Saya Hanya Incar Sepeda Motornya
16 augustus 2010
BATAM (BP) - Sebelum ditemukan tewas membusuk di Dam Mukakuning pekan lalu, Mahfut Yunianto telah memodifikasi sepeda motor Suzuki Satria FV pemberian orang tuanya. Motor dengan nomor polisi BP 6117 itu ternyata telah diincar tetangganya sendiri OK Zulfikar Damanik,22, warga kavling Sagulung Mandiri, Sagulung.
Untuk memenuhi hasrat memiliki motor warna hitam itu, Zulfikar lalu menyusun strategi merebutnya dengan cara menghabisi nyawa sang pemilik (Mahfut, Red). Ia lalu menunggu saat jam korban akan berangkat ke tempat kerjanya di depan lorong kompleks perumahan mereka, sekitar pukul 17.00 WIB Kamis (5/8) lalu.
Jebolan SMP Negeri 21 Batam ini pura-pura hendak nongkrong di SP Plaza, Batuaji dan meminta korban mengantarnya.
Tanpa curiga, Mahfut putra pasangan Hadi Prayetno dan Sulystiowati itu memberikan tumpangan padanya.
Di atas motor, Zulfikar mengarang cerita ke korban bahwa sehari sebelumnya ia melihat sejumlah uang yang tersimpan di balik batu di Dam Mukakuning. Ia lalu mengajak Mahfut membantunya mengambilkan uang itu karena tak berani sendirian.
”Saya bilang ke dia (korban, Red) uang itu sekitar Rp2,5 juta. Nanti dibagi dua dan bisa untuk happy-happy,” sebut Zulfikar menuturkan kronologis peristiwa itu di Mapolresta Barelang, sore kemarin (15/8).
Mahfut menurut saja. Keduanya tiba di tepi dam yang cukup sepi. Matahari mulai menghilang karena sudah petang. Ia menyuruh korban mengangkat sebuah batu yang diceritakannya tadi.
Korban kembali menurutinya. Ia tak membantu mengangkat batu tersebut, melainkan menyiapkan sebuah pisau sangkur dan tali sepatu yang dibawanya dari rumah untuk menghabisi nyawa pria asal Surabaya itu.
Saat itu, kata dia, waktu sekitar pukul 19.30 WIB. Saat Mahfut mencoba mengangkat batu tersebut, ia langsung mendekat dan menyarangkan sangkur ke perutnya tapi tidak sampai melukainya. ”Dia sempat melawan. Saya lalu memukulnya dengan balok dari arah belakang kepala,” katanya. Korban yang mulai lemas tidak dibiarkannya hidup. Tali sepatu yang dibawanya lalu dijeratnya ke leher Mahfut yang kala itu terjatuh di tepi dam. Ia juga beberapa kali menikam tubuh korban.
Masih, kata Zulfikar, usai membunuh, ia langsung mengambil sepeda motor milik Mahfut dan pulang ke rumahnya mandi dan ganti baju. Tapi sepeda motor korban itu tidak dibawanya ke rumah. Ia titipkan di rumah salah satu temannya.
Ambisinya untuk gagah-gagahan dengan motor tersebut langsung diwujudkannya. Ia nyaris tak berhenti menggeber motor itu berkeliling kota bersama teman dan pacarnya.
Bahkan plat nomor polisi motor yang awalnya BP 6117 digantinya dengan nomor BP 5171 A (Siti Aminah). 5171 A adalah nomor untuk nama pacarnya. Plat ini telah dipersiapkannya beberapa hari sebelum membunuh Mahfut.
Ia lalu jarang pulang ke rumah. Kepada orang tuanya, anak kelima dari enam saudara itu mengaku sedang main dengan teman-temannya.
Polisi lalu melakukan penyelidikan dengan memeriksa sedikitnya lima teman tersangka, karena dicurigai mengetahui bahkan terlibat kasus tersebut.
Kecurigaan terhadap dia menguat setelah polisi mendapatkan informasi kalau orang terakhir yang terlihat bersama korban adalah Zulfikar. Setelah didalami, ia ternyata telah menghilang dari rumahnya yang hanya berhadapan dengan rumah Mahfut di kavling Sagulung Mandiri.
Polisi cukup kelimpungan mendapatkan tersangka. Polisi butuh waktu hampir lima hari mengejarnya. Ia sendiri sempat lolos dari kepungan polisi di kawasan Citra Batam pada Sabtu (14/8) malam lalu.
Pria 22 tahun itu berhasil melompat dari lantai dua gedung Citra Batam dan kabur ke hutan. Polisi hanya menemukan sepeda motor Mahfut yang dicurinya. Berkat informasi warga dan kerja keras tim buru sergap (buser) Satreskrim Polresta Barelang yang dipimpin Ipda Adhi Wananda dan Ipda Agung Permana, Zulfikar akhirnya diciduk tanpa perlawanan.
Ia akhirnya tertangkap sekitar pukul 10.30 WIB di pelabuhan beton Sekupang, Minggu (15/8). Ia nyaris kabur ke Tanjungbalai Karimun, karena telah mengantongi tiket salah satu kapal feri tujuan Tanjungbalai Karimun.
”Dia tertangkap atas bantuan masyarakat juga, selain kerja keras kami di lapangan,” ujar Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Agus Yulianto, kemarin.
Untuk mencari dan menemukan barang bukti dari hasil kejahatannya, Zulfikar digiring ke Dam Mukakuning dimana Mahfut dibantainya. (spt/ cr1)
No comments:
Post a Comment