Sunday, 13 June 2010

Aktivitas Penderes Terhenti

Mon, Jun 14th 2010, 11:48

LHOKSEUMAWE
- Pascainsiden tertembak matinya Aji Don alias Raden (25), Jumat (11/6) sore oleh oknum polisi yang sedang mengamankan PT Satya Agung, kini aktivitas para penderes getah di perkebunan karet itu nyaris terhenti total. Sebagian besar penderes memilih tak bekerja, karena masih berkabung atas meninggalnya teman mereka sesama penderes yang diklaim polisi justru sebagai pencuri getah.

Masa berkabung tersebut diperkirakan berakhir Minggu (13/6), “Sehingga hari Senin ini aktivitas perusahaan akan kembali normal,” jelas Manajer PT Satya Agung, Mandalis Silabat, kepada Serambi via telepon, Minggu (13/6) kemarin.

Di sisi lain, Mandalis memastikan bahwa kebun perusahaan yang berada di kawasan Bukit Dua Tingkat, Aceh Utara itu akan tetap dijaga polisi, meskipun beberapa waktu lalu tembakan polisi yang mengamankan perusahaan itu telah merenggut nyawa seorang warga sipil, Raden, yang diyakini polisi sebagai pencuri getah.

Menurut Mandalis, sejak setahun lalu, pascamaraknya pencurian getah di kebun perusahaan itu, maka manajemen PT Satya Agung langsung mempercayakan pengamanan kebun perusahaan itu kepada kepolisian. Sehingga, tiap hari empat personel polisi melakukan pengamanan di areal perusahaan itu guna mengantisipasi pencurian getah dan aset perusahaan.

Dengan demikian, menurut Mandalis, meski telah terjadi penembakan sehingga Raden yang warga sipil meninggal, tapi untuk sementara ini pengamanan perusahaan dan kebun karetnya akan tetap ditangani pihak kepolisian, sehingga nanti benar-benar tak ada lagi yang nekat mencuri getah.

Disinggung tentang perhatian terhadap keluarga almarhum Raden, Mandalis menyatakan, berdasarkan putusan pimpinan perusahaan, maka pada Sabtu (12/6) telah diutus perwakilan PT Satya Agung untuk berkunjung ke rumah duka. Pihak perusahaan menyerahkan sejumlah santunan. Tapi yang pasti, kita tetap menyesalkan adanya insiden yang menyebabkan warga sipil meninggal akibat pengamanan di perusahaan kami,” jelasnya.

Harus tanggung jawab
Sementara itu, Juru Bicara Partai Aceh (PA) Wilayah Pase (Aceh Utara), Dedi Syaputra, menyatakan, PT Satya Agung harus bertanggung jawab dan ikut diperiksa atas tertembaknya Raden hingga tewas karena dituduh mencuri getah perusahaan tersebut. Bahkan, menurut Dedi, pihaknya telah menurunkan tim investigasi ke lokasi kejadian Sabtu lalu, sebagaimana yang dilakukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh Pos Lhokseumawe, tim KontraS, dan tim lainnya dari provinsi.

Dedi mempertanyakan status dan kedudukan perkebunan tersebut, sehingga dapat menempatkan aparat kepolisian untuk menjaga kebun dan aset-asetnya. Jangan-jangan pihak perusahaan pun terlibat, misalnya, menyuruh aparat agar berlaku tegas dan jika perlu menembak siapa pun yang diduga mencuri getah perusahaan tersebut.

“Menembak babi pun dilihat dulu kepastiannya. Tidak hanya karena goyang daun kayu, lalu ditembak, apalagi yang ditembak oknum polisi ini jelas-jelas manusia. Ya, katakan dia mencuri getah, kita kan harus mengkaji kembali pencuri yang bagaimana yang harus dimusnahkan dari atas bumi, apakah karena mencuri getah PT Satya Agung, lalu diwajibkan tembak di tempat?” tanya Dedy.

Atas dasar itu, menurutnya, manajemen PT Satya Agung tidak bisa dibebaskan dari tanggung jawab atas tragedi penembakan yang menewaskan Raden oleh polisi yang bertugas di Polsek Simpang Keuramat, Aceh Utara itu. Dedi juga sangat menyesalkan peristiwa itu, karena terjadi justru pada saat Aceh dalam kondisi aman. “Polisi yang ditugaskan jaga hendaknya jangan hanya mengambil keuntungan dari perusahaan, tanpa menjaga keselamatan masyarakat di lingkunganya,” saran Dedi.
(bah/ib)

http://serambinews.com/news/view/32719/aktivitas-penderes-terhenti

No comments:

Post a Comment