Thursday, 27 October 2011

Tolong Saya Dek...Saya Tidak Mau Ditembak


Tribun Pekanbaru - Kamis, 27 Oktober 2011 09:53 WIB


PEKANBARU, TribunPekanbaru.com- Masyarakat Riau harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terkena penipuan melalui pesan singkat dan telepon. Sebab sindikat penipuan dengan modus anak jatuh dari tangga sekolah, suami ditangkap karena kasus narkoba, dan selanjutnya meminta sejumlah uang untuk ditransfer masih bebas berkeliaran melakukan sejumlah aksi di Pekanbaru.

Sepanjang Oktober 2011 saja, sudah lima korban yang tertipu dan mengadu ke Polresta Pekanbaru. Korban terakhir adalah Nova Susanti (25), warga Jalan Hang Jebat, Pekanbaru. Ia mengaku dihubungi seseorang mengaku polisi dan mengabarkan suaminya ditangkap karena kasus narkoba untuk selanjutnya meminta sejumlah uang sebagai jaminan, pada Selasa (25/10).

Penipuan ini tak hanya membuat Nova panik. Ibu muda ini juga harus memendam keinginan untuk segera memiliki rumah idaman. Sebab uang yang disiapkan sebagai uang muka rumah, Rp 4 juta berhasil berpindah ke tangan pelaku.

"Rencananya bulan depan saya akan membayarkan uang tersebut sebagai uang muka rumah yang jumlahnya Rp 5.500.00," kata Nova.

Ditemui Tribun di rumahnya di Jalan Hang Jebat Gang Puskesmas Nomor 17, Nova bercerita jika ia ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai aparat kepolisian. Kejadian naas tersebut bermula sekitar pukul 11.00 Selasa siang. Saat itu ia sedang duduk di dalam ruang tamu rumahnya bersama anggota keluarga lainnya.

Tiba-tiba teleponnya berbunyi. Biasanya, ia tak pernah mau mengangkat nomor telepon yang tidak dikenalnya. Namun entah mengapa ketika itu ia menerima panggilan tersebut.

Selanjutnya orang yang menelepon langsung mengatakan kalau suaminya, Eky, tertangkap tangan membawa satu paket shabu oleh polisi. Suaminya, Eky, merupakan seorang tenaga security yang bekerja di luar Pekanbaru.

Sontak ia kaget mendengar berita ini. Awalnya ia tidak begitu mempercayai kebenaran berita tersebut. Namun, akhirnya ia percaya bahwa suaminya tertangkap polisi ketika orang yang menghubunginya bisa menyebutkan secara tepat orang-orang yang dikenal Nova. Termasuk ia memiliki seorang anak yang masih kecil.

Hal lain yang membuatnya percaya adalah ketika orang yang mengaku anggota polisi tersebut memperdengarkan suara seseorang yang sedang menangis. Suara tersebut, lanjutnya, sama persis dengan suara milik suaminya.

"Dek tolong saya dek. Saya tidak mau ditembak," katanya menirukan suara orang dalam telepon yang mengaku sebagai suaminya.

Merasa yakin bahwa orang tersebut adalah suaminya, ia pun tidak bisa berbuat banyak. Saat itu, orang yang mengaku suaminya mengatakan kalau dia sudah dipukuli dan dibawah ancaman senjata api.

Pelaku yang mengaku sebagai anggota kepolisian tersebut lantas meminta uang sebesar Rp 10 juta jika Nova ingin Eky dibebaskan. Wanita berambut lurus ini menambahkan, keadaannya saat itu seperti orang yang terhipnotis. Sehingga ia hanya bisa mengatakan "iya" dan menyanggupi semua keinginan pelaku.

Khawatir dengan keadaan suaminya, Nova langsung menyanggupi untuk membayar "uang tebusan" itu. Ia bergegas menuju ATM BCA untuk menyetorkan uang yang diminta pelaku. Namun, saat itu ia baru bisa menyetorkan Rp 4 juta sebagai "uang muka".

Berhubung uang yang diminta pelaku sebesar 10 juta, ia lantas pergi ke rumah mertuanya di Jalan Taskurun untuk meminta bantuan. Mendengar kabar tersebut, ibunda Eky pun panik.

"Kakak ipar saya langsung melepas perhiasan yang dikenakannya agar dijual untuk menggenapi biaya tebusan," imbuhnya. Nova lantas langsung pergi menjual perhiasan tersebut.

Setelah kepergiannya untuk menjual perhiasan, mertua Nova berusaha menghubungi Eky. Ternyata, suami tercintanya tersebut dalam keadaan sehat walafiat.

Pasca menjual perhiasan, Nova tidak langsung ke bank untuk menyetorkan uang. Ia memilih pulang ke rumah mertuanya dan akhirnya diberi tahu  kalau dirinya kena tipu.

Merasa aksinya masih berjalan mulus, si pelaku terus menghubungi Nova. Menanyakan kapan sisa uang Rp 6 juta akan dibayarkan. Mengetahui ia telah ditipu, maka Nova pun langsung marah kepada pelaku. Ia meminta agar ia bisa bertemu pelaku untuk meminta kembali uangnya.

"Tapi dia langsung menutup telepon sambil sebelumnya mengucapkan kata-kata kotor," ucapnya.

Kepada Tribun, Nova juga mengungkapkan, selain disuruh menyetorkan uang ke rekening BCA, ia bisa juga menyetorkan "uang tebusan" suaminya ke dua rekening bank lain. Yakni rekening BRI nomor 407201006860 atas nama Enda Siti Nurjamila dan rekening Bank Mandiri 132-00-1178186-2 atas nama Nunung ramawati.

Cerita hampir sama juga dialami oleh seorang ibu warga Jalan Taskurun, Eva. Pagi hari menjelang siang sekitar dua minggu lalu, ia menerima telepon melalui sambungan telepon rumahnya.

Saat itu, sang penelepon mengabarkan kalau anaknya yang duduk di kelas 4 SD jatuh dari lantai dua. Anehnya, pelaku mengetahui secara tepat nama anaknya tersebut.

Sontak Eva pun langsung panik. Beruntung, karena kepanikannnya tersebut, ia langsung menutup telepon untuk menghubungi suaminya yang ketika itu tengah berada di kantor.

"Sebelumnya penelepon mengatakan agar jangan menutup telepon terlebih dahulu. Namun saya panik dan langsung memutus pembicaraan," ujarnya.(cr11/rsy/brt)

Editor : zidpoenya
Sumber : 

http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/10/27/tolong-saya-dek...saya-tidak-mau-ditembak

No comments:

Post a Comment