Padang Ekspres • Jumat, 21/10/2011 09:58 WIB • (ita) • 395 klik
Dharmasraya, Padek—Bentrok aparat dengan warga terjadi lagi di Dharmasraya. Kali ini, sedikitnya satu polisi, dan sejumlah warga luka-luka. Ada yang terserempet peluru, dan ada yang kena popor senjata. Sebaliknya, warga sempat menyandera seorang polisi saat bentrokan.
Bentrok pecah di Jorong Ranah Pasar Abaisiat, Nagari Abaisiat, Kecamatan Kotobesar, Kamis (20/10). Ketika itu, aparat Polres Dharmasraya dibantu personel Brimob Polda Sumbar melancarkan Operasi Cipta Kondisi untuk menekan angka kriminalitas di Dharmasraya. Fokusnya kasus pencurian kendaraan bermotor.
Saat operasi berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB, sejumlah aparat ada yang mengambil sepeda motor warga yang sedang parkir di pekarangan rumah.
Bahkan, polisi juga memeriksa sepeda motor di dalam rumah warga. Akibatnya, polisi dan warga yang mempertahankan sepeda motornya, bersitegang dan berujung bentrokan.
Wali Jorong Ranah Pasar Abaisiat, Mukhsin, 40, menyebutkan, bentrok bermula saat warga menolak rumah mereka dimasuki polisi, dan kendaraan mereka diangkut paksa. Karena dihalangi, ada aparat yang memukuli warga dan kemudian melepaskan tembakan ke arah warga. ”Ada warga yang kena di bagian lengan, dan mulut,” kata Mukhsin.
Warga yang mengalami luka tembak di bagian lengan kiri bernama Pardi, 40. Sementara yang mengalami luka di bagian dagu bernama Ilong, 35. Ada juga Annamun, 27, yang mengalami luka di bagian tengkuk. Dia mengaku dipukul polisi dengan popor senjata saat bentrokan terjadi.
Bahkan, lanjut Mukhsin, sejumlah murid SDN I Abaisiat yang sedang belajar di sekolah dekat lokasi bentrokan, sempat histeris mendengar tembakan. Ada juga yang shock. ”Anak-anak tersebut kaget dan ada yang pingsan,” sesalnya.
Kapolres: Tak Ditembak
Namun, Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Aziz punya versi lain. Menurut Chairul, justru anggotanya, Briptu Bambang Setyawan yang tergabung dalam tim di bawah pimpinan Kasatreskrim AKP Sukino, yang disandera warga. Briptu Bambang, kata Kapolres, sempat dikeroyok warga, dan mengalami luka di bagian kepala. Hingga sore kemarin, Bambang masih dirawat di RSUD Sungaidareh, Dharmasraya.
Soal warga yang terkena peluru karet, Chairul mengaku memang berasal dari senjata aparat. Tapi, kata dia, senjata petugas bukan diarahkan ke warga. Dia menjelaskan, aparat terpaksa melepaskan tembakan untuk memecah konsentrasi warga yang menyandera Briptu Bambang.
”Tidak ada warga yang ditembak. Yang terjadi, anggota melepas tembakan dengan memakai peluru karet untuk membubarkan massa atau memecah konsentrasi massa yang tidak terima dengan operasi tersebut. Mereka menyandera anggota saya, dan memukulinya,” ujar Kapolres.
Chairul menuturkan, Briptu Bambang disandera warga ketika akan menaikkan satu unit sepeda motor yang diduga hasil kejahatan, ke atas mobil Dalmas. Melihat hal itu, beberapa warga marah dan melempar anggota dengan batu. Warga lainnya ikut mengejar dan langsung mengeroyok.
Salah seorang warga, kata Kapolres, berusaha menyelamatkan Briptu Bambang ke sebuah warung. Namun, emosi warga makin tak terkendali. Pada saat genting tersebut datanglah tim yang dipimpin Kasatlantas AKP Marwan Noer. Mereka membantu menyelamatkan Briptu Bambang dari sandera warga. Ketika membebaskan Briptu Bambang inilah polisi terpaksa melepaskan tembakan.
Dinilai Arogan
Seorang warga yang minta namanya tidak ditulis menyebutkan, Operasi Cipta Kondisi memang sudah disosialisasikan kepada masyarakat luas melalui wali nagari. Tapi warga tidak menyangka aparat akan bertindak keras di lapangan.
”Kalau mau razia, kita sangat mendukung, karena itu demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Tapi lakukanlah dengan cara-cara yang lebih komunikatif dan bersahabat sesuai fungsi kepolisian sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” katanya.
Wali Nagari Abaisiat, Suparman membenarkan adanya tindakan polisi yang arogan ketika operasi. Polisi juga masuk ke dalam rumah warga, dan membawa kendaraan warga dengan sikap kasar. ”Polisi tidak hanya razia di jalan, tapi juga mengambil kendaraan warga dari dalam rumah. Ini yang dilawan warga,” kata Suparman.
Ketua DPRD Dharmasraya, Rudi Hartono yang meninjau lokasi bentrokan, menyayangkan terjadinya penembakan terhadap warga Abasiat. Dia berharap bentrokan diselesaikan secepatnya, dan jangan sampai terulang lagi.
Pascabentrokan, camat Kotobesar, wali nagari Abaisiat bersama sejumlah wali nagari lainnya, Danramil, dan ketua DPRD mengadakan pertemuan di Kantor Camat Abaisiat. Tadi malam kondisi Abaisiat sudah mulai kondusif. Namun sejumlah warga masih ada yang trauma.
Semestinya kemarin, adalah hari terakhir Operasi Cipta Kondisi. Namun, karena adanya insiden bentrokan di Abaisiat, Chairul Aziz menyebutkan akan memperpanjang operasi 10 hari ke depan. Bahkan, Kapolres akan minta tambahan personel lagi dari Polda Sumbar.
Sebelumnya hanya satu pleton, akan ditambah menjadi satu kompi. Menurut Chairul, selain untuk menekan angka kriminalitas, operasi juga bertujuan untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat Dharmasraya yang akan menyelenggarakan MTQ tingkat Sumbar. Sekadar diketahui, pada Agustus lalu, warga dan polisi juga sempat bermasalah.
Pemicunya, polisi menembak warga yang dituduh pelaku pencurian kendaraan bermotor. Mereka memprotes tindakan polisi yang sewenang-wenang menembak warga. (ita)
[ Red/Redaksi_ILS ]
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=15072
No comments:
Post a Comment