Wednesday, 28 July 2010

Jambret Spesialis Wanita Ditembak Mati

MINGGU, 25 JULI 2010 | 08:36 WIB

SURABAYA | SURYA - Seorang gembong penjambret yang diduga sudah puluhan kali beraksi –dengan sasaran khusus kaum wanita– ditembak mati polisi, Sabtu (24/7) dini hari. M Nuri 22, warga Jl Banyu Urip, Surabaya, tumbang setelah dada kanannya ditembus timah panas seusai menjambret Yenny Afriliana, 31, warga Jl Keputran Pasar Kecil, di Jl Dharmahusada Indah.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo, ketika dimintai konfirmasi. Sabtu (24/7), menjelaskan, pihaknya sudah lama memburu Nuri. “Dia diduga juga sebagai eksekutor aksi perampasan di Jl Dharmahusada, yang menyebabkan korbannya terjatuh dan tewas, beberapa waktu lalu,” katanya.

Informasi yang diperoleh Surya, Nuri –yang jika menjambret selalu disertai ancaman kepada korbannya dengan menggunakan senjata tajam– merampas tas milik Yenny. Saat itu korban melintas di depan STM Pembangunan, Jl Dharma Husada, Surabaya.

Aksi penjambretan dengan sepeda motor tersebut dilakukan Nuri bersama rekannya, Dwi Supodo, 18, warga Jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Mereka sukses merebut paksa tas milik Yenny, yang berisi uang Rp 4,5 juta dan dua buah telepon genggam.

Beberapa polisi, yang memang sudah menguntit Nuri dan kawannya sejak beberapa hari lalu, langsung memburu dua penjahat tersebut. Mereka menangkap Dwi, sedangkan Nuri –yang membawa pisau penghabisan– melawan, bahkan mengancam polisi.

“Karena melawan dan membahayakan petugas, kami terpaksa menembaknya. Padahal kami sebelumnya juga telah memberikan tembakan peringatan, tapi pelaku malah berusaha menyerang. Tak ada pilihan selain menembaknya,” imbuh AKBP Bahagia Dachi, Pelaksana Harian (Plh) Wakapolrestabes Surabaya.

Selain menembak mati Nuri polisi menyita sebilah pisau penghabisan, tas berisi uang Rp 4,5 juta, dan dua buah ponsel. Dalam catatan polisi, Nuri malang-melintang di dunia kejahatan jalanan sejak April 2009, sampai akhirnya ditembak mati 24 Juli 2010 kemarin.

“Pelaku ini merupakan pemain lama di dunia kejahatan jalanan. Bahkan dia juga merupakan target operasi polisi. Catatan kejahatannya, dalam tiga bulan terakhir dia sudah puluhan kali beraksi,” kata Dachi.

Sedangkan menurut Kepala Unit Pidana Umum Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKP Arbaridi Jumhur, saat beraksi Nuri dan kawannya selalu menggunakan senjata tajam, dengan mayoritas korbannya kaum wanita. Mereka beroperasi di seluruh kawasan Surabaya –mulai Surabaya timur, selatan, barat, hingga utara.

Berkeliling

“Modus operandi yang dilakukan tersangka bersama kelompoknya adalah berkeliling mencari sasaran, yang rata-rata wanita. Mereka menggunakan senjata tajam untuk mengancam, memepet korban, lalu merampas bawaan korban,” paparnya, seperti dikutip Kompas.com.

AKBP Bahagia Dachi menambahkan, anak buahnya masih melakukan pengejaran terhadap anggota komplotan yang termasuk dalam jaringan Nuri. “Informasi dan data awal sudah kami dapatkan,” tegasnya.

Dachi juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengamankan 13 orang tersangka penjahat jalanan. Operasi penangkapan terhadap para penjahat itu termasuk dalam kegiatan polisi menjelang coblosan ulang Pilwali Surabaya.

“Mereka adalah para preman, copet, pelaku perampasan dan pencuri,” tambahnya.

Dibaca: 2 kali

No comments:

Post a Comment