 1 dinihari, Muhono lantas mengirim pesan pendek kepada Nur, tapi tidak dibalas. Lantas dicoba ditelepon, tapi juga tidak diangkat.
“Tahu-tahu diberi kabar kalau ada ceceran darah di sekitar gerobak. Lalu Nur sudah tidak ada di sekitar gerobak,” tutur Muhono, yang mengaku belum mendapat pemberitahuan dari kepolisian bahwa Nur meninggal dunia karena peluru nyasar dalam penyergapan.
Saat ini rumah Nur yang ditinggali beserta mertua, istri, dan kedua anaknya kosong. Muhono mengatakan mereka dibawa polisi. “Mereka dibawa sekitar pukul 2 dinihari,” ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO
http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/05/14/brk,20110514-334481,id.html
No comments:
Post a Comment