Tuesday, 31 May 2011

Pengedar Ganja Tewas Ditembak

BB Ganja: Pengedar ganja, Muhammad Imran, bersama barang bukti ganja kering yang

Pasaman, Padek—Sehari setelah penangkapan kurir ganja seberat 9,3 kg di Muaracubadak, Kecamatan Rao, Pasaman, Minggu (29/5), sekitar pukul 23.30 WIB, Satuan Narkoba Polres Pasaman kembali menangkap dua pengedar narkoba jenis ganja. Salah seorang ditembak polisi hingga tewas, setelah mencoba menikam petugas menggunakan pisau belati kecil berbentuk rencong.


Pelaku tewas itu bernama Arfan, 35, warga Hutatua, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Madina, Sumut, sehari-harinya sebagai petani. Arfan ditangkap bersama Muhammad Imran, 24, warga Jalan Bermula, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Madina, Sumut, biasanya jadi kuli bangunan.


Keduanya ditangkap saat melewati jalan pintas di Kenagarian Padangmentinggi, Kecamatan Rao, Minggu (29/5) pukul 23.30 WIB. Dari tangan pelaku berhasil diamankan 11 kilogram ganja siap edar.


Menurut Kapolres Pasaman, AKBP Gatot Santoso didampingi Kasat Narkoba AKP Jasril, Minggu (29/5), Polresta mendapat informasi pelaku membawa ganja. Setelah diintai dari pukul 21.00-23.30 WIB, terlihat sebuah motor warna hitam BA 2542 DG dikendarai dua orang dari arah Medan. Tepat di jalan pintas antara Kampung Pertanian dengan Padangmentinggi, polisi langsung mencegat motor itu di perbatasan Kampung Jao dengan Padangmentinggi.


Saat itu ditemukan satu karung goni plastik warna putih diletakkan antara stang pengemudi. Setelah dicek, ternyata isinya ganja kering 11 paket. Ketika polisi menangkap pelaku, keduanya melarikan diri sambil menyerang petugas. Polisi akhirnya berhasil menangkap Muhammad Imran, sedangkan Arfan kabur.


Dalam pengejaran itu, seorang polisi sempat baku hantam dengan pelaku yang memegang pisau. Saat itulah petugas terpaksa menembak kaki kanan pelaku, tepatnya di bawah pinggul. Pelaku kemudian dibawa ke Puskesmas Rao. Dalam perjalanan menuju Mapolres Pasaman, pelaku akhirnya tewas. ”Satu tersangka lagi masih ditahan untuk pengembangan,” jelas Kasat Narkoba.


Sampai pukul 14.00 WIB kemarin, jasad Arfan masih berada di kamar mayat RSUD Lubuksikaping. Muhammad Imran sendiri saat diinterogasi petugas, mengakui barang haram tersebut dipasok dari Madina untuk diedarkan ke Bukittinggi, Padang, Payakumbuh dan lainnya. Barang haram itu akan diberikan ke S, pemesan di Bukittinggi. Dari S, pelaku akan mendapat imbalan Rp200 ribu per paket atau sekitar Rp2 juta. ”Kami berangkat dari Madina sekitar pukil 20.00 WIB dan sempat singgah di Maga Madina. Kalau lolos, uang itu akan saya gunakan untuk membayar tagihan sepeda motor saya,” ujar Muhammad Imran dengan polos.


Selain barang bukti berupa ganja kering 11 paket, polisi juga menyita satu karung plastik, satu unit sepeda motor, STNK atas nama Imran dan sebilah pisau belati berbentuk rencong ukuran 22 cm. Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 111 Ayat 2 UU No 35/2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHPidana dengan ancaman maksimal 20 tahun penjara.
(rm)


http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=5080

Keluarga Terduga Teroris Sukoharjo Praperadilankan Polisi

Muchus Budi R. - detikNews

Selasa, 31/05/2011 15:57 WIB

Sukoharjo
- Keluarga Hendro Yunanto, terduga teroris yang tewas dalam penyergapan polisi di Sukoharjo 14 Mei lalu, mempraperadilankan Polri. Keluarga menemukan sejumlah bukti dan alasan untuk menilai polisi sengaja membunuh Hendro.

Gugatan praperadilan dilakukan oleh The Islamic Study and Action Center (ISAC) selaku kuasa hukum keluarga Hendro ke Pengadilan Negeri Sukoharjo, Selasa (31/5/2011) sore. Pendaftaran gugatan diterima panitera muda pidana PN Sukoharjo, Sri Widodo.

Menurut ISAC dari kondisi jenazah Hendro, keluarga menyimpulkan Hendro meninggal setelah dianiaya dan ditembak berulang-ulang oleh Densus 88. Terbukti ditemukan luka lebam di wajah, luka lecet di kepala, dan 10 luka tembak di bagian kepala, leher, dada, tangan, dan perut.

Keluarga juga menyimpulkan Hendro ditembak dari jarak dekat. Yang dijadikan bukti adalah ceceran darah di jalan, bekas peluru di tembok, sisa bercak darah di tembok hingga menempel di lantai dua setinggi 7 meter.

Densus juga diyakini tidak terlebih dulu memberikan tembakan peringatan atau tembakan melumpuhkan, melainkan langsung melepaskan tembakan mematikan. Sedangkan Hendro dalam kondisi tidak bisa memberikan perlawanan sama sekali.

"Hasil temuan Komnas HAM juga menyebutkan Hendro tidak mungkin menembak karena tidak ada tanda-tanda Hendro bisa melepaskan tembakan. Komnas HAM juga tidak menemukan bukti Hendro melakukan perlawanan," ujar Ketua ISAC, Kurniawan.

Hal lain yang juga dipersoalkan keluarga adalah, hingga saat ini keluarga belum menerima surat penangkapan dari kepolisian untuk Hendro. Dengan demikian, hingga belum diketahui atas tuduhan dan kesalahan apa Hendro harus ditangkap dengan cara dibunuh.

Dalam kasus tersebut, ISAC menilai polisi telah melanggar Pasal 28 (I) UUD 1945, Pasal 18 ayat 1 UU No 39 tahun 1999, Pasal 29 UU No 39 tahun 1999, Pasal 33 ayat 1 UU No 39 tahun 1999, Pasal 33 ayat 2 UU No 39 tahun 1999, dan asas hukum humaniter internasional yaitu asas perikemanusiaan.

"Kami menilai penangkapan dan pembunuhan terhadap Hendro Yunanto oleh Densus 88 adalah tidak sah. Keluarga Hendro berhak atas ganti rugi dan atau rehabilitasi nama baiknya. Sedangkan dalam pandangan syariat Islam, pembunuhan tanpa alasan yang benar maka walinya berhak atas tebusan atau membunuh pelakunya," ujar Kurniawan.

Hendro Yunanto tewas dalam penyergapan polisi di Sukoharjo, 14 Mei lalu. Dia tewas bersama Sigit Qurdowi. Keduanya disebut polisi sebagai terduga pelaku tindak terorisme. Selain keduanya, seorang pedagang angkringan juga tewas dalam penyergapan itu.

http://us.detiknews.com/read/2011/05/31/155713/1651062/10/keluarga-terduga-teroris-sukoharjo-praperadilankan-polisi

Kaki perampok CIMB ditembak 10 kali

MEDAN - Terdakwa kasus perampokan Bank CIMB Niaga Marwan alias Wak Geng mengaku ditembak sebanyak 10 kali oleh polisi. Pada saat ditangkap, kakinya juga dipatahkan serta dipukul koper saat akan melakukan operasi pengambilan peluru di kakinya. “Sewaktu mau dioperasi kaki saya dihantam pakai koper,” ujarnya kepada Majelis Hakim yang diketuai Karto Sirait.

Hal tersebut dikemukakan Marwan saat menjadi saksi mahkota atas terdakwa Pahutan alias Robi dan Abdul Gani. Selain itu, pada persidangan yang berlangsung di ruang Kartika Pengadilan Negeri (PN) Medan, saksi yang juga terdakwa ini menceritakan dua kali merencanakan perampokan.

Lokasi pertemuan pertama ditentukan di lapangan Bola Kaki Marelan. Pada waktu yang hadir sebanyak empat orang diantaranya wakgeng, taufik, dani dan pohan. Pertemuan yang kedua dilakukan dikawasan lapangan bola kaki Helvetia .Perencanaan perampokan ini dilakukan karena mereka butuh uang. Setelah selesai rapat kemudian dilanjutkan melakukan survei. "Sedangkan sasaran perampokan itu ditentukan oleh Taufik dan iwan cina alias Riski," kata Marwan, sore ini.

Sementara itu, di tempat yang sama dan waktu yang berbeda dihadirkan saksi yang juga terdakwa Muhammad Choir alias Butong atas terdakwa Pahutan dan Abdul Gani. Pada persidangan tersebut, sidang dipimpin majelis hakim Karto Sirait, didampingi hakim anggota Yuferi Rangka dan Kusnadi. Dan dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU), Rudolf Valentino, Maswarni dan Randi Hamongan Tambunan.

Editor: SASTROY BANGUN

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=196984:kaki-perampok-cimb-ditembak-10-kali&catid=14:medan&Itemid=27

Monday, 30 May 2011

Polisi Purworejo Tembak Buruh Pabrik Tahu

VHRmedia, Purworejo
– Menonton pentas musik di alun-alun Kutoarjo, Tusiman warga Desa Kaliwatubumi, Purworejo, menjadi korban peluru nyasar polisi. Tusiman sekarang dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dengan luka tembak di paha kiri.

Menurut Tusiman, ditengah acara terjadi perkelahian antara dua kelompok pemuda. Tusiman bersama keponakannya, Aris mencoba menghindar ke pinggir lapangan.

Anggota polisi Brigadir Kepala (Bripka) If datang ke lokasi dan melerai perkelahian. If bermaksud melepaskan tembakan peringatan. Namun pistolnya keburu meletus sebelum diarahkan ke atas dan mengenai paha kiri Tusiman.

“Tembakan pertama membuat saya kaget. Paha saya terasa panas dan keluar darah. Setelah saya gerayangi, ternyata ada pelurunya,” kata Tusiman, Minggu (29/5).

Tusiman dilarikan ke RS Palangbiru Kutoarjo. Namun karena tidak ada kamar kosong, Tusiman dibawa ke RSU PKU Muhammadiyah.

Sogol Sutaryo, kakak Tusiman mengaku tidak akan menuntut polisi. Dia hanya meminta polisi membayar biaya pengobatan dan ganti rugi selama adiknya tidak bisa bekerja.

Sehari-harinya, Tusiman bekerja di pabrik tahu di Grantung, Bayan, Purworejo. ”Saya ingin adik saya sembuh. Ini musibah, saya tidak akan menuntut polisi,” ujar Sogol Sutaryo.

Kapolres Purworejo, AKBP Priyo Waseso mengatakan, pihaknya masih memeriksa Bripka If. ”Untuk sementara senjatanya kami tarik. Kami belum memberikan sanksi, karena masih diperiksa,” kata Priyo Waseso. (E1)

Foto: VHRmedia/Prayitno


http://www.vhrmedia.com/2010/detail.php?.e=2796

Hadang Pelaku Curanmor, Bolot S Rubuh Ditembak

Minggu, 29 Mei 2011 - 15:41 WIB

KEMAYORAN (Pos Kota) – Bolot S, yang mencoba menghadang pelaku pencurian kendaraan bermotor ditembak punggungnya oleh kawanan penjagat di Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu pk 04.00 tadi pagi.

Peristiwa curanmor itu terjadi di Jl. Sudiro RT 013/03, Kel. Cempaka Baru. Korban yang baru pulang nonton bareng pertandingan bola, Barkah lawan MU, mendengar teriakan “maling-maling” dari warga. Terlihat sekawanan pelaku melarikan motor dengan cepat.

Spontan korban mencoba menghadang laju kawanan pelaku. Diluar dugaan mereka bersenjata api. Salahsatu dari 4 pelaku yang menaiki 2 motor menembak korban di bagian punggung. Korban Bolot S, 38, rubuh seketika.

Warga segera melarikan ke RS Islam. Polisi dari Polsek Kemayoran – Jakpus, yang datang segera mengolah TKP dan membawa peluru pelaku ke Polda Metro Jaya.

Sedangkan motor Yamaha Ksatria milik Dudung, 32, warga setempat, dilarikan kawanan tersebut.(silaen/dms)

http://www.poskota.co.id/kriminal/2011/05/29/coba-hadang-pelaku-curanmor-bolot-s-rubuh-ditembak

Perampok Ditembak

30 Mei 2011 | BP

Singaraja (Bali Post) -Tersangka kasus perampokan, Nyoman Karang (27), warga Lingkungan Kebon Sari Kelurahan Kampung Baru, Singaraja terpaksa ditembak polisi. Pasalnya, saat polisi membawa tersangka ke TKP untuk menunjukkan barang bukti golok atau blakas, tersangka berusaha kabur sehingga kaki kirinya dihadiahi timah panas.

Kabagops Polres Buleleng Kompol Ida Bagus Wedanajati, Minggu (29/5) kemarin, mengatakan polisi menangkap tersangka, Sabtu (28/5) siang ketika sedang melakukan aksi perampokan di sebuah rumah di Jalan Erlangga Singaraja. Setelah digelandang ke Polres Buleleng untuk diperiksa, polisi menanyakan barang bukti berupa golok yang sempat digunakan tersangka untuk menodong korban. Tersangka mengaku telah membuang barang bukti itu di TKP. Polisi kemudian membawa tersangka ke TKP di Jalan Erlangga Kelurahan Banyuasri.

Namun sesampai di TKP, tiba-tiba tersangka berusaha kabur. Polisi sudah memberikan tembakan peringatan tiga kali, namun tersangka tidak menghiraukannya. Tersangka kemudian terpaksa dilumpuhkan dengan menembak kaki kirinya. Tersangka mengalami luka tembak pada kaki kirinya. Polisi kemudian membawa pelaku ke RSUD Singaraja untuk mendapatkan perawatan.

Soal pengembangan kasus perampokan tersebut, Widanajati menjelaskan, Nyoman Karang merupakan tersangka tunggal. Tersangka mengaku sudah enam kali melakukan penodongan dan pencurian di sejumlah lokasi. Antara lain, dua kali melakukan penodongan di Toko Unggul, Jalan Erlangga dengan total uang yang dibawa sekitar Rp 8 juta. Uang ini digunakan untuk berjudi dan untuk membayar uang muka kredit sepeda motor. Empat kejahatan lainnya yakni satu kali mencuri dua helm di Taman Kota Singaraja, satu kali merampok di Toko Nagasari dan mengambil enam kaleng cat, satu kali menodong di Jalan Pulau Samosir dan terakhir di Jalan Erlangga. "Dia pelaku tunggal dan berakasi di enam TKP berbeda," katanya.

Seperti diberitakan, tersangka Nyoman Karang ditangkap tim buser Polres Buleleng setelah menodong Awan Sucita (50), pengusaha bahan-bahan bangunan di Jalan Pulau Samosir, Singaraja. Aksi ini berhasil digagalkan setelah warga mengetahui kejadian itu. Selang beberapa saat, tersangka merampok di Jalan Erlangga Kelurahan Banyuasri. Tersangka saat itu sempat menendang korban Tan Hwei Neo (58) hingga terjatuh. Korban ketakutan dan menyerahkan tas yang berisi uang Rp 80 ribu. Ketika tersangka kabur, korban pun berteriak. Warga di sekitar berhasil menangkapnya. Hingga kini, tersangka bersama barang bukti diamankan di Polres Buleleng bersama barang bukti sepeda motor Honda Vario DK 7427 UC, sejumlah pakaian tersangka yang dibelinya dari hasil kejahatan, tas warna hitam milik korban yang di dalamnya berisi uang tunai Rp 80 ribu dan dua buah HP serta sejumlah bukti lainnya. (kmb)

http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=52259

3 Perampok dari Sumatera Terkapar Didor Polisi di Merak

Senin, 30 Mei 2011 - 9:12 WIB

SERANG (Pos Kota) – Tiga pria yang dicurigai akan merampok di sejumlah tempat di Jakarta, Tangerang dan di Tol, Minggu (30/5) sekitar pukul 20:00, terkapar ditembak tim gabungan Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheuni dan Merak. Ketiganya dilumpuhkan dengan timah panas di kawasan flyover depan Pasar Lama Pulo Merak, Kota Cilegon karena melawan saat disergap petugas.

Ketiga tersangka , Heri, 34, warga Lumbuk Linggau, Palembang, Sapriansyah, 32, warga Desa Karang Dapo, Musi Rawas, Palembang dan Jito alias Juned, 31, warga Pekanbaru. Dari ketiga tersangka,i polisi menyita barang bukti 4 pistol jenis revolver beserta 12 butir peluru dan 1 unit Toyota Avanza nopol B 8868 HF. Ketiganya diamankan di markas KSKP Merak dan rencananya akan dibawa ke Bakauheuni, Lampung.

Penyergapan yang dilakukan tim gabungan ini berawal dari tertangkapnya Sapriyansah yang membawa 4 pistol revolver oleh petugas KSKP Bakauheuni saat akan menyeberang ke Merak. Dalam pemeriksaan diketahui kalau tersangka Sapriyansah akan bertemu dua rekannya Heri dan Jito di rumah makan di sekitar Pelabuhan Merak. Berbekal dari informasi itu, tersangka langsung dibawa ke Merak untuk menemui 2 rekannya itu.

Sebelum menuju lokasi pertemuan, petugas terlebih dahulu berkordinasi dengan petugas KSKP Merak. Setelah itu , delapan anggota gabungan bergerak ke lokasi tempat pertemuan. Tersangka Sapriansyah dibawah pengawalan polisi diperintah menemui 2 rekannya yang sedang menunggu di rumah makan. Begitu bertemu dengan 2 rekannya, tersangka Sapriansyah bukannya membantu polisi malah kabur bersama 2 rekannya menggunakan mobil Avanza.

Tak mau buruannya lepas, petugas mengejarnya memggunakan mobil dan motor. Dalam aksi pengejaran itu, polisi sempat menembaki mobil yang ditumpangi tersangka. Belasan peluru bersarang di mobil tersangka bahkan 3 peluru berhasil mengenai bagian mesin hingga menghentikan kendaraan tersebut. Namun ketiga tersangka tak menyerah, mereka keluar dari mobil lalu melarikan diri. Namun langkah ketiganya, terhenti setelah beberapa butir peluru berhasil mengenai bagian kakinya.

“Mereka adalah pemain lama dan telah beberapa kali merampok di sejumlah daerah di Sumatera. Rencananya, mereka juga akan melakukan aksi yang sama di sejumlah tempat di Tangerang, Jakarta dan di Tol. Soal tempat pastinya masih kita kembangkan,” terang Iptu Ardi Agung, Waka KSKP Bakauheuni, Lampung, kepada wartawan. (haryono/B)


http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/05/30/3-perampok-dari-sumatera-terkapar-didor-polisi-di-merak

Sunday, 29 May 2011

Perampok Itu Tewas Ditembak Aparat

Sabtu, 28 Mei 2011


CIAMIS - Anggota Polres Ciamis, Jawa Barat, berhasil menembak mati seorang perampok yang mencoba kabur saat beraksi di Dusun Limus RT05/07, Desa Sukajadi, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis.

Insiden bermula, saat warga melihat dua orang tidak dikenal yang membawa dua karung berisi peralatan. “Atas kecurigaan itu, warga inisiatif melapor polisi,” kata Taufik (38), warga setempat, Jumat (27/5/2011).

Polisi bersama warga sempat meminta KTP, namun kedua malah melarikan diri. Tembakan peringatan polisi pun tak digubris. “Setelah melakukan pengejaran akhirnya salah seorang perampok ditemukan tewas dalam kondisi mengalami luka tembak di bagian pungung menembus dada kanan,” kata Taufik.

Jasad terduga perampok yang belum diketahui identitasnya itu hingga Jumat malam masih berada di RSUD Banjar, menunggu dokter ahli porensik untuk dilakukan outopsi.

Kapolres Ciamis AKBP Agus Santoso saat dikonfirmasi menjelaskan, penembakan seorang terduga perampok itu dilakukan setelah mendapat laporan warga. Rumah milik Yusep Saprulloh sebelumnya didatangi dua orang tidak dikenal dan jendela rumahnya dibongkar paksa.

“Karena pemilik rumah belum tidur, dia berteriak meminta tolong dan melakukan pengejaran. Tembakan peringatan tidak diindahkan, maka tembakan berikutnya diarahkan ke sasaran korban,” ucap Agus.

“Korban meninggal di lokasi kejadian, akibat peluru yang diletuskan petugas menembus pungung mengenai dada kanan dekat pangkal lengan. Sementara seorang pelaku lagi melarikan dir, tapi identitasnya sudah kami kantongi. Justru pelaku yang terkena tembakan hingga saat ini belum diketahui identitasnya,” tandas Agus.

http://news.okezone.com/read/2011/05/28/340/461928/perampok-itu-tewas-ditembak-aparat

Residivis Ambruk Ditembak Polisi

Sabtu, 28 Mei 2011 15:57 wib
JAKARTA
- Anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat membekuk seorang pelaku pencurian kendaraan bermotor di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, dini hari tadi.

Pelaku berinisial PH (36) ditembak petugas di bagian paha kanan, karena mencoba melawan saat ingin ditangkap.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP M Firman mengatakan, pelaku biasa beraksi di daerah perumahan dan di tempat parkiran pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

"Biasanya merusak pagar rumah dan mencongkel motor dengan kunci letter T," kata Firman kepada wartawan di Mapolres Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2011).

Pelaku ditangkap, tambah Firman, saat beraksi mencongkel sepeda motor Yamaha Vixion merah B 6388 PJZ di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Karena mencoba melawan, petugas terpaksa menembak pelaku. "Pelaku merupakan residivis, udah sering melakukan tindakan pencurian yang sama," ucap Firman.

Penangkapan pelaku didasari atas laporan-laporan warga yang sering kehilangan kendarannya. Saat diperiksa, pelaku mengakui bahwa dirinya sering melakukan pencurian di daerah tersebut.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini pelaku mendekam di ruang tahanan Mapolres Jakarta Pusat. Pelaku dikenakan pasal 363 KUHP dengan acaman hukuman 7 tahun penjara.
(ram)

Sopir Truk Ditembak

Bawa Kayu tanpa Dokumen

Padang Ekspres • Berita Peristiwa • Jumat, 27/05/2011 13:43 WIB • Fajar R Vesky • 92 klik

DIRAWAT INTENSIF: Kedua kaki Anis dibalut akibat tembakan polisi. Kini ia mendap

Payakumbuh, Padek—Setelah dibebaskan oleh belasan oknum TNI di Kampar Riau, Rabu (11/5) lalu, seorang sopir truk pembawa kayu tanpa dokumen yang melarikan diri ke Sumbar, akhirnya ditembak polisi di kawasan Kaniangbukik, Nagari Koto Nan Gadang, Kota Payakumbuh, Selasa (24/5).


Sopir truk bernama Andesri alias Anis itu ditembak pada kedua bagian kakinya. Akibat tembakan tersebut, Andesri sempat mendapat perawatan di RSUD Adnan WD Payakumbuh. Tapi hanya sebentar saja, setelah itu dibawa lagi ke Mapolres Kampar, untuk penyidikan lebih lanjut.


Kapolres Payakumbuh AKBP S Erlangga didampingi Kapolsekta AKP Eridal membenarkan adanya penembakan terhadap pelaku kasus illegal logging tersebut. Namun yang menembak bukan anggota Polres Payakumbuh, melainkan tim khusus Polres Kampar dibawah pimpinan Ipda Ronal Sirait.
Sementara Ipda Ronal Sirait yang ditemui Padang Ekspres di RSUD Adnan WD Payakumbuh, mengatakan, pihaknya terpaksa menghadiahkan timah panas buah Andesri, karena yang bersangkutan berupaya kabur saat disergap.


Ipda Ronal menjelaskan, sebelum menyergap Andesri di kawasan Kaniangbukik, Payakumbuh, dia bersama empat anggota Polres Kampar sudah membuntuti gerak-gerik Andesri. Waktu itu, Andesri terlihat menaiki bus jurusan Sumbar.


“Begitu melihat dia naik bus, kami langsung mengekor dari belakang. Rupanya, Andesri berniat kabur ke Sumbar, makanya kami terus mengikuti. Sampai di Kaniangbukik ini, Andesri turun dari bus. Kami langsung menyergap, tapi dia kabur ke areal persawahan. Makanya, kami tembak,” kata Ipda Ronal.


Dari keterangan Ronal diketahui, Andesri, salah seorang sopir truk pengangkut kayu tanpa dokumen yang ditangkap Polsek Kampar, Rabu (11/5) lalu. Lima hari setelah penangkapan tersebut atau Senin (16/5) sore, tiba-tiba datang belasan pria berambut cepak yang belakang teridentifikasi anggota Arhanud 13 Kodam 1 Bukit Barisan.


Kepada aparat Polsek Kampar, belasan oknum anggota TNI meminta Andesri dibebaskan. Permintaan ini kontan saja ditolak, sehingga terjadilah keributan. Meja, kursi, kunci tahanan Polsek Kampar dirusak. Selain itu, oknum anggota TNI juga membebaskan Andesri.
Peristiwa tersebut mendapat sorotan tajam dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Dalam siaran pers Rabu (18/5), Walhi menilai, tindakan oknum TNI di Polsek Kampar tergolong tiga tindak pidana. Yakni, melanggar Pasal 216 KUHP, Pasal 340 KUHP, dan melanggar UU No. 34/2004 tentang TNI. (*)

[ Red/Redaksi_ILS ]

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=4909

Yudi Ditembak, 5 Menit Usai Telpon Ibunya

K21-11Persiapan pemakaman Bripda Gustiar Yudisthira dan Bripda Andi Irbar di taman pemakaman Sirina Pacce Suddiang Makassar, Kamis (26/5/2011).

MAKASSAR, KOMPAS.com — Seusai melakukan prosesi pemakaman di Pemakaman Sirina Pacce Suddiang, keluarga dua anggota kepolisian yang tewas tertembak dalam insiden di Kota Palu menggelar acara tahlilan di kediaman masing-masing.

Rumah duka Bripda Justiar Yudistira di Jalan Sultan Abdullah, Asrama Polisi Tallo, Kamis (26/5/2011), ramai dikunjungi oleh keluarga dan kerabat, juga Keluarga Besar Bayangkara Makassar.

Beberapa karangan bunga dari kerabat, bahkan dari Mapolda Sulawesi Tengah dan Mapolda Sulawesi Selatan, terpampang di halaman rumah sebagai tanda belasungkawa.

Yudi, panggilan Justiar Yudistira, adalah putra pertama penyidik Direktorat Reserse Kriminal Polda Sulsel Ajun Komisaris M Ali Lantara. Bersama tiga rekannya, ia ditembak saat mengamankan Bank Central Asia (BCA) Cabang Palu, Jalan Emy Saelan, Palu, Sulawesi Tengah.

Dua dari tiga korban penembakan itu tewas, termasuk Yudi dan Andi Ibrar, sedangkan Briptu Dedy masih kritis di Rumah Sakit Bayangkara Palu. Kematian ini menimbulkan luka mendalam bagi Sri Bulan, ibunda Yudi.

"Saya sempat komunikasi dengan Yudi, lima menit sebelum terjadi penembakan," kata Sri. Ia menuturkan, kabar tertembaknya Yudi disampaikan oleh rekannya di Mapolda Sulawesi Selatan.

Ia dan suaminya semakin yakin bahwa anaknya menjadi korban penembakan setelah menonton berita di televisi. "Ternyata itu telepon terakhir Yudi," ujarnya terisak.

Yudi bertugas pertama kali di Polres Palu pada Desember 2010. Pemuda ini dikenal riang dan memiliki bakat berakting. Ia kerap mengikuti lomba model sebelum menjadi anggota Polri. Yudi yang besar di Jakarta sering mengikuti casting film dan sinetron.

Bahkan, ia pernah menjadi artis figuran dalam sinetron Cinta Monyet yang ditayangkan sebuah stasiun TV swasta dan Di Sini Ada Setan produksi SinemaArt. Film yang disutradarai Purnomo Chakil ini diangkat ke layar lebar setelah versi sinetronnya ditayangkan di televisi menarik jutaan penonton. Kini sang aktor yang berprofesi sebagai polisi itu kini telah tiada.

http://regional.kompas.com/read/2011/05/27/0831191/Yudi.Ditembak.5.Menit.Usai.Telpon.Ibunya

Pelaku Pembunuhan Ditembak Polisi

10:24, 26/05/2011

POLRESTA MEDAN- Sat Reskrim Polresta Medan, akhirnya berhasil menangkap Dosi Sembiring (27) pelaku pembunuhan sadis di Jalan Jamin Ginting, tepatnya ditikungan Amoi Bandar Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (25/5).

Warga Desa Merdeka, Berastagi, Kabupaten Karo ini, akhirnya berhasil ditangkap jajaran Reskim Polresta Medan, unit VC dengan menembak betis kanan pelaku setelah mencoba melarikan diri saat ditangkap dari penginapannya di Cerumbu Mardinding.

Kepada wartawan koran ini, Dosi mengaku, dia membunuh Leo Chandra (26) warga Perumahan Rahayu Emas, Kelurahan Banten, Medan Tembung, terdesak uang untuk membeli susu anaknyadan setoran mobil Rp200 ribu.

“Aku sangat terdesak melakukanya bang, lantaran anakku butuh susu dan butuh Popok karena masih berumur 7 bulan, aku tidak punya uang untuk membelinya, sementara tunggakan setoran mobil angkutan ku masih nunggak Rp200 ribu, aku nekat, aku frustasi makanya aku melakukan ini,” ujarnya dengan logat karo.

Dikatakannya, usai melakukan pembunuhan itu,dia sempat bermimpi dikejar-kejar korba dan di cekek oleh korban hingga keringatan.
“Tiga hari setelah aku menikamnya, aku bermimpi di cekeknya, karena pada saat itu, aku sempat bergumul dengan dia, karena melawannya dia makanya aku tikam berkali-kali,” katanya.

Sementara itu, Kanit VC Polresta Medan AKP Hartono saat dikonfirmasi mengatakan, tersangka pelaku ditangkap dari Desa Serombo Mardinding, Kecamatan Tiga Binanga, Tanah Karo pada saat tidur. (mag-8)

http://www.hariansumutpos.com/2011/05/7609/pelaku-pembunuhan-ditembak-polisi.htm

Gembong Curanmor, Iyeng & Basri Ditembak Polisi

Metropolitan - Kamis, 26 Mei 2011 | 09:25 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Delapan tersangka spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dibekuk aparat jajaran Polsek Pagedangan. Dua diantaranya terpaksa ditembak kakinya karena berusaha melarikan diri saat diringkus petugas.


Kedua tersangka yang dilumpuhkan yakni Deden alias Iyeng (31), yang juga pimpinan komplotan tersebut, dan Basri (22). Sementara rekannya adalah, Sumandra alias Kodel (25), Evan Suidanto (30), Suganda alias Betmen (39), Samsul Bahri alias Genjo (26), Supriatna alias Yayat (17), dan Saepudin alias Jaja (41).

Kapolres Kabupaten Tangerang, Komisaris Besar Pol Wahyu Widada didampingi Kasat Reskrim, Kompol Arief Setiawan mengatakan, kelompok curanmor ini sudah beraksi sejak 2010. Mereka kerap melakukan aksi pencurian di wilayah Pagedangan.

“Mereka menincar motor-motor yang diparkir diluar rumah atau tempat-tempat parkiran motor. Mereka juga kerap mencongkel jendela rumah untuk mencuri motor korbannya. Modus yang dilakukan adalah merusak lubang kunci motor dengan kunci leter T,” ungkapnya.

Menurutnya, tersangka menjual hasil curian sepeda motor itu kepada penadah di Parung Panjang. Motor biasanya dijual seharga Rp2 juta hingga Rp3 juta. “Penadah ini masih kita selidiki,” ungkapnya.

Sementara itu Kapolsek Pagedangan AKP Hafidh Herlambang mengatakan, para tersangka berhasil di tangkap bedasarkan pengembangan selama satu bulan dari 28 kasus yang dilaporan warga. Tersangka dibekuk satu persatu di wilayah Pagedangan.

“Tersangka tidak kita tangkap sekaligus. Dari satu tersangka yang ditangkap, kita gali informasi, sehingga semua tersangka bisa ditangkap,” ungkapnya.

Sedangkan dua orang tersangka terpaksa dilumpuhkan karena mencoba melarikan diri. Dari hasil penangkapan, petugas berhasil menyita 14 unit sepeda motor berbagai jenis dan dua buah kunci leter T dan satu unit komputer. [tn/mah]

http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1546662/gembong-curanmor-iyeng-basri-ditembak-polisi

Kapolres: Aco Hendak Menyerang Polisi

K23-11 | Nasru Alam Aziz | Rabu, 25 Mei 2011 | 16:24 WIB

BULUKUMBA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Resor Bulukumba AKBP Arief Rahman menjelaskan, Aco (38) terpaksa ditembak karena mencoba menyerang Briptu Syamsul dengan menggunakan senjata tajam badik, Selasa (24/5/2011) malam. Menurut polisi, ketika itu Aco bersama sembilan rekannya kedapatan hendak mencuri getah karet di lahan milik PT London Sumatera, Desa Ganta, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Dari tangan pelaku, polisi menyita enam karung getah karet dan sebilah badik. Sementara pelaku dirawat di RSUD Sulthan Daeng Raja dan kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Makassar.

Aco sendiri sedang mengambil getah karet di perkebunan itu atas permintaan Ambo, guru SD Sapanang, dengan upah Rp 50.000. Aco yang mengaku baru pertama kali masuk di wilayah perkebunan PT London Sumatera datang seorang diri. Saat hendak mengambil getah karet, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah belakang. Tubuhnya tertembus peluru dari punggung hingga pundak dan menggores pipinya.

Muri, tokoh masyarakat yang berada di sekitar tempat kejadian, menceritakan, anggota Brimob yang sedang berpatroli melepaskan tembakan tiga kali saat melihat sekitar 10 orang berada di dalam kawasan perkebunan pada malam hari itu.


http://regional.kompas.com/read/2011/05/25/16245785/Kapolres.Aco.Hendak.Menyerang.Polisi

Sindikat Curanmor Lutim Ditembak

RABU, 25-05-2011
Mangkutana, Upeks--Dalam sepekan terakhir Tim Resmob Polres Luwu Timur berhasil menangkap enam pelaku dan penadah sindikat pencurian kenderaan bermotor, yang selama ini beroperasi di wilayah Mangkutana Raya dan sekitarnya. Keenam pelaku yang ditangkap masing-masing Ansung (30 thn), Kamarun (26 thn), Aryo Wibowo (40 thn) bertindak sebagai operator lapangan, Untung (34 thn), Sahabuddin (42 thn) dan Sugianto (24 thn) ditengarai sebagai penadah.
Sebelumnya, masyarakat di Kecamatan Mangkutana, Tomoni, Kalaena dan Tomoni Timur dibuat resah dengan maraknya pencurian kendaraan bermotor di daerah itu. Menindaklanjuti laporan tersebut, Kapolres Lutim, AKBP Andi Firman membentuk tim khusus untuk membongkar sindikat tersebut. Hasilnya, dalam sepekan tiga pelaku yang selama ini masuk dalam target operasi berhasil diringkus. Bahkan salah seorang pelaku Kamarun (26 thn) terpaksa dihadiahi timah panas karena mencoba kabur ketika tengah digelandang ke Polsek Mangkutana, Selasa (24/5) malam. “Kami terpaksa melumpuhkan tersangka dengan timah panas karena mencoba kabur sesaat setelah diciduk di rumahnya di Kalena kiri,”ujar Iptu Jamal Ansar, Kanit Reskrim Polsek Mangkutana.
Selain menangkap enam pelaku sindikat curanmor, polisi juga mengamankan sembilan unit motor berbagai merek. Motor hasil curian ini telah dipreteli para pelaku guna menghilangkan jejak. Dari hasil pengembangan sementara, terungkap jika motor-motor hasil kejahatan itu dijual seharga Rp3 juta. "Rata-rata motor yang dicuri milik pekerja kebun yang tengah terparkir di pinggir jalan, kemudian para pelaku menjualnya ke warga yang berada di pelosok-pelosok desa, bahkan beberapa motor lainnya dijual ke luar Lutim,"ujar AKBP Andi Firman, Kapolres Lutim, didampingi Kapolsek Mangkutana AKP Muh. Tanding. Keenam pelaku pencurian kenderaan bermotor ini kini tengah meringkuk di Mapolsek Mangkutana. Mereka dijerat KUHP 363 dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara.
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=66443

Ancam dengan Golok, Pencuri Mobil Ditembak Polisi

Selasa, 24 Mei 2011 20:07 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, CILANDAK-- Polisi terpaksa menembak pelaku pencurian mobil di sekitar gerbang tol Cilandak, Jakarta Selatan. Tindakan pencuri yang melarikan diri dianggap membahayakan warga sekitar.

Kepala Polres Jakarta Pusat Kombes Hamidin mengatakan, penembakan sudah dilakukan sesuai prosedur. Sebelumnya, katanya, polisi sempat melakukan tiga tembakan peringatan. Namun, tidak dihiraukan. "Pelaku sudah membahayakan orang lain," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (24/5).

Menurut Hamidin, peluru mengenai perut bagian atas pelaku berinisial DD ini. Sebelumnya, Kapolsek Pasar Minggu Kompol Sunarto mengatakan, pelaku tertembak di bagian paha dan pantat sebelah kiri. Penembakan terjadi sekitar pukul 12.00.

Saat di depan gerbang tol Cilandak, kata Hamidin, DD menghentikan mobilnya. Saat turun, kata dia, DD kemudian mengeluarkan dan mengacungkan golok pada petugas.

Saat itu petugas kemudian menembak DD, karena dianggap mengancam. Petugas, katanya, berniat menyasar kaki DD untuk melumpuhkannya. "Namun karena keadaan gelap, dan mengancam, peluru mengenai perut," katanya.

Hamidin mengatakan, saat melarikan diri, mobil Avanza yang dikendarai DD sempat menabrak mobil polisi. DD juga, katanya, sempat menabrak motor yang terparkir di sekitar Condet, Jakarta Timur. "Petugas dan warga juga ada yang terserempet," katanya.

Aksi pengejaran ini, bermula dari laporan yang diterima polisi sekitar pukul 07.40. Mobil Avanza hitam bernomor B 1813 PFZ dicuri di rumah korban kawasan Kramat Jati, Senen, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, pemilik mobil Siti Zuhariah telah memasang alat GPS di mobilnya. Hal ini, kata Hamidin, membantu polisi untuk mengetahui keberadaan pelaku pencurian. Menurutnya, satu tim bertugas memantau posisi mobil. "Tim lain melakukan pengejaran," katanya.

Hamidin mengatakan, mobil sempat diketahui berada di sekitar Condet, Jakarta Timur. Saat itu, katanya, DD sempat memberhentikan mobil dan mengangkat tangan. "Tapi tidak turun," kata Hamidin.

Saat didekati petugas, DD malah menancap gas dan masuk menuju tol TB Simatupang. Menurut Hamidin, baru di depan gerbang tol Cilandak, polisi akhirnya bisa menghentikan DD.

Karena mengancam, DD kemudian ditembak. Petugas, katanya, kemudian membawa DD ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati. Namun, DD meninggal di perjalanan.

Akibat aksi kabur DD, mobil Avanza mengalami lecet di bagian samping kiri dan kanan. Di bagian kiri, lecet dari pintu depan hingga bagian belakang. Kaca depan, tengah dan kaca di bagian supir pun pecah.

Dalam pengejaran ini, kepolisian Jakarta Pusat bekerja sama dengan kepolisian Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Menurut Hamidin, polisi masih mengembangkan kasus ini. Menurutnya, masih ada lima kasus pencurian serupa selama bulan ini.

Redaktur: taufik rachman
Reporter: Irfan Fitrat

http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/11/05/24/llpb54-ancam-dengan-golok-pencuri-mobil-ditembak-polisi