Tuesday 26 July 2011

Dalam Sebulan, Tiga Warga Makassar Ditembak

TEMPO Interaktif, Makassar - Dua warga sipil terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit, karena ditembak oleh orang tak dikenal, Senin malam, 24 Juli 2011. Arwelis dan Natsir ditembak sekitar pukul 22.00 WITA di Jalan Todopuli, Makassar. Arwelis ditembak di bagian betis dan Natsir di bagian lengan kiri. Penembakan sebelumnya terjadi 2 Juli lalu ketika Surullah ditembak oleh oknum polisi.

Menurut saksi mata Herman, aksi penembakan Arwelis dan Natsir berawal ketika seorang pengendara motor Mio New Sporty berwarna biru tiba-tiba menghentikan motor korban. Saat berhenti, korban langsung dipukul sampai terjatuh. "Saat korban jatuh, pelaku langsung mencabut pistolnya dari pinggangnya lalu menembak korban," kata Herman di tempat kejadian.

Motor yang digunakan pelaku bernomor polisi DD 3470 JS. Herman mengatakan, sebelum korban ditembak, sempat terjadi pertengkaran mulut dengan pelaku. Karena pertengkaran itu semakin memanas, Natsir keluar dari tokonya di dekat tempat peristiwa itu dengan maksud melerai pertengkaran itu. "Saat melerai pertengkaran itu, Natsir ikut terkena tembakan di bagian lengannya," ujar Herman.

Herman mengaku tak mengenali persis wajah pelaku karena tertutup helm. Namun, dia menduga orang itu seperti anggota polisi karena badannya kekar dan tinggi. Setelah menembak, pelaku langsung kabur. "Saya duga pelakunya polisi karena sarung pistolnya sama persis dengan sarung pistol polisi yang diletakkan di pinggangnya," ujarnya.

Kasus penembakan ini bukan pertama kalinya terjadi di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar. Namun, hingga kini polisi belum mampu menangkap para pelaku penembakan. Belum lama ini ada beberapa warga sipil tewas ditembak yang sebagian pelakunya oknum polisi dan pelaku lainya belum diketahui identitasnya.

Misalnya kasus penembakan 2 Juli lalu yang menewaskan Surullah di Jalan Veteran Selatan. Korban ditembak di bagian kepala oleh oknum polisi sektor Makassar bernama Briptu Syukur. Selain itu, kasus penembakan Dosen Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman), Sofyan S, yang tewas di tangan oknum anggota Polres Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Peristiwa penembakan lainya juga terjadi di Jeneponto. Daeng Talla, 44 tahun, tewas terkena tembakan di belakang telinga kanannya hingga menembus otak kecilnya dan tiga warga lainnya sekarat. Ada juga Kartini Indah Hajrah yang tewas di tangan suaminya, seorang anggota Polsek Passimarunnu, Kepulauan Selayar.

Korban Natsir ketika ditemui di Rumah Sakit Faisal tadi malam mengaku sempat mendengar ucapan pelaku bahwa korban menyenggol motornya. Tepat di depan penjual martabak, pelaku menghentikan paksa korban. Saat itulah korban dipukul berkali-kali hingga jatuh. "Saat itu saya langsung pergi menahan pelaku untuk tidak melanjutkan aksinya. Tapi, pelaku justru mencabut pistol dari pinggangnya lalu menembak korban yang sudah terkapar. Bukan hanya korban yang terkena, tapi tangan saya juga terkena tembakan di bagian lengan," kata Natsir.

Natsir pun menduga pelaku penembakan itu dari anggota polisi karena badannya tinggi dan rambutnya pendek. Natsir sempat menahan pelaku, tapi ia didorong dan langsung lari. "Saya ingat mukanya, termasuk nomor polisi motor yang digunakan pelaku," ujarnya. Adapun Arwelis dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Namun, ia menolak untuk diwawancarai. "Nantilah, saya masih dirawat," katanya.

Menurut dokter yang menangani Natsir, Salman M. Wahadi, tangan korban harus dioperasi karena di dalam terdapat benda asing. Benda asing itu berada pada pinggir tulang lengan. Jika tidak diangkat, dapat menyebabkan infeksi yang akan membahayakan korban. "Besok (hari ini) korban dioperasi," kata Salman.

Salman belum bersedia memberikan penjelasan lebih jauh karena korban masih akan menjalani pemeriksaan. Untuk mengetahui benda asing itu, kata dia, nanti setelah dilakukan operasi. "Maaf ya, hanya itu yang bisa saya jelaskan," ujarnya.

Kepala Kepolisian Sektor Panakukang Komisaris Muhammad Nur Akbar menyatakan nomor polisi kendaraan yang dipakai pelaku dapat membantu mengungkap pelaku penembakan ini. "Besok (hari ini) kami akan melacak identitas pelaku dengan mengecek nomor polisi motor yang digunakan ke Samsat," kata Akbar.

Polisi juga akan memeriksa beberapa saksi, yakni saksi dari kedua korban. Dugaan sementara senjata yang digunakan pelaku, kata Akbar, adalah Softgun. Sedangkan motifnya terjadi adu mulut antara pelaku dan korban karena hampir terjadi kecelakaan lalu lintas. "Dugaan sementara, penembakan ini terjadi karena ada kata-kata yang ditidak diterima pelaku sehingga pelaku menembak korban. Ini data sementara yang kami dapatkan di lapangan," katanya.

SAHRUL

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/07/26/brk,20110726-348360,id.html

No comments:

Post a Comment