SATURDAY, 28 AUGUST 2010
Polda Kalimantan Selatan bersikukuh bahwa anggotanya sudah menjalankan prosedur dengan benar dalam kasus tewasnya tersangka maling helm, Bahran (29) yang ditembak polisi gara-gara akan kabur pada Rabu (25/8) malam. Begitu menurut penyampaian Kepala Bidang Propam Polda Kalimantan Selatan AKBP Zuhdi Arrasuli.
“Sebenarnya kejadian tersebut petugas melakukan sesuai SOP pihak kepolisian, terkait situasi yang emergency,” kata Zuhdi. Meski begitu, secara prosedur pihak kepolisian juga turut bertanggung jawab untuk membawa jenazah korban dan upaya memberikan pertolongan pertama dan tanggung jawab secara kemanusiaan. “Tanggung jawab secara kemanusiaan, artinya turut berbelasungkawa atas meninggalnya tersangka,” katanya.
Bahran semula diamankan polisi karena nyaris dihakimi massa, setelah diketahui mencuri satu helm di kawasan Pengambangan, Banjarmasin. Setelah dibawa ke Poltabes Banjarmasin dan menjalani pemeriksaan, malam harinya, seorang petugs menggiring Bahran ke sel Poltabes Banjarmasin.
Belum sampai di ruang tahanan, Bahran malah melawan dengan menyodokkan sikunya ke dada polisi hingga terjatuh. Bahran pun melarikan diri. Polisi lainnya yang mengetahui kejadian tersebut langsung mengejar Bahran yang sudah berlari keluar dari area Poltabes Banjarmasin.
Sempat diberi tembakan peringatan ke udara, tapi Bahran tetap tidak menggubris. Tembakan kemudian diarahkan ke tubuh Bahran. Pemuda malang itu akhirnya jatuh dan meninggal satu jam kemudian.
Bila demi sebuah helm, sungguh sia-sia harus berkorban nyawa seperti itu. Dengan alasan ekonomi, banyak orang yang mau melakukan kejahatan seperti ini. Mungkin Bahran sendiri tidak menyangka bahwa polisi akan menembak dirinya. Terlebih lagi tidak menyangka dirinya akan berakhir seperti itu. Jika Anda menemukan Bahran-Bahran lain, berilah mereka pengertian. Berilah mereka bantuan, tapi berikan juga ‘kail’ agar dia mampu mencari ‘ikan’nya sendiri.
No comments:
Post a Comment