Saturday, 29 May 2010

Anti-terror squad reported over rights violation

Bagus BT Saragih, The Jakarta Post, Jakarta | Wed, 05/26/2010 7:33 PM | National


As many as 15 members of the Muslim Lawyers Team (TPM) reported Wednesday the police’s Detachment 88 anti-terror squad to the National Commission of Human Rights over human rights abuse allegation during several raids this month.

“We have collected information and evidence confirming irregularities during the raids.

“The police fail to prove the role of a number of the killed suspects in terrorism,” Guntur Fatahillah from the TPM said.

Guntur cited the raid in Bekasi in March as an example.

He claimed that a son of Air Setiawan, a killed suspect in the raid, admitted of having seen his father in Solo, Central Java, only few hours before the police shot Air to death.

Another example was the raid in Cawang, East Jakarta, earlier this month. The police shot dead three suspects but only found one revolver as evidence.

Witnesses also reported that police officers hit a helpless suspect with rock several times before shooting him in a close range, Guntur said.

“The police were very brutal. They killed anybody they thought involved in terrorism without sufficient evidence,” said Abu Jibriel, the father of Muhammad Jibriel Abdul Rahman, a terrorist suspect who is now facing trials.

Human rights commission deputy chairman, Ridha Saleh, has said the commission was still studying the reports.

National Police chief Gen. Bambang Hendarso Danuri has said that the police had killed suspects who were considered dangerous. “In Aceh, earlier this year, three of my men were killed during a battle with terrorist group. We don’t want that happen again,” Bambang said.

http://www.thejakartapost.com/news/2010/05/26/antiterror-squad-reported-over-rights-violation.html

Friday, 28 May 2010

8 Pencuri Motor Ditangkap, Satu Ditembak

Jumat, 28 Mei 2010 - 19:50 WIB

BEKASI (Pos Kota)- Dua kelompok penjahat khusus curanmor (pencurian kendaraan bermotor) roda dua yang sudah puluhan kali beraksi ditangkap petugas Polres Metro Bekasi, Kamis (27/5) malam di tempat persembunyian mereka di Kranji dan Pondok Gede. Satu dari delapan komplotan ini roboh ditembak, karena melompat dari mobil saat diminta menunjukkan tempat pesembunyian temannya tersangka Lidin (buron) di bilangan Jatibening, Pondok Gede.

Tersangka Bagus Usman,28, roboh terpincang-pincang kaki kirinya ditembus pelor petugas. Teman tersangka lainnya yang dibekuk Arif Budiman,17,Minak Masis,38, dan Usman 25, Cepi Indra, Herwansyah,24,Yutidialufi (residivis), Is Ahmad Junaedi, dan Iwan Efendi, kini mendekam dalam tahanan. sedangkan barang bukti yang disita sepeda motor Yamaha Jupiter MX B 6547 RHW, B 6023 KRA, Yamaha Vixon B 3254 NVI, 4 kunci T, pisau, linggis dan martil, serta sepucuk senjata api rakitan berikut 3 butir peluru.

Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Ade Ari Syam Indradi, mengatakan tersangka Bagus dan komplotannya dibekuk pada Kamis (27/5), yang mencuri sepeda motor Mio di satu warnet di Ruko Bisnis Residen Bekasi Barat. Ketika rumah kontarakan Bagus digerebek petugas didapati sepucuk senjata api. Pada petugas Bagus dan komplotannya pun mengaku kalau selama ini sudah melakukan aksi pencurian motor, setiap minggu berhasil mencuri 3 unit sepeda motor dan hingga kini berjalan selama 3 bulan. Lokasi yang dipilih, Pondok Gede, Kranji, Jakarta Timuir maupun Kota Bekasi.

“Saya jual ke Tangerang dan Pondok Gede. satu motor berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Senjata api itu milik teman saya Lidin (buron),” kilah ayah dua anak ini.

Lanjut Kasatreskrim, senjata api yang digunakan tersangka ini pelurunya sama dengan peluru yang digunakan menembak pemancing ikan di Jalan Chairil Anwar, depan BPN beberapa waktu lalu. “Ternyata Bagus adalah salah pelaku penembakan itu. Bagus terpaksa ditembak kaki kirinya karena kabur dari mobil dan tak mengindahkan tembakan peringatan,” papar Kompol Ade.

Sementara itu, tersangka Herwansyah, 24, mengaku menggeluti pekerjaan ini bersama komplotannya mulai Agustus 2009 hingga Januari 2010. Fakum selama 3 bulan karena menikah. Lalu tiga bulan belakangan bermain lagi dan ketangkep. “Istri saya sedang hamil 5 bulan. Saya melakukan ini karena terdesak ekonomi. Saya dapat bagian Rp 400 ribu. Sudah sekitar 20 kali kami mencuri,” papar Herwansyah pada petugas.


http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/28/8-pencuri-motor-ditangkap-satu-ditembak

Perampok Bos Rumah Makan Ditembak

28 Mei 2010 | 17:49 wib | Nasional

Surabaya, CyberNews. Petugas Satuan Reskrim Polres Surabaya Selatan dan Polsek Gayungan Surabaya membekuk 6 pelaku perampokan rumah bos rumah makan Bu Kris di kawasan Perumahan Vila Bukit Mas Surabaya. Dari 6 pelaku yang dibekuk, ada satu pelaku ditembak karena melawan saat akan dibekuk petugas.

Perampokan di rumah Jainar Malau, pemilik RM Bu Kris di Vila Bukit Mas, Surabaya terjadi pada 14 Mei lalu. Dengan demikian, tak lebih 2 minggu petugas berhasil membongkar aksi kejahatan ini.

Keenam pelaku yang dibekuk polisi adalah Pandik Alfanze (24) warga Pagesangan Timur Tol, Surabaya; Lasiran alias Brewok (45) warga Dusun Dukuh Sepayang, Desa Jaan, Ngondang, Nganjuk; Choiril Soleh alias Irul (45) warga Dukuh Pakis VI; Gede Winarta alias Rizal (28) warga Desa Gid-Gid, Sunkasada, Buleleng, Bali; Jhony Sudrajat (34) warga Desa Keden Wetan, Keden Kembar, Mojoanyar, Mojokerto; dan Pujiarto (31) warga Desa Sumber Agung, Peterongan, Jombang.

Dari keenam pelaku itu, Jhony Sudrajat terpaksa ditembak petugas karena saat akan ditangkap berusaha melarikan diri. "Dan Jhony ini adalah otak perampokan," kata Kapolres Surabaya Selatan, AKBP Bahagia Dachi kepada wartawan di Surabaya, Jum'at (28/5).

Sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan polisi dari tangan pelaku adalah 1 unit camera merk Kodak Easy Share P850, 1 Handycam merk JVC, 1 laptop merk Acer, 2 buah HP, 1 jam tangan, 1 buah ukiran hias gading gajah, 2 buah cincin bermata, 1 buah tas dorong, dan 1 dos laptop merk Acer.

"Yang pertama kali tertangkap adalah Lasiran," tambah Dachi. Yang bersangkutan dibekuk petugas di bawah jembatan tol Pagesangan. Dan berdasar keterangan yang diberikan Lasiran inilah, akhirnya berhasil membekuk 5 pelaku lainnya.

( Ainur Rohim /CN13 )

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/05/28/55612/Perampok-Bos-Rumah-Makan-Ditembak

Thursday, 27 May 2010

Polisi Buru Pelaku Curanmor

Kamis, 27 Mei 2010 10:21:22

Kapolres BS AKBP Hery Wiyanto SH melalui Kabag Bina Mitra AKP Hadi JSAmd dan Kasat Reskrim AKP Gunar Rahadiyanto Sik mengatakan, kalau pelaku curanmor sudah sangat meresahkan warga BS. Sehingga perlu dibasmi.

Bahkan Kapolres menegaskan, jika memang pelaku curanmor berani melawanaparat yang mau menangkapnya atau melarikan maka mau tidak mau pelakukejahatan tersebut bakal ditembak seperti yang terjadi dengan Sa.

Disisi lain, saat ini Sa masih menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui apakah dia pernah terlibat pencurian di tempat lain. Termasuk untuk mencari kemungkinan ada barang bukti hasil curian Sa
tersebut. (911)

http://www.bengkuluekspress.com/ver3/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=20&artid=19807

Wednesday, 26 May 2010

Pencuri Motor Mati Ditembak

Rabu, 26 Mei 2010 - 15:42 WIB

LAMPUNG (Pos Kota) – Tersangka pencuri motor, Agus Kurniawan ,24, warga Tanjungaji, Melinting, Lampung Timur tewas ditembak unit Tangkal Poltabes Bandarlampung , Rabu (26/05) sekitar pukul 01.00 WIB.

Agus ditembak karena saat ditangkap kabur. Tiga butir timah panas bersarang di pinggang dan bahu kiri tersangka.Kasatreskrim Poltabes Bandarlampung, Kompol Ardian Indra Nurinta mengatakan, tersangka Agus Kurniawan mencuri motor milik Adi Cahyadi di warnet Jl. ZA Pagar Alam, Bandarlampung dan ditangkap di Jl. Ir. Sutami karena kabur terpaksa ditambak.

Di lokasi yang berbeda, dua begal motor nyaris dibakar hidup-hidup oleh warga Desa Kertosari, Tanjungbintang. Untung, berhasil diselamatkan Polsek Tanjungbintang, Lampung Selatan, sekitar pukul 19.00 WIB.

Keduanya tersangka, Junaidi Saputra ,17, dan Helmi Yahya ,19, warga Desa Negarabatin, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. Sedangkan dua rekannya, Dadi dan Ero, kabur dari serbuan waga .

Kanitreskrim Polsek Tanjungbintang, Ipda. Hamdani mengatakan, korban pembegalan adalah pasangan suami-istri Asan Ali ,27, dan Yanti ,21, warga desa Batubadak, Margasekampung, Lampung Timur. ’’Korban saat itu melintasi Jl. Ir. Sutami dengan sepeda motor Vega ZR BE-7317-PK warna merah-putih. Tiba-tiba empat tersangka memepetnya hingga terjatuh. Dadi dan Ero menodongkan senjata api dan golok serta membawa kabur motor korban,’’ kata Hamdani.

Rupanya aksi pembegalan itu gagal setelah keempat pelaku berhenti untuk memperbaiki sepeda motor korban yang rusak. Saat itulah, ada warga yang curiga dengan pelaku. Dadi dan Ero yang melihat kedatangan puluhan warga langsung kabur meninggalkan 2 rekan mereka. (Koesma/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/26/pencuri-motor-mati-ditembak-2

Teroris Cikampek Tidak Salah Ditembak Mati

Rabu, 26 Mei 2010, 12:18 WIB

Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia yakin timnya tidak salah sasaran dalam menembak mati lima tersangka kasus terorisme di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, dan Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (12/5/2010).

"Kami punya data dan informasi yang akurat bahwa mereka terlibat kasus terorisme dan melawan dengan senjata api saat hendak ditangkap," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Edward Aritonang di Jakarta, Rabu (26/5/2010).

Ia mengatakan, Polri tidak main tembak saat menangkap para tersangka terorisme dan tetap mengedepankan menangkap hidup-hidup.

"Yang di Solo, Sukoharjo kan bisa ditangkap hidup sebab mereka tidak melawan dan membahayakan petugas," ujarnya.

Aritonang menyebutkan dari kedua lokasi penangkapan, yakni di Cikampek dan Cilitan, polisi menyita satu senjata api laras penjang jenis M 16, sepucuk revolver, dan ribuan butir peluru berbagai jenis.(Fz/At/Gy)

http://berita8.com/news.php?cat=2&id=22605

Gembong Pencuri Mobil di Bekasi Ditembak Mati

Interaktif, Bekasi--Gembong pencurian mobil di wilayah Bekasi tewas ditembak polisi. Tersangka adalah Rustandi alias Andi alias Gendut, 42 tahun, telah 20 kali mencuri mobil berbagai jenis.


Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metropolitan Bekasi Komisaris Ade Ary Syam Indradi, mengatakan tersangka ditembak mati karena berusaha melawan polisi, Selasa (25/5) malam. Ketika itu, Rustandi dibawa penyidik ke Karawang untuk menunjukkan penadah mobil curiannya tetapi tersangka berusaha kabur. "Terpaksa kami lumpuhkan, dia kena tembak bagian punggung dan tewas," kata Ade siang ini.


Pada rabu dini hari sebelum tewas, tersangka bersama seorang rekannya Kusned alias Juned. Mereka mencuri mobil Mazda warna abu-abu Nomor Polisi B 1593 ZB milik RM Bayu Dwi, 38 tahun, di jalan Raya Parspostel, Jatiasih, Kota Bekasi.


Rustandi dan Kusned mendatangi rumah Bayu dengan berboncengan sepeda motor. Rustandi turun dari sepeda motor, kemudian merusak kunci leter T. Setelah berhasil masuk mobil, dia menyalakan mobil yang diparkir di depan rumah Bayu itu. Tersangka kemudian kabur ke Tangerang dan menjualnya ke penadah Irham Kusroni.


Sore harinya, polisi berhasil meringkus dua pelaku pencurian berikut penadah Irham. Rustandi dan Kusned lantas digiring ke Karawang untuk menunjukkan penadah puluhan mobil yang dia curi sebelumnya. Rustandi melihat ada kesempatan kabur, dia lari namun dihentikan dengan cara ditembak.


Sementara Kusned membantah melakukan pencurian mobil sebanyak 20 kali. Menurut dia, aksi itu dilakukan hanya enam kali dan dijual ke penadah Rp 6- Rp 15 juta. "Baru enam mobil," katanya.

HAMLUDDIN

http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2010/05/26/brk,20100526-250575,id.html

Tuesday, 25 May 2010

4 Tersangka Perampok Dibekuk, 1 Ditembak

Minggu, 23 Mei 2010 | 07:41 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com - Polisi Pasuruan berhasil membekuk lima dari sembilan tersangka perampok yang menjadi buron sejak sembilan bulan lalu. Mereka adalah Toha (34), Joni Jip (30), warga Lawang, Malang, ketiga lainnya asal Pasrepan, Pasuruan, yakni M Hasan (25), Munawir (31) dan Abd Kodir (30).

Tersangka Toha, warga Desa Pohgading, Kecamatan Pasrepan, ditembak polisi karena berupaya kabur saat disergap di tempat persembunyiannya di Kraton, Pasuruan.

Kapolres Pasuruan AKBP Ahmad Yani melalui Kasat Reskrim AKP Indra Mardiana, menyatakan, komplotan ini diduga dua kali merampok. Pertama pada 7 Agustus 2009 di bengkel Junaedi, Dusun Kademangan, Desa Kertosari, Kecamatan Purwosari.

Aksi kedua dilakukan dua pekan berikutnya di Desa/Kecamatan Wonorejo. Pada perampokan di Purwosari, mereka menggasak Rp 20 juta dan kalung emas 10 gram serta dua handphone. Sedangkan di Wonorejo, mereka menjarah Rp 19 juta serta sejumlah perhiasan emas.

"Modusnya, membobol tembok dan mencongkel pintu atau mendobrak serta menodong dan sekaligus mengikat korban. Pelaku yang tertembak ini memiliki peran penting sebagai pendobrak sekaligus penodong korban,” terang AKP Indra Mardiana.

Polisi saat menyeragap juga menyita celurit, lakban dan rafia yang biasanya digunakan membekap korban.

Sementara, Toha kepada wartawan mengaku, hasil merampok di Purwosari dan Wonorejo digunakannya buat membayar utangnya.

“Uangnya sudah habis dibagi sembilan orang. Saya kepepet merampok untuk membayar utang yang numpuk. Saat beroperasi itu, saya hanya bertugas mengawasi dan tidak pernah membawa senjata tajam apapun,” kata Toha sambil meringis menahan sakit luka tembaknya.

Hingga saat ini, polisi masih terus memburu empat tersangka perampok lainnya, Mufin, Untung, Sugianto dan Syukur. (Abdus Syukur)\

http://regional.kompas.com/read/2010/05/23/07413375/4.Tersangka.Perampok.Dibekuk..1.Ditembak-3

Kelompok MOKID dan SOHIB Masih Cooling Down

suarasurabaya.net| Pengerahan pasukan polisi gabungan untuk memburu gembong perampok jaringan MOKID dan SOHIB membuat rencana serangan balasan kelompok ini harus disusun ulang.

Hal ini disampaikan AKBP DEDY PRASETYO Kapolres Lumajang ketika ditemui DIDI reporter Sentral FM Lumajang di kantornya, Selasa (25/05). Mantan Kasat Reskrim Polwiltabes Surabaya ini mengungkapkan, keberadaan pengerahan personil kepolisian secara maksimal, membuat pelaku berpikir ulang untuk melakukan aksi susulan.

Memang dari informasi intelejen menyebutkan adanya indikasi rencana serangan balasan di wilayah hukum Polres lumajang, baik dengan sasaran masyarakat, polisi, toko emas maupun bank, pasca ditembak matinya dua gembong rampok MOKID dan SOHIB. Namun peningkatan kewaspadaan polisi membuat ancaman itu tidak terbukti.

“Informasi intelejen awal, sangat akurat adanya indikasi serangan balasan. Untuk itu, kami mengerahkan personil maksimal karena mereka punya senpi jenis FN 46. Mungkin dengan dimaksimalkannya perburuan ini membuat sisa komplotan ini
colling down dulu,” papar DEDY.

Mengantisipasi aksi perampokan lanjutan, Polres Lumajang juga telah mengimbau setiap toko emas dan perbankan, untuk memasang CCTV, alarm yang teroneksi ke Mapolres Lumajang, dan meningkatkan pengamanan internal. “Kami juga telah menempatkan personil untuk melakukan pengamanan di lokasi,” imbuh DEDY.

Informasi lain seputar upaya pengejaran terhadap sisa kelompok rampok bersenpi ini, disebutkan Kapolres, YUDA, NAPI dan AMRON yang kini masih buron, sempat pulang dulu ke rumahnya masing-masing di Dusun Manggisan, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember.

Di kampungnya, ketiga sisa kelompok rampok ini menginformasikan kepada pihak keluarga jika MOKID dan SOHIB tertangkap petugas seusai melakukan aksi perampokan di Toko Emas Cap Semar Pasar Kunir, Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir.

Bahkan, mereka yang menginformasikan jika MOKID dan SOHIB tertembak mati dalam baku tembak di Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto. Dengan informasi itulah, pihak keluarga kemudian mencari informasi ke Mapolres Lumajang. (her/edy)

http://jaringradio.suarasurabaya.net/?id=6595f641aeed17af74bcfbd5f6e16738201077067

Polisi Tembak Empat Pelaku Pencurian Sapi

Empat Pelaku Pencurian Sapi

TEMPO Interaktif, LUMAJANG - Empat orang anggota komplotan pencurian hewan Selasa dini hari tadi (24/5), sekitar pukul 03.00 ditembak anggota Kepolisian Resor Lumajang. Polisi yang sedang melakukan patroli memergoki mereka di Dusun Rekesan, Desa Sumbersuko, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang.

Kepala Polres Lumajang Ajun Komisaris Besar Polisi Dedi Prasetyo menjelaskan, polisi mencurigai sebuah mobil Suzuki APV. Apalagi di dalam mobil tampak seekor sapi. Ketika dihadang, Mobil malah melaju kencang, bahkan menabrak sepeda motor polisi.

Terjadi kejar mengejar. Mobil yang lari ke arah Malang melawati jalur Selatan berhasil disusul polisi di Desa Tirtomarto, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Polisi menembak ke arah pintu mobil dan ternyata tembus mengenai pinggang Yusuf yang mengemudikan mobil yang membuat mobil oleng dan menabrak jembatan.

Kawanan pencuri berhamburan keluar dari mobil. Yusuf melarikan diri ke dalam hutan. Tiga orang lainnya berhasil diciduk setelah terkena tembakan polisi. ”Mereka merupakan alap-alap pencurian hewan, dan sudah sering melakukan aksinya di Lumajang,” kata Dedi Prasetyo.

Selain Yusuf, anggota kawanan lainnya adalah Umar dan Sakur, ketiganya warga Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo, serta Sahar, warga Kelurahan Pohsangit, Kota Probolinggo. Umar, Sakur dan Sahat, hingga saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayanghkara Lumajang.

Menurut Dedi Prasetyo, sapi yang dicuri milik Ismail, warga Dusun Rekesan. Modus operansi kawanan pencuri ini cukup rapih. Untuk mengelabui polisi, mereka sengaja menggunakan kendaraan berupa kendaraan tertutup, seperti Suzuki APV. Untuk memasukkan hewan curiannya, kursi belakang mobil terlebih dahulu dipreteli.

Polisi, kata Dedi pula, akan mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap jaringan, baik aksi pencurian yang telah mereka lakukan hingga penadah yang biasa menampung hewan curian mereka.
DAVID PRIYASIDHARTA.

http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/05/25/brk,20100525-250246,id.html

Monday, 24 May 2010

Penembakan di Area ITC Mangga Dua

Anggota Brimob Marah karena Ditegur Salah Parkir

Jumat, 21 Mei 2010 | 05:29 WIB

Jakarta, Kompas - Brigadir Satu I Gde Marga Rana Jaya, anggota Brimob Polda Metro Jaya, menembak tiga kali ke arah lalu lintas yang macet di depan ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, Kamis (20/5) sore. Ia melepaskan tembakan itu karena panik dikejar massa di ITC Mangga Dua.

Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Rudy Sufahriadi, saat dihubungi kemarin, mengakui adanya penembakan itu. Pelakunya oknum Brimob Polda Metro Jaya. ”Namanya I Gde Marga Rana Jaya. Dia melepaskan tiga tembakan,” kata Rudy.

Tentang penyebab dikejar-kejarnya Briptu Gde, Rudy mengatakan, sampai saat ini masih diselidiki. Namun, menurut informasi, Gde dikejar dan diteriaki perampok oleh satpam ITC karena parkir di tempat yang salah. Sebelumnya, ia ditegur, tetapi malah marah dan menunjukkan kartu anggota. Mereka kemudian terlibat perkelahian.

Menurut satpam ITC Mangga Dua, Ilyas, laki-laki berambut cepak itu mengacung-acungkan senjata api ke tengah massa. ”Saya tidak tahu pasti kenapa dia mengeluarkan senjata itu. Mungkin panik karena massa sangat banyak,” kata Ilyas.

Akibat kejadian itu, Inda Budiman (32), pedagang minuman, tertembak di pinggang kanannya saat membantu satpam mengejar pelaku. Selain itu, dua anggota satpam ITC juga menjadi korban. Danang Hendri (40) mengalami luka bocor di kepala dan Suyatno (36) mengalami luka memar di kepala bagian belakang.

Sebuah mobil yang sedang terjebak kemacetan di depan ITC Mangga Dua juga pecah kaca sebelah kirinya terkena peluru.

Oknum Brimob itu lalu diamankan petugas di Ruang P3K ITC Mangga Dua karena babak belur dikeroyok massa. Pelaku kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Adapun tiga korbannya dibawa ke RS Husada. Setelah dirawat, dua korban langsung pulang, sedangkan Inda dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati.

Menurut Yani, istri Inda, saat kejadian, suaminya sedang berjualan. ”Suami saya lalu ikut mengejar karena orang berteriak rampok-rampok. Tahu-tahu dia malah ditembak,” ujarnya.

Saat bersamaan, ada keributan di pusat perbelanjaan itu karena manajemen ITC Mangga Dua ingin menertibkan pedagang yang ada di Lantai Dasar Blok D. Pedagang ditertibkan karena belum bayar sewa setahun. Menurut pedagang, selama ini mereka selalu tertib membayar kepada seseorang bernama Bambang, yang mengaku sebagai wakil dari manajemen. Namun, ternyata, uang itu tidak diserahkan kepada manajemen. (ART/ARN)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/21/0529430/Penembakan.di.Area.ITC.Mangga.Dua

Tim Gabungan Polri/TNI Diserang Kelompok Bersenjata

Nusantara / Sabtu, 22 Mei 2010 16:06 WIB

Metrotvnews.com, Jayapura: Kelompok bersenjata, Sabtu (22/5) siang, menghadang tim gabungan dari Polri/TNI yang hendak mengevakuasi anggota TNI yang terluka di Pos TNI Yambi, Kabupaten Puncak Jaya.

"Sempat terjadi kontak senjata dengan kelompok bersenjata hingga mengakibatkan satu anggota Polri dari Kepolisian Resor Puncak Jaya tertembak di bagian kaki,"jelas Kapolres Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Alek Korwa.

Alex Korwa mengatakan, penyerangan dilakukan kelompok bersenjata yang diduga kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu terjadi sekitar dua kilometer dari Pos TNI Yambi.

Akibat penyerangan itu terjadi kontak senjata, antara tim gabungan Polri/TNI dengan kelompok bersenjata hingga menyebabkan Bripda Saumileka tertembak di bagian kaki dan saat ini sedang dirawat di RS Mulia bersama dua anggota TNI yang dievakuasi.

http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/05/22/18484/Tim-Gabungan-Polri/TNI-Diserang-Kelompok-Bersenjata/


Sebelumnya, Jum'at (21/5) sekitar pukul 20.00 Waktu Indonesia Timur, kelompok bersenjata menembaki Pos TNI di Yambi, sekitar 75 km dari Mulia. Akibatnya dua anggota terluka, salah satunya Komandan Pleton yakni Letnan Dua Agung tertembak di bagian tangan.

Polisi Lumajang Siaga 1 Sisa Komplotan Perampok Toko Emas Semar Bersenjata 4 Pistol

Senin, 24/05/2010 13:32 WIB

Lumajang
- Komplotan perampok spesialis toko emas dan nasabah bank pimpinan Mugib Alias Sokip yang tewas ditembak polisi menjadi PR tersediri. Pasalnya, 3 pelaku lainnya yang saat ini belum tertangkap masih berkeliaran bebas dan membekali dirinya dengan 4 pistol.

Sepak terjang kawanan perampok asal Desa Manggisan Kecamatan Tanggul, Jember dalam dunia kejahatan sudah berlangsung 15 tahun terakhir.

"3 Pelaku perampokan masih berkeliaran dan bawa 4 senpi," kata Kapolres Lumajang, AKBP Dedy Prasetyo, di Mapolres Lumajang, Senin (24/05/2010).

Kapolres Lumajang mengimbau anggotanya dalam memburu 3 DPO perampokan toko emas Semar berhati-hati. Karena komplotan Mugib alias Sokip cs, terkenal sangat mahir menggunakan senjata api.

"Anggota polisi yang tertembak itu bukan dibidik, melainkan ditembak tanpa menghadap sasaranya," jelasnya.

Data di kepolisian, selain 3 DPO, Yuda, Amron dan Napi, polisi juga memburu anggota lainya seperti Munib, Slamet, Buang dan Eko. Semua pelaku yang diburu berasal dari Desa Manggisan, Tanggul, Jember. "Semuanya melarikan diri usai MUgib Alias Sokip pimpinannya tewas ditembak mati polisi," pungkas AKBP Dedy Prasetyo.
(bdh/bdh)

http://us.surabaya.detik.com/read/2010/05/24/133243/1362949/475/sisa-komplotan-perampok-toko-emas-semar-bersenjata-4-pistol

Friday, 21 May 2010

Korban Luka Tembak ITC Mangga Dua Di RS Polri Membaik

ITC Mangga Dua, Jakarta. TEMPO/Andika Pradipta

TEMPO Interaktif, Jakarta --Inda Budiman, 31, korban salah tembak oleh brimop di ITC Mangga Dua, kemarin (20/5), sejak semalam lalu telah dipindahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kepindahan Inda tersebut, menurut Yani, istri Inda, dilakukan pada malam hari melalu pintu belakang Rumah Sakit Husada, tempat Inda dirawat sebelumnya. Menurut Yani, pihak keluarga Inda setuju atas pemindahan pasien dikarenakan jaminan seluruh biaya pengobatan Inda akan ditanggung oleh Pihak Kepolisian."

"Pindah, soalnya kalau di Rumah Sakit Polri semua biaya kan ditanggung," Kata Yani, saat ditemui oleh Tempo di Ruang Cendrawasih, Rumah Sakit Polri Sukanto, siang ini.

Kondisi Inda sendiri saat ini telah membaik, menurut Inda, tim dokter yang telah memeriksanya memastikan tidak terdapat peluru timah yang bersarang ditubuhnya. "Jadi pelurunya cuma nyerempet aja tapi nembus badan, dirawat karena khawatir itu kan timah panas takut ada organ dalam yang meleleh," Ujar Indra, yang kini tengah puasa dan hanya terima asupan melalui selang infus.

Inda Budiman, kemarin menjadi korban sasaran tembak dari seseorang yang dicurigai sebagai anggota Brimop di ITC Mangga Dua, Jakarta Utara.

Gustidha Budia

http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2010/05/21/brk,20100521-249435,id.html

Thursday, 20 May 2010

Mantan anggota DPRD jadi bandar sabu

WEDNESDAY, 19 MAY 2010 17:20
MEDAN – Seorang mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pontianak, Heriansyah alias Anca (44), ditembak oleh aparat kepolisian daerah Kalimantan Barat karena memiliki dan mengedarkan sabu-sabu, serta berusaha lari saat hendak dilakukan penggrebekan.

“Tersangka berusaha lari melewati pintu belakang rumahnya sehingga ditembak betis kirinya oleh anggota kepolisian,” ujar kanit Narkoba Polda Pontianak, AKP M Simanjuntak, seperti yang dilansir Tv One, Rabu (19/5).

dikatakan Simanjuntak, pada saat dilakukannya penggerebekan, berhasil diamankan sejumlah barang bukti berupa tiga paket sabu-sabu, satu butir ekstasi, alat penghisap sabu-sabu (bong), serta satu unit timbangan elektrik.

“Sebelum ditangkap kami telah melakukan pengintaian selama satu bulan terhadap gerak-gerik tersangka. Malah petugas menyamar sebagai pembeli, tapi bukan dia langsung yang melakukan transaksi," katanya.

Selain itu, polisi juga menemukan satu pucuk senjata api rakitan jenis laras panjang, serta beberapa pucuk senjata tajam, berjenis celurit dan pedang. Selain mengamankan tersangka, polisi juga mengamankan 2 orang rekannya Egi dan Acai.

Pengacara tersangka, Muzakir Dolmanan membantah kliennya sebagai pengedar sabu-sabu. "Kalau pengedar mungkin tidak. Kalau pemakai mungkin ya," katanya. Muzakir juga membantah, senjata api rakitan itu milik kliennya. "Senjata api itu titipan temannya," katanya.

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=115667:-mantan-anggota-dprd-jadi-bandar-sabu&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91

Bopong 3kg Ditembak Mati

LUMAJANG – SURYA - Warga Lumajang dikejutkan ulah enam perampok bersenjata api yang menguras 3 kilogram (kg) perhiasan dari Toko Emas Semar di Pasar Kunir stan nomor 5, Kecamatan Kunir, Rabu (19/5) siang.

Setelah melepaskan beberapa kali tembakan ke udara untuk menggertak penjaga toko, pembeli, dan warga sekitar, dengan tiga sepeda motor mereka kemudian kabur dengan membopong 3 kg emas yang dimasukkan dalam dua karung atau kantong tepung terigu.

Namun karena cepatnya laporan korban, aparat Polres Lumajang dan Polsek Kunir segera menerjunkan timnya untuk memburu di sejumlah titik yang diduga menjadi arah kaburnya para pelaku. Dan di titik 20 km dari tempat kejadian perkara (TKP), tepatnya di Desa Rejopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, polisi berhasil memergoki mereka. Kejar-kejaran pun terjadi.

Bak film laga, para polisi dan kawanan perampok pun terlibat baku tembak. Dengan tetap membopong dua karung emas itu, mereka tak mau menyerah kepada petugas. Namun polisi berhasil melumpuhkan sebagian dari mereka. Dua perampok ditembak mati, seorang tertangkap, sedangkan tiga lainnya berhasil meloloskan diri.

Dari penyergapan itu, polisi berhasil mengamankan satu kantong yang berisi sekitar 2 kg emas. Sedangkan perhiasan yang di kantong lainnya diperkirakan seberat 1 kg, berhasil tetap dibopong oleh pelaku lainnya pada saat mereka menggeber laju sepeda motornya.

Dua perampok yang ditembak mati adalah Mogib 36, dan Sueb 39, warga Tanggul, Jember. Tubuh keduanya diberondong peluru oleh petugas. Sueb tewas di lokasi, sedangkan Mugib mengembuskan napas terakhirnya saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Terbunuhnya bandit yang sudah dikenal di Lumajang dan Jember itu menjadi tontonan warga sekitar dan pengguna jalan. Akibatnya, jalur menuju Jember itu selama hampir satu jam macet total.

Dalam baku tembak tersebut, nasib sial menimpa Brigadir Widi, anggota Reskrim Polres Lumajang. Saat berusaha menangkap kawanan perampok di Desa Rojoplo —kawasan jalan raya Lumajang-Jember itu, paha kirinya terkena peluru pistol milik perampok.

“Saya tertembak saat hendak melumpuhkan salah satu pelaku,” kata Brigadir Widi saat ditemui wartawan di Ruang IGD RSUD Bhayangkara Lumajang, Rabu sore.

Sedangkan dalam pengejaran berikutnya, polisi berhasil menangkap seorang pelaku, Didik. Warga Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, Jember ini ditangkap polisi tidak jauh dari lokasi baku tembak antara polisi dan perampok di Desa Rojopolo. Namun, polisi masih belum berhasil mendapatkan satu kantong lagi yang berisi sekitar 1 kg emas dari toko emas milik H Suwinarno.

Spesialis Rampok Emas

Berdasarkan data di lapangan, aksi yang diduga dilakukan oleh kawanan spesialis perampok toko emas ini tergolong nekat, karena dilakukan di siang bolong saat situasi pasar dan jalan sedang ramai.

Keenam pelaku, seluruhnya memakai helm teropong, menumpang tiga sepeda motor. Tiga pelaku bertindak sebagai eksekutor, sedangkan yang lainnya siaga di kendaraan masing-masing. Begitu sampai di dalam toko, salah seorang pelaku langsung menembakkan senjata api jenis FN ke atas, Dua pelaku yang mengikuti dari belakang langsung memecah kaca etalase dengan kapak yang dibawanya.

Setelah berhasil menguras sebagian besar perhiasan emas yang dipajang di etalase, keenam perampok itu melarikan diri ke arah timur. Namun sebelum mereka menancap gas motornya, salah seorang di antara mereka menembakkan pistolnya ke arah tukang bakso yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Melihat pistolnya diarahkan ke dirinya, penjual bakso yang hendak membantu korban itu pun mengurungkan niatnya dan berusaha bersembunyi di balik rombong baksonya. “Enggak kena, pak. Soalnya tembakannya diarahkan agak ke atas,” ujar penjual bakso itu di TKP.

Melihat aksi beringas kawanan perampok yang hanya berlangsung sekitar 5 menit itu, warga dan pengguna jalan tidak bisa berbuat apa-apa karena ketakutan.

H Suwinarno, 34, si pemilik toko mengaku tidak tahu secara persis kejadiannya. Sebab saat perampok itu beraksi, ia sedang melaksanakan salat duhur. “Enggak tahu, saya sedang salat. Kejadiannya sekitar pukul 11.30,” ungkap H Suwinarno di depan tokonya menyaksikan petugas saat olah TKP.

“Pokoknya kejadiannya begitu cepat, hanya 5 menit, kalau emasnya senilai Rp 300 jutaan” ungkap Hj Buati, istri H Suwinarto, sambil berlinang air mata.

Saat itu, lanjut Suwinarto, di tokonya hanya ada seorang karyawan, Buati, istrinya, serta seorang perempuan yang hendak membeli perhiasan. “Mereka ketakutan nggak sempat berteriak minta tolong. Tahu-tahu setelah saya keluar, sudah berantakan dan perampoknya kabur,” jelasnya.

Lelaki yang masih terlihat trauma ini, begitu mendengar toko emasnya dirampok, langsung minta bantuan ke Polsek Kunir yang jaraknya tidak jauh dari tokonya. Selanjutnya petugas langsung mengejar kawanan perampok dan mengepung dari beberapa jalur yang diduga akan dilalui kawanan perampok, yang kemudian berakhir dengan baku tembak dengan menewaskan dua pelaku serta menangkap seorang pelaku.

Sampai berita ini diturunkan, Kapolres Lumajang AKBP Dedy Prasetyo belum bersedia memberikan keterangan terkait kejadian ini, Menurutnya, pihaknya masih menunggu Kapolwil Malang yang rencananya akan ke Lumajang, Kamis (20/5) hari ini. “Nanti saja konfirmasi ke Kapolwil,” ujar Kapolres.

Dari informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah polisi, nama ketiga tersangka yang sampai saat ini belum tertangkap, sudah mereka kantongi. Ketiga nama itu yakni Yd, Np, dan Imr. Semuanya warga Desa Manggisan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Mereka dikenal sebagai spesialis perampok toko emas yang sadis dalam mengeksekusi sasaran maupun korban. Guna memburu ketiganya, Polres Lumajang masih melakukan penutupan jalur ke arah Jember.nst35

Wednesday, 19 May 2010

Teroris Lebih Baik Ditangkap Hidup

Rabu, 19 Mei 2010 | 13:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar mengapresiasi prestasi Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam memberantas tindak pidana terorisme. Namun, Patrialis menegaskan, akan lebih baik jika teroris ditangkap dalam keadaan hidup daripada tertembak mati.

"Saya tetap berpikir dalam kapasitas hukum dan HAM, saya berharap banyak kalau bisa tetap ditangkap hidup-hidup," kata Patrialis saat ditemui di Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (19/5/2010).

Hal ini dikatakan Patrialis saat dimintai tanggapan atas berbagai penindakan pelaku terorisme oleh polisi. Banyak dari para tersangka teroris akhirnya ditembak mati tim Densus 88 Antiteror karena melakukan perlawanan.

Mengenai hal ini, Patrialis mengatakan, ia sudah banyak berbincang dengan Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. Menurut Patrialis, Kapolri memang memberi jaminan bahwa tindakan penangkapan ataupun penyergapan yang dilakukan polisi sudah sesuai prosedur dan dilakukan dengan cermat.

"Kapolri selalu katakan bahwa tindakan itu dilakukan dengan penuh keyakinan dan data awal. Kalau Kapolri sudah bilang begitu yang tentu itu bisa dibuktikan," katanya.

Meski demikian, Patrialis kembali menegaskan, ia tetap beranggapan bahwa penangkapan teroris dalam keadaan hidup akan memberikan manfaat yang lebih besar dalam pemberantasan terorisme ke depannya.

"Pertama tentu untuk menghindari salah tangkap dan ada yang tewas. Kedua, jelas untuk menggali lebih dalam tentang jaringan teroris itu. Kalau dibunuh, kan, ya tentu saja putus hubungan," urainya.

Harapan ini, kata dia, sudah disampaikan kepada Kapolri. Namun, ia mengatakan, pihaknya tidak bisa banyak melakukan intervensi. "Saya tidak boleh intervensi tugas kepolisian. Selama itu diyakini polisi, ya itu kewenangan polisi," ujarnya.

http://nasional.kompas.com/read/2010/05/19/13145252/Teroris.Lebih.Baik.Ditangkap.Hidup