Thursday, 30 December 2010

Bandar Besar Narkoba Ditangkap

30/12/2010 00:12 | Narkoba
Liputan6.com, Ciamis: Seorang bandar besar narkoba, Yayan Suhyana alias Ones, yang biasa memasok ganja di Ciamis, Jawa Barat, ditangkap setelah sebutir timah panas polisi bersarang di kakinya, Rabu (29/12).

Seorang petugas menjelaskan Yayan terpaksa dilumpuhkan polisi karena tersangka berusaha melarikan diri saat disergap di rumah kontrakannya di daerah Gaya Luhur, Cilacap, Jawa Tengah. Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti sebanyak setengah kilogram ganja.

Polisi menambahkan Yayan dikenal sebagai bandar ganja licin yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang kepolisian. Ia pun mengaku menggeluti bisnis haramnya selama tujuh tahun dan belum pernah sekali pun merasakan penjara. Penangkapan itu penyergapan beberapa anak buah kepercayaannya yang tertangkap lebih dulu. (ADI/YUS)

http://buser.liputan6.com/berita/201012/313578/Bandar.Besar.Narkoba.Ditangkap

Polisi Bongkar Sindikat Curas

Rabu, 29 Desember 2010 , 13:14:00

Pontianak. Anggota Reskrim Polresta Pontianak menangkap Ismit, 30, salah satu pelaku pencurian dengan kekerasan di Jalan Apel, Selasa (28/12) dini hari. Ismit ditangkap atas nyanyian temannya yang duluan ditangkap polisi.

Kasat reskrim Polresta Pontianak AKP Puji Prayitno mengatakan, tertangkapnya Ismit merupakan petunjuk dari Roy, rekannya yang biasa bersama-sama melakukan aksi kejahatan. Ismit ditangkap di Jalan Apel. Dia sudah menjadi target anggota Reskrim Polresta Pontianak. Sementara Roy ditangkap di Sungai Pinyuh.

“Mencoba melawan, Roy ditembak anggota Pinyuh,” ungkap Puji.

Ismit dan Roy melakukan aksinya berkelompok dengan cara berpencar. Masing-masing mencari korbannya. Polisi baru mengungkap lima TKP kejahatan mereka. Mudusnya berkelompok menggunakan motor, ada tiga kelompok. Mereka beraksi sebanyak empat orang menggunakan motor. “Itu pengakuan tersangka,” jelas Puji.

Aksi Ismit dan Roy bukan hanya di Pontianak, tetapi juga melewati lintas daerah hingga ke Kabupaten Ketapang. “Ada lima TKP yang baru kita ketahui, Jalan Juanda, Setia Budi, Gajah Mada, Jalan Pattimura dan juga di Ketapang dengan menjambret nasabah bank,” tegasnya.

Mereka memperlakukan korbannya dengan cara mengancam, bahkan melukai, jika keinginan tidak dipenuhi. Dengan tertangkapnya dua orang komplotan Curas ini, menjadi modal polisi untuk mengungkap pelaku lainnya. (sul)

http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=84088

Wednesday, 29 December 2010

Polisi Tembak Dua Perampok

Tuesday, 28 december 2010 09:23

Dua dari lima perampok yang menganiaya wanita lajang di Jalan Bojong Megah Raya, Bojong Rawa Lumbu, Bekasi Timur, roboh diterjang peluru petugas Polsek Bekasi Timur, Senin (27/12) pagi. Terbongkarnya kawanan ini karena salah seorang tersangka menyerahkan diri lantaran dihantui dosa.


Kini tersangka Supriyanto yang kaki kanannya ditembak, Trimo, Ismail, Wahyu yang paha kiri ditembak dan Ahmad Hamdani diperiksa intensif. Barang bukti berupa mobil Toyota Inova B-8151- DY, 3 lembar fotocopy STNK dan sebuah kunci mobil disita.


Perampokan itu terjadi, Sabtu (11/12) sekitar pukul 01.30 WIB di rumah Lyly Miliani (45) Jalan Bojong Megah Raya Blok C 31 RT 3/17, Bojong Rawa Lumbu, Bekasi Timur. Wanita karyawati perusahaan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok ini dianiaya penjahat lalu diikat di kamar mandi dengan mulut disumpal kain pel. Sejumlah BH, celana dalam dan lain-lain serta mobil dibawa kabur pelaku. Luka berdarah di kening akibat pukulan kayu, membuat korban melapor ke Polsek Bekasi Timur.


Menurut tersangka Wahyu, ia diminta tersangka Supriyanto menjualkan mobil Inova hasil kejahatan. Mobil tersebut dibawa Wahyu ke arah Cihampelas, Bandung. Namun mobil tersebut tak jua ada yang mau membelinya. Bahkan janji Supriyanto yang akan memberinya uang Rp 3 juta tak jua terealisasi sampai janji memberi uang makan Rp 150 ribu Wahyu belum menerimanya.


”Mobil saya parkir di depan gang rumah orangtua saya. Saya selama itu selalu tidur di mobil menunggu pembeli. Makan minta sama orangtua, Istri dan seorang anak saya tinggal di Bekasi,” papar Wahyu tertunduk.


Minggu (26/12) karena takut selalu dihantui dosa, lelaki karyawan percetakan dan kuli bangunan ini lari ke Bekasi. Ia menyerahkan diri ke Polsek Bekasi Timur. “Semula saya menutupi teman-teman saya. Namun akhirnya saya memberitahu lantaran tak tahan,” paparnya.


Senin (27/12) sekitar pukul 08.00 Wahyu dibawa menunjukkan tempat persembunyian para perampok ini. Empat temannya itu pun ditangkapi di pangkalan koasi K 11 B maupun di Rawa Lumbu. Mereka sopir koasi berkomplot dengan pengojek.


http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&task=view&id=51825&Itemid=57

Pembunuh Tukang Jagal Ditembak Polisi

Rabu, 29 Desember 2010 - 12:52 WIB

JAKARTA (Pos Kota) – Setelah dua hari buron, tersangka pembunuh mantan tukang jagal hewan di Koja, Jakarta Utara ditangkap aparat Polres Jakut, Selasa (28/12) malam. Petugas terpaksa melumpuhkan pelaku menggunakan timah panas lantaran mencoba melawan saat mau ditangkap.

Yana Suryana, 27, ditangkap di tempat persembunyiannya di daerah Garut,Jawa Barat. Sebutir peluru yang bersarang di paha kirinya mengakhiri upaya perlawanan tersangka.’Dia mencoba kabur dengan melawan petugas, bahkan pelaku sempat meneriaki anggota sebagai maling,’ujar Kasat Reskrim Polres Jakut AKBP Irwan Anwar, Rabu (29/12).

Dalam pengakuannya, Yana mengakui perbuatannya membunuh Bambang, temannya. ‘Saya kesal karena pernah menjanjikan pekerjaan kepada saya di Pelabuhan Tanjung Priok. Padahal saya sudah memberikan uang sebesar Rp. 150 ribu sama dia,’ tuturnya.

Pembunuhan itu terjadi pada Minggu (26/12) lalu. Bambang, 25, ditikam pelaku menggunakan sangkur setelah keduanya sempat terlibat keributan di sebuah tempat pangkas rambut. Tubuh korban ditemukan tergeletak di Jalan Raya Sindang, Kel.Koja.(yahya/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/12/29/pembunuh-tukang-jagal-ditembak-polisi

Kepolisian Dominan Lakukan Kekerasan

Rabu, 29 Desember 2010
JAKARTA (Suara Karya): Institusi Kepolisian dinilai sebagai lembaga paling dominan dalam melakukan tindak kekerasan pada 2010. Selain menunjukkan watak kekerasan dan diskriminatif, aparat kepolisian juga dianggap masih menikmati lemahnya mekanisme korektif atas kejahatan yang mereka lakukan.

Demikian kesimpulan catatan akhir tahun yang dilaporkan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) kepada wartawan di kantor Kontras, Selasa (28/12). "Aparat negara gagal meresapi prinsip-prinsip demokratis yang antikekerasan dalam praktik sehari-hari," ujar Koordinator Kontras Haris Azhar.

Meski demikian, Kontras mencatat, selama dua belas tahun terakhir Polri sudah membenahi internal mereka, baik di level paradigmatik maupun empirik. Namun upaya tersebut tidak berbanding lurus dengan perbaikan citra di mata publik.

Sepanjang 2010, Haris menyebutkan, sedikitnya terjadi 34 kekerasan yang dilakukan polisi. Kekerasan tersebut mayoritas berbentuk penyiksaan saat terjadi penyidikan perkara oleh polisi. Dari 34 kasus, delapan di antaranya mengakibatkan warga sipil meninggal karena ditembak.

"Misalnya peristiwa yang terjadi di Buol, dinama delapan warga tewas dan 26 luka berat. Kemudian di Papua (seorang tewas, dan dua tertembak). Warga Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, juga ikut jadi korban. Catatan Kontras, di wilayah-wilayah itu polisi berdiri di barisan pebisnis dalam konflik perebutan lahan antara pemilik modal dengan warga," ujar Haris menambahkan.

Kontras juga menyoroti seputar kegiatan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Menurut dia, sepanjang 2010, tercatat 24 orang tewas dalam operasi Densus di berbagai wilayah, seperti Jantho, Cawang, Cikampek, maupun Hamparan Perak. Ketidakjelasan prosedur operasi antiterorisme selama ini, katanya, berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM.

"Langkah-langkah yang diambil Densus bersinggungan dengan lima hal. Pertama, operasi antiterorisme tidak mendahulukan upaya persuasif sehingga kerap memakan korban. Kedua, aparat sering memilih melumpuhkan korban dulu dibanding memverikasi identitasnya.

Ketiga, keputusan menembak korban dilakukan saat sasaran tidak dalam posisi melawan. Keempat, orang yang diduga terlibat terorisme tidak pernah mendapat surat penangkapan dan penahanan. Dan kelima, dalam beberapa kasus Densus sering salah tangkap," ujarnya.

Ia juga menilai, perlindungan bagi para pembela HAM, termasuk jurnalis dan aktivis antikorupsi, belum menjadi fokus utama penghormatan HAM oleh pemerintah dan aparat hukum di Indonesia. Terakhir, katanya, pada 17 Desember 2010, Alfrets Mirulewan, jurnalis Pelangi di Maluku Barat Daya diduga dibunuh.

Bentuk lain tindakan buruk terhadap pekerja HAM dan demokrasi, misalnya, krimininalisasi dan ketiadaan proses hukum dalam kasus Tama S Langkun (staf ICW) yang dipukuli kasusnya tidak menunjukkan titik terang meskipun polisi mengaku sudah bekerja, SBY sudah menyatakan dukungan atas penuntasan serta Kapolri terpilih Timur Pradopo menyatakan prioritas kasus ini. (Sugandi)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=269303

Sunday, 26 December 2010

Napi Gantung Diri di Kamar Mandi

Sabtu, 25 Desember 2010 | 21:58 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Bekasi, Bulakkapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi, dibuat ramai dengan penemuan jasad Mulianto alias Alan bin Hendri (31), yang tergantung di plafon kamar mandi sel D1, Sabtu (25/12/2010). Sebelum ditemukan tewas, Mulianto masuk kamar mandi sel karena mengaku sakit perut.

Masih diperiksa dulu saksi-saksinya. Informasinya memang korban ditemukan gantung diri.
-- AKP Yana Darmayana

Jasad Mulianto kali pertama ditemukan Edo Firlando, penghuni sel blok D, sekitar pukul 14.45. Menurut Edo, Mulianto terlihat masuk ke kamar mandi itu sekitar pukul 14.00. Karena Mulianto tidak kunjung keluar dari kamar mandi, Edo berinisiatif memeriksa ke kamar mandi.

Korban ditemukan tergantung di plafon dengan leher terjerat pilinan sobekan kain sarung. Salah satu ujung tali kain itu diikatkan di lubang plafon kamar mandi.

Kepala Polsek Bekasi Timur, Ajun Komisaris Yana Darmayana membenarkan kejadian narapidana ditemukan gantung diri itu. Yana menyatakan belum dapat memastikan korban tewas akibat bunuh diri. "Masih diperiksa dulu saksi-saksinya. Informasinya memang (korban) ditemukan gantung diri," katanya.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/12/25/2158001/Napi.Gantung.Diri.di.Kamar.Mandi

Ternyata Penjambret yang Ditembak Polisi

Jumat, 24 Desember 2010 | 17:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Jakarta Timur akhirnya menemukan adanya kejanggalan dalam kasus penembakan dua pengendara motor di seberang Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

Korban yang sebelumnya mengaku ditembak orang dikenal rupanya ditembak seorang polisi karena diduga jambret. Demikian disampaikan Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Saidal Mursalin, Jumat (22/12/2010), usai memimpin apel pengamanan di Museum Purna Bakti Pertiwi, Jakarta.

"Petugas berulang kali mengunjungi lokasi kejadian sesuai keterangan kedua korban, namun kami menemukan banyak kejanggalan" ujarnya.

Kejanggalan terjadi pada kesaksian kedua korban tembakan yang dinilai meragukan. Saidal mengungkapkan keduanya mengaku kejadian penembakan terjadi di sekitar kantor Kecamatan Pulogadung pada siang hari dan banyak orang.

Setelah ditelusuri, polisi sama sekali tidak menemukan saksi mata yang mengetahui kejadian penembakan itu. Kedua korban yakni Marfin (27) dan Yogi Eko Wibowo (20) sempat mengaku kepada polisi ditembak orang tak dikenal yang mengendarai motor Yamaha RX-King.

Penembakan diungkapkan keduanya terjadi usai terjadi percekcokan. Akibat penembakan itu, peluru menembus tangan Marfin dan satu buah peluru bersarang di lengan Yogi yang tengah membonceng Marfin.

Mereka akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Harun, Duren Sawit, Jakarta Timur dan pihak keluarga langsung melaporkan kejadian ini kepada aparat kepolisian. Namun, cerita ini bertolak belakang dengan temuan polisi. "Ternyata dia adalah pelaku penjambretan yang ditembak Polisi di kawasan Cempaka Putih," ucap Saidal.

Temuan polisi tersebut juga didukung pengakuan Marfin dan Yogi yang mengaku dirinya merupakan penjambret. Untuk mengembangkan kasus ini, Polres Jakarta Timur masih akan berkoordinasi dengan Polres Jakarta Pusat.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/12/24/17033563/Ternyata.Penjambret.yang.Ditembak.Polisi

Pencopet HP Ditembak

PALEMBANG - Seorang lelaki diduga kawanan pencopet, Deni Asep (17) ditembak oleh aparat Unit Pidum Polresta Palembang, Jumat (24/12). Deni diduga pelaku pencopetan hand phone (HP) milik salah seorang jemaah saat shalat Jumat di Masjid Agung.

Deni yang mengaku tinggal di Jl Ki Gede Ing Suro RT10/08 Lr Serengam 1 ini menuturkan, dia beraksi di Masjid Agung seusai shalat. Sasarannya adalah HP seorang PNS Dinas PU atas nama Hermanto Nasir (41), tinggal di Perum OPI.

“Saya mencopet karena diajak Kiko (22),” kata Deni saat diperiksa polisi. Modusnya, saat korban melintas di depan mereka, kedua pelaku langsung membuntuti dari arah belakang. Rupanya korban melihat-lihat jualan di trotoar depan masjid. Kemudian Deni berperan sebagai penghalang langkah korban, langsung memepat korban. Sedangkan Kiko mengeksekusi HP dalam saku kiri baju korban.

Aksi kedua pencopet ini diketahui oleh Hermanto Nasir yang seketika itu berteriak. Namun kedua pelaku berhasil lepas dari kejaran warga. Setelah itu korban melapor ke SPK Polresta Palembang.
Unit Pidum Polresta Palembang kemudian bergerak ke lokasi, lalu melakukan pengintaian. Benar saja, kedua pelaku masih berada depan eks Bioskop Garuda Jl Merdeka Palembang. Rupanya pelaku mengetahui kedatangan petugas dan langsung kabur. Deni kemudian berhasil disergap.

Penjual ikan di Pasar Kuto ini terpaksa ditembak karena berusaha melarikan diri. Sementara barang bukti HP nokia milik korban dibawa kabur oleh Kiko yang saat ini masih buron. “Satu pelaku lagi masih diburu,” kata Kapolresta Palembang Kombes Pol Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Reskrim Kompol Anisullah M Ridha.
Pencopet Berjilbab

Aksi serupa dialami Yohana (46), tinggal di Kompleks Megahasri. Korban mengaku telah kecopetan saat belanja di Internasional Plaza, Jumat (24/12) pukul 12.30. Rupanya pelakunya seorang wanita berjilbab yang menghilang di balik keramaian. Korban mengaku sempat mengejar pelaku, namun kehilangan jejak. Korban kehilangan dompet berisi uang Rp 385 ribu, STNK, SIM dan dokumen penting milik sekolah. (mg4/mg18)

http://www.sripoku.com/view/55949/pencopet_hp_ditembak

Saturday, 25 December 2010

Ngaku Ditembak Polisi, Ternyata Jambret

pistol/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur mulai menguak misteri penembakan terhadap Marvin (23) dan Yogi (20) yang awalnya dikatakan terjadi di wilayah Cakung. Pengakuan baru keduanya adalah mereka merupakan pelaku penjambretan.

"Mereka tertembak saat melakukan aksinya di Cempaka Putih, Jakarta Pusat," kata Kapolres Metro Jaktim Kombes (Pol) Jaktim sesuai Gelar Pasukan Pengamanan Malam Natal 2010 di Lapangan Purna Bhakti, TMII, Jumat (24/12) siang.

Hingga kini, detail kronologis pengakuan Marvin dan Yogi masih didalami Polres Jaktim berkoordinasi dengan Polres Jakpus. Ini berarti, dari dua penembakan berbeda yang terjadi pada Selasa (21/12) lalu tidak ada yang terjadi di wilayah Jaktim.

Sebelumnya, penembakan terhadap Firdaus Firmansyah (33), tukang ojek yang mengaku ditembak penumpangnya ternyata hanya alibi palsu. Firdaus ternyata target operasi Satuan Narkoba Polres Bekasi yang coba ditangkap di Jalan Ahmad Yani, Bekasi. Tembakan pun dilakukan petugas samaran karena Firdaus coba melarikan diri.

Red: Stevy Maradona
Rep: c41

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/12/24/154246-ngaku-ditembak-polisi-ternyata-jambret

Mencoba Kabur, Dua Penjambret Ditembak




















\



24/12/2010 19:14 | Penjambretan
Liputan6.com, Makassar: Irfan mengerang kesakitan setelah kakinya tertembak timah panas. Penjahat spesialis penjambret ini terpaksa ditembak polisi lantaran berusaha kabur setelah diminta menunjukan tempat menyembunyikan barang hasil kejahatannya, Jumat (24/12). Sebelumnya, tersangka diberi tembakan peringatan.

Tak hanya Irfan, Aswin, rekannya juga bernasib sama. Aswin ditembak kakinya oleh polisi karena berusaha kabur. Padahal, kedua tersangka baru ditangkap polisi lantaran menjambret tas milik istri polisi di Jalan Adiyaksa, Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan. Kedua tersangka yang dikenal licin ini kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dikeluarkan timah panas yang bersarang di kakinya.

Irfan dan Aswin cukup lama menjadi target polisi. Mereka merupakan residivis dalam kasus serupa. Operasi mereka biasanya di wilyah Makassar dan Maros. Dalam menjalankan aksinya, kedua pelaku ini terbilang sadis dan tak segan-segan melukai korbannya jika melawan. Atas kejatahannya, Irfan dan Aswin dikenakan pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan terancam hukuman tujuh tahun penjara.(BOG)

http://buser.liputan6.com/berita/201012/312879/Mencoba.Kabur.Dua.Penjambret.Ditembak

Thursday, 23 December 2010

Kombinasi Rampok-Teror Warnai Pola Kriminalitas

INILAH.COM, Jakarta - Ada yang unik dalam catatan kriminalitas di negeri ini sepanjang 2010. Dikatakan unik karena kini terjadi kombinasi antara kriminalitas jalanan (street crime) dengan aksi terorisme.

Kasus yang paling kentara adalah perampokan Bank CIMB Niaga di Medan pada 18 Agustus 2010. Memang, ini bukan tren dan tidak banyak terjadi. Namun, ini merupakan fenomena yang bukan tidak mungkin terjadi lagi di tahun mendatang. Itulah mengapa kasus ini patut menjadi catatan.

Perampokan Bank CIMB Niaga itu patut menjadi perhatian, selain karena peristiwanya, juga karena tujuan melakukannya. Para perampok nekat melakukan aksi itu di siang bolong. Tidak tanggung-tanggung mereka beraksi bak film action produksi Hollywood.

Mereka membawa senjata api mematikan sekelas M-16 atau AK47 dan tentu saja pistol. Sebanyak Rp300 juta berhasil dilarikan dalam perampokan tersebut. Jatuh juga korban manusia, yakni Briptu Immanuel Simanjuntak (28), anggota Brimob yang diperbantukan mengamankan bank tersebut.

Perampokan ini bukan kriminal biasa karena para pelakunya terkait dengan jaringan terorisme. Uang hasil rampokan itu nantinya akan digunakan utnuk membeli perlengkapan teror, seperti senjata api. "Para pelaku perampokan itu mencari dana dengan tujuan untuk membantu kegiatan terorisme," katanya Kapolri saat itu, Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri.

Densus 88 pun diturunkan untuk mengusut kasus tersebut. Tanpa kesulitan berarti, tim Densus menemukan jaringannya hingga pada 19 September 2010 sebanyak enam pelakunya ditangkap. Tiga orang ditembak mati dan tiga tersangka lainnya ditahan guna pengembangan penyidikan.

Berdasarkan hasil indentifikasi terdapat sekitar 33 orang yang terlibat kasus perampokan di berbagai daerah di tanah air, 18 di antaranya sudah ditangkap dan enam pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan.

Sebanyak 15 perampok lainnya belum tertangkap. Dari enam pelaku perampokan itu, tiga tewas ditembak mati karena mencoba melawan.

Kasus ini tidak berhenti begitu saja. Sebab, tidak lama setelah kasus ini terjadi lagi perampokan bank, namun kali ini sasarannya adalah mesin ATM. Perampokan itu terjadi di lingkungan Universitas Bung Hatta Kabupaten Padang Pariaman, Padang, Sumatera Barat.

Polisi pun melakukan pengejaran dan ternyata membuahkan hasil. Beberapa perampoknya tertangkap dan ada pula yang tewas dalam baku tembak.

Berhentikah aksi mereka? Tidak, bahkan sebaliknya kawan-kawannya membalas dendam dengan menyerang Kepolisian Sektor (Polsek) Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 22 September 2010. Tiga anggota polisi tewas akibat penyerangan itu.

Belajar dari kasus tersebut, publik kini perlu waspada bahwa peristiwa yang sama bukan tidak mungkin terjadi lagi di tahun depan. Berakhirnya tahun 2010 tentu bukan pula berarti aksi seperti itu berakhir. Perampokan untuk tujuan terorisme bagaimanapun harus tetap diwaspadai.

Bagi kepolisian, kasus perampokan untuk tujuan terorisme harus benar-benar dihentikan. Tentu saja itu berarti pula menghentikan aksi terorisme secara keseluruhan. Cukup kasus yang terjadi menjadi catatan 2010, bukan menjadi agenda untuk tahun mendatang.
http://nasional.inilah.com/read/detail/1082602/kombinasi-rampok-teror--warnai-pola-kriminalitas

Dua Penjahat Spesialis Jambret Ditembak Polisi

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Sektor Panakkukang, Kota Makassar, menembak dua resedivis spesial jambret. Tersangka ditembak usai beraksi di Jalan Pandang Raya, Makassar, Kamis (23/12) dini hari.


Kedua tersangka bernama Irfan, 18 tahun dan Aswin, 19 tahun. Keduanya merampas tas milik korban yang juga kebetulan anggota polisi. Setelah menjambret, tersangka mencoba
melarikan diri di kompleks Perumahan Maizonet, tetapi berhasil dikejar polisi.

Tak bisa dihindari, aksi kejar-kejaran terjadi di kompleks perumahan Maizonet. Namun, pelaku yang menggunakan sepeda motor tidak menghiraukan polisi yang terus melesatkan tembakan peringatan. Tak ingin buruannya kabur, polisi lalu mengarahkan tembakan ke tubuh tersangka.

Dua timah panas langsung bersarang di kaki kanan tersangka. Tersangka yang baru sebulan lepas dari tahanan itu berhasil dilumpuhkan polisi.

Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Pnakkukang, Inspektur Satu Agus Afandy mengatakan, pelaku telah puluhan kali melakukan aksinya di jalanan. Mereka mengincar pengendara motor yang membawa tas.

"Rata-rata korbannya perempuan. Mereka tidak segan-segan melukai korban jika aksinya hendak digagalkan," ujar Agus.

Irfan yang ditemui di Polsekta Panakkukang mengaku sekitar 10 kali beraksi. Mereka mengincar tas yang kerap berisi uang maupun telepon seluler.

Selain di wilayah Panakkukang, kedua orang yang sudah berteman selama lima bulan ini juga beraksi di Tamalate, Tamalanrean Rappocini, dan Manggala, Kota Makassar. Bersama tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa tas dan senjata tajam yang digunakan untuk beraksi.

ABDUL RAHMAN


http://www.tempointeraktif.com/hg/makassar/2010/12/23/brk,20101223-301037,id.html

Mahasiswa Ditembak Polisi saat Tuntun Sepeda Motor

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Cita-cita menjadi polisi yang dimiliki Widiarto (22) tampaknya akan dipikirkan lagi. Sebab mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) Fisipol Universitas Pembangunan Nasional justru tersungkur setelah punggung kirinya ditembus timah panas polisi.

Warga dusun Meling, Jetak, Tulakan, Pacitan Jawa Timur ini Rabu (22/12/2010) ditembak polisi di kawasan Cepit Depok Sleman. Saat itu, Widiarto diketahui tengah menuntun sepeda motor Kawasaki Ninja.

Saat membawa sepedamotor yang diakui sebagai miliknya itu, Widiarto bersama dengan tiga temannya. Karena diduga sebagai pencuri, polisi berpakaian preman yang langsung melepaskan tembakan dan salah satunya mengenai Widiarto.

Saat ini, Widiarto terbaring lemah di Ruang Intermediate Care RSUP Dr Sardjito. "Dia sangat ingin menjadi polisi. Setelah lulus kuliah, Widiarto akan mendaftar polisi,” kata Sutarjo (50) ayah Widiarto kepada Tribun Jogja yang ditemui di RSUP Dr Sardjito, Kamis (23/12/2010).

http://www.tribunnews.com/2010/12/23/mahasiswa-ditembak-polisi-saat-nuntun-sepeda-motor

Polisi Menilai Keterangan 2 Korban Luka Tembak Janggal

Kamis, 23/12/2010 20:20 WIB
Jakarta
- Setelah mengungkap kasus misteri penembakan residivis narkoba yang menyaru tukang ojek di Jl Raya Bekasi, Selasa (21/12/2010) lusa, polisi masih terus mengumpulkan bukti terkait insiden peristiwa serupa yang menimpa Marfin (27) dan Yogi (20). Polisi menyatakan terdapat kejanggalan dalam keterangan keduanya.

"Pengakuan sementara ditembak orang tidak dikenal tapi dari bukti di lapangan kecenderungan menjadi tanda tanya," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur Kompol Dodi Rahmawan, saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Timur, Jl Matraman Raya, Kamis (23/12/2010).

Kejanggalan yang menjadi tanda tanya itu adalah ketika keduanya mengaku ditembak di Jl Raya Bekasi Timur. "Dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) tidak satu pun saksi yang membenarkan ada peristiwa penembakan. Bahkan keduanya tidak mengenal lokasi kejadian yang disebutkannya," kata Dodi.

"Kita masih mengumpulkan bukti-bukti untuk kasus ini, kita uji alibi keduanya," imbuh Dodi.

Disinggung rekam jejak kedua korban penembakan, Dodi menyatakan Marfin dan Yogi bukan termasuk residivis.

"Tapi dari tes urine keduanya positif mengkonsumsi ganja," tegas Dodi.

Dalam keteragan polisi kepada wartawan sebelumnya, keduanya mengaku dibawa keluarganya ke RS Harum, Jl Kalimalang pasca ditembak pria tak dikenal. Polisi telah meminta keterangan keluarga.

"Kita masih mencari seseorang yang bernama Yudi. Karena menurut keluarga Yudi-lah yang membawa korban ke rumah sakit, sementara keluarga mengikuti dari belakang," katanya.

Kondisi keduanya saat ini dalam kondisi stabil di RS Polri, Kramatjati dan dalam pengawasan aparat kepolisian. Yogi, korban dengan peluru bersarang di dada sebelah kiri, masih menunggu tindakan operasi pengambilan serpihan peluru.

Apakah ada kaitan dengan peristiwa tertembaknya Firdaus Firmansyah?

Dodi mengatakan pihaknya masih mengembangkan dan menelusuri apakah ada keterkaitan atau tidak di antara dua peristiwa tersebut.

Polisi berhasil mengungkap pelaku penembakan terhadap Firdaus Firmansyah yang mengaku sebagai tukang ojek. Firdaus diketahui sebagai residivis narkoba. Firdaus alias Bulik tertembak satu dari tiga peluru yang dimuntahkan petugas Sat Narkoba Polres Kota Bekasi saat melarikan diri dari sergapan petugas yang menyamar, di depan kantor Pemda Bekasi.

Polisi yang menembakan peluru tidak menyadari jika tembakannya mengenai Bulik. Bulik sempat pulang ke rumah dan dibawa ke RS Bakti Kartini dan dirujuk ke RSUD Bekasi.

"Baju yang dikenakan sempat dicuci keluarga karena ada bercak darah," kata Dodi.

Petugas keamanan RSUD Bekasi langsung mengabari Polsek Cakung adanya korban penembakan yang terjadi di Cakung.

Polsek langsung berkoordinasi dengan Polres Kota Bekasi untuk mengkonfrontir Bulik. "Setelah dicek Polres Bekasi membenarkan jika Bulik adalah incaran polisi," kata Dodi.

http://us.detiknews.com/read/2010/12/23/202043/1532047/10/polisi-menilai-keterangan-2-korban-luka-tembak-janggal?n991101605

Wednesday, 22 December 2010

Duh...Mahasiswa UPN Yogya Ditembak Polisi

Rabu, 22 Desember 2010, 17:14 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Seorang mahasiswa, Widiarto, harus menjalani operasi di RS Dr Sarjito, karena ditembak anggota polisi dari Polsek Depok Timur, Sleman, Rabu dini hari. Widiarto adalah mahasiswa Jurusan HI, Fisipol, UPN Veteran Yogyakarta. Ia menderita luka di pinggang kirinya, yang tembus ke luar di dada kirinya.

Kapolsek Depok Timur ABP Nanang membenarkan kejadian ini. Saat ditemui di RS Dr Sarjito kemarin siang, ia belum mau berkomentar banyak tentang peristiwa ini. Ia hanya menjelaskan kejadiannya bermula saat Rabu dini hari anggotanya mendapatkan tiga sampai empat orang anak muda yang kedapatan sedang mendorong sebuah sepeda motor merk Kawasaki Ninja di kawasan Dusun Jepit, Caturtunggal, Condongcatur, Depok, Sleman.

Kata Kapolsek, saat didekati anak-anak muda ini malah melarikan diri berpencar. Ia menjelaskan anak buahnya lalu mengejar salah seorang dari anak muda ini. Menurut dia, walau polisi sudah memberikan tembakan peringatan anak muda tersebut tetap lari, dan akhirnya polisi menembaknya.

Versi polisi ini berbeda dengan cerita, Moh Nuhan, teman Widiarto. Menurut Nuhan, malam kejadian itu ia bersama Widiarto baru pulang dari Kudus. Katanya, karena motor tersebut mogok, mereka berdua kemudian mendorongnya untuk dibawa ke tempat kos-kosan Widiarto di Jl Amarta 21B, Condongcatur, Depok.

Dijelaskannya, saat itu mereka menjadi ketakutan karena tiba-tiba saja didatangi sejumlah orang. ''Saya mengira mereka preman, sehingga kami melarikan diri,'' kata Nuhan di RS Dr Sarjito.

Humas RS Dr Sarjito, Trisno Heru Nugroho, mengatakan Widiarto dibawa ke UGD RS Dr Sarjito pukul 02.32. ''Saya membenarkan rumah sakit ini menerima pasien bernama Widiarto yang masuk ke UGD pukul 02.32 dengan luka yang diduga akibat tembakan,'' tuturnya.

Ia menjelaskan, Widiarto menderita luka di pinggang kirinya yang tembus ke dada kirinya. ''Tapi kami tidak menemukan proyektil peluru,'' tuturnya.

Katanya, Widiarto telah menjalani operasi dan kini dalam perawatan intensif. ''Tadi malam kondisinya sempat drop, tapi kini telah stabil,'' tutur dia.

Widiarto sendiri adalah mahasiswa UPN asal Dusun Meling, Desa Jetak, Tulakan, Pacitan, Jatim. Ayahnya Sutarjo (50 tahun) dan ibunya, Suwartini (46 tahun) telah datang mendampingi anaknya di RS Dr Sarjito. Sang ibu sempat histeris melihat kondisi anaknya ini.

Sutarjo berharap polisi mau bertanggung jawab dalam kasus yang menimpa anak keduanya ini -- dari tiga bersaudara. ''Kami orang kecil, petani yang tak punya apa-apa,'' tuturnya.

Red: Krisman Purwoko
Rep: yoe

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/12/22/153856-duhmahasiswa-upn-yogya-ditembak-polisi

nekat Jambret, Didor Polisi

Ahad, 19 Desember 2010, 20:19 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR - Polisi menembak kaki I Gede Astrawan, penjambret asal Keluharan Padang Kerta, Kecamatan Kota, Kabupaten Karangasem. Dia ditembak ketika melakukan aksinya di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu (18/12) menjelang petang.

"Ketika hendak ditangkap tim buser dan pecalang di Desa Mas, Kecamatan Ubud, penjambret itu berusaha melarikan diri. Salah seorang anggota buser pun menembak betis kaki kiri pelaku," kata Kapolsek Ubud AKP I Gede Redestra di Mapolsek Ubud, Ahad (19/12).

Saat ini, penjambret yang sebelumnya bekerja sebagai sopir kendaraan pengantar wisatawan di Denpasar itu, tengah menjalani pemeriksaan di Mapolsek Ubud. Pelaku kata Redestra, juga merngaku melakukan penjambretan di tempat lain.

Pelaku yang mengendarai sepeda motor Vario, menjambret kalung seberat 10 gram milik Anak Agung Rai Kartini asal Banjar Silungan, Desa Dlodtunduh, Kecamatan Ubud. Kala itu korban datang dari arah barat menuju ke timur dan disusul oleh pelaku. Setelah sampai di tempat sepi, di depan kuburan Desa Mas, pelaku memepet korban dan langsung merampas kalung yang dikenakan oleh AA Rai Kartini.

Namun korban tidak menyerah begitu saja, dia melakukan perlawanan dengan menendang sepeda motor yang dikendarai pelaku, hingga penjambret dan sepeda motornya itu terjatuh. Setelah terjatuh itulah, jelas Kapolsek, pelaku sempat melarikan diri ke arah barat. Namun upaya pelarian itu gagal, karena korban berteriak meinta tolong dan secara kebetulan petugas buser Polsek Ubud yang sedang berpatroli lewat di TKP.

Karena tidak mau berhenti setelah diberi tembakan peringatan, petugas akhirnya menembak kaki pelaku dan dia pun terjatuh. "Saat itulah pelaku berhasl kami tangkap," kata Redestra.

Red: Stevy Maradona
Rep: Ahmad Baraas

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/hukum/10/12/19/153291-nekat-jambret-didor-polisi

Tuesday, 21 December 2010

Polisi Baiat Anggota Geng Motor

MINGGU, 19 DESEMBER 2010

TASIKMALAYA, TRIBUN - Sejumlah komunitas sepeda motor mendeklarasikan penolakan terhadap keberadaan geng motor di Mapolres Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (19/12). Selain menuntut dibubarkannya geng motor, mereka juga mencanangkan budaya tertib lalu-lintas.

Pada kesempatan sama, Polresta Tasikmalaya membaiat puluhan anggota tiga geng motor di Alun-Alun Kota Tasikmalaya. Setelah dibaiat untuk tidak melakukan tindakan kirminal, ketiga anggota itu diwajibkan membersihkan berbagai bentuk vandalisme yang tersebar di beberapa titik Kota Tasikmalaya.

Pelaksanaan deklarasi penolakan terhadap geng motor, diawali dengan penandatanganan naskah deklarasi oleh seluruh perwakilan komunitas sepeda motor. Kemudian dilaksanakan pembubaran geng motor Brigez. Acara dilanjutkan dengan konvoi ratusan sepeda motor berkeliling kota Kecamatan Singaparna yang juga Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya.

"Seluruh anggota Brigez menyatakan kesiapannya untuk membubarkan diri dan berbaur dengan komunitas sepeda motor lain. Mereka juga didoktrin untuk tidak berbuat onar. Jika masih saja berulah, mereka siap diproses hukum. Bahkan sesuai arahan dari Mapolda, akan ditembak di tempat jika melawan," kata Kasatlantas Polresta Tasikmalaya, AKP Wadi Syabani.

Pihak Polresta Tasikmalaya menyatakan kesiapannya untuk mengikis habis setiap tindakan geng motor. Setelah membaiat anggota geng motor, petugas Polresta Tasikmalaya mengawal anggota geng motor yang membersihkan bekas-bekas vandalisme di Jalan KHZ Mustofa, Jalan Tentara Pelajar, dan komplek olahraga Dadaha.


http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/37186/polisi-baiat-anggota-geng-motor

Perampok Alat Berat Ditembak

TENGGARONG. Petugas Polres Kutai Kartanegara (Kukar) menembak kaki kiri Agus Susanto alias Boimin (42), warga Karang Paci Samarinda, saat akan ditangkap Sabtu (18/12) siang di bilangan Desa Bukit Raya, Tenggarong Seberang.
Pasalnya lelaki berjuluk Mata Dewa tersebut, menjadi pentolan spesialis perampok alat berat yang kerap beraksi di wilayah Kukar dan sekitarnya. "Petugas terpaksa menembak lantaran tersangka (Boimin, Red) berusaha melarikan diri ketika akan ditangkap," ujar Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah kepada Sapos.
"Selain Boimin, sejumlah tersangka lainnya juga diringkus lengkap dengan barang bukti aksinya. Berupa beberapa spare part alat berat hasil jarahan mereka dari kawasan Long Sengat, Kutim (Kutai Timur)," tambah Kapolres.
Penangkapan kawanan Boimin di Tenggarong Seberang itu, berlangsung seperti layaknya adegan film laga. Boimin yang curiga tengah diburu polisi, habis-habisan memacu mobil Daihatsu Grand Max pikup berwarna biru, bernomor polisi KT 8676 MF.
Tak pelak, sejumlah polisi dipimpin Kapolsek Teluk Dalam, AKP Safi'i Nafsikin, yang dibantu petugas Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) dan satuan lainnya di Polres Kukar, harus ikutan tancap gas.
Boimin sengaja mengambil jalur desa, bukan melewati jalan raya untuk menghindari polisi. Sebab beberapa pekan terakhir, Polsek Teluk Dalam memang gencar melakukan razia serta patroli.
"Nah ketika melakukan patroli Sabtu (18/12) pagi, anggota mencurigai mobil pikup biru tersebut. Begitu hendak diperiksa, mereka malah melarikan diri melewati jalan desa," tambah kapolres.
Melihat gelagat mencurigakan, polisi lalu memburu. Namun pelarian Boimin lalu terhenti saat kendaraannya terperosok di selokan Desa Bukit Raya. "Roda belakang mobil pikap tersangka terperosok ke parit. Karena mobil tak bisa lolos dari parit itu, para tersangka kemudian melarikan diri dari kendaraannya," tambah Fadjar.
Kawanan Boimin kemudian berhamburan. Ada yang lari ke arah kebun salak warga, maupun hutan di bilangan Bukit Raya itu. Puluhan polisi langsung mengepung dibantu warga sekitar.
Belakangan 5 tersangka berhasil ditangkap. Diantaranya, Boimin, Sugianto alias Togok (24), warga Jl Cendana, Samarinda. Kemudian Tri Joko (23) dan Mabrur (45), keduanya juga tinggal di Jl Cendana, Samarinda serta Wawan (32), warga Karang Paci, Samarinda.
"Semua barang bukti, berupa kontrol panel dan perangkat finaldrive alat berat eksavator bermerk Hitachi ini, kami ambil dari Long Sengat, Kutim. Tapi saya tidak tahu, barang tersebut mau dijual ke mana oleh Boimin," ujar Mabrur.
Boimin bukan wajah baru. Beberapa tahu lalu, spesialis perampok alat berat tersebut juga pernah diringkus petugas Polres Kukar. Ternyata setelah menjalani hukuman lalu kembali ke masyarakat, Boimin kembali membentuk tim khusus untuk merampok alat berat.
"Tak hanya di beberapa kecamatan di Kukar, kami juga mengambil spare part alat berat di Samarinda, Bontang, Kutim dan Berau. Termasuk ke daerah Sulsel (Sulawesi Selatan) dan Pulau Jawa, seperti di Jatim (Jawa Timur) serta Jateng (Jawa Tengah)," tambah Mabrur yang dibenarnya Boimin.
Setelah menangkap Boimin, Mabrur, Joko, Sugianto dan Wawan, polisi kemudian melakukan pengembangan. Dari para pelaku kemudian diperoleh beberapa nama.
Polisi pun meringkus Supangat alias Bajil (36), warga Karang Paci Samarinda, lalu Kasmadi alias Pilong (21), juga tinggal di Karang Paci serta Ahim Cobainsyah (26), warga Jl Slamet Riadi, Samarinda.
"Saya memang sempat pernah ikut (merampok alat berat, Red) Boimin beberapa bulan lalu. Kami sempat mengambil finaldrive alat berat di kebun sawit, Muara Kaman. Setelah itu saya tak pernah lagi ikut aksi Boimin dan kawan-kawan," kata Pilong.
Menurut Kapolres Fadjar, para pelaku dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, ancaman penjara paling lama 12 tahun, subsider Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman penjara sampai 7 tahun. (idn)

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/9/11016

Usai Ditembak, Bripka Subur Sempat Tendang Pelaku

Metropolitan - Senin, 20 Desember 2010 | 12:26 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Anjan Pramuka Putra menjelaskan peristiwa tertembaknya anggota polisi bermula dari diperolehnya informasi dari masyarakat yang menyebutkan akan terjadinya transaksi narkoba di wilayah Depok.


"Anggota polisi yang terluka bernama Bripka Muhammad Subur dari Unit 6 Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, dia terkena luka tembak di pinggang kiri saat ini telah pulih dan keluar dari RS Polri," ujar Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Anjan Pramuka Putra, Senin (20/12/2010).

Kombes Anjan Pramuka Putra mengatakan peristiwa bermula atas diperolehnya informasi dari masyarakat yang menyebutkan akan terjadinya transaksi narkoba di wilayah Depok.

"Petugas kemudian menindaklanjuti dan berusaha menangkap dua tersangka yang diketahui mengendarai Yamaha Scorpio hitam bernopol B 6421 TVP. Saat penangkapan terjadi perlawanan. Salah seorang tersangka bergumul dengan anggota dan kemudian menembak sebanyak dua kali hingga seorang anggota terluka," jelas Anjan.

Kombes Anjat juga mengatakan meski terluka, korban sempat menendang pelaku hingga terjatuh dari sepeda motornya. "Pelaku bernama Apoy kemudian berhasil diamankan oleh anggota Direktorat Narkoba lainnya berikut barang bukti senjata rakitan dan tiga gram shabu-shabu. Sementara seorang pelaku lainnya berhasil melarikan diri dengan sepeda motor," ujar Kombes Anjat. [mah]

http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1073542/usai-ditembak-bripka-subur-sempat-tendang-pelaku

Melarikan Diri, Residivis Tewas Tenggelam di Sungai

CIAMIS, (PRLM).- Solehudin (40), warga Dusun Jati RT 01/02 Desa Parigi Kec. Parigi Kab. Ciamis, residivis yang baru sekitar satu bulan keluar dari Rumah Tahanan (Rutan) Tasikmalaya dalam kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja, tewas secara mengenaskan terbawa arus deras Sungai Sukamanah Desa Parigi, Kec. Parigi. Jasad korban ditemukan mengapung di sungai oleh Ujang, warga setempat, Selasa (21/12) sekira pukul 13.30 WIB.

Informasi diterima “PRLM”, sebelum ditemukan tewas, Solehudin berusaha melawan petugas kepolisian yang memintanya menunjukkan barang bukti ganja. “Kalau nggak salah, Solehudin datang ke rumahnya pada Senin malam. Ia datang bersama anggota polisi. Konon Soleh diminta menunjukkan barang bukti ganja yang disimpan di rumahnya,” kata Wawan (33), warga setempat.

Menurut dia, Solehudin harusnya menuruti apa keinginan petugas. Akan tetapi, saat itu, Solehudin malah berbuat nekad. Dia menyerang petugas dengan menggunakan senjata tajam yang diambilnya di belakang rumah, saat mencari barang bukti. Setelah menyerang petugas, Solihudin kemudian melarikan diri dengan menyeberang Sungai Sukamanah yang airnya sedang besar.

Petugas, saat itu berusaha menangkap Solehudin. Namun upayanya gagal, karena yang dikejar sudah menceburkan diri ke sungai. “Petugas kemudian meninggalkan rumah Solehudin,” tutur Wawan.

Ternyata, keesokan harinya, Solehudin ditemukan sudah menjadi mayat, mengambang di sungai. Penemuan mayat residivis yang masih berpakaian lengkap dan bersepatu itu, telah menggegerkan warga setempat, sepanjang Selasa siang.

Kapolres Ciamis AKBP Agus Santoso, S.Ik didampingi Kasat Reskrim Polres Ciamis, AKP Irfan Nugraha, SH saat dihubungi membenarkan kejadian ini. Menurut dia, korban memang berusaha melarikan diri dan melawan petugas saat diminta menunjukkan barang bukti hasil pengembangan kasus ganja.

Dijelaskan, pelaku sebelumnya sempat ditangkap di kawasan jembatan Cirahong Kab. Ciamis, saat dilakukan pengembangan oleh Satuan Narkoba Polresta Ciamis. Saat ditangkap, pelaku sempat mengaku bahwa di rumahnya, dia menyimpan barang bukti ganja, disimpan di sekitar kandang domba.

“Mendengar pengakuan korban, petugas pun kemudian meluncur ke rumah pelaku. Sayangnya residivis itu melarikan diri ke wilayah Sungai Sukamanah, setelah menyerang petugas," terang Kasat Reskrim AKP Irfan Nugraha. (A-112/das)***


http://www.pikiran-rakyat.com/node/130319

Kapolda: Mahasiswa Pegang Batu Bisa Ditembak

MINGGU, 19 DESEMBER 2010 | 10:10 WITA

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan Irjen Polisi Johny Waenal Usman mengatakan, polisi tidak melanggar HAM dalam peristiwa anarkis yang terjadi di Makassar pekan lalu.


Menurutnya, dalam prosedur tetap (protap) kepolisian yang baru, disebutkan bahwa polisi berhak menembak jika ada pihak yang sudah memegang batu, ketapel, dan bom molotov.

"Itu indikasi awal akan terjadi tindak anarkisme. Tapi kami selalu menahannya," kata Johny di anjungan Pantai Losari, Makassar, Minggu (19/12/2010).

Johny mengatakan sangat mendukung langkah jurnalis makassar yang berinisiatif menggelar acaraMakassar Damai.

Pencanangan Makassar Damai dihadiri oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wagub Agus Arifin Nu'mang, Ketua KPID Sulsel Aswar Hasan dan sejumlah pihak lainnya.

Simbolisasi pencanangan Makassar Damai ditandai dengan penandatanganan ikrar cinta damai di kain sepanjang 100 meter dan pelepasan burung merpati ke udara.(*)

Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/141757/Kapolda-Mahasiswa-Pegang-Batu-Bisa-Ditembak

Polda Papua Benarkan Ada Warga Ditembak

Kamis, 16 Desember 2010 | 03:32 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Peristiwa tertembaknya Andi Rahmat Faisal (31) hingga korban meninggal dunia, dibenarkan Kepolisian Daerah (Polda) Papua.

"Kami telah mendapat laporan dan benar adanya penembakan warga pada pukul 13.00 WIT di jalan antara Pos Boroway Sabron, Kabupaten Jayapura, Papua," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Wachyono kepada wartawan saat dikonfirmasi, Rabu (15/12/2010) malam.

Menurut keterangan, korban pada Senin (13/12) pergi menagih ke cabang counter tempat ia bekerja di Distrik Nimbokrang, lalu kembali membawa uang sebesar Rp 40 juta, namun sejak itu korban tidak ada kabar, akibat tertembak di tengah perjalanan dan dirampok.

"Ada saksi yang melihatnya, sehingga lansung melaporkan kejadian tersebut di pos keamanan terdekat," ucap Kombes Pol Wachyono.

Dia menambahkan, dari pemeriksaan di tempat kejadian perkara, ditemukan satu butir selongsong peluru dari senjata api laras pendek berjenis FN yang diduga milik pelaku dan sebuah helm warna hitam.

"Saksinya Oktovianus Yarisetouw (17), yang kebetulan sedang membabat rumput, selanjutnya setelah melihat kejadian ini dan melaporkannya ke pihak berwajib," kata Wachyono.

Sementara itu, Pihak Polres Jayapura hingga kini akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Untuk pemeriksaan selanjutnya, pihak Polres Jayapura masih mengumpulkan data dan informasi tentang kejadian tersebut, termasuk olah TKP," kata Wakapolres Christ Pusung.

Hingga berita ini diturunkan, korban masih diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Youwari, Sentani, Kabupaten Jayapura.

http://regional.kompas.com/read/2010/12/16/03321720/Polda.Papua.Benarkan.Ada.Warga.Ditembak