JAKARTA, KOMPAS.com — KGS M Zaidan (29), yang diduga stres, beraksi sendirian dan hanya berjalan kaki. Zaidan yang mengaku istri dan anaknya disandera seseorang dan minta tebusan Rp 1 miliar, Rabu (21/7/2010) pukul 11.00, merampok Bank Mega Syariah Cabang Pembantu Cideng di Jalan Cideng Barat No 91B, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Pria bersenjata pisau itu sempat berhasil menggasak uang Rp 376 juta dan kabur dengan berjalan kaki setelah beraksi.
Saat kejadian, Bank Mega Syariah kebetulan tengah sepi nasabah karena listrik sedang padam. Bank yang berkantor di ruko berlantai empat itu sedang mati listrik. Petugas satpam yang berjaga pun saat kejadian sedang memperbaiki genset di lantai empat.
Pelaku bertubuh tambun ini menodongkan pisaunya ke pegawai customer service, Agustina Anisa (26), dan memerintahkan agar tasnya diisi uang.
Kaki ditembak
Beruntung perampok berhasil dilumpuhkan polisi yang sedang berada di sekitar kantor bank. Kaki kanan perampok ditembak dan uang sebanyak Rp 376 juta yang sempat dibawa kabur berhasil diamankan. Warga Gang Rukun Java, Kelurahan XX Ilir, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang, itu kini dirawat di Rumah Sakit RS Soekanto (Polri), Kramatjati, Jakarta Timur.
Kapolsektro Gambir Komisaris Yossi Runtukahu didampingi Kanit Reskrim Ajun Komisaris Mustakim menjelaskan, Zaidan datang ke Bank Mega Syariah dengan berpura-pura sebagai nasabah yang bertanya mengenai layanan deposito kepada petugas pelayanan pelanggan, Agustina. Kala itu, di lantai 1 hanya ada Agustina dan tidak ada nasabah lain di ruang layanan CS tersebut.
"Saat kejadian bank sedang mati listrik. Setelah bertanya ke Agustina, Zaidan minta ditunjukkan lokasi toilet," ujar Yossi.
Setelah ke luar dari toilet yang berada di lantai satu, Zaidan kembali menghampiri Agustina sambil mengeluarkan pisau sepanjang 30 sentimeter.
Dengan pisau itu, Zaidan menodong perut Agustina sambil meminta uang. Dalam keadaan panik, Agustina mengaku bahwa di lantai 1 tidak ada uang. Uang ada di brankas di lantai 2. Zaidan pun memerintahkan Agustina menuju brankas di lantai 2.
Dengan todongan pisau di perut, Agustina pun naik ke lantai 2. Di lantai 2, ia bertemu dengan kasir, Sabrina, dan kepala operasional, Dina. Kepada Sabrina, Zaidan meminta uang sambil memberikan tas besar yang dibawanya.
"Zaidan meminta kepada Sabrina untuk mengisi tas itu dengan uang dalam brankas. Setelah diisi, Zaidan mengaku kurang dan minta kepada Dina untuk mengambil lagi uang dalam brankas dan memasukkannya ke tas," imbuh Yossi.
Setelah tasnya terisi uang, Zaidan turun ke lantai satu sambil tetap menodong perut Agustina. Saat menuruni anak tangga, Zaidan bertemu salah seorang karyawan bernama Nur Cholis. Saat itu Nur menghentikan langkahnya karena melihat Zaidan sedang menodong Agustina dengan pisau.
Kepada Nur, Zaidan meminta untuk dibukakan pintu masuk bank. Dengan gemetar, Nur membukakan pintu. Saat berada di luar bank, Zaidan mengacungacungkan pisau kepada warga setempat, sedangkan Nur dan Agustina berteriak-teriak rampok.
Teriakan itu ternyata tidak membuat Zaidan gentar. Lelaki yang mengenakan kaus biru dibalut dengan jaket hitam itu tetap berjalan meninggalkan bank. Warga setempat tidak berani mendekati karena melihat pisau tajam yang digenggam Zaidan.
Di saat bersamaan, petugas Polsektro Gambir, Briptu Heru, yang sedang patroli melihat kejadian itu. Heru yang mengenakan pakaian preman pun langsung melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali. Tembakan peringatan itu tidak diindahkan Zaidan yang terus berjalan ke Jalan Brantas. Akhirnya Heru menembak kaki kanan Zaidan.
Zaidan langsung tersungkur, tetapi tetap berusaha mempertahankan tas berisi uang Rp 376 juta berupa pecahan Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Melihat Zaidan ambruk, puluhan warga setempat langsung memukuli kepalanya dengan batu dan kayu.
Namun, Heru berhasil meredam kemarahan warga dan membawa Zaidan ke RSUD Tarakan untuk memperoleh pengobatan awal. Zaidan lalu dipindahkan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. (get)
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/07/22/09354378/Rampok.Bank.Sendirian..Zaidan.Ditembak
No comments:
Post a Comment