31 Oktober 2011, 10:27:09| Laporan Eddy Prastyo
suarasurabaya.net| Riyadis Solichin ditembak polisi setelah mobilnya berhenti tanpa ada perlawanan sebelumnya. Ini diungkapkan H. Ahmad Fauzi Kepala Desa Depande, Kecamatan Candi, Sidoarjo pada suarasurabaya.net, Senin (31/10/2011).
Menurut Ahmad, kronologi polisi yang menyebutkan Riyadis ditembak saat mobil sedang melaju tidaklah benar. Juga tidak benar bahwa Riyadis melawan menggunakan clurit saat kendaraan sedang melaju setelah bahu kanannya ditembus peluru.
“Dari kesaksian banyak warga yang melihat kejadian, Riyadis ditembak setelah mobilnya berhenti. Sebelumnya memang ada tembakan mengarah ke ban belakang kiri dan bemper belakang, lalu mobilnya menabrak pagar rumah warga. Setelah menabrak, mobil sempat melaju lagi, lalu disalip oleh sepeda motor kemudian mobil berhenti. Saat itulah polisi menembak dari jarak dekat tembus kaca samping kanan,” kata dia.
Setelah ditembak, banyak warga juga yang melihat Riyadus Solichin ditarik keluar sampai terjatuh di aspal. Saat itu tidak ada yang tahu apakah dia sudah tewas atau belum, tapi menurut keterangan sejumlah saksi, tubuhnya tidak bergerak dan darah berceceran di aspal.
Kesaksian ini dilengkapi Hari Saputro warga sekitar yang melihat langsung kejadian. Mobil yang dikendarai Riyadis Solichin itu berhenti persis di depan rumahnya.
“Waktu itu sebelum jam dua dinihari, saya kaget ada suara braaak…!. Lalu ada suara letusan seperti tembakan dua kali. Lalu saya keluar rumah,” kata dia.
Hari melihat di depan rumahnya, mobil Suzuki Carry berhenti. Di aspal, bawah pintu depan mobil sebelah kanan dilihatnya tubuh seorang lelaki berlumuran darah. “Sudah meninggal atau belum, saya tidak tahu. Sepertinya sudah tidak bergerak waktu itu,” kata dia.
Saat itu warga sekitar mengira polisi sedang menangkap penjahat karena diantara yang mengejar, diduga polisi, berteriak maling….maling…!.
Apakah ada clurit selama pengamatannya? Hari menegaskan tidak ada. “Saya tidak melihat ada clurit di dekat tubuh yang jatuh di aspal itu juga di dalam mobil. Karena polisi setelah itu menggeledah isi mobil, tapi saya tidak melihat clurit dikeluarkan. Saya tidak tahu jika polisi sudah mengamankan lebih dulu clurit itu. Yang pasti, saya tidak melihatnya selama mengamati kejadian itu,” kata dia.
Yang dia lihat saat itu, di belakang mobil Riyadis, ada mobil jenis Avanza atau Xenia yang diduga dikendarai polisi. Tak lama kemudian, tubuh Riyadis diangkut masuk dalam mobil itu.
Kurang lebih satu jam kemudian, sebuah mobil jenis Honda CRV datang. Penumpangnya ada tiga orang meminta ijin pada warga sekitar memperkenalkan diri sebagai anggota Satreskrim Polres Sidoarjo ingin membawa mobil Suzuki Carry yang sempat ditinggal di jalan.
Kata Kepala Desa Sepande, kasus ini mendapat perhatian serius Saiful Ilah Bupati Sidoarjo. Bupati yang juga tokoh Nahdlatul Ulama itu menyatakan siap mengawal kasus ini agar mendapat keadilan bagi pihak keluarga.(edy)
http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=d9ee42a7c3846d3f4c213ca5af790921201199412
No comments:
Post a Comment