Tuesday, 31 August 2010

Polisi Tembak Komplotan Pembajak Truk di Lumajang


TEMPO Interaktif, Lumajang -Anggota Kepolisian Resor Lumajang menembak seorang pelaku pembajakan truk di Jalan Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Selasa (31/8).

Eko, 32 tahun, anggota komplotan pembajak yang merupakan warga Dusun Gentengan Desa Condro Kecamatan Pasirian ini ditembak saat hendak kabur ketika diminta menyerah oleh polisi.
Eko yang melakukan aksi bersama seorang temannya itu menghadang truk bermuatan gabah dengan nomer polisi S-6239-DE yang dikendarai Abdul Kadir, 36 tahun, warga Dusun Guwo, Desa Sekarjabo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Korban saat itu hendak mengirim gabah untuk digiling di penggilingan padi di Kecamatan Tempeh. Ketika tengah melewati Desa Wonorejo, truk yang dikendarainya itu tiba-tiba dihadang oleh dua orang pelaku yang mengendarai sepeda motor.

Korban yang turun dari truk melakukan perlawanan dengan memukulkan stang dongkrak mobil kepada pelaku. Sembari melawan, korban juga berteriak minta tolong kepada warga sekitar.

Kejadian ini memancing perhatian warga setempat sehingga beramai-ramai menolong korban. Hal ini diketahui juga oleh anggota Polres Lumajang, Inspektur Dua M Sueb, yang rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian perkara.

Bersana dengan warga, polisi berusaha melakukan pengepungan terhadap pelaku.
Satu orang pelaku yang identitasnya belum diketahui berhasil melarikan diri. Sedangkan seorang pelaku yang juga hendak melarikan diri keburu dilumpuhkan oleh polisi dengan menembak kakinya.

Dalam keadaan tidak berdaya, pelaku sempat menerima beberapa kali pukulan dari massa. Sedangkan seorang komplotannya berhasil kabur meninggalkan motor yang digunakannya menghadang truk tersebut. ”Seorang tersangka lainnya masih kami kejar.” kata Kepala Kepolisian Sektor Kedungjajang Ajun Komisaris Joko Yuwono.

Joko mengatakan akan berupaya agar aksi serupa tidak menganggu keamanan pengguna jalan. ”Terutama saat arus mudik dan balik lebaran mendatang,” katanya. Korban sendiri mengaku sudah dibuntuti sejak dari Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

DAVID PRIYASIDHARTA

http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/08/31/brk,20100831-275463,id.html

Warga Serbu Mapolsek, 2 Ditembak Mati

Rabu, 1 September 2010 | 03:33 WIB

PALU, KOMPAS.com - Insiden serangan warga terhadap kantor Mapolsek Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, Selasa (31/8/2010) malam, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai enam anggota Polri.

"Jumlah anggota Polri yang luka-luka tercatat enam orang," kata Kapolda Sulteng Brigjen Muhammad Amin Saleh kepada wartawan di Palu, Rabu (1/9/2010) dini hari.

Dari enam anggota Polri yang terluka itu, satu di antaranya mengalami luka bakar serius akibat terkena lemparan bom molotov dari massa penyerang. "Anggota Polri yang terbakar itu adalah personel Brimob," kata Kapolda Amin Saleh.

Ke-enam anggota Polri yang terluka itu sudah mendapatkan perawatan di RS Buol. Sementara itu, korban tewas dari pihak warga yang menyerang Mapolsek bertambah menjadi dua orang. Mereka terkena tembakan dalam insiden yang pecah Selasa pukul 21.30 WITA itu.

"Identitasnya belum kami ketahui karena situasinya masih belum memungkinkan untuk didata," kata orang nomor satu di Polda Sulteng itu.

Informasi dari Buol menyebutkan, korban tewas terakhir yang dilarikan ke RSUD Buol pada Rabu dini hari itu bernama Ridwan. Warga Kelurahan Leok itu terkena tembakan di kepala.

Korban diduga sudah tewas di lokasi bentrokan sebelum dievakuasi ke rumah sakit. Korban tewas sebelumnya bernama Amran Abjalu (19). Warga Kelurahan Kali ini terkena tembakan di bagian mata.

Kondisi dua korban lainnya, yakni Firman, warga Kelurahan Kali, dan Irfan, warga Leok, kini kritis. Dokter piket RSUD Buol, dr.Mariaty, mengatakan, pihaknya mencatat sedikitnya 17 orang korban dirawat di rumah sakit pemerintah itu.

Sementara itu, situasi Kota Biau, ibu Kota Kabupaten Buol, masih mencekam namun bentrokan sudah terhenti kendati konsentrasi kerumunan warga masih tampak di beberapa tempat.

Kerusuhan itu berawal saat sekitar 3.000 warga yang datang dari Kelurahan Buol, Leok, Kulango dan Kali yang menyerbu Kantor Polsek Biau Selasa malam.

Massa tidak dapat menerima kematian Kasmir Timumun, seorang tukang ojek, di tahanan Polsek Biau hari Senin (30/8).

Kasmir ditahan karena kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan seorang anggota kepolisian di kota itu namun hari Senin dia tewas di dalam tahanan. Banyak warga mencurigai bahwa kematiannya akibat penganiayaan.

Sebagai buntut dari kematiannya, Selasa malam sekitar pukul 21.30 WITA, ribuan warga mendatangi Markas Polsek Biau yang terletak di Kelurahan Kali dan berdekatan dengan Kantor Bupati Buol.

Aparat kepolisian mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk mengendalikan massa namun massa penyerang semakin beringas.

Editor: yuli | Sumber : AN

http://regional.kompas.com/read/2010/09/01/03334783/Warga.Serbu.Mapolsek..2.Ditembak.Mati

Dua Pelaku Curanmor Ditembak Mati

2 pelaku ditembak mati/Imam Wahyudiyanta


Selasa, 31/08/2010 16:50 WIB

Surabaya: Janji polisi untuk menembak mati pelaku kejahatan yang meresahkan masyarakat ditepati. 2 Pelaku kejahatan spesialis pencurian kendaraan bermotor bank ditembak mati polisi.

"Mereka ditembak di kawasan dekat kampus ITS," kata Kanit Pidum Polrestabes Surabaya AKP Arbaridi Jumhur kepada wartawan di kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya, Selasa (31/8/2010).

Sayangnya Jumhur enggan menjelaskan detail identitas para pelaku yang telah tewas. "Menunggu kasat dulu saja," jelasnya. Dari pantauan
detiksurabaya.com, salah satu pelaku berkaos dan bercelana biru ditembak sebanyak 3 kali di bagian dada. Sedangkan pria berkaos coklat ditembak sebanyak 2 kali di bagian dada. (iwd/fat

http://us.surabaya.detik.com/read/2010/08/31/165031/1432191/466/dua-pelaku-curanmor-ditembak-mati

Sunday, 29 August 2010

Alap-alap Motor Didor Polisi

Senin, 30 Agustus 2010

SUBANG,(GM)-

Satu dari dua alap-alap sepeda motor di wilayah Tambakdahan, Kab. Subang, terpaksa dilumpuhkan polisi dengan sebutir peluru yang bersarang pada bagian betisnya, karena melarikan diri ketika akan ditangkap. Sebelum ditembak, petugas telah melepaskan tembakan peringatan.

Ras alias Kulup (42), warga Kp. Sengon, Desa Mariuk, Kec. Tambakdahan, akhirnya ditangkap petugas dan kini diamankan di mapolres bersama rekannya, Tas (29).

Kapolres Subang, AKBP Dadang Hartanto melalui Kasatreskrim, AKP Imran Ermawan yang dikonfirmasi, Sabtu (28/8) membenarkan, tersangka merupakan spesialis pencurian kendaraan bermotor di wilayah jalur pantura Subang.

"Terbongkarnya kawanan maling ini berkat laporan dari masyarakat, yang curiga terhadap pelaku yang sering gonta-ganti sepeda motor dan kebetulan anggota memergokinya usai menjual barang jarahan," katanya.

Ia menyebutkan, kasus ini sedang dikembangkan. Yang jelas modusnya mengambil sepeda motor yang diparkir di halaman rumah atau di daerah persawahan. Seperti yang pernah dialami korban, Wardi (43). Sepeda motor Yamaha Jupiter nopol T 3718 FP yang diparkirnya di daerah persawahan, Minggu (18/7) hilang sekitar pukul 09.30 WIB. Padahal sepeda motor miliknya itu dikunci ganda.

"Kedua tersangka mengaku mencurinya dan menjual kendaraan tersebut seharga Rp 1,2 juta - Rp 1,5 juta kepada orang lain," jelas Kapolres sambil mengatakan, Kulup merupakan residivis kasus pencurian sepeda tahun 1996.
(B.76)**

http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100830063154&idkolom=nasionaldaerah

Ditembak, Gondol Ternak dengan Innova

Senin, 30 Agustus 2010 , 09:47:00

PADANG
-- Jajaran Polresta Padang berhasil membekuk Dori, (22), salah satu anggota komplotan pencuri spesialis ternak yang belakangan meresahkan warga. Warga Koto Tangah itu dicokok setelah kejar-kejaran dengan aparat kepolisian selama dua jam. Karena mencoba melarikan diri saat diburu, polisi terpaksa meluncurkan timah panas di kaki tersangka. Dua kawan Dori berhasil kabur dan terus diburu.

"Saat satu orang tersangka ditembak, dua tersangka lain terus melarikan diri dan hilang di dalam semak. Walaupun demikian pengejaran terhadap dua tersangka tersebut tetap dilakukan dengan menelusuri bukit Pegambiran," ujar Kasat Rekrim Polresta Padang AKP Bambang, kemarin. Penangkapan tersangka dilakukan akhir pekan lalu di dekat SMP N 6 Padang.

Kawanan pencuri ternak tersebut, sebelumnya terlihat dari kawasan Pesisir Selatan dengan menggunakan satu unit Kijang Innova BA 24 14 W. Sesampai di kawasan Bukit Lampu, Lubuk Begalung, tiga tersangka mencoba peruntungannya dan mengambil empat ekor kambing di pinggir jalan. Tapi aksi tersangka diketahui pemilik kambing dan melempar mobil tersangka. Korban yang tidak mau menderita kerugian langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lubuk Begalung.

Menerima laporan, jajaran Lantas Polresta Padang langsung memburu tiga tersangka dan menutup pergerakan keluar dari kawasan Teluk Bayur. "Jajaran Lantas yang bekerja sama dengan tim Reskrim Polsek Lubeg, berhasil mempersempit ruang gerak pelaku, sehingga berhasil menangkap salah seorang tersangka di dekat SMP N 6 Padang," kata Kasat Lantas Polresta Padang Kompol Komarudin,

Dijelaskan, tiga tersangka yang mencoba melarikan diri tersebut, dalam pelarian sempat menabrak seorang pengandara motor. Akibat tabrakan tersebut membuat mobil kehilangan kendali, saat mobil oleng dan laju mobil melambat, anggota Reskrim Polsek Lubeg, menembak mobil dan ban bagian belakang di dekat SMP N 6.

Polisi menyita barang bukti berupa empat ekor kambing dari dalam mobil yang digunakan pelaku. Sedangkan dugaan sementara, pelaku yang berhasil ditangkap tersebut, juga pelaku jambret yang beraksi di kawasan Koto Tangah beberapa waktu lalu. Setelah berobat ke rumah sakit Bhayangkara, tersangka dijebloskan ke sel tahanan Polsek Lubeg.
(cr13/sam/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2010/08/30/71272/Ditembak,--Gondol-Ternak-dengan-Innova

Saturday, 28 August 2010

h Guru TK Ditembak

27 August 2010

KEDIRI
- Petugas Kepolisian Resor Kediri terpaksa menghadiahi Heri Iswanto (26) dengan tembakan timah panas pada kakinya. Pasalnya, pembunuh asal Desa Jeruk Wangi, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri itu nekat kabur meski sudah dilakukan tembakan peringatan.

Heri merupakan pelaku penghilangan nyawa Eni Astuti (26) seorang guru taman kanak-kanak warga Desa Jajar, Kecamatan Wates. Sejak perbuatan sadisnya terungkap, selama 4 bulan ia menghilang. Informasinya, kuli bangunan ini bersembunyi di sebuah desa terpencil Kabupaten Mojokerto.

Baru-baru ini, pembunuh berdarah dingin muncul kembali di sekitar Sungai Konto, Kecamatan Kandangan sebelum polisi akhirnya membekuknya. "Kita ringkus di sekitar sungai. Dan terpaksa kita lumpuhkan karena berusaha kabur", ujar Kasatreskrim Polres Kediri Ajun Komisaris Polisi Rofiq Ripto Himawan kepada wartawan, Jumat, (27/8/2010)

Heri Iswanto merupakan satu dari tiga pelaku pembunuhan yang berlangsung April 2010 silam. Bermotifkan sakit hati, Sodikin, 28 warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang meminta bantuan Heri Iswanto dan Dimas Dedi Wahyudi (27) warga Desa Banaran, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri untuk menghabisi korban. Sodikin merasa tertipu, karena korban yang dipacarinya ternyata sudah memiliki suami dan anak.

Jasad korban yang tewas setelah ditusuk dengan senjata tajam dibungkus karung, lalu dibuang di area hutan Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Saat ditemukan pencari kayu, posisi kepala korban terlepas dari badannya.

Pelaku Dimas tertangkap lebih dulu. Sementara Sodikin selaku otak kejahatan sampai kini masih buron. Diduga pelaku bersembunyi di luar pulau Jawa. Di hadapan petugas yang memeriksanya, Heri mengaku hanya menjalankan apa yang diminta Sodikin.

"Saya ikut menusuk saat korban sudah tewas", ucapnya ditirukan petugas.

Selama menghindari kejaran petugas Heri mengaku kerja serabutan. Ia juga juga sempat berkomunikasi dengan Sodikin yang mengatakan berada di Riau. Menurut Kasatreskrim Rofiq Ripto pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian Riau guna melacak keberadaan Sodikin. Kita berharap kasus ini segera tuntas, pungkasnya.
(Solichan Arif/Koran SI/crl)

http://news.okezone.com/read/2010/08/27/340/367474/kabur-pembunuh-guru-tk-ditembak

Rampok Bersenpi Segera Jadi Pesakitan

26 Agustus 2010, 16:07:52| Laporan Sentral FM Lumajang


suarasurabaya.net
| Jika berbagai daerah di Indonesia disibukkan dengan maraknya aksi perampokan yang dilakukan kelompok bersenjata api (senpi) yang mengincar toko emas dan perbankan, satu kelompok berbahaya ini telah dibekuk aparat Polres Lumajang, pada akhir Mei 2010 lalu.

Dalam penangkapan ini, seorang pelakunya berhasil diringkus hidup-hidup. Meski, dua anggota komplotan lainnya tewas diterjang timah panas dari moncong pistol organik petugas dalan baku tembak seru di jalanan Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto seusai menggasak 3 kilogram emas di Toko emas Semar di Pasar Kubnir, Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir.

Pelaku yang ditembak mati adalah MOKID (49) dan SOHIB (50), keduanya warga Dusun Manggisan, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember. Sementara, pelaku yang ditangkap dalam kondisi segar bugar adalah anggota baru komplotan ini, yang bernama DIDIK PRAYITNO (27), warga Dusun Manggisan, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember.

AKP KUSMINDAR Kasat Reskrim Polres Lumajang dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM, Kamis (26/08), menyatakan jika seluruh rangkaian pemeriksaan terhadap tersangka DIDIK PRAYITNO telah tuntas dilakukan. ”Bahkan, berkas perkara DIDIK PRAYITNO ini telah kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri Lumajang,” kata AKP KUSMINDAR.

Dengan dilimpahkannya berkas perkara pelaku perampokan bersenjata api ini, sepak-terjang kelompok berbahaya ini akan segera disidangkan. Dan, tersangka komploran rampok bersenpinya akan segera menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Lumajang.

AKP KUSMINDAR juga membeberkan sedert pengakuan yang disampaikan tersangka DIDIK PRAYITNO melalui pemeriksaan sebelumnya. Dikatakannya, DIDIK PRAYITNO sebagai anggota baru kelompok rampok bersenjata api yang dikoordinir MOKID dan SOHIB, yang salah-stau diantaranya adalah pecatan TNI ini, turut bergabung karena tercatat sebagai keponakan SOHIB, selaku otak komplotannya.

”Tersangka DIDIK PRAYITNO yang merupakan keponakan SOHIB ini, merupakan kader baru yang mulai diajari untuk melakoni aksi perampokan oleh pamannya. Ia masih dalam tahap percobaan untuk melakoni aksi kejahatan dan dimulai dari aksi perampokan pada Toko Emas Cap Semar di Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir, kemarin,” papar AKP KUSMINDAR.

Dalam aksi permpaokan itu, kelompok ini berjumlah 6 orang. Selain trcatat nama MOKID dan SOHIB yang telah ditembak mati polisi, juga terdapat nama DIDIK PRAYITNO yang ditangkap hidup-hidup dalam penyergapan itu. ”Pelaku lainnya adalah YUDA, NAPI dan AMRON yang berhasil meloloskan diri dari baku tembak pertengahan Mei lalu,” beber AKP KUSMINDAR.

Namun, dalam aksi pertamanya ini, DIDIK PRAYITNO malah dihadapkan dengan kegagalan hingga aksi perampokan ini berantakan. Pasalnya, setelah berhaisl menggasak 3 kilogram emas disertai aksi obral tembakan, malah terjadi aksi perampokan hingga berbuntut kejar-kejaran lalu paman dan seorang komplotan lainnya tertembak mati.

”Sementara itu, untuk upaya pengejaran sampai hari ini kami tetap mengembangkan pengejaran kepada 3 anggota komplotan lainnya,. YUDA, AMRON dan NAPI untuk menelusuri jejak pelaku yang berhasil kabur. Kami menduga mereka masih berada di wilayah Tapal Kuda saja,” kata AKP KUSMINDAR.(her/ipg)

Teks Foto :
- DIDIK PRAYITNO dikawal ketat
polisi.
Foto : Dok. Sentral FM

http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=4851cbaa7c0bc64ab42a9ab138af9422201081485

Maling Ditembak Mati Polisi Hanya Karena Sebuah Helm

SATURDAY, 28 AUGUST 2010

Polda Kalimantan Selatan bersikukuh bahwa anggotanya sudah menjalankan prosedur dengan benar dalam kasus tewasnya tersangka maling helm, Bahran (29) yang ditembak polisi gara-gara akan kabur pada Rabu (25/8) malam. Begitu menurut penyampaian Kepala Bidang Propam Polda Kalimantan Selatan AKBP Zuhdi Arrasuli.

“Sebenarnya kejadian tersebut petugas melakukan sesuai SOP pihak kepolisian, terkait situasi yang emergency,” kata Zuhdi. Meski begitu, secara prosedur pihak kepolisian juga turut bertanggung jawab untuk membawa jenazah korban dan upaya memberikan pertolongan pertama dan tanggung jawab secara kemanusiaan. “Tanggung jawab secara kemanusiaan, artinya turut berbelasungkawa atas meninggalnya tersangka,” katanya.

Bahran semula diamankan polisi karena nyaris dihakimi massa, setelah diketahui mencuri satu helm di kawasan Pengambangan, Banjarmasin. Setelah dibawa ke Poltabes Banjarmasin dan menjalani pemeriksaan, malam harinya, seorang petugs menggiring Bahran ke sel Poltabes Banjarmasin.

Belum sampai di ruang tahanan, Bahran malah melawan dengan menyodokkan sikunya ke dada polisi hingga terjatuh. Bahran pun melarikan diri. Polisi lainnya yang mengetahui kejadian tersebut langsung mengejar Bahran yang sudah berlari keluar dari area Poltabes Banjarmasin.

Sempat diberi tembakan peringatan ke udara, tapi Bahran tetap tidak menggubris. Tembakan kemudian diarahkan ke tubuh Bahran. Pemuda malang itu akhirnya jatuh dan meninggal satu jam kemudian.

Bila demi sebuah helm, sungguh sia-sia harus berkorban nyawa seperti itu. Dengan alasan ekonomi, banyak orang yang mau melakukan kejahatan seperti ini. Mungkin Bahran sendiri tidak menyangka bahwa polisi akan menembak dirinya. Terlebih lagi tidak menyangka dirinya akan berakhir seperti itu. Jika Anda menemukan Bahran-Bahran lain, berilah mereka pengertian. Berilah mereka bantuan, tapi berikan juga ‘kail’ agar dia mampu mencari ‘ikan’nya sendiri.

Source : kompas/lh3


http://www.jawaban.com/index.php/news/detail/id/91/news/100827174157/limit/0/

Thursday, 26 August 2010

11 Perampok Toko Emas Tebet Dibeber

JAKARTA - Penangkapan 11 pelaku perampokan tiga toko emas di Pasar Bukit Duri Jakarta Selatan pada Jumat (6/8) lalu akhirnya dibeberkan jajaran Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya. Dalam operasi penangkapan itu, polisi juga menyita tujuh pistol rakitan yang diperoleh pelaku dari pasar gelap.

Kesebelas pelaku itu masing-masing terdiri 5 pelaku utama" yang menjadi eksekutor perampokan dimana salah satunya tewas ditembak polisi, yakni Puja Kesuma alias Kerisna alias Kris, 35, tewas ditembak petugas di Ambarawa Jawa Tengah, Afrizal alias Rizal alias Ardiansyah, 28, yang ditangkap di Padang Pariaman Sumatera Barat, Katono bin Rayianto, 38, yang ditangkap di Ambarawa Semarang Jawa Tengah, Dayat, 32, ditangkap di Lampung, Iwan, 35, ditangkap di lampung,.

Sedang tiga pelaku penadahan emas rampokan itu ditangkap di rumah persembunyiannya di kawasan Cimanggis Depok, yakni Junaedi alias Jhon, 32, Asep Sofyan, 42, dan Ahmad Khotip alias Hotip, 33. Polisi juga menangkap dua penghubung (makelar) antara eksekutor dan penadah, yakni Firdarmansyah alias Darman, 32, yang ditangkap di Kramat Jati Jakarta Timur dan "Hendrizal, 31, yang ditangkap di Cengkareng Jakarta Barat.

"Satu pelaku yang bertugas menyediakan safe house (rumah persembunyian) bagi eksekutor pasca perampokan bernama Margono alais Nano, 34, ditangkap di Ambarawa Jawa Tengah. Sedang tujuh pelaku yang masih kami buru adalah IP (Ipang), SMB (Samba), AL (Alex), RO (Roy), TAM (Tamir), BUY (Buyung), RUD (Rudi)," urai Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar.

Dari seluruh operasi penangkapan itu, turut disita pula 1,234 Kg emas dalam bentuk sebatang emas yang merupakan emas yang dilebur dari berbagai jenis perhiasan seperti cincin, kalung, liontin hasil jarahan pelaku, termasuk 5,6 Kg perhiasan emas yang belum sempat diedarkan penadah. "Kami sita pula tujuh pucuk pistol dan rakitan dan jenis 3 pistol FN, 2 pistol Revolver, 2 pistol Colt," ujarnya.

Sedangkan salah seorang pelaku, Afrizal mengatakan kalau kelompoknya selain merampok toko emas Ayung, Keris Mas dan Indah Baru, para pelaku juga beraksi di Tambun, Cibitung, Bogor, Wanaherang, Karawang, seluruhnya di Jawa Barat. ""

Ia juga mengatakan seusai merampok, semua anggota eksekutor masing-masing memperoleh bagian minimal Rp 50 juta. Uang tersebut diberi langsung penadah begitu emas rampokan disetorkan ke penadah. Sedang untuk perantara dan penampung persembunyian di bawah Rp 10 juta. "Tapi kalau hasil penjualan emas ada lebihnya, baru sisanya kami bagi-bagi lagi sama penadah," ujar Afrizal kepada wartawan.

Ia juga mengatakan setiap usai merampok dan mendapat uang bagiannya langsung pulang kampung ke Padang Pariaman, dan baru kembali ke Jakarta beberapa minggu atau bulan setelah ada perintah kembali merampok." Diungkap pula seusai merampok di toko emas Tebet itu, komplotannya berkumpul di sebuah taman di Cijantung untuk mengumpulkan emas-emas hasil rampokan mereka untuk kemudian disetor ke penadah yang telah menyiapkan uangnya.

Sedang pelaku yang bernama Kartono mengatakan kalau komplotannya melakukan survey lapangan pada Kamis (5/8) di sekitar Pasar Bukit Duri untuk mempelajari rute penyerbuan dan pelarian. "Saya dan Kris (pelaku yang sudah tewas ditembak) yang mensurvei lokasi dengan mobil rental," ungkapnya.

Terkait maraknya perampokan bersenjata api belakangan ini, Kabid Humas Kombes Pol Boy Rafli Amar menduga selain senjata rakitan, masuknya senjata selundupan lewat jalur laut juga termasuk dicurigai. - Indonesia ini?kan terdiri dari pulau-pulau. Sangat banyak celah bagi pihak-pihak yang bermaksud menyelundupkan senjata api ke wilayah kita," tukasnya.

Ia juga menegaskan sejak awal 2005 pihaknya tidak lagi mengeluarkan ijin kepemilikan senjata apai baru maupun perpanjangan ijin senjata api lama. "Yang jelas semua pistol yang ada di luar TNI/POlri jelas illegal," tegasnya.

Diungkapnya pula, dalam tiga bulan terakhir pihaknya mengamankan 19 orang terkait kepemilikan senpi illegal, yakni awal Juni lalu ditangkap Andi Dana alias Kopek dan Sahrudin alias Cabe di SPBU Parakan, Jalan Raya Pamulang, Tangerang atas percobaan perampokan dengan menggunakan senpi. Dari keduanya disita sepucuk pistol Revolver dan 6 pelurunya.

Pada 21 Juni 2010, ditangkap Sugeng dan Sutrisno alias Joko alias Alex di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur. Kedua pria ini ditangkap atas kepemilikan senjata api rakitan dan kendaraan tanpa surat-surat yang sah. Dari keduanya disita sepucuk senpi rakitan, sepucuk senpi jenis Revolver "berikut 18 pelurunya.

Lalu 19 Juli 2010 ditangkap Slamet Riyadi di Jalan Taman Sari Mahpar dengan barang bukti" 4 pucuk pistol Revolver berikut 4 butir pelurunya. Kemudian pada 4 Agustus lalu ditangkap Iswanto, Bambang dan Amir alias Anton di Jalan Kamboja Gang Dahlia Kebon Pala Rt 10/01, Makasar Jakarta Timur dengan barang bukti 2 pistol jenis Revolver dan 14 butir pelurunya.

23 Agustus 2010, ditangkap Didan Doni Caniago alias Jidan dan Anton dan Syahrial ditangkap di Jalan Gatot Subroto Jatake Tangeran. "Terakhir 11 pelaku perampokan toko emas dengan barang bukti tujuh pistol itu," pungkas Boy. ( ind )

http://www.jpnn.com/read/2010/08/26/70962/11-Perampok-Toko-Emas-Tebet-Dibeber

Kapolres Situbondo: Penembakan Terhadap Anggota Marinir Tidak Disengaja


TEMPO Interaktif
, SITUBONDO - Kepala Kepolisian Resor Situbondo Ajun Komisaris Besar Polisi Imam Thobroni mengakui penembakan terhadap Sersan Mayor Mahfud, anggota Marinir Karangtekok, Situbondo, dilakukan anggota kepolisian dari bagian Intelijen dan Keamanan (Intelkam).

Menurut dia, penembakan itu dilakukan secara tidak sengaja karena berupaya membela diri. Pada Rabu dini hari (25/8), tujuh anggota Intelkam yang akan membubarkan perjudian di lokalisasi Bandengan, dihalang-halangi oleh massa. Korban berada di antara massa. "Bukan ditembak, yang lebih tepat adalah tertembak," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis (26/8).

Namun Imam menolak menyebutkan inisial pelaku penembakan maupun para anggota Intelkam yang bertugas saat itu. Menurut dia, dari tujuh polisi tersebut empat di antaranya memegang senjata api. Mereka terjun ke lokalisasi karena mendapat informasi dari warga tentang adanya perjudian di tempat itu.

Imam menjelaskan, saat didatangi polisi, belasan orang yang berjudi termasuk Sersan Mayor Mahfud menolak dibubarkan. Bahkan Mahfud menghalang-halangi dan nyaris menyerang polisi. Saat itulah, kata Imam, anggotanya mengeluarkan tembakan peringatan. "Kemungkinan dari tembakan itu mengenai perut korban," ujarnya.

Berdasarkan keterangan saksi yang diperiksa polisi, anggota Marinir yang biasa bertugas di kawasan Pos Baluran itu kerap bermain judi di Lokalisasi Bandengan. Polisi menyita barang bukti berupa kartu jeki dan uang senilai Rp 500 ribu.

Kapolres Imam menambahkan, penyelidikan mengenai kasus ini sudah ditangani Kepolisian Daerah Jawa Timur. Bahkan tujuh angota Intelkam itu sedang menjalani pemeriksaan dari Propam Polda Jawa Timur.
IKA NINGTYAS.

http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/08/26/brk,20100826-274087,id.html

Anggota Marinir Ditembak Kawanan Bercadar


Agus Ainul Yaqin
26/08/2010 00:19
Liputan6.com, Situbondo: Anggota Marinir sersan mayor Mahfud ditembak kawanan orang bercadar di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (25/8). Anggota marinir yang bertugas di Markas TNI Angkatan Laut Karang Tekok, Situbondo ini ditembak sekawanan orang tidak dikenal di kawasan lokalisasi Bandengan Panarukan, Situbondo.

Korban hingga Rabu malam masih dirawat di Rumah Sakit Umum Dokter Soebandi, Jember, karena kondisinya kritis karena tembakan di bagian perut. Sebelumnya korban sempat dirawat di RS Elizabet, Situbondo. Menurut saksi mata, sebelum peristiwa penembakan, ada tujuh orang bercadar datang di lokalisasi lalu menembak korban sebanyak dua kali.

Kasus penembakan anggota marinir ini masih dalam penyelidikan kepolisian resor setempat dan belum diketahui motif penembakan. Namun, ada dugaan dilatarbelkangi dendam pribadi. Polisi masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang identitasnya sudah diketahui.(ADO)

http://berita.liputan6.com/hukrim/201008/293075/Anggota.Marinir.Ditembak.Kawanan.Bercadar

Wednesday, 25 August 2010

Perampok Ditembak Mati

10:47, 25/08/2010
Perampok Ditembak Mati
SOSIALISASI: Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Oegroseno mendatangi toko emas di Medan Plaza dalam mensosialisikan nomor layanan 112 dan 1120 kepada masyarakat, Selasa (24/8).//Andri Ginting/Sumut Pos

MEDAN-Perlahan namun pasti, polisi mulai membekuk para pelaku perampokan yang marak beberapa pekan belakangan di Indonesia. Setelah Senin (23/8) siang menangkap MRA, salah seorang pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Cabang Pembantu Aksara di Jalan Aksara, berhasil dibekuk, ditempat lain polisi juga berhasil meringkus pelaku perampokan.





Kali ini pelaku perampokan toko emas di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Pelaku utamanya berinisial Kr, tewas diterjang timah panas petugas saat hendak melarikan diri dari sergapan petugas.

”Ya, betul (tewas). Tersangka bermaksud melarikan diri saat hendak ditangkap,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Selasa (24/8) kemarin.
Polisi melumpuhkan tersangka di Ambarawa, Jawa Tengah, pada Senin (23/8) malam. Kr yang sempat melawansaat disergap anggota Kepolisian, mencoba melarikan diri.

Kini, tersangka dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari tersangka, polisi menyita satu pucuk senjata api jenis FN. “Senjatanya rakitan,” katanya.

Kr merupakan salah satu dari komplotan perampokan toko emas di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Kr diketahui pernah melakukan perampokan yang sama di sejumlah lokasi di Bogor, Depok dan Bekasi bersama teman-temannya.

Hingga kini, polisi telah menangkap 11 pelaku yang terlibat dalam perampokan toko emas di Tebet, termasuk Kr. 4 Di antaranya adalah penadah. Kini, polisi masih memburu 5 pelaku lainnya. Pelaku yang masih buron ditengarai melarikan diri ke Sumateran

MRA Pemasok Senjata Perampok

Sementara itu, Mabes Polri mulai mengungkap peran MRA (27) yang ditangkap tim khusus pemburu pelaku perampokan CIMB Bank Niaga cabang pembantu Aksara, Jalan Aksara, Medan. Wakil Kepala Divisi (Wakadiv) Humas Mabes Polri, Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana mengatakan, ada dugaan kuat MRA merupakan pemasok senjata yang digunakan komplotan perampok sadis itu.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui bahwa MRA juga menjadi semacam makelar senjata gelap.
Dia menampung senjata, lantas menjual, meminjamkan, atau menyewakannya kepada komplotan perampok. Untung Yoga menyebutkan, berdasarkan pengakuan MRA, dia mendapatkan semua senjata dari Aceh. Hanya saja, belum diketahui apakah senjata itu merupakan sisa konflik Aceh, ataukah hasil selundupan.

Tak dijelaskan berapa harga sewa senjata milik MRA kepada para perampok. Untung hanya menjelaskan, bahwa MRA merupakan pemilik dua senjata api AK-47 dan SS1. Dua senjata ini digunakan kawanan perampok yang beraksi di Medan Marelan pada 2009 dan sudah disita Polda Sumut. “MRA mengatakan, yang AK-47 dipinjamkan ke temannya dan temannya itu masih dicari. Kita masih terus memeriksa apakah MRA ini terlibat langsung perampokan CIMB Niaga,” terang Untung Yoga di Mabes Polri, kemarin.

Sepak terjang MRA sendiri sudah malang melintang di dunia perampokan. Untung menyebutkan, MRA pernah terlibat perampokan di wilayah Aceh Timur dan Medan Marelan. Dia juga sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Aceh Timur. Dikatakan Untung, hingga kemarin sudah ada 18 saksi yang dimintai keteranan.

Di Poldasu, penyidik kini tengah menyelidiki riwayat senjata api SS1 V1 yang diamankan dari tersangka MRA dan diduga digunakan dalam perampokan Bank CIMB Niaga Aksara. Menurut pengakuan tersangka, senjata itu juga pernah ia gunakan untuk merampok di Marelan pada 2009 lalu, bersama komplotannya.

“Pengejaran terhadap kelompok MRA yang lain masih dalam lidik dan masih kita pelajari,” ujar Kabid Humas Poldasu, Baharuddin Djafar di di ruang Jahtanras Poldasu, pukul 10.30 WIB, kemarin.

Kemarin, wartawan dipersilakan mengambil foto bagian belakang tersangka MRA sambil memegang senjata. Baharuddin Djafar mengatakan, wajah tersangka masih ’disembunyikan’ agar pelaku lain tidak mengenalinya lalu melarikan diri. “Kita belum bisa mengungkap identitas lengkapnya ke publik karena masih dalam pengembangan,” tambahnya.

Penelusuran juga dilakukan atas penyewaan senjata api kepada kelompok lain. Sebab, kuat dugaan sejumlah kasus perampokan di Medan menggunakan senjata api pinjaman milik kelompok MRA. “Termasuk menyewakan senjata AK 47 yang masih ada pada mereka yang melarikan diri,” ucapnya.

Saat disinggung kemungkinan keterlibatan oknum aparat, termasuk dari kepolisian, dalam peristiwa perampokan berdarah Rabu (18/8) lalu, Kabid Humas langsung membantah. “Polisi tidak menggunakan senjata organik jenis AK 56,” tegas Baharuddin.

Baharuddin menduga, senjata AK tersebut hasil selundupan. Terkait kemungkinan senjata berasal dari sisa kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ataupun teroris, Baharuddin belum dapat memastikannya. “Sedangkan untuk tersangka teroris atau separatis, Poldasu belum berani mengatakannya sebelum ada data pembanding,” cetusnya.

Mesti tidak memastikan keterlibatan gerakan separatis maupun teroris di Aceh, Polda Sumut telah melakukan koordinasi dengan Mapolres Aceh Timur. Menurut Baharuddin Djafar, hal itu dilakukan karena kelompok MRA sering beraksi di wilayah hukum Polres Aceh Timur.

“Hari ini (Selasa, 24/8). Tim dari Polres Aceh Timur akan turun ke Mapoldasu untuk berkordinasi dengan membuka kembali seluruh LP,” bebernya.

Kapolda Tinjau Toko Emas

Kemarin, pukul 14.45 WIB, Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno, secara tiba-tiba meninjau sejumlah toko emas di kawasan Medan Plaza, Jalan Iskandar Muda Medan.

Di Toko Emas Garuda di Lantai Satu Medan Plaza, Kapolda sempat berbincang dengan Ny Elly, pemilik tokon dan mensosialisasikan call center nomor 112 dn 1120. Kapolda mengimbau, siapa saja yang menemui orang-orang yang dicurigai akan melakukan tindak kejahatan, diminta segera menghubungi nomor tersebut.

“Polisi dan masyarakat seperti sepasang suami istri yang biasanya selalu curhat-curhatan. Dan sekarang, sudah ada call center yang bisa digunakan untuk bisa segera melaporkan indikasi tindakan yang membahayakan itu kepada polisi,” ujarnya.

Ny Elly menyambut baik imbauan Kapolda. “Saya senang dengan hadirnya Pak Kapoldasu. Itu buktinya, Pak Kapoldasu perhatian kepada keamanan warga. Apalagi ada kejadian perampokan yang marak akhir-akhir ini. Kalau nanti ada apa-apa bisa segera melapor ke polisi melalui call center,” tuturnya.

Dari Toko Emas Garuda, Kapolda melakukan sosialisasi ke toko-toko lain dan membagikan stiker serupa. “Kalau mau cari pacar polisi, telepon atau sms ke no ini,” katanya sambil bercanda kepada seorang gadis yang berjaga di toko di lantai dua.

Dari Medan Plaza, Kapolda melanjutkan tinjauan ke Pasar Pringgan Medan. Di pasar ini, Oegroseno meninjau sebuah toko emas yakni, Toko Emas Gintar.

Idris Ginting (57), di toko emas ini menunjukkan apresiasinya atas kehadiran Kapolda. “Ini bentuk kepedulian Pak Kapoldasu. Tapi, sebaiknya kepolisian lebih meningkatkan pengawasan keamanan guna mencegah perampokkan-perampokkan yang bisa saja datang tiba-tiba. Pak Kapoldasu saja seperti itu, kemana-mana mesti dikawal. Sama juga toko emas dan bank-bank. Karena selama ini, pengusaha toko emas selalu menyediakan sendiri pengamanan dan fasilitas keamananannya,” tegasnya.

Kepada wartawan, Kapoldasu mengatakan, pihaknya masih menggali informasi dari masyarakat. “Seluruh anggota sudah disebar ke setiap desa untuk mencari ciri-ciri perampok. Saya juga terlibat dalam menangani kasus ini. Mudah-mudahan, kasus perampokan cepat terkuak,” tegas Oegroseno.

Operasi juga telah digelar, sambung Oegroseno, dengan nama operasi Sambang Desa. “Operasi sambung desa ini, akan memperkecil peluang dari komplotan perampok itu,’’ tegasnya. (mag-1/sam/ari/mag-8)


Perburuan Terus Berlanjut

Sementara itu, Tim Khusus Polda Sumut masih mengejar pelaku lain perampokan di Bank CIMB Niaga. Menurut informasi, beberapa perampok sudah terendus memasuki wilayah Tebing Tinggi. Menanggapi informasi tersebut, segenap kekuatan Polres Tebing Tinggi bersiaga penuh. Penyebaran petugas dari satuan Intel Polres makin diintensifkan mencari informasi di titik-titik rawan kriminalitas dan yang diduga menjadi sarang persembunyian perampok .

Kapolres juga mengerahkan anggotanya mengamankan langsung titik-titik keramaian tempat transaksi berjumlah besar seperti di pusat–pusat pasar, grosir-grosir, toko emas dan bank.

Satu regu Samapta dibagi 10 tempat untuk mengawasi titik-titik rawan. Seperti di jalan MT Haryono dan Jalan Sutomo, tempat pusat perdagangan emas di Tebing Tinggi. Terlihat pasukan Samaptha berseragam lengkap bersenjata api laras panjang memantau keamanan dan berpotroli satu jam sekali.

Waka Polresta Kompol Drs Safwan Khayat MHum memimpin apel pagi kemarin. Didampingi Kasat Samaptha AKP AA Rangkuti, Safwan memeriksa senjata api laras panjang jenis SS1 P2 milik pasukan.

Sosialisasi pengamanan juga dilakukan kepada masyarakat, khususnya para pedagang emas. “Kami diminta menghubungi call center bila melihat orang-orang yang mencurigakan,” terang Ratna (28), pedagang emas di Tebing Tinggi.

Sementara itu, Polres Asahan juga akan mengerahkan pasukannya dan disiagakan di tempat-tempat keramaian dan obyek-obyek vital di seluruh Kabupaten Asahan seperti toko emas dan bank.

Pahumas Polres Asahan, Kompol Drs Zulfikar menyebutkan, personel yang disiagakan nantinya terdiri dari satuan Reserse Kriminal, Samapta, Satuan Intel Kam, dan Patroli lalu-lintas.

Lebih lanjut mantan Kapolsek Lima Puluh ini menyebutkan, pengamanan yang paling diutamakan adalah di bank-bank, toko-toko emas, pusat perbelanjaan dan pasar-pasar.

“Sebenarnya pengawasan tersebut sudah kita mulai dari awal bulan Ramadan. Di mana personel polri ditempatkan di beberapa titik rawan, dan di beberapa persimpangan yang ada di Kisaran. Namun untuk menurunkan seperdelapan pasukan itu baru di mulai 10 hari sebelum lebaran Idul Fitri,” ujarnya.

Zulfikar mengimbau kepada masyarakat tidak sungkan memanfaatkan bantuan keamanan kepolisian ketika membawa uang dalam jumlah banyak. “Kita sudah melakukan penjagaan dan pengawalan di setiap Bank yang ada di wilayah hukum Polres Asahan, dan para penjaga dan pengawal di bank tersebut kita lengkapi dengan senjata api. Sehingga apabila terjadi aksi perampokan, maka kami tidak segan-segan untuk menembak di tempat pelaku kejahatan seperti yang diinstruksikan oleh Kapoldasu, Irjen Pol Oegrosoeno,” ujarnya Zulfikar. (bbs/mag-3/van/smg)

—-

Jejak Senjata Perampok

1. Pasar gelap
Para penjual mempunyai koneksi dengan oknum di gudang-gudang senjata aparat. Yang dijual biasanya yang rusak dan diperbaiki sendiri di luar.

2. Sisa konflik
Senjata bekas konflik Aceh dan konflik Ambon belum semuanya bisa dimusnahkan. Diperkirakan sekitar 1000-2000 masih beredar.

3. Luar negeri
Jalur untuk memasukkan senjata dari perbatasan Malaysia dan perbatasan Filipina melalui laut sangat mudah. Puluhan pelabuhan tepi pantai tidak terawasi dengan baik.

Tipe Senjata

1. Senjata genggam jenis FN
FN (Fabrique Nationalle) buatan Belgia.
Kaliber peluru: bervariasi, mulai 5,7 mm
Kapasitas: 20-30 peluru per magasin
Jarak tembak: 50 meter, terjauh 1500 meter.
Berat : 744 gram

2. Senjata laras panjang jenis AK 47
AK (Automatic Kalasnikov) buatan Rusia
Kaliber peluru 7,62 mm
Kapasitas magasin : 30 peluru
Berat : 4,3 kilogram

3. Senjata laras panjang jenis AK -56
Modifikasi AK 47 buatan China Norinco.
Kaliber : 7,62 mm
Kapasitas magasin : 30 peluru
Berat : 3,8 kilogram.

http://www.hariansumutpos.com/2010/08/59614/perampok-ditembak-mati.html