Selasa, 13 April 2010
BANDA ACEH (Suara Karya): Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 kembali menggerebek sebuah rumah yang diduga dihuni jaringan teroris di kawasan Perumahan Cot Iri, Kecamatan Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Senin (12/4).
Dalam penggerebekan tersebut, seorang tersangka teroris tewas ditembak dan satu lainnya ditangkap. Tersangka teroris yang tewas tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA). Sebelumnya, jenazah tersangka teroris itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Lamteumen, Banda Aceh.
Berdasarkan pantauan wartawan di lapangan, mayat yang tertembak dalam penggerebekan yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB itu dibawa dengan satu unit mobil ambulans tanpa ada pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
Di tempat terpisah, aparat kepolisian kembali menggerebek sebuah rumah toko (ruko) di kawasan Beurawe, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. Polisi berhasil menangkap tiga lelaki yang diduga teroris.
Penggerebekan yang dilakukan sekitar satu jam dan sempat menjadi tontonan warga itu tidak mendapat perlawanan. Ketiga lelaki itu kemudian dimasukkan ke truk polisi dengan wajah ditutupi sebu. Di lokasi kejadian, polisi berhasil menyita satu unit CPU, dokumen, dan satu unit mobil Nissan bernomor polisi BK 9000.
Kini di tempat penggerebekan tersebut telah dipasang garis polisi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait penangkapan dan tersangka yang tewas di dua tempat penggerebekan tersebut. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Farid Ahmad, yang dihubungi wartawan tidak mengangkat ponselnya.
Salah seorang warga di sekitar tempat itu mengaku tidak menduga ruko yang kesehariannya digunakan sebagai kantor itu ternyata tempat teroris. Menurut dia, mobil yang diamankan tersebut sering parkir di kawasan itu. Namun, dia tidak menyangka itu merupakan tempat orang yang diduga teroris.
Sementara itu, para wartawan dilarang meliput pemberangkatan lima tersangka yang dibawa pihak kepolisian ke Aceh melalui Bandara Polonia, Medan, kemarin. Ketika kelima tersangka teroris itu memasuki bagian kargo Bandara Polonia dengan kendaraan taktis Satuan Brimob Polda Sumut, puluhan wartawan yang mencoba mengikuti dihadang di gerbang.
Sempat terjadi perdebatan antara puluhan wartawan dan petugas PT Angkasa Pura (AP) II dan prajurit Lanud Medan yang berjaga di depan gerbang bagian kargo Bandara Polonia. "Kami tidak menghalangi tugas wartawan, tapi ini daerah steril," kata seorang prajurit Lanud Medan.
Ketika beberapa wartawan memberikan perbandingan dengan daerah lain yang membolehkan peliputan, petugas PT AP II dan prajurit itu tidak bersedia memberikan keterangan lagi. Perdebatan itu berakhir setelah Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin Djafar berdialog dengan wartawan.
Baharudin meminta wartawan dapat memahami peraturan di Bandara Polonia yang sangat menjaga sterilisasi area. "Mohon dimaklumi kalau tidak diizinkan," katanya.
Namun, Baharudin menyatakan, pihaknya berjanji akan memberikan keterangan pers setelah pemberangkatan lima tersangka teroris itu. "Nanti akan kita buat konferensi pers di VIP Room Bandara Polonia," kata Baharudin.
Sebelumnya, Baharudin Djafar menyatakan, pihak kepolisian membawa lima tersangka teroris ke Aceh untuk melihat lokasi pelatihan mereka. "Tersangka yang dibawa hanya lima orang karena yang satu lagi masih sakit," katanya.
Pihak kepolisian, Senin, membawa lima tersangka teroris ke Aceh untuk mengetahui lokasi pelatihan kelompok itu di provinsi tersebut. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin Djafar di Medan mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan, Aceh telah dijadikan tempat pelatihan kelompok teroris.
Bahkan, kata dia, kelompok teroris itu juga telah berencana menjadikan Aceh sebagai basis aksi terorisme. Karena itu, tersangka teroris yang berhasil ditangkap, Minggu (11/4) dini hari, dibawa ke Aceh untuk menunjukkan tempat latihan mereka. "Jadi, mereka dibawa untuk melihat lokasi di sana," kata Baharudin. (Ant/Yon Parjiyono)
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=250764
No comments:
Post a Comment