KEDIRI- Dorr...! Dorr..! Suara letupan pistol berulangkali terdengar di halaman belakang Mapolres Kediri kemarin. Bising suara senjata api (senpi) jenis Revolver tersebut menarik perhatian setiap orang yang melintas. Namun suara tembakan itu bukan karena polisi sedang menembak penjahat yang sedang kabur. Melainkan mereka sedang melakukan latihan menembak. Di sebuah ruangan terbuka, lima orang berdiri berjajar. Di depan masing-masing anggota polisi tersebut terdapat sebuah pistol dengan peluru tergeletak di sebelahnya.
Sesaat kemudian terdengar aba-aba kalau anggota disuruh memegang senjata dan kemudian menembak sasaran yang berada sekitar 25 meter di depannya. Seketika suara letupan pistol bersahutan memekakan telinga orang yang berada di sekitar lokasi.
Latihan menembak tersebut digelar di halaman belakang Mapolres Kediri diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari perwira dan bintara. Acara dimulai sekitar pukul 08.00 sampai dengan pukul 11.00. Masing-masing anggota diberi dua kali kesempatan. Setiap kesempatan, anggota diberi 5 peluru.
Menurut keterangan Wakapolres Kediri Kompol Arnapi, latihan menembak tersebut wajib diikuti semua anggota yang memegang senjata. "Mulai dari perwira sampai dengan bintara yang memegang senjata wajib ikut," ujarnya kemarin. Lebih lanjut, mantan Wakasatreskrim Polwiltabes Surabaya tersebut menerangkan kalau tidak ada maksud tertentu diadakan latihan tersebut. "Hanya agar anggota tidak lupa dan terasah kemampuan menembaknya," urainya.
Dengan latihan itu, perwira dengan satu melati di pundak itu berharap anggota terbiasa memegang senjata. Sehingga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, maka mereka sudah siap. "Memegang senjata harus terbiasa. Kalau tidak, sangat rawan. Karena kondisi di lapangan lebih sulit," sambung perwira menengah yang hobi mengkoleksi mobil jeep tersebut.
Sementara itu, data yang dihimpun Radar Kediri, pada tahun ini terhitung 5 orang pelaku kejahatan menjadi sasaran timah panas polisi jajaran Polres Kediri. Mulai dari residivis pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), pencurian sapi, sampai dengan tersangka pembunuhan menjadi sasaran tembak petugas. Bahkan satu tersangka, Juana, 45, warga Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang tewas setelah dua betisnya ditembus peluru akibat mencoba lari saat ditangkap di rumahnya. Juana tewas di rumah sakit karena kehabisan darah hanya beberapa jam setelah ditembak tim buser Polres Kediri.
Sementara tersangka lain yang ditembak polisi adalah Purwadi, 35, warga Desa Slumbung, Kecamatan Ngadiluwih. Sama seperti Juana, tersangka pencurian sapi itu dilumpuhkan kakinya dengan timah panas karena mencoba kabur saat dibekuk Polsek Ngadiluwih.
Sedangkan Dimas Deby Wahyudi, 26, warga Dusun Bukur, Desa/ Kecamatan Kandangan didor tim Buser Polres Kediri karena kasus pembunuhan terhadap Eny Astuti, 26, warga Desa Jajar, Kecamatan Wates.
Adapun Supri alias Copet, 40, warga Desa Kaniten, Kecamatan Mojo, dia ditembak anggota Polsek Semen atas tindakan curanmor. Terakhir, Dodik Hartono, 27, warga Desa Jambu, Kecamatan Kayenkidul, kaki kirinya ditembus timah panas petugas Polsek Pare akibat tindakan kejahatan curanmor. Semua pelaku ditembak akibat melarikan diri saat ditangkap. (dp/aj/jpnn)
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=67727
No comments:
Post a Comment