Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Rabu, 18 Juli 2012 | 15:44 WIB
PALU, KOMPAS.com – Aksi menolak tambang emas di Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, terus berlanjut. Lima warga anti-tambang tertembak aparat kepolisian.
Kelima warga yang tertembak itu antara lain Sando, Aldin, Culi, Aksan dan Iting. Sando mengalamai luka parah di bagian rusuk kiri. Sementara empat korban lainnya yakni Aldin tertembak di betis kiri, Culi di bagian paha, Aksan di punggung kanan dan Iting belum jelas tertembak di bagian mana.
Penembakan yang diduga dilakukan oleh aparat ini terjadi Rabu (18/07/2012) sekitar pukul 11.00 Wita. Peristiwa ini merupakan buntut dari unjuk rasa yang yang melibatkan sekitar 500 orang lebih yang terjadi Selasa (17/07/2012) kemarin.
Massa membakar dua alat berat milik perusahaan PT. Cahaya Manunggal Abadi (CMA), sebuah perusahaan tambang bijih emas yang rencananya akan beroperasi di daerah itu. Selain dua alat berat, pos jaga milik perusahaan tersebut juga dibakar warga.
Massa membakar dua alat berat milik perusahaan PT. Cahaya Manunggal Abadi (CMA), sebuah perusahaan tambang bijih emas yang rencananya akan beroperasi di daerah itu. Selain dua alat berat, pos jaga milik perusahaan tersebut juga dibakar warga.
Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, terjadi kembali konsentrasi massa di Desa Kamonji. Belum jelas bagaimana dan apa penyebabnya hingga Kepolisian Resor Donggala akhirnya menembaki warga.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Soemarno belum bisa memastikan apakah informasi penembakan itu benar. “Kita akan kroscek lagi, biar informasinya tidak simpang siur," katanya.
Soemarno mengaku mendengar informasi penembakan tersebut, namun sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan kebenarannya. "Masih kita cek dan ricek lagi. Supaya nggak salah-salah," kata Soemarno.
Editor :
Farid Assifa
http://regional.kompas.com/read/2012/07/18/15445958/Tolak.Tambang.Emas..Lima.Warga.Tertembak.Polisi
No comments:
Post a Comment