Tuesday 2 August 2011

Polantas Ditembak Oknum Provost?

Rabu, 3 Agustus 2011
SURABAYA (Suara Karya): Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko menginstruksikan jajarannya untuk mengungkap insiden penembakan yang menewaskan seorang anggota Unit Lalu Lintas Polsek Sukolilo, Bangkalan, Briptu Erik Setyowidodo.

Orang nomor satu di lingkungan kepolisian Jawa Timur itu menunjuk Kaditresum Polda Jatim untuk memburu pelaku pembunuh polisi yang sedang bertugas menilang pelanggar lalu lintas tersebut.

Menurut Kapolda, penunjukan Kaditresum Polda Jatim itu dilakukan semata-mata untuk memudahkan koordinasi pengungkapan kasus terbunuhnya polisi muda yang tewas dengan luka tembak di bagian punggung kiri dan leher kanan itu.

"Kita masih belum tahu siapa pelakunya, tapi terlalu jauh kalau mengaitkan kasus ini dengan terorisme," ujar Kapolda usai pemaparan kasus penembakan polisi tersebut, di Surabaya, Selasa (2/8).

Kronologi kejadian bermula saat korban bertugas di akses Jembatan Suramadu sisi Madura, Senin (1/7). Sekitar pukul 15.30 WIB, korban yang baru berusia 23 tahun itu mengejar seorang pelajar bernama Muhammad Farid yang melakukan pelanggaran lalu lintas. Korban mengejar Farid ke arah utara menuju Burneh.

Saat sedang menilang Farid di tepi jalan, tiba-tiba datang tiga pelaku yang turun dari sebuah mobil Kijang kapsul berwarna biru tua.

"Saat itu korban dipanggil dua orang berpakaian seragam Polri dengan baret Provost dan seorang lagi berpakaian safari. Saksi M Farid diminta menunggu di Pos Lantas Petapan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana.

Farid yang mengendarai sepeda motor bernopol M-3440-AV langsung mendatangi Pos Lantas Petapan. Di pos itu, Farid hanya ditemui seorang polisi rekan korban. Polisi yang berada di pos itu mulai curiga setelah korban yang ditunggu hingga lebih dari satu jam tak kunjung tiba. Khawatir terjadi sesuatu, dia kemudian mengajak Farid mendatangi lokasi tempat penilangan.

Di tempat itu, mereka hanya menemukan sepeda motor milik korban. Tak berapa lama kemudian, mereka mendapat laporan adanya temuan mayat di perkebunan pohon jati, Desa Gigir, Kecamatan Blega, Bangkalan. Setelah diidentifikasi, ternyata mayat yang kondisinya hanya mengenakan celana dalam warna biru muda itu adalah Briptu Erik Setyowidodo. Setelah dilakukan pemeriksaan seperlunya, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk diautopsi.

Berdasarkan hasil autopsi Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jatim, korban mengalami dua luka tembak di bagian punggung kiri dan leher kanan. Selain itu juga ditemukan satu proyektil peluru yang bersarang di pembuluh darah jantung korban. "Satu proyektil itu hampir mengenai jantung korban," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana.

Erik diduga tewas akibat tembakan dengan peluru kaliber 38. Jenis peluru kaliber itu biasanya digunakan untuk pistol, yaitu revolver atau FN. Walau demikian, Rachmat belum berani menjelaskan tentang jenis proyektil yang bersarang di tubuh Briptu Erik. Ia meminta wartawan menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

Usai dilakukan autopsi, jenazah anggota Satlantas Polres Bangkalan yang diperbantukan di Polsek Sukolilo itu dibawa ke daerah asalnya di Rejoso, Nganjuk, untuk dimakamkan. Korban meninggalkan seorang istri, Surayayuk, dengan satu anak yang baru berusia empat bulan.

"Kami masih periksa tiga saksi. Kami masih mendalami kasus ini dengan saksi dan bukti yang ada," kata Wakil Kepala Polres Bangkalan Kompol Iwan Surya di sela pemakaman korban di Desa Talun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Selasa.

Ia tidak ingin menduga-duga memang ada oknum Provost terlibat dalam kasus pembunuhan Erik Setyowidodo. Dia ingin memastikan dulu penyelidikan di lokasi sebelum memutuskan tersangka.

Keluarga almarhum Briptu Erik Setyowidodo meminta polisi mengusut tuntas kasus pembunuhan itu dan menangkap pelakunya. "Kami sudah menyerahkan kasus ini ke polisi. Keluarga berharap pelaku ditemukan," kata adik korban, Rista Sri Subekti (21), di rumahnya, Desa Talun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Selasa (2/8).

Ia mengaku tidak percaya atas musibah yang menimpa kakak kandungnya itu. Terlebih lagi, selama ini ia tidak melihat kakaknya mempunyai musuh. (Antara/Andira)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=284182

No comments:

Post a Comment