Thursday, 22 April 2010

Sipir Rutan Tembak Mati Tahanan

Kamis, 22 April 2010 11:22


Muslim (35) tahanan kasus kepemilikan senjata tajam meninggal. Tiga butir timah panas bersarang di tubuhnya. Warga Jl Ki Rangga Wirasantika, Lr Jambi, RT 03/02, Kelurahan 29 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II (IB II) itu, tewas setelah ditembak Deki Yarta (23), sipir Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I, Jl Merdeka, Palembang.

Setidaknya, peluru kaliber colt 32 yang dilesakkan pelaku bersarang di tiga bagian tubuh korban. Perut kanan, dada kanan dan ketiak kiri hingga tembus ke bahu kiri. Kejadiannya sekitar pukul 17.30 WIB di halaman Rutan Kelas I Merdeka.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit AK Gani, namun nyawa Muslim tak tertolong. Yuliawati (29) istri korban melaporkan kejadian penembakan itu, ke Poltabes Palembang. Saat bersamaan, tersangka Deki diamankan petugas Unit Pidum Poltabes Palembang untuk dimintai keterangan.

Kepada petugas unit pidum Poltabes, tersangka mengaku insiden tersebut lantaran korban mencoba melarikan diri dan hendak merebut senjata api miliknya. Diceritakannya, sekitar pukul 16.30 Wib, ia sedang bertugas menjaga pintu Rutan.

Di ruang Portir, antara pintu utama dan pintu kedua, ia bersama Dodi sopir dari pegawai Rutan Merdeka sedang menonton televisi. "Sambil jaga, waktu itu lagi nonton bola samo Dodi sopir," ujar tersangka ditemani pengacaranya, H. Bunyamin SH ketika diperiksa oleh penyidik di unit pidum Poltabes.

Selang beberapa menit, datang seorang wanita yang hendak menjenguk tahanan dan memberikan bekal. Usai menjalani pemeriksaan, pembesuk diantar oleh narapidana bernama Yahya.

Begitu lewat pintu ketiga, korban mencoba keluar. Saat berada di ruang antara pintu ketiga dan kedua, korban sempat dicegat dan dipegang oleh tersangka, tapi terlepas. Korban berhasil menembus pintu utama dan sudah berada di halaman luar rutan.
Tersangka berteriak dan minta korban tidak melarikan diri. Sempat menembakkan pistol ke atas satu kali, sebagai tanda peringatan. Nah, saat itulah korban mencoba memberikan perlawanan dengan mendekati tersangka. Mungkin, khawatir diserang, tersangka menembak korban sebanyak satu kali.

Korban belum nyerah dan terus berusaha mendekati tersangka. Jarak keduanya cukup dekat 1-1,5 meter. Takut terjepit, lagi-lagi tersangka melesakkan peluru ke arah tubuh tersangka. "Aku la teriak jangan berlari, terus aku nembak ke atas. Dia berbalik nak mendekatai aku, terus aku tembak satu kali di badannya. Karena masih bereaksi, aku tembak lagi. Tapi dia masih bereaksi dan aku tembak lagi badannya, terus baru dia roboh dan pegawai datang mendekat semua karena dengar suara tembakan," ujarnya lagi.

Korban yang telah roboh dilarikan para pegawai rutan yang lain ke rumah sakit AK Gani Palembang. Namun, nyawanya tak terselamatkan lagi. Jenazah dititipkan ke kamar jenazah RSMH dan hari ini baru akan divisum et repertum.

Yuliawati mengaku mendapat kabar bahwa suaminya tertembak sekitar pukul 17.30 Wib. Setelah dijenguk ke rumah sakit AK Gani Palembang, ternyata suaminya telah tewas. Atas kejadian ini, Yuliawati langsung melapor ke Poltabes.

Firman kakak korban shock. Ia sempat ribut dengan petugas rutan yang mengantar jenazah adiknya itu. Yuliawati sendiri mengecam keras tindakan tersangka yang telah menembak mati suaminya. "Ngapo nak di badan niam, kalu memang dio nak lari ngapo idak di kaki di tembak. Aku dak terima ngapo suami aku pacak ditembak," ujarnya.

Sebelum kejadian, Yuliawati, pukul 15.00 Wib sempat membesuk suaminya. "Setelah aku balek, sekitar pukul lima (17.00 WIB) suami aku sempat nelpon dan ribut-ribut kecil. Dia nanyo aku ada dimana dan dia kelihatan cemas dan percaya kalau aku ado di rumah," ujarnya.
Bagi keluarga, korban dikenal pendiam dan baik. Mereka juga menyesalkan penangkapan suaminya yang terkait atas kasus sajam. "Suami aku ditangkap sekitar 14 hari yang lalu. Dia ditangkap oleh Polsek IB II karena bawa sajam yang disimpannya di dalam jok. Padahal dia bukan nyelipkan pisau di pinggang, dia juga jujur waktu mau ditangkap."

Kapoltabes Palembang, Lucky Hermawan MSi melalui Wakasat Reskrim Poltabes Palembang, AKP Hans Rahmatullah Irawan mengatakan, tersangka DK masih dalam proses pemeriksaan. Dari informasi yang didapat luka tembak yang diterima korban sebanyak tiga lubang. "Saat ini masih dalam tahap pemeriksaan, luka tembak sebanyak tiga lubang nanti baru bisa diketahui setelah dilakuka visum," pungkasnya. (mg37/mg44)


http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=5814:sipir-rutan-tembak-mati-tahanan&catid=19:berita-utama&Itemid=66

No comments:

Post a Comment