Jumat, 8 Juli 2011 - 17:15 WIB
di Kampung sadang, Kabupaten Garut, Kamis tengah malam.
Sang Komandan tewas akibat dada kiri dan kakinya bolong setelah dihajar timah panas milik anggota Reskrim Polres Garut. Sedang tersangka Ed,31, dan AS,30, langsung mengibarkan bendera putih pertanda menyerah dan memelas jangan ditembak. ” Ampun, pak Polisi, Saya menyerah dan jangan ditembak,” kata kedua tersangka.
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Yusuf Hamdani, menjelaskan Ccecep yang merupakan komandan garong kelas ‘wahid’ di Garut tewas setelah dua pelor timah panas bersarang di tubuhnya. Anggota lapangan terpaksa menembaknya lantaran dia melawan saat
polisi memerintahkan untuk menyerah. Tersangka, lannjut dia, awalnya ditembak kaki kirinya saat kamar kontrakan itu digerebek polisi. Cep, membandel dan tak mau menyerah meski kamar itu sudah dikepung. ” Anggota kami menembak kaki Cep karena nekat kabur. Meski jalan sudah pincang, dia masih tetap menyerang polisi menggunakan badik. Kami menembak kembali. Dua pelor bersarang di dada korban hingga akhirnya tewas seketika,”.
Kasat mengutarakan, kawanan bandit yang diketuai Cecep ini tercatat residivis kambuhan sering melakukan kejahatan di Garut. Berdasar data yang ada di satreskrim, imbuhnya, Cep sudah melakukan 20 kali pencurian, sedang tersangka Ed dan As 6
kali melakukan kejahatan dalam tiga bulan terakhir. Barang bukti yang diamankan diantaranya 7 motor, 20 plat nomor ditambah obeng dan astag. Persembunyian komplotan itu tercium setelah sejumlah warga melapor ke polisi kalau ketiga pria sering
menjual motor harga murah. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata di kamar kontrakan itu ada residivis Cep yang sering kali beraksi di Garut.
Tanpa membuang waktu, belasan anggota Reskrim pun mengepung dan menggerebek tempat tadi. Tiga penghuni Cep, As dan Ed kucar-lacir saat polisi mendobrak pintu kamar. Tersangka Cep nekat kabur dan melompat dari jendela. Polisi yang ada di luar
pun langsung mengeluarkan tembakan peringatan dua kali supaya Cecep menyerah. Diluar dugaan, tersangka ini malah lari untuk kabur.
Sebutir peluru dilepaskan dan menerjang kaki kirinya. Dalam kondisi pincang, dia bukan menyerah malah menyerang anggota menggunakan badik. Untuk melumpuhkannya anggota kembali memuntahkan pelor dan bersarang di dadanya. ” Melihat komandannya tewas, kedua tersangka langsung menyerahkan diri,” kata Kasat.Setelah tertsangka Cep tewas polisi bergegas mengevakuasinya kemudian dibawa ke kamar jenazah RS Dr Slamet Garut.
(dono/sir)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/07/08/ampun-pak-polisi-saya-nyerah
No comments:
Post a Comment