Semarang, CyberNews. Kasus penembakan yang menewaskan dua anggota Pospol Kentengrejo, Polsek Purwodadi, Purworejo, diduga ada kesamaan dengan kasus serupa yang menewaskan anggota Polres Prembun, Kebumen.
Ada beberapa kesamaan dalam dua kasus penembakan, diantaranya modus, waktu kejadian, aktivitas korban saat kejadian, dan alat yang digunakan untuk membunuh.
Modus yang dilakukan, pelaku mengincar petugas polisi yang sedang jaga piket. Diduga kuat pelaku sudah merencanakan secara matang hingga tak banyak meninggalkan barang bukti. Bukan tidak mungkin, para pelaku sudah melakukan survei untuk mencari sasaran lokasi. Kesamaan lain yakni waktu kejadian, dini hari.
Pada penembakan Briptu Iwan Eko Nugroho (29) dan Bripka Wagino (50), kejadiannya diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Sedangkan kasus di Polsek Prembun yang menewaskan Briptu Yona Anton (29) pada 15 Maret lalu, peristiwanya juga diperkirakan di atas pukul 02.00 WIB. Ketiga anggota polisi itu dibunuh dengan cara ditembak. Senjata yang digunakan pelaku untuk menghabisi korban juga ada kemiripan.
Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo melalui Kabid Humas Kombes Pol Djoko Erwanto kepada wartawan mengatakan, Birptu Iwan Eko Nugroho dan Bripka Wagino, tewas diterjang peluru dari senjata laras pendek (pistol). Masing-masing mengalami luka tembak sebanyak dua kali di bagian perut dan dada.
"Kemungkinan besar kedua anggota itu ditembak saat sedang tidur. Kita memaklumi, jam segitu (pukul 02.30) kondisinya sepi. Orang juga sedang lelap-lelapnya," ungkap Kabid Humas di Mapolda Jateng, Senin (12/4).
Dijelaskannya, penyidik masih bekerja keras untuk mengungkap dua kasus penembakan anggota Polri tersebut. Pendalaman penyelidikan kini dilakukan secara intensif untuk mengungkap latar belakang masalah dan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian seperti proyektil senjata.
"Kami masih terus mendalami kasusnya secara keseluruhan, baik kronlogis mulai berangkat ke TKP (tempat kejadian perkara), suasana TKP, dan barang-barang yang ditemukan, sampai pada motif penembakan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada titik terang. Kami mohon doa restunya untuk media. Mohon bersabar, mudah-mudahan dalam waktu dekat ada titik terang," ungkap Djoko.
Ada beberapa kendala dalam kasus tersebut, seperti tidak adanya satu pun saksi yang mengetahui saat kejadian berlangsung. Suasana sepi dan pos polisi tersebut lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga. Kanan dan kirinya adalah kebun tebu. Dan kebetulan, saat kejadian hanya ada dua petugas yang sedang piket. Dua petugas itulah yang jadi korban.
Kendati demikian, di daerah sekitar selama ini dianggap tidak rawan kriminal. Selama ini, segala upaya pencegahan tindak pidana sudah dilakukan secara intensif. Petugas di pos pol tersebut lebih konsentrasi pada kejadian kecelakaan lalu lintas. "Karena pos polisi tersebut berada di jalan baru yang dijadikan jalur alternatif baik ke arah Jogjakarta maupun Solo."
Pesan Teror
Sebagai langkah antisipasi agar kasus serupa tidak terjadi, Kapolda Jateng telah memerintahkan kepada seluruh jajaran agar lebih waspada dalam menjalankan tugas, khususnya kepada anggota yang sedang piket jaga malam. Aksi penembakan itu dinilai bukan aksi kriminal biasa sebab tidak ada barang yang hilang.
Apalagi ada kesamaan modus, waktu kejadian, dan korban yang dibunuh. Muncul dugaan, pelaku adalah orang yang ingin membuat teror dengan sasaran aparat kepolisian.
Bahkan ada yang mengkait-kaitkan, pelakunya teroris sempalan yang menaruh dendam pascatewasnya Dr Azahari, Ibrahim, Noordin M Top, dan Dulmatin.
Terlebih hasil penyidikan terhadap kelompok teroris yang ditangkap di Aceh mengungkapan, akan ada rencana aksi teror lanjutan. Sasaran teroris kini tidak hanya gedung atau orang asing, tapi anggota Polri.
Lokasi kejadian yang dipilih pelaku adalah yang berada di pinggiran kota, jauh dari keramaian. Dari sisi geografis, wilayah Kebumen dan Purworejo berada di Selatan Jawa Tengah. Ditengarai rentetan penembakan anggota Polri ini sebagai pesan teror yang tersirat dari pelaku.
Mereka menyerang dan membunuh anggota Polri secara misterius di di kantor polisi pula. Dengan demikian, mereka seolah ingin memunculkan opini bahwa kondisi wilayah atau negara saat ini sudah tidak aman lagi.
( Fahmi Z Mardizansyah /CN13 )
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/13/51794/Ada-Kesamaan-Modus-Kasus-di-Kebumen-dan-Purworejo
No comments:
Post a Comment