[BANDA ACEH] Safrizal (36) warga sipil asal kota Langsa yang selama ini menetap di sebuah rumah kost di kawasan Kelurahan Peuniti Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Selasa (26/7) pukul 13.40 WIB tewas ditembak anggota Polisi Airud Polda Aceh.
Penembakan itu dilakukan aparat untuk menyelamatkan nyawa anggota polisi yang dibocok pelaku dengan parang, namun masih juga dikejar sehingga terjatuh saat lari dari kejaran korban, pelaku terus bersaha untuk membacok kembali.
Kasat Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Banda Aceh AKP Isharyadi membenarkan terjadi insiden penembakan terhadap warga sipil yang berusaha membunuh seorang anggota Direktorat Polisi Airud Bripka Sufi Herman Hasibuan dengan menggunakan parang. Apalagi anggota polisi yang jatuh saat lari dari kejaran korban itu sebelumnya telah dibacok di bagian punggung oleh pelaku.
Untuk menghidari jatuhnya korban lebih banyak, akhirnya Briptu Rahmad anggota Pol Airud mencoba membela temannya dengan menembak pelaku. Sesaat kemudian pelaku jatuh tersungkur dan anggota polisi yang kena bacok dilarikan ke rumah sakit oleh aparat. Sementara Briptu Rahmat yang menembak warga sipil kini masih diperiksa di markas Airud, terang Isharyadi.
Pemuda Stres
Informasi di lokasi kejadian menyebutkan, pemuda yang tewas bernama Safrizal itu adalah warga Kota Langsa yang selama ini sering lewat di kawasan Peuniti dengan membawa parang, sehingga banyak masyarakat di sana takut dan selalu menghindar jika korban sedang melintasi suatu kawasan. Jenasahnya masih disemayamkan di RS Bhayangkara Polda Aceh.
Syafrizal diduga stres. Sebab warga di lokasi kejadian sering melihat korban berkeliaran dengan senjata tajam di tangan, prilaku korban membuat banyak penduduk kawasan itu resah, tingkah aneh tersebut membuat pemilik rumah kontrak tempat Safrizal tinggal bernama Ibu Maria, meminta bantuan kepada menantunya yang juga salah satu anggota Direktorat Polisi Airud Polda Aceh untuk membantu menyelesaikan masalah.
Kemudian, pada Selasa sore datanglah lima polisi berpakaian safari ke rumah Maria. Selang beberapa saat, ia mengaku mendengar suara orang mengamuk dan melihat Safrizal mengejar kelima polisi itu dengan parang di tangan. Saat itulah terjadi aksi bacok dan juga penembakan terhadap pelaku. Kasusnya saat ini sedang ditangani Poltabes Banda Aceh. [147]
Ketahuan mencuri dinamo dan mesin pemotong rumput milik Rusdi Agus di Jalan M Sohor No 12 AB Pontianak Selatan, Wendi, 18, warga Jalan Kesehatan ditembak polisi ketika berupaya melarikan diri, Rabu (20/7).
Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Puji Prayitno SIK mengatakan, aksi Wendi diketahui Hermansyah, pemilik dynamo dan mesin pemotong rumput. Hermansyah berusaha menangkap Wendy. Namun pemuda tersebut berhasil lolos dari kejaran. “Korban pencurian itu akhirnya minta bantuan warga dan polisi untuk menangkap pelaku,” papar Puji.
Karena lokasi kejadian tak jauh dari Polresta, beberapa anggota Reskrim langsung ke lokasi mengejar Wendy.
”Tersangka masih saja berusaha lari sampai terjadi kejar-kejaran. Padahal anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Namun peringatan tersebut tidak digubris, sehingga anggota mengeluarkan tembakan ke arah kakinnya, namun mengenai pantatnya,” ungkap Puji.
Wendy tersungkur setelah pantatnya ditembak. Saat itu juga polisi menangkapnya dan dilarikan ke RS Bhayangkara Pontianak. “Tersangka ketangkap basah mencuri alat-alat dinamo pompa air dan peralatan mesin pemotong rumput. Karena lari, tak mau mendengarkan ucapan anggota, sehingga ditembak,” tegas Puji.
Wendy masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara. Pemuda tersebut melanggar pasal 363 tentang pencurian dan terancam lima tahun penjara. (sul)
http://www.equator-news.com/patroli/20110721/ketahuan-mencuri-pantat-ditembak-polisi