Friday, 30 July 2010

Curi Motor Polisi, Kaki Ditembak

SEKADAU. Tertangkap warga, Sry, 23, dan Nng, 23, pelaku pencurian sepeda motor (Curanmor) dipelasah hingga babak belur di Jalan Sekadau-Sanggau, tidak jauh dari Hotel Pelangi, Rabu (28/7). Timah panas juga melekat di kaki Nng, karena berusaha kabur ketika diamankan polisi.

Serangkaian aksi Curanmor dalam dua bulan terakhir di Kota Sekadau meresahkan para pemilik kendaran bermotor pada Rabu (28/7) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB kemarin. Satuan reserse dan criminal Polres Sekadau berhasil menggaggalkan aksi curanmor oleh Sry, 23, warga Sengajuk Kecamatan Tayan Hulu dan Nng, 23, warga Ruis, Kecamatan Balai Karangan yang dihadiah timah panas lantaran mencoba melarikan diri.

Sry dan Nng sempat meminjam kunci motor kepada warga untuk menghidupkan motor Vega yang mereka gunakan. Alasannya kunci tercecer di jalan. Warga curiga dengan gelagat kedua pemuda tersebut. Salah satu dari mereka mengeluarkan kunci T dan mencongkel stop kontak anak kunci Satria F KB 3364 SJ, milik petugas Polres Sekadau yang diparkir di pinggir jalan.

Pemiliknya langsung mendorong mereka ke tengah jalan. Keduanya langsung diserbu massa. Sry langsung dihakimi massa, sedangkan Nng berusaha melarikan diri saat akan diamankan, petugas pun mengeluarkan tembakan mengenai kaki kirinya.

Sry dan Nng dari Balai Karangan dan langsung ke Sintang. Kemudian mencuri sepeda motor Vega KB 4941 SJ di Mungguk Serantung, Sintang. Motor tersebut digunakan mereka melancarkan aksi di pasar Sekadau. Kapolres Sekadau AKBP Drs Adeyana Supriyana melalui Kasat Reskrim AKP Dewa Ngagak Arinata SIk mengatakan akan menjerat pelaku sesuai aturan hukum.

Sempat aman beberapa bulan, kini aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) kembali terjadi di Sintang. Korbannya kali ini sepeda motor (Sepmot) Vega KB 4941 EJ milik Hermanus Tuguk, 26, warga jalan Lintas Kelam, Sintang, Selasa (27/7) sekitar pukul 00.00, kemarin.

Aksi maling itu terjadi di kawasan Mungguk Serantung, tepatnya depan Gereja Semesta Alam. Kejadian itu bermula ketika Hermanus nonton sepak bola di rumah tetangga. Ketika pergi sekitar pukul 21.00, sepeda motor itu dikunci stang, dan masih berada di tempat parkir.

Pulang nonton sekitar pukul 00.00, sepeda motornya sudah lenyap. Dia langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Sintang. Petugas langsung bergerak cepat menghubungi Polres Sekadau untuk memblokir jalan. (gan/SrY)

http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=21814

Tersangka Pencuri Motor Tewas Ditembak, Pos Polisi Terbakar Dilempar Bom Molotov

LAMPUNG (Pos Kota) – Tersangka pencuri motor, Arifin ,21, warga Kampung Bujungtenuk Jl. Lintas Timur Menggala, ditangkap di rumahnya dalam kondisi sehat 3 jam kemudian tewas dengan luka tembak di kaki kiri dan luka lebam di kening. Akibat tewasnya Arifin membuat warga ngamuk melemparkan bom molotov ke pos polisi lalu lintas yang lokasinya berdekatan dengan Polsek Menggala, Rabu malam (28/07) sekitar pukul 23.00 WIB di dekat Terminal Menggala.

Ada enam bom molotov yang dilemparkan massa ke pos tersebut sehingga api cepat menjalar dan menghanguskan pos polisi yang saat kejadian tidak ada satupun anggota yang piket.

Pembakaran pos polisi lalu lintas ini sempat menjadi perhatian warga Api mulai padam setelah mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Tulangbawang datang, namun tidak ada satupun yang berhasil selamat seluruh bangunan hangus.Warga hanya melihat kobaran api yang secara tiba-tiba muncul langsung membesar di lokasi.

Pasca kebakaran di pos polisi ini, sejumlah aparat kepolisian dari mulai Kapolres
Tulangbawang dan seluruh jajaran terlihat meninjau lokasi malam itu dan beberapa personil disiagakan, termasuk mobil water Canon milik dan sejumlah anggota Brimob bersiaga di lokasi kejadian.

Menurut pengakuan Alamsyah ,47, orang tua tersangka Arifin pagi itu anggota polisi datang menggerebek rumahnya. Selaku orang tua yang melihat anaknya bersalah Alamsayah menyerahkan anaknya untuk menjalani proses hukum atas kejahatan yang dilakukan anaknya.

Tapi 3 jam kemudian Alamsyah dikejutkan dengan kabar tewasnya Arifin. “Saat ditangkap anak saya tidak melawan dan saya serahkan untuk ditindak, kondisi anak saya juga sehat walafiat. Tapi setelah 3 jam kemudian saya mendapat kabar bahwa anak saya tewas.Hal inilah yang menyulut kemarahan warga Bujungtenuk”, kata Alamsyah.

Berdasarkan hasil visum tim medis pihak Rumah Sakit Umum Abdoel Moeluk, Bandarlampung, korban Arifin mengalami luka tembak di kaki kiri dan pendarahan hebat serta adanya luka lebam di kening korban.

Kabid Humas Polda Lampung, AKBP. Fatmawati membenarkan adanya pembakaran pos polisi yang merupakan dari buntut tewasnya tersangka pencurian.(Koesma/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/07/29/tersangka-pencuri-motor-tewas-ditembak-pos-polisi-terbakar-dilempar-bom-molotov

Melawan, Jambret Dihadiahi Timah Panas

Kamis, 29/07/2010 18:32 WIB

Surabaya
- Pelaku penjambretan yang biasa beraksi di Jalan Slamet keok dan ditembak kakinya oleh polisi. Tersangka adalah Wanto (22) warga asal Kepanjen Malang tinggal di Rumah Susun (rusun) Sumbo. Dia ditembak polisi, karena melakukan perlawanan saat ditangkap.

"Tersangka kita tangkap karena kepergok menjambret tas korban," kata Kapolsek Genteng AKP Kusworo Wibowo kepada wartawan di mapolsek, Jalan Ambengan, Kamis (29/7/2010).

Sekitar pukul 20.15 WIB, Rabu (28/7/2010) korban Rena Esti Sistiemi (22) warga Kalikepiting bersama temannya selesai fitnes di kawasan Jalan Slamet dengan
mengendarai sepeda motor.

Ketika baru beberapa meter melintas dari tempat fitnes tersebut, pelaku langsung merampas tas milik Emi yang berisikan handphone, uang Rp 500 ribu dan dokumen lainnya.

Saat kejadian itu, ada petugas kring serse Polsek Genteng yang melihatnya dan langsung melakukan pengejaran. Saat dipepet petugas untuk berhenti, malah
melawan dan menendang motor petugas.

Tak ingin tangkapannya kabur, polisi mengeluarkan tembakan peringatan, tapi tak digubris. Akhirnya, polisi menembak kaki kanan Wanto. Wanto pun terjatuh,
sedangkan rekan Wanto inisial IM berhasil melarikan diri dengan sepeda motor jenis Honda Revo.

"Sebelumnya pelaku ini sudah beraksi di Jalan Slamet, tapi gagal. Kemudian dia mutar lagi dan mejambret tas korban," tandasnya.

http://us.surabaya.detik.com/read/2010/07/29/183231/1409763/466/melawan-jambret-dihadiahi-timah-panas

Wednesday, 28 July 2010

Oday Ditembak Oknum

Rabu, 28 Juli 2010 | 03:57 WIB

Jakarta, Kompas - Keluarga Herman alias Oday (23), aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, yang menjadi korban karena diduga ditembak oleh oknum polisi Briptu Sophan Sophian di Garut, Jawa Barat, akhirnya melapor ke Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri, Selasa (27/7).

Keluarga melapor ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri karena mencium arah penyidikan oleh polisi di Polres Garut berbelok pascaperistiwa tersebut.

Keluarga korban, didampingi oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), kemarin langsung diperiksa dan diberkas oleh penyidik Propam. Propam memeriksa Khusnul Khotimah (kakak korban) dan teman korban, Saepul Anwar, saksi dari peristiwa penembakan tersebut.

Oknum polisi tersebut merupakan anggota Polsek Pakanjeng, Garut, yang memang dikenal cukup baik oleh korban. Sementara kasus tersebut kini ditangani Polres Garut. Briptu Sophan sendiri masih ditahan oleh kepolisian. Namun, belakangan, pihak keluarga merasa kasus tersebut seperti ditutup-tutupi oleh kepolisian dan fakta yang sesungguhnya berubah.

”Ada indikasi arah penyidikan dibelokkan dengan disebut bahwa korban bunuh diri dengan pistol milik Sophan. Padahal fakta yang dituturkan saksi-saksi yang melihat peristiwa itu, korban ditembak oleh Sophan,” kata Edwin Partogi dari Divisi Politik dan Hukum Kontras.

Sebelumnya, Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Marwoto Soeto juga mengatakan, korban Herman sendiri yang memain-mainkan pistol milik Sophan kemudian tertembak ke dirinya sendiri.

Herman terluka tembak di kepala, pelipis bagian kanan, hingga tembus ke telinga kiri.

Paman korban, Agus Aceng, mengaku kecewa dengan kepolisian. Ketika peristiwa itu terjadi pada Senin (19/7) petang lalu, Sophan menelepon dirinya dan mengatakan bahwa Herman bunuh diri karena ada persoalan dengan teman perempuannya.

Ketika itu Agus mengaku antara percaya tak percaya. Namun, karena Sophan sudah menyatakan seperti itu, pihak keluarga jika ditanya soal Herman juga menjawab seperti penuturan Sophan. Baru kemudian setelah saksi-saksi dari peristiwa itu angkat bicara, Agus mengetahui versi cerita yang berbeda.

”Dia (Sophan) telepon bilang ada kecelakaan, Herman bunuh diri,” ujar Agus.

Ala ”cowboy”

Salah satu dari tiga saksi yang menyaksikan peristiwa itu, Saepul Anwar, mengatakan bahwa Sophan sendiri yang sebenarnya menembak kepala Herman. Hal itu berawal dari senda gurau di antara mereka.

Saepul menuturkan, pada hari kejadian, sekitar pukul 16.30, dirinya mendatangi tempat kos Herman. Di sana sudah ada Sophan dan Hamzah. Mereka tampak tengah bergurau. Sophan, yang tengah berpakaian preman, lalu mengeluarkan pistol dari pinggang kanannya dan ditodongkan ke arah korban sembari bercanda.

Menjelang maghrib, tutur Saepul, mereka lalu diajak Sophan ke kosnya. Namun, di tengah jalan, Sophan mengalihkan tujuan ke kos teman mereka bernama Lia. Di kos Lia tersebut, mereka kembali bersenda gurau. Saat itu yang berada di kos adalah Lia, Sophan, Herman (korban), Aga, Hamzah, dan Saepul Anwar.

Di tengah obrolan mereka, Sophan menyuruh Herman dan Lia untuk menjemput kawan perempuan mereka yang lain. Namun, Herman yang semula menyanggupi lalu menolak dan membiarkan Lia menjemput kawan tersebut sendiri.

”Sophan dan Herman lalu duduk berdampingan. Bercanda-canda. Lalu Sophan menodongkan pistol ke Aga, sambil bilang anak ini kita tembak aja. Sambil bercanda,” tutur Saepul.

Setelah itu, kata Saepul, Sophan mengeluarkan semua peluru di dalam pistol dan memasukkan satu butir peluru saja ke pistolnya. Sophan, dengan bercanda, lalu mengajak main ala cowboy. Pistolnya diarahkan ke pelipis Herman.

”Tiba-tiba ada bunyi ledakan, Herman terjungkal, kepalanya berdarah. Sophan panik, teriak panggil-panggil Herman,” tutur Saepul.

Menurut Saepul, Sophan sendiri yang membawa Herman ke rumah sakit. Saepul juga mengingat, sejak di kos Herman, dari mulut Sophan tercium bau alkohol. (SF)

http://cetak.kompas.com/read/2010/07/28/03572720/oday.ditembak.oknum

Polri Bunuh Gembong Mafia Sabu Afrika

Selasa, 22 Juni 2010 | 16:26 WIB
DHONI SETIAWAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Direktorat IV Narkoba dan Kejahatan Trans Nasional Badan Reserse Kriminal Polri membunuh gembong mafia sabu dari Afrika Barat berinisial UC alias Ron.

"Tersangka melarikan diri dengan cara merusak borgolnya," kata Kepala Unit II Direktorat IV Narkoba Bareskrim Polri Komisaris Besar Polisi Siswandi di Jakarta, Selasa (22/6/2010).

Ia mengatakan, sindikat sabu asal Afrika Barat itu terungkap ketika penyidik mendapatkan informasi kiriman narkoba dari Mali (Afrika) melalui Etiopia transit di Bangkok (Thailand) menuju Jakarta, 18 Juni 2010.

Polisi menindaklanjuti informasi itu dengan menangkap seorang perempuan asal Indonesia berinisial D yang membawa koper berisi sabu seberat 6,1 kilogram di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, 19 Juni 2010.

Tersangka D mengaku akan menyerahkan sabu itu kepada AR alias RL alias AN yang berhasil ditangkap penyidik. Petugas mengembangkan rencana pengiriman barang itu yang diketahui bahwa AR akan menyerahkan barang kepada seorang wanita, SB, yang berhasil dibekuk di depan Rumah Sakit Santa Carollus, Jakarta Pusat.

SB mengaku, pengiriman barang itu berdasarkan pesanan dari seorang warga negara Afrika Barat, UC alias Ron, di Jalan Cileduk Raya, Kelurahan Sudimara Barat, Tangerang, Banten.

Pemesanan sabu itu melalui seorang perempuan asal Indonesia berinisial LU yang ditangkap di kawasan Kota Wisata, Cibubur, Jakarta Timur, 21 Juni 2010.

Berdasarkan pengakuan UC, tersangka akan menyerahkan sabu kepada majikannya, Smith, yang beralamat di Jalan Joglo RT 06/ RW 02 Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Namun, saat dibawa untuk menunjukkan tempat tinggal Smith, UC berusaha melarikan diri dengan cara merusak borgol yang mengikat tangannya sehingga polisi menembak dada warga asing itu, Senin (20/6/2010).

Siswandi mengungkapkan, UC termasuk bagian dari sindikat besar yang biasa beroperasi dan merekrut kurir narkoba untuk mengedarkan sabu di Indonesia.

Penyidik menyelidiki bahwa UC telah menyelundupkan narkoba sebanyak 15 kali. Satu kasus di antaranya berhasil diungkap dan diakhiri dengan penembakan terhadap tersangka. "Tersangka UC sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1996," tutur Siswandi.

Sementara itu, Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Marwoto Soeto menjelaskan, nilai jual sabu yang diselundupkan tersangka UC mencapai Rp 9,76 miliar.

Marwoto menyebutkan, keempat tersangka yang diamankan polisi terkena jeratan Pasal 112 ayat (2)
juncto Pasal 132 ayat (2) subsider Pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun dan denda Rp 10 miliar.

http://regional.kompas.com/read/2010/06/22/16263797/Polri.Bunuh.Gembong.Mafia.Sabu.Afrika

Tiga Tersangka Didor

21/07/2010 23:10 | Pencurian

Liputan6.com, Jember: Tim Reskrim Polres Jember tampaknya sudah gerah dengan para pelaku pencurian sepeda motor yang sering beraksi di wilayahnya. Buktinya mereka bertindak tegas dengan melumpuhkan tiga tersangka pencuri kendaaraan bermotor yang meresahkan warga, Rabu (21/7). Para tersangka yang sudah dikenal sebagai "alap-alap" atau "bajing loncat" karena sudah melakukan pencurian di sejumlah tempat.

Begitu turun dari mobil polisi, ketiga tersangka ini hanya bisa meringis kesakitan. Jalannya pun tertatih-tatih, lantaran timah panas polisi yang menembus kaki mereka, yang terpaksa ditembakkan petugas saat para tersangka nekat melarikan diri. Para tersangka ini adalah Ahmad Hasan, Markasan, dan Dodo Subagyo.

Umur rata-rata para tersangka ini memang tergolong masih belia, namun aksi pencurian yang mereka lakukan tergolong luar biasa. Saat dimintai keterangan polisi, mereka hanya mengaku mencuri sepeda motor di empat lokasi. Tapi, jika melihat jumlah sepeda motor yang mencapai puluhan, polisi tentu saja tidak akan percaya.

Dari tangan tersangka polisi hanya menyita dua sepeda motor. Sedangkan sisanya sudah laku terjual dengan harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per unit. Para tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian, dan akan terancam hukuman tujuh tahun penjara. (CHR/YUS)

http://buser.liputan6.com/berita/201007/287375/Tiga.Tersangka.Didor

Mahasiswa Ditembak Polisi, LMND Mengadu ke Bareskrim

TEMPO Interaktif, Jakarta - Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (EN-LMND) akhirnya mengeruduk Gedung Bareskrim Mabes Polri, Rabu (21/7). Mereka meminta Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus tewasnya Herman, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan pendidikan (STIKIP) Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Kami dari EN-LMND datang ke Bareskrim melaporkan penembakan dan pembunuhan Herman," kata Ketua Umum Eksekutif LMND, Lalu Hilman Afriandi di Mabes Polri, Jakarta.

Hilman menduga, pembunuhan itu diawali dari penculikan Herman dari tempat kost-nya setelah melakukan aksi bersama ratusan warga Pasir Wangi di depan kantor PT Chevron Geothermal Indonesia di Garut. Setelah aksi itu, Herman dibawa di suatu tempat kemudian ditembak. "Kami menduga ada motif terselubung. Ada proses pengiringan korban dari rumah kos ke lokasi kejadian. Juga sasaran peluru yang tepat di bagian kepala korban" kata Hilman.

Hilman menuduh polisi terkesan menutup-nutupi kejadian ini. Semua saksi dalam kejadian ini diisolasi. "Polisi juga melakukan isolasi terhadap para saksi kunci kejadian ini, sehingga keluarga dan masyarakat kesulitan mendapatkan penjelasan objektif mengenai kejadian itu," katanya.

Karenanya, dia mendesak Mabes Polri untuk segera mengusut kasus penembakan tersebut. Lalu mengatakan LMND menyatakan sikap diantaranya "menuntut pihak kepolisian untuk segera memberikan sanksi seberat-beratnya terhadap oknum Polri pelaku penembakan tersebut."

Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Senin (19/07) sekitar pukul 18.15 WIB di daerah Cirengit, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat.


http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/07/21/brk,20100721-265241,id.html

Residivis Pencuri Motor Ditembak Polisi

Tim Liputan 6


20/07/2010 23:45 | Pencurian
Liputan6.com, Yogyakarta: Satuan Reskrim Poltabes Yogyakarta terpaksa menembaki dua pelaku pencuri sepeda motor yang selama ini telah meresahkan warga, Selasa (20/7). Tersangka terpaksa ditembak karena berusaha kabur saat akan ditangkap. Polisi menyita barang bukti sebuah sepeda motor dan senjata tajam yang digunakan tersangka saat beraksi.

Dengan kaki terluka kedua tersangka akibat hantaman timah panas, para pelaku pencurian sepeda motor ini menjalani pemeriksaan petugas penyidik Poltabes Yogyakarta. Beni dan Edo bukan kali pertama berurusan dengan pihak kepolisian. Mereka baru dua bulan menghirup udara bebas usai menjalani hukuman dalam kasus yang sama.

Kepada petugas tersangka mengaku terpaksa mencuri karena ingin memiliki sepeda motor untuk digunakan sebagai transportasi guna mencari pekerjaan. Dalam menjalankan aksinya, kedua tersangka ini tak segan melukai korban bila mereka kepergok saat mencuri sepeda motor. Keduanya memang telah menjadi target penangkapan polisi menyusul adanya sejumlah laporan kehilangan sepeda motor.(CHR/YUS)

http://buser.liputan6.com/berita/201007/287191/Residivis.Pencuri.Motor.Ditembak.Polisi

Rampok Bank Sendirian, Zaidan Ditembak

JAKARTA, KOMPAS.com — KGS M Zaidan (29), yang diduga stres, beraksi sendirian dan hanya berjalan kaki. Zaidan yang mengaku istri dan anaknya disandera seseorang dan minta tebusan Rp 1 miliar, Rabu (21/7/2010) pukul 11.00, merampok Bank Mega Syariah Cabang Pembantu Cideng di Jalan Cideng Barat No 91B, Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Pria bersenjata pisau itu sempat berhasil menggasak uang Rp 376 juta dan kabur dengan berjalan kaki setelah beraksi.

Saat kejadian, Bank Mega Syariah kebetulan tengah sepi nasabah karena listrik sedang padam. Bank yang berkantor di ruko berlantai empat itu sedang mati listrik. Petugas satpam yang berjaga pun saat kejadian sedang memperbaiki genset di lantai empat.

Pelaku bertubuh tambun ini menodongkan pisaunya ke pegawai customer service, Agustina Anisa (26), dan memerintahkan agar tasnya diisi uang.

Kaki ditembak

Beruntung perampok berhasil dilumpuhkan polisi yang sedang berada di sekitar kantor bank. Kaki kanan perampok ditembak dan uang sebanyak Rp 376 juta yang sempat dibawa kabur berhasil diamankan. Warga Gang Rukun Java, Kelurahan XX Ilir, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang, itu kini dirawat di Rumah Sakit RS Soekanto (Polri), Kramatjati, Jakarta Timur.

Kapolsektro Gambir Komisaris Yossi Runtukahu didampingi Kanit Reskrim Ajun Komisaris Mustakim menjelaskan, Zaidan datang ke Bank Mega Syariah dengan berpura-pura sebagai nasabah yang bertanya mengenai layanan deposito kepada petugas pelayanan pelanggan, Agustina. Kala itu, di lantai 1 hanya ada Agustina dan tidak ada nasabah lain di ruang layanan CS tersebut.

"Saat kejadian bank sedang mati listrik. Setelah bertanya ke Agustina, Zaidan minta ditunjukkan lokasi toilet," ujar Yossi.

Setelah ke luar dari toilet yang berada di lantai satu, Zaidan kembali menghampiri Agustina sambil mengeluarkan pisau sepanjang 30 sentimeter.

Dengan pisau itu, Zaidan menodong perut Agustina sambil meminta uang. Dalam keadaan panik, Agustina mengaku bahwa di lantai 1 tidak ada uang. Uang ada di brankas di lantai 2. Zaidan pun memerintahkan Agustina menuju brankas di lantai 2.

Dengan todongan pisau di perut, Agustina pun naik ke lantai 2. Di lantai 2, ia bertemu dengan kasir, Sabrina, dan kepala operasional, Dina. Kepada Sabrina, Zaidan meminta uang sambil memberikan tas besar yang dibawanya.

"Zaidan meminta kepada Sabrina untuk mengisi tas itu dengan uang dalam brankas. Setelah diisi, Zaidan mengaku kurang dan minta kepada Dina untuk mengambil lagi uang dalam brankas dan memasukkannya ke tas," imbuh Yossi.

Setelah tasnya terisi uang, Zaidan turun ke lantai satu sambil tetap menodong perut Agustina. Saat menuruni anak tangga, Zaidan bertemu salah seorang karyawan bernama Nur Cholis. Saat itu Nur menghentikan langkahnya karena melihat Zaidan sedang menodong Agustina dengan pisau.

Kepada Nur, Zaidan meminta untuk dibukakan pintu masuk bank. Dengan gemetar, Nur membukakan pintu. Saat berada di luar bank, Zaidan mengacungacungkan pisau kepada warga setempat, sedangkan Nur dan Agustina berteriak-teriak rampok.

Teriakan itu ternyata tidak membuat Zaidan gentar. Lelaki yang mengenakan kaus biru dibalut dengan jaket hitam itu tetap berjalan meninggalkan bank. Warga setempat tidak berani mendekati karena melihat pisau tajam yang digenggam Zaidan.

Di saat bersamaan, petugas Polsektro Gambir, Briptu Heru, yang sedang patroli melihat kejadian itu. Heru yang mengenakan pakaian preman pun langsung melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali. Tembakan peringatan itu tidak diindahkan Zaidan yang terus berjalan ke Jalan Brantas. Akhirnya Heru menembak kaki kanan Zaidan.

Zaidan langsung tersungkur, tetapi tetap berusaha mempertahankan tas berisi uang Rp 376 juta berupa pecahan Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Melihat Zaidan ambruk, puluhan warga setempat langsung memukuli kepalanya dengan batu dan kayu.

Namun, Heru berhasil meredam kemarahan warga dan membawa Zaidan ke RSUD Tarakan untuk memperoleh pengobatan awal. Zaidan lalu dipindahkan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. (get)

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/07/22/09354378/Rampok.Bank.Sendirian..Zaidan.Ditembak

Seputar Pencuri Alat Berat Tewas di Tembak Polisi, Polisi Tetapkan Tiga Otak Pelaku

Posted in Kriminal by Redaksi on Juli 22nd, 2010

Simalungun (SIB)

Hasil penyidikan Polres Simalungun terkait penangkapan tujuh pelaku pencuri alat berat jenis beko, tiga orang sebagaidalam utama yakni, HS, JM, FS ditetapkan sebagai otak pelaku. Sedangkan A yang sebelumnya sebagai penumpang terungkap sebagai tersangka dalam memuluskan rencana pencurian itu.
Hal itu di katakan Kapolres Simalungun AKBP Drs Marzuki MM kepada sejumlah wartawan Rabu, (21/7). “Saat ini kasus pencurian masih dalam pengembangan Polres Simalungun untuk mengungkap itu,” katanya.

Beberapa waktu lalu, tujuh orang pelaku pencurian saat membawa hasil curian dari Afdeling I PTPN III Sei Mangke Kecamatan Bosar Maligas – Simalungun, berhasil digagalkan Polsek Perdagangan di Pos Polisi Perlanaan Kecamatan Bandar – Simalungun Selasa, (20/7) sekitar pukul 04.00 WIB. Satu orang diduga pelaku tewas didor polisi.

Ke tujuh pelaku yakni, HS (35) warga Jalan Simarimbun – Pematangsiantar, TT (33) warga Tanah Tinggi Kecamatan Indra Pura – Batu Bara, FM (28) Simpang Desa Gajali Kecamatan Sungai Bale – Batu Bara, JM (33) warga Huta Marjayasi Kecamatan Tanah Jawa – Simalungun, JN (29) warga Kampung Sinar Pagi Dusun I Kecamatan Kuala Hulu – Batu Bara, HSM (45) warga Dolok Sanggul – Humbahas, R (33) warga Syahkuda Bayu – Simalungun. (JHS/x)

http://hariansib.com/?p=131470

Polisi Tembak Gembong Pencuri


SIAGA-TEMBAK: Meski sudah ditembak kakinya, tersangka gembong pencurian AS (30) terus berusaha menyerang polisi saat hendak ditangkap.


Satuan Unit khusus Polisi Sektor Kota Rappocini kemarin memang berhasil menangkap gempbong pencurian yang telah meresahkan warga di rumahnya. Namun saat akan ditangkap, pelaku malah berusaha melawan.

"Pelaku jadi target operasi dan dilumpuhkan dengan timah panas karena berusaha melarikan diri dan menyerang polisi yang akan menangkapnya. Kita terpaksa menembaknya karena pelaku merupakan gembong pencurian yang sangat berbahaya," kata Kanit Reskrim Polsekta Rappocini Iptu Eko Yusmiarto di Makassar, kemarin.

Kronologis penangkapan itu terjadi saat polisi menggerebek rumah pelaku. Saat itu pelaku langsung melakukan perlawanan dan menyerang polisi. Polisi yang terdesak karena diserang dengan menggunakan badik sepanjang 40 centimeter langsung menembak kaki kirinya.
Bahkan saat tertembak pun, pelaku masih nekat melarikan diri dengan memanjat pagar tetangganya. Namun, usahanya tersebut gagal karena banyaknya polisi yang mengepung rumahnya.

http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/07/26/brk,20100726-266209,id.html

Pelaku Jambret Ditembak

Rabu, 28-07-2010

MAKASSAR, UPEKS --Satuan Unit khusus Polisi Sektor Kota Rappocini menembak tersangka pencurian Ahmad Sangkala (30).

Dia ditembak, karena berusaha melarikan diri saat akan ditangkap aparat kepolisian.
Kanit Reskrim Polsekta Rappocini Iptu Eko Yusmiarto mengatakan, pelaku yang merupakan Terget Operasi (TO) itu dilumpuhkan dengan timah panas karena berupaya kabur dan tidak menghiraukan tembakan peringatan.

Menurutnya, petugas telah lama mencari Ahmad. namun petugas selalu kehilangan jejak.
Saat diketahui berada diJalan Skarda N, akhirnya yang bersangkutan di kepung polisi.
Saat digerebek, pelaku langsung melakukan perlawanan dan menyerang polisi.
Atas perbuatannya itu, pelaku dikenakan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=51279&jenis=Metro

Polisi Madiun Tembak Perampok

MADIUN-Polisi Resor Madiun menembak perampok uang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan menembak kaki kirinya saat melarikan diri.

Kasat Reskrim Polisi Resor (Polres) Madiun AKP Edi Susanto mengatakan, polisi menembak kaki kiri karena perampok lari ke dalam hutan.

”Satu di antaranya sudah kami amankan, namun satu pelaku lainnya yang diduga sebagai aktor utamanya masih dalam pengejaran," katanya., Rabu (28/7).

Perampok yang ditembak bernama Rico Susidi (24), warga Kelurahan Bandung Kanan, Kecematan Lubuk Lengau, Sumatera Barat.

Menurut dia, dua perampok ini melarikan diri dengan sepeda motor Kawasaki Ninja bernopol AD 2371 VU menuju hutan jati di wilayah Desa Beran, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.

Sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara pelaku dengan petugas. Bahkan, kedua pelaku membuang sepeda motornya di kawasan hutan dan kabur menggunakan sepeda yang ditemukannya di pinggir jalan.

"Kami sempat kesulitan mencari sepeda motor yang digunakan tersangka. Sebab, saat melarikan diri, pelaku membuang sepeda motor di hutan dan berganti sepeda yang ditemukannya di pinggir jalan. Namun akhirnya satu pelaku tertangkap setelah ditembak kakinya dan lainnya lolos," terang Edi.

Edi menambahkan, perampokan terjadi pada Selasa (27/7) sekitar pukul 15.30 di Desa Bagi, Kecamatan Madiun. Ketika itu, nasabah Retno Widiastuti (40), warga desa setempat, usai mengambil uang Rp 20 juta ditemani sopirnya, Tarmuji.

"Sesampainya di depan rumah, korban bersama sopirnya masuk ke dalam rumah. Namun, saat sopir hendak mengambil barang dan uang yang disimpan dalam tas di bawah jok mobil, sopir memergoki kedua perampok hendak mengambil uang tersebut. Spontan sopir berteriak maling, hingga membuat perampok kabur tanpa membawa uang," tutur Edi.

Setelah itu, Retno dan Tarmuji melapor ke Polsek dan langsung dilakukan pengejaran. Saat kabur ke arah Saradan, kedua perampok melihat ada mobil patroli Polsek di pinggir jalan. Karena takut, akhirnya mereka berbalik arah dan kabur ke daerah Gemarang.

Polisi yang sudah mencurigai dan mengetahui nomor polisi motor pelaku, terus mengejar hingga akhirnya berhasil mengamankan satu di antaranya.

Perampok itu mengaku pernah merampok nasabah BRI lain di wilayah Kabupaten Madiun pada akhir tahun 2009. Hingga kini, polisi masih mengembangkan kasus pencobaan perampokan ini guna menangkap satu pelaku lainnya. swd, ntr

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=83ed81cc4587f56b7897dac5083bfe2c&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Jambret Spesialis Wanita Ditembak Mati

MINGGU, 25 JULI 2010 | 08:36 WIB

SURABAYA | SURYA - Seorang gembong penjambret yang diduga sudah puluhan kali beraksi –dengan sasaran khusus kaum wanita– ditembak mati polisi, Sabtu (24/7) dini hari. M Nuri 22, warga Jl Banyu Urip, Surabaya, tumbang setelah dada kanannya ditembus timah panas seusai menjambret Yenny Afriliana, 31, warga Jl Keputran Pasar Kecil, di Jl Dharmahusada Indah.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo, ketika dimintai konfirmasi. Sabtu (24/7), menjelaskan, pihaknya sudah lama memburu Nuri. “Dia diduga juga sebagai eksekutor aksi perampasan di Jl Dharmahusada, yang menyebabkan korbannya terjatuh dan tewas, beberapa waktu lalu,” katanya.

Informasi yang diperoleh Surya, Nuri –yang jika menjambret selalu disertai ancaman kepada korbannya dengan menggunakan senjata tajam– merampas tas milik Yenny. Saat itu korban melintas di depan STM Pembangunan, Jl Dharma Husada, Surabaya.

Aksi penjambretan dengan sepeda motor tersebut dilakukan Nuri bersama rekannya, Dwi Supodo, 18, warga Jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Mereka sukses merebut paksa tas milik Yenny, yang berisi uang Rp 4,5 juta dan dua buah telepon genggam.

Beberapa polisi, yang memang sudah menguntit Nuri dan kawannya sejak beberapa hari lalu, langsung memburu dua penjahat tersebut. Mereka menangkap Dwi, sedangkan Nuri –yang membawa pisau penghabisan– melawan, bahkan mengancam polisi.

“Karena melawan dan membahayakan petugas, kami terpaksa menembaknya. Padahal kami sebelumnya juga telah memberikan tembakan peringatan, tapi pelaku malah berusaha menyerang. Tak ada pilihan selain menembaknya,” imbuh AKBP Bahagia Dachi, Pelaksana Harian (Plh) Wakapolrestabes Surabaya.

Selain menembak mati Nuri polisi menyita sebilah pisau penghabisan, tas berisi uang Rp 4,5 juta, dan dua buah ponsel. Dalam catatan polisi, Nuri malang-melintang di dunia kejahatan jalanan sejak April 2009, sampai akhirnya ditembak mati 24 Juli 2010 kemarin.

“Pelaku ini merupakan pemain lama di dunia kejahatan jalanan. Bahkan dia juga merupakan target operasi polisi. Catatan kejahatannya, dalam tiga bulan terakhir dia sudah puluhan kali beraksi,” kata Dachi.

Sedangkan menurut Kepala Unit Pidana Umum Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKP Arbaridi Jumhur, saat beraksi Nuri dan kawannya selalu menggunakan senjata tajam, dengan mayoritas korbannya kaum wanita. Mereka beroperasi di seluruh kawasan Surabaya –mulai Surabaya timur, selatan, barat, hingga utara.

Berkeliling

“Modus operandi yang dilakukan tersangka bersama kelompoknya adalah berkeliling mencari sasaran, yang rata-rata wanita. Mereka menggunakan senjata tajam untuk mengancam, memepet korban, lalu merampas bawaan korban,” paparnya, seperti dikutip Kompas.com.

AKBP Bahagia Dachi menambahkan, anak buahnya masih melakukan pengejaran terhadap anggota komplotan yang termasuk dalam jaringan Nuri. “Informasi dan data awal sudah kami dapatkan,” tegasnya.

Dachi juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengamankan 13 orang tersangka penjahat jalanan. Operasi penangkapan terhadap para penjahat itu termasuk dalam kegiatan polisi menjelang coblosan ulang Pilwali Surabaya.

“Mereka adalah para preman, copet, pelaku perampasan dan pencuri,” tambahnya.

Dibaca: 2 kali

Seorang Pelaku Kejahatan Ditembak Mati Polisi

Sabtu, 24/07/2010 07:40 WIB

Surabaya
- Sesosok mayat pria terbujur kaku di ruang jenazah RSU dr Soetomo. Di dada kanannya tampak bercak darah yang keluar dari lubang bekas peluru yang bersarang di dadanya.

Pria yang mengenakan kaos hitam, berjaket hitam, bercelana jeans dan belum diketahui identitasnya itu adalah seorang pelaku kejahatan yang baru saja ditembak mati polisi.

"Nunggu rilisnya nanti siang saja," kata Kanit Pidum Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Arbaridi Jumhur, melalui pesan singkatnya, Sabtu (24/7/2010).

Selain identitas, Jumhur juga enggan menjelaskan apakah pria tersebut ditembak dan
alasan ditembak. Termasuk juga kejahatan apa yang telah dia lakukan sehingga
membuatnya diburu polisi.

(iwd/fat)

http://us.surabaya.detik.com/read/2010/07/24/074021/1405683/466/seorang-pelaku-kejahatan-ditembak-mati-polisi

Portret Kelana Kota

SERING ANCAM KORBAN, PELAKU CURAS DITEMBAK MATI

24 Juli 2010, 18:33:59

AKBP BAHAGIA DACHI Plh Wakapolrestabes Surabaya menunjukkan foto MUHAMAD NURI (22) warga Banyu Urip Wetan Surabaya, tersangka pencurian dengan kekerasan (curas) yang ditembak mati dalam konferensi pers, Sabtu (24/07). Selain curas, DACHI yang didampingi AKBP ANOM WIBOWO Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya (kanan) dan Kompol WIWIK SETYANINGSIH Kasubag Humas Bag Ops Polrestabes Surabaya juga merilis 13 tersangka pelaku kejahatan jalanan selama Operasi Cipta Kondisi jelang Pemilukada ulang.

http://www.suarasurabaya.net/potretkelanakota/?d=&id=d31c273b27ae63da3429d225309ca75e9593


Monday, 19 July 2010

Melawan Polisi, Kaki Pelaku Curanmor di Samarinda Ditembak

MINGGU, 18 JULI 2010 | 15:16 WITA

tribun kaltim/muhammad yamin
Nurdin (paling kanan) dan Ateng (paling kiri) terluka di bagian kakinya karena ditembak.

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Yamin

SAMARINDA, tribunkaltim.co.id -
Dua pria diduga pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Samarinda, Nurdin dan Yurniansyah alias Ateng, ditembak polisi. Pasalnya mereka berusaha melawan polisi dan mencoba melarikan diri saat hendak diamankan.

Kapoltabes Samarinda melalui Wakasat Reskrim AKP Fatih Nurhadi menjelaskan polisi terpaksa mengeluarkan tembakan karena keduanya sudah diperingatkan agar menyerahkan diri namun berusaha kabur. "Keduanya mencoba melarikan diri dan melawan polisi saat ingin ditangkap," katanya, Minggu (18/7/2010).

Nurdin ditangkap pada Jumat(16/7/2010) lalu bersama penadahnya Saini yang membawa kabur empat sepeda motor di wilayah Samarinda Ulu dan Samarinda Utara. Kendaraan tersebut lalu dijual ke Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat. Setiap satu unit sepeda motor dijual seharga Rp 2 juta. (*)

http://www.tribunkaltim.co.id/read/artikel/62135